Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL

PENYULUHAN TENTANG TUMBUH KEMBANG BALITA DI RT 04 DUSUN


PENGODONGAN INDAH DESA BANYUMULEK

OLEH
KELOMPOK V

NI WAYAN DEWI PARWATI 016.01.3309

FALQURRIATI AINUN 016.01.3293

IDDATUL LAELI 016.01.3301

RAHAYU OKTAPIANA 016.01.3316

FITRI WULANDARI 016.03.0025

BASORI PUTRA 016.01.3286

SUNARDI 016.01.3323

S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

TAHUN AJARAN 2019/2020


PROPOSAL PENYULUHAN

1. a. Judul : Penyuluhan tentang tumbang balita

b. Organisasi : STIKES MATARAM

2. Ketua
Nama : Ns. Sukardin, M.NS
NIDN :
3. Jumlah anggota : 7 Orang
4. Lokasi pengabdia : Di RT 04 pengodongan indah
5. Pengeluaran yang di hasilkan : Meningkatkan pengetahuan ibu-ibu tentang gizi
yang baik untuk balita.

6. Jangka waktu : 3 Hari


7. Biaya : Rp. 105.000
8. Sumberdana : Kelompok

Ketua Prodi Keperawatan Mataram, 07 Agustus 2019


Mengetahui,
Ketua Tim Pengusul

Dina Fithriana,S,Kep.,Ners,.M.Si,Med (Ns. Sukardin,M.NS)

NIDN. 0806018401 NIDN :

Menyetujui,

Ketua Pengabdian Masyarakat STIKES Mataram

(………………………………………………..)

NIDN.

PROPOSAL PENYULUHAN
1. a. Judul : Penyuluhan tentang tumbang balita

b. Organisasi : STIKES MATARAM

2. Ketua
Nama : Ni Wayan Dewi Parwati
NPM : 016.01.3309
3. Jumlah anggota : 7 Orang
4. Lokasi pengabdia : Di RT 04 pengodongan indah
5. Pengeluaran yang di hasilkan : Meningkatkan pengetahuan ibu-ibu tentang gizi
yang baik untuk balita.

6. Jangka waktu : 3 Hari


7. Biaya : Rp. 105.000
8. Sumberdana : Kelompok

Ketua Prodi Keperawatan Mataram, 07 Agustus 2019


Mengetahui,
Ketua kelompok

Dina Fithriana,S,Kep.,Ners,.M.Si,Med (Ni Wayan Dewi Parwati )

NIDN. 0806018401 NPM : 016.01.3309

Menyetujui,

Ketua Pengabdian Masyarakat

STIKES Mataram

(………………………………………………..)

NIDN.

A. Latar belakang
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB menyatakan, stunting tidak bisa
dianggap sepele karena bisa salah satu indikator Indeks Kelayakan Hidup (IKH)
manusia berikut pengaruhnya pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM),(profil
kes.NTB 2017)
Diketahui, stunting sendiri merupakan gangguan pertumbuhan kronis pada
anak akibat kekurangan nutrisi dalam waktu lama. Sehingga anak yang terkena
stunting umumnya bertubuh lebih pendek dibanding anak seusianya.
Stunting adalah gangguan yang sering ditemukan pada balita, khususnya
usia 1-3 tahun. Dampak stunting yang bisa terlihat antara lain mengganggu
pertumbuhan tinggi dan berat anak. 
Stunting juga dapat mempengaruhi kecerdasan dan kemampuan belajar
anak akibat kekurangan gizi, dan mudah terserang penyakit dan berisiko terkena
berbagai penyakit saat dewasa seperti diabetes, jantung, kanker dan stroke.
Bahkan stunting juga bisa berujung pada kematian usia dini.
Pemenuhan gizi pada balita pada dasarnya masih jauh dari indikator yang
diharapkan. Perhatian orangtua yang seharusnya bertanggung jawab penuh dalam
memenuhi kebutuhan gizi pada anak- anaknya belum sepenuhnya diwujudkan.
Dua alasan pokok yang secara rasional sulit untuk diterima, anggapan mereka
menyiapkan makanan khusus pada anak diusia balita hanya sampai usia 1 tahun,
selebihnya mengikuti makanan orang dewasa mereka menganggap tidak perlu
secara khusus disiapkan makanannya. Hal tersebut akibat dari ketidaktahuan
orangtua dalam memenuhi gizi seimbang pada balita (Marimbi, 2009).
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang
sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan
dan perkembangan. Dan untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal
tergantung pada potensi biologik seseorang yang merupakan hasil interaksi
berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan bio-fisiko-
psiko sosial dan perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda
yang memberika ciri tersendiri pada setiap anak.
Oleh karena itu, tumbuh kembang harus menjadi perhatian bagi
pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat khususnya supaya anak Indonesia
dapat mencapai kesehatan yang optimal.
Sebelum dilaksanakan penyuluhan pada masyarakat RT 04 di dusun
pengodongan indah , kelompok mengadakan pendekatan kepada pejabat RT dan
kader terkait. Dari pendekatan tersebut kader mengungkapkan bahwa masalah
yang ada di dusun pengodongan indah adalah masalah yang berkaitan dengan
tumbuh kembang anak balita. Survey yang dilakukan keesokan harinya pada 12
keluarga menemukan bahwa prosentase terbanyak anak balita adalah anak usia 1
– 3 tahun. Jika dikelompokkan dalam tahap perkembangan usia tersebut adalah
usia toddler. Dari survey itu pula ditemukan banyak permasalahan dalam
pembinaan tumbuh kembang oleh keluarga dengan anak toddler. Dengan data
tersebut maka kelompok memutuskan untuk memberikan penyuluhan tentang
mengasuh dan membimbing anak usia toddler.
A. TUJUAN
1. Tujuan umum
Untuk memberikan penyuluhan untuk ibu balita tentang tumbuh
kembang balita Di RT 04 Dusun Pengodongan Indah Banyumulek.
2. Tujuan khusus
Untuk ibu-ibu yang mempunyai balita agar dapat mengetahui tumbuh
kembang anak-anaknya.

B. MANFAAT
1. Manfaat Teoritis

Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua kata yang berbeda,


namun tidak dapat di pisahkan satu sama lain. Pertumbuhan (grauth)
merupakan peningkatan jumlah dan ukuran sel dan juga tinggi badan.

C. SASARAN
Sasaran kegiatan ini adalah ibu – ibu yang memiliki balita
D. METODE KEGIATAN

Metode kegiatan yang di lakukan untuk pelaksanaan kegiatan ini adalah penyuluhan
kesehatan dengan bantuan poster, leaflet dan spanduk beserta bantuan demonstrasi dan
pengukuran antropometri.

E. RENCANA EVALUASI

Evaluasi dilakukan dengan mengevaluasi proses dengan mencatat daftar hadir dan melihat
amino serta respon peserta yang di wujudkan dalam bentuk pertanyaan selama seksi
diskusi

F. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Laksana kerja dan jadwal pelaksanaan di targetkan selama 3 hari dari tanggal 5 agustus
2019 sampai tanggal 7 agustus 2019 yang dapat di lihat seperti di bawa ini.

NO URAIAN KEGIAN HARI


Hari pertama, Hari kedua , Hari ketiga,
senin selasa rabu
05/08/2019 06/08/2019 07/08/2019
1. Persiapan V
2. Pelaksanaan kegiatan v
3. Penyusunan laporan V
G. BIAYA KEGIATAN

NO RENCANA PEMBAYARAN JUMLAH (RP) PERSENTASE


1. Bahan habis pakai dan peralatan
penunjang

Poster dan leafleat dan spanduk Rp. 150.000


SUBTOTAL Rp. 150.000
2. Pelaksanaan kegiatan
Pengadaan materi ( >25 lembar ) Rp. 20.000
Konsumsi fasilitator (5x 10.000) Rp. 50.000
Konsumsi peserta(15 x Rp 5.000) Rp. 75.000
SUBTOTAL Rp. 145.000
TOTAL Rp. 295.000

DAFTAR PUSTAKA

 Profil kesehatan kabupaten lombok barat, tahun 2016


 Keputusan menteri kesehatan republic Indonesia. Nomor :
1995/MENKES/SK/XII/2010, tentang standar antropometri penilaian standar gizi
anak, kementrian kesehatan RI direktorat jendral bina gizi dan kesehatan ibu dan
anak. Direktrat bina gizi,2011.
 Depkes RI, (1992), Perawatan Anak Dalam Kontek keluarga
 Soetjiningsih, 1997, Sari Gizi Klinik ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan,
Jakarta, EGL
 Pusdiknakes, 1996, Asuhan Perawatan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam
Konteks Keluarga, Jakarta, Pusdiknakes Depkes RI

ORGANISASI TIM PENGUSUL

Ketua
Nama : Ni Wayan Dewi Parwati

Jenis Kelamin : Perempuan

NPM : 016.01.3309

Wakil Ketua

Nama : FalqurriatiAinun

Jenis Kelamin : Perempuan

NPM : 016.01.3293

Anggota I

Nama : Iddatul Laeli

Jenis Kelamin : Perempuan

NPM : 016.01.3301

Anggota II

Nama : Rahayu Oktapiana

Jenis Kelamin : Perempuan

NPM : 016.01.3316

Anggota III

Nama : Fitri Wulandari

Jenis Kelamin : Perempuan

NPM : 016.03.0025

Anggota IV

Nama : Basori Putra


Jenis Kelamin : Laki-laki

NPM : 016.01.3286

Anggota V

Nama : Sunardi

Jenis Kelamin : Laki-laki

NPM : 016.01.3323

Susunan Organisasi Tim Pengusul dan pembagian tugas

No Nama NPM Uraian Tugas


1 Basori putra 016.01.3286 Mengkoordinasi seluruh
kegiatan pengabdian pada
masyarakat, berkoordinasi
dengan baik
2 Iddatul laeli 016.01.3301 Menyiapkan materi dan
melakukan penyuluhan
3 Basori putra 016.01.3286 Mengatur jalannya diskusi
4 Sunardi 016.01.3323 Mendokumentasikan proses
penyuluhan
5 Rahayu oktapiana 016.01.3316 Mengkoordinasi evaluasi
Ni wayan dewi parwati 016.01.3309 kegiatan dan mendemonstrasi
Fallqurruati ainun 016.01.3293 Dan juga menyiapkan
Fitri wulandari 016.03.0025 konsumsi yang di perlukan

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)

TENTANG TUMBUH KEMBANG BALITA DI RT 04 DUSUN PENGODONGAN INDAH DESA


BANYUMULEK
OLEH
KELOMPOK V
NI WAYAN DEWI PARWATI 016.01.3309

FALQURRIATI AINUN 016.01.3293

IDDATUL LAELI 016.01.3301

RAHAYU OKTAPIANA 016.01.3316

FITRI WULANDARI 016.03.0025

BASORI PUTRA 016.01.3286

SUNARDI 016.01.3323

S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

TAHUN AJARAN 2019/2020

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Konseling Pranikah

Sub Pokok Bahasan : Pengetahuan tentang pranikah

Sasaran : Remaja
Hari / tanggal : , oktober 2020

Waktu : 35 menit

Tempat : Di posko, Rt. 3 lingkuk waru

A. ANALISA SITUASI

1. Peserta
Jumlah peserta kurang lebih 10 orang , umur rata-rata 15-25 peserta telah di harapkan
memiliki pengetahuan tentang :

a) Pranikah
b) Pengertian pranikah

2. Kelas / ruangan / tempat


1. Pendidikan kesehatan akan dilakukan di posko atau di rt 03 lingkuk waru
2. Peserta yang akan diberikan pendidikan kesehatan para remaja di dusun lingkuk
waru
3. Pendidikan kesehatan tentang pranikah di dusun lingkuk waru

B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan atau diberikan penyuluhan selama 20 menit tentang gizi seimbang
untuk tumbuh kembang balita di dusun pengodongan indah diharapkan masyarakat
dapat memahami apa yang di berikan oleh penyaji atau penyuluhan kesehatan
tersebut.

2. Tujuan InstruksionalKhusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 35 menit tentang gizi seimbang untuk tumbuh
kembang balita dan demonstrasi ibu-ibu dapat mengetahui tentang:
a. Pengertian gizi
b. Pengertian tumbuh kembang

C. MATERI
Terlampir
D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

1. MEDIA
Poster dan leaflet, spanduk

2. PENGORGANISASIAN
Jumlah moderator 1 orang, penyaji 1 orang,moderator 1 orang, notulen 1 orang
fasilitator 6 orang dan 1 orang observer dengan susunan sebagai berikut:

Moderator : Erin Saputra

Penyaji : Munawir HHaris

Fasilitator  Kartini Ulfianti :

Notulen : Ni Nengah Anggreni Puspita Sari

Observer : Restu Wahyu Inayah

Dokumentasi : Restu Wahyu Inayah

PembagianTugas :

1. Peran Moderator
 Membuka dan menutup acara
 Membuat tata tertib acara
 Mengatur kelancaran acara
2. Peran Penyaji
 Menyampaikan Materi
 Menjawab pertanyaan dari peserta
3. Peran Fasilitator
 Mempertahankan kehadiran peserta
 Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta
 Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar maupun
dari dalam kelompok
4. Peran Notulen
 Mencatat Pertannyaan
5. Peran Observer
 Mengamati keamanan jalannya kegiatan play therapy
 Memperhatikan tingkah laku peserta selama kegiatan
 Memperhatikan ketepatan waktu jalannya kegiatan play therapy
 Menilai performa dari setiap tim terapis dalam memberikan terapi
6. Peran Dokumentasi
 Mendokumentasikan seluruh kegiatan penyuluhan

3. Setting Tempat

Lembar balik
Keterangan:

: Moderator

: Penyaji

: Fasilitator

: Notulen

: Observer

: Dokumentasi

4. KEGIATAN PENYULUHAN
TAHAP/WAKTU KEGIATAN
Fasilitator Peserta

Pembukaan  Memberi salam  Menjawab salam

2 menit  Memperkenalkan diri  Memperhatikan


 Kontrak Waktu dan bahasa  Memperhatikan
 Menjelaskan judul materi
dan tujuan yang harus
dicapai oleh peserta didik
 Menggali pengetahuan
peserta audiens
Penyampaian  Menjelaskan tentang gizi  Mendengarkan
materi seimbang untuk tumbuh
10 menit kembang balita
 Demonstrasi pembuatan
gizi seimbang
 beserta pemeriksaan
antropometri
Penutup  Tanya Jawab  Menanyakan

5 Menit  Menyimpulkan Materi  Mendengarkan


 Mengucapkan  Menjawab terimakasih
Terimakasih
 Mengucapkan salam  Menjawab salam

5. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasistruktur yang diharapkan
 Alat-alat yang digunakan lengkap
 Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
2. Evaluasi proses yang diharapkan
 Penyuluhan dapat berjalan dengan lancar
 Masyarakat dapat mengikuti dengan baik
 Tidak adanya hambatan saat melakukan penyuluhan
 Semua anggota kelompok dapat bekerjasama dan bekerja sesuai tugasnya

3. Evaluasi hasil yang diharapkan


 Masyarakat dapat mengerti dan memahami tentang materi yang telah di sampaikan
 Masyarakat dapat mengikuti kegiatan dengan baik
 Masyarakat mengerti apa yang disampaikan

LAMPIRAN MATERI
Tumbuh kembang balita
A. Pengertian

1. Asupan gizi seimbang adalah salah satu faktor penting yang berperan dalam menunjang
kesehatan seseorang. Sekadar memenuhi rasa lapar, tidaklah cukup. Saat mengonsumsi
makanan, gizi seimbang haruslah diperhatikan. Kini, ada cara yang lebih mudah untuk
melakukannya.
2. Pengertian tumbuh kembang
Proses tumbuh kembang berlangsung secara bersamaan dan bersinambungan, mencakup
aspek motorik, bahasa, dan kognitif, sosialisasi, dan kemandirian. Tumbuh kembang
optimal adalah tercapainya proses tumbuh kembang yang sesuai dengan potensi yang
dimiliki oleh anak. (Suriadi, 2011)
 Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua kata yang berbeda, namun tidak
dapat di pisahkan satu sama lain. Pertumbuhan (grauth) merupakan peningkatan
jumlah dan ukuran sel dan juga tinggi badan.
 Perkembangan adalah perubahan dan perluasan secara bertahap, perkembangan
tahap kompleksitas dari yang lebih rendah atau yang lebih tinggi, peningkatan
dan perluasan kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, maturasi serta
pemelajaran.
3. Prinsip Tumbuh kembang
 proses tumbuh kembang sangat bergantung pada aspek kematangan
susnan saraf, semakin sempurna
 proses tumbuh kembang setiap individu adalah sama yaitu mencapai
proses kematangan
 proses tumbuh kembang memiliki pola khas, mulai dari kepala hingga
keseluruh bagian tubuh, juga mulai dari kemampuan yang sederhana
hingga mencapai kemampuan yang lebih kompleks.
4. Pola Tumbuh Kembang
 pola pertumbuhna fisik yang terarah, memiliki 2 prinsip:
 Cephalocaudal atau head to tail direaction (dari aarah kepala
kemudian ke kaki), yang ditandai dengan perubahan ukuran kemudian
berkembangnya kemampuan pergerakan.
 Proximodistal atau near for direction, dimulai dengan menggerakan
anggota gerak yang lebih dengan dengan pusat / sumbu tengah, lalu ke
daerah yang lebih jauh atau ke arah bagian tepi.
 Pola perkembangan dari umum ke khusus (mass to specific / to complex),
pola perkembangan berlangsung dalam tahapan ke tahapan perkembangan.
Pola ini mencerminkan ciri khusus dalam setiap tahapan perkembangan yang
dapat digunakan untuk mendeteksi perkembangan selanjutnya.
Tahapan pola perkembangan tersebut adalah:
 Masa pranatal
 Masa bayi, 0 sampai 1 tahun
 Masa pra sekolah 1 sampai 6 tahun
 Masa sekolah 6 sampai 18 / 20 tahun
 Pola perkembangan dipengaruhi oleh kematangan dan latihan
(belajar), terdapat saat yang siap untuk menerima sesuatu dari luar
guna mencapai proses kematangan, yang akan sempurna bila
mendapatkan rangsangan pada saat yang tepat. (Wong, 2009)

5. Ciri ciri
 Pertumbuhan
 Terjadinya perubahan ukuran dalam hal bertambahnya ukuran fisik
 Terjadi perubahan proporsi fisik, mulai dari masa konsepsi sampai
dewasa.
 Hilangnya ciri ciri lama selama masa pertumbuhan
 Terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti proses
kematangan
 Perkembangan
 Selalu melibatkan proses perkembangan yang diikuti dari
perubahan fungsi, seperti  perkembangan sistem reproduksi akan
diikuti perubahan pada fungsi alat kelamin
 Pola konstan dengan hukum tetap, dari kepala menuju kaudal atau
dari proksimal ke distal
 Memiliki tahapan dari yang sederhana menuju hal yang sempurna
 Kecepatan perkembangan yang berbeda pada setiap individu
 Dapat menentukan pertumbuhan tahap selanjutnya, dimana
tahapan perkembangan harus dilewati tahap demi tahap. (Suriadi,
2011)

6. Tumbuh / Pertumbuhan
7. Mengenal Balita
Secara harfiah, balita (anak bawah lima tahun) adalah anak usia kurang dari lima
tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini. Namun,
karena faal (kerja alat tubuh semestinya) bayi usia dibawah satu tahun berbeda dangan
anak usia diatas satu tahun, banyak ilmuwan yang membedakannya. Utamanya, makanan
bayi berbentuk cair, yaitu air susu Ibu (ASI), sedangkan umumnya anak usia lebih dari
satu than mulai menerima makanan padat seperti orang dewasa.
Anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau selepas menyusu
sampai dengan pra sekolah. Sesuai dengan pertumbuhan badan dan perkembangan
kecerdasan, faal tubuhnya juga mengalami perkembangan sehingga jenis makanan dan
cara pemberiannya pun harus disesuaikan dengan keadaannya. Menurut Persagi (1992),
berdasarkan karakteristiknya balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
anak usia lebih dari 1 tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan “batita” dan anak usia
lebih dari tiga tahun sampai lima tahun yang dikenal dengan usia “prasekolah”.

8. Karakteristik Balita
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan
dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak balita
diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita lebih
besar dari masa usia pra sekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relati lebih
besar. Namun, perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu
diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada anak yang usiany lebih besar.
Karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekwensi sering.

9. Menu Makanan Balita


Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhab fisik dan kecerdasan anak.
Oleh karenanya, pola makanan yang baik dan teratur perlu diperkenalkan sejak dini, antara
lain dengan pengenalan jam-jam makan dan variasi makanan.
Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan asupan gizi
yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu yang disarankan adalah :
·         Pagi hari waktu sarapan
·         Pukul 10.00 sebagai selingan, tambahkan susu
·         Pukul 12.00 waktu makan siang
·         Pukul 16.00 sebagai selingan
·         Pukul 18.00 waktu makan malam
·         Sebelum tidur malam tambahkan susu
·         Jangan lupa kumur-kumur dengan air putih atau gosok gigi
Contoh Pola Jadwal Pemberian Makanan Menjelang Anak Usia 1 tahun
Jadwal makanan ini fleksibel (dapat bergeser, tetapi jangan terlalu jauh)
 Pukul 06.00 : Susu
 Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim
 Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan
 Pukul 12.00 : Bubur saring/Nasi tim
 Pukul 14.00 : Susu
 Pukul 16.00 : Makanan selingan
 Pukul 18.00 : Bubur saring/Nasi tim
 Pukul 20.00 : Susu
Gizi makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan termasuk pertumbuhan sel otak
sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan peril diperhatikan keseimbangan
gizinya sejak janin melalui makanan ibu hamil. Petumbuhan sel otak akan berhenti pada usia 3-4
tahun.
Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan makanan yang telah
dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima oleh bayi, dan dikembangkan lagi
dengan bahan makanan sesuai makanan keluarga.
Makanan selingan tidak kalah pentingnya diberikan pada jam diantara makan pokoknya.
Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak cukup menerima porsi makan karena anak
susah makan, namun pemberian yang berlebihan pada makanan selingan tidak baik karena akan
mengganggu nafsu makannya.
Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi lengkap yaitu
sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti tahu isi daging, sayuran, roti isi yogurt,
ayam, pizza, dan lain-lain.
Fungsi Makanan Selingan adalah :
1.      Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan makanan selingan
2.      Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi, siang dan
malam)
3.      Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia balita
Makanan selingan yang baik dibuat sendiri dirumah sehingga sangat hygienis
dibandingkan jika dibeli diluar rumah.
Bila terpaksa membeli, sebaiknya dipilih tempat yang bersih dan dipilih yang lengkap
gizi, jangan hanya sumber karbohidrat saja seperti hanya mengandung gula saja. Makanan ini
jika diberikan terus menerus sangan berbahaya jika sejak kecil hanya senang yang manis-manis
saja maka kebiasaan ini akan dibawa sampai dewasa dan resiko mendapat kegemukan menjadi
meningkat. Kegemukan merupakan faktor resiko pada usia yang relatif mudah dapat terserang
penyakit tertentu.

4. Kebutuhan Gizi Balita


Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup memelihara kesehatan
pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas,
berat badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada
keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan
menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS)
a.       Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi bayi dan balita relative besar dibandingkan dengan orang dewasa, sebab
pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat. Kecukupannya akan semakin
menurun seiring dengan bertambahnya usia.
b.      Kebutuhan Zat Pembangun
Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya relatif lebih
besar daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang
dari 1 tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil.
c.       Kebutuhan Zat Pengatur
Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan bertambahnya usia.

B. Menu Untuk Balita yang Sedang Sakit


Penyakit balita secara umum biasanya adalah gejala panas, diare, batuk, muntah.
Tindakan terbaik adalah berkonsultasi ke dokter supaya lekas ditangani dengan obat yang tepat,
sehingga cepat sembuh. Untuk mempercepat kesembuhan balita, bisa diimbangi dengan
pengaturan makanannya
1.      Untuk balita dengan panas tinggi
Penderita penyakit yang disertai panas tinggi kebutuhan gizinya meningkat. Hal ini disebabkan
metabolism tubuh meningkat menyerap zat-zat gizi menurun dan adanya faktor lain yang
berhubungan dengan penyakitnya. Nafsu makan pun biasanya menurun.
Makanan hendaknya memenuhi syarat-syarat:
a.       Konsistensinnya lunak. Makanan pokok seperti Nasi tim, kentang pure, bubur, dan lain-
lain
b.      Kebutuhan kalori meningkat sebaiknya diberikan porsi kecill dan sering
c.       Sumber protein seperti susu, daging, hati, ikan, telur, tahu, tempe, dan kacang-kacangan
diberikan lebih dari porsi normalnya
d.      Kebutuhan air diberikan lebih banyak. Karena suhu lebih tinggi dari normal sehingga
banyak terjadi penguapan melalui keringat. Sari buah sangat baik karena mengandung air,
vitamin dan mineral
e.       Makanan minuman tidak boleh diberikan terlalu panas atau terlalu dingin
2.      Untuk balita dengan gejala mencret (diare)
Diare pada bayi dan anak merupakan penyakit utama di Indonesia. Diare diartikan sebagai buang
air besar (BAB) tidak normal atau bentuk tinja encer dengan frekuensi lebih banyak dari
biasanya.
Penyebab diare da beberapa faktor, yaitu :
a.       Infeksi. Infeksi virus atau infeksi bakteri pada saluran pencernaan merupakan
penyebab diare pada anak
b.      Malabsorpsi. Gangguan absorpsi biasanya terhadadap zat-zat gizi yaitu karbohidrat
(umumnya laktosa), lemak dan protein.
c.       Makanan basi, beracun, atau alergi terhadap makanan tertentu
d.      Faktor psikologis. Rasa takut, cemas (umumnya jarang terjadi pada anak)

Pengaturan makanannya secara umum adalah :


a.       Cairan harus cukup untuk menggantikan cairan yang hilang, baik melalui muntah maupun
diare. Setiap kali buang air besar beri minum satu gelas larutan oralit atau larutan gula garam.
b.      Berikan makanan yang rendah serat, cukup energi, protein, vitamin dan mineral.
c.       Suhu makanan dan minuman lebih baik dalam keadaan hangat, tidak panas atau terlalu
dingin.
d.      Bentuk makanan lunak.

3.      Untuk balita dengan gejala penyakit saluran pernafasan


Penyakit saluran pernafasan yang dikenal adalah bronchitis, dan umumnya disebabkan virus,
misalnya virus influenza. Selain juga karena cuaca dan polusi udara.

Mengatur makanannya dengan :


a.       Banyak diberi minum, terutama sari buah-buahan sebaiknya diberikan dalam keadaan
hangat.
b.      Makanan diberikan dalam keadaan lunak.
c.       Susu dapat diberikan dalam bentuk minuman atau campuran seperti syrup dan lain-lain.
Bisa juga dibentuk makanan kecil seperti pudding.
d.      Hindari makanan yang digoreng.
4.      Untuk balita dengan gejala muntah
Muntah adalah gejala dari beberapa penyakit antara lain keracunan makanan, infeksi appendiks,
gula darah yang sangat rendah, dan lain-lain.
Syarat makanannya :
a.       Berikan makanan lunak yang mudah dicerna, dalam porsi kecil bertahap dan sering.
b.      Banyak cairan untuk mengganti cairan yang keluar, seperti sari buah yang segar dan susu
campur buah supaya segar.
c.       Cukup protein, meningkat karena penyakitnya yang membutuhkan peningkatan protein
dibandingkan dengan kebutuhan biasa. Bisa diperoleh dari telur, susu, daging, ayam dan lain-
lain.
d.      Lemak perlu diberikan, untuk menberi rasa dan meningkatkan kalori. Tetapi berikan
makanan yang mudah dicerna dan secukupnya, karena kelebihan lemak akan membuat mual.

5.      Untuk balita dengan gejala batuk


Gejala batuk bisa bercampur dengan gejala lain, misalnya pada penyakit bronchitis yang disertai
panas, demikian juga penyakit lain seperti flu dan sebagainya.
Pengaturan makanan yang perlu diperhatikan :
a.       Kalau ada gejala panas, beri makanan lunak dan banyak cairan ataupun minum
b.      Nafsu makan yang menurun akibat batuk terus menerus harus diimbangi makan yang
cukup supaya kondisi tubuh membaik
c.       Untuk memudahkan pengaturan makanannya, beri pori kecil tetapi sering dan bertahap
supaya kebutuhan gizinya terpenuhi
d.      Cukup protein karena penyakit dengan gejala batuk membutuhkan protein lebih tinggi dari
biasanya
e.       Jangan makan gorengan atau bumbu yang merangsang agar tidak menimbulkan batuk
Kurangi mengkonsumsi yang terlalu manis dan bisa menimbulkan batuk seperti coklat,
permen, manisan, dan minuman manis
f.       Setelah anak sembuh, kalau berat badannya turun perlu ditingkatkan konsumsi
makanannya.

D.    Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Balita


·         Perhitungan Berat Badan Ideal
a.       Berat badan ideal anak umur 1 tahun = 3 x BB Lahir
b.      Berat badan ideal anak umur 2 tahun = 4 x BB Lahir

LEMBAR PENGESAHAN :
Menyetujui Lombok Barat , 05 agustus 2019

Pembimbing lahan Ketua tim penyuluhan

(…………………………………………...) (……….………………………………)

NIP : NPM :

Menyetujui

Pembimbing akademik

(…………………………………………………)

NIDN :
DAFTAR PUSTAKA

 Profil kesehatan kabupaten lombok barat, tahun 2016


 Keputusan menteri kesehatan republic Indonesia. Nomor :
1995/MENKES/SK/XII/2010, tentang standar antropometri penilaian standar gizi
anak, kementrian kesehatan RI direktorat jendral bina gizi dan kesehatan ibu dan
anak. Direktrat bina gizi,2011.
 Depkes RI, (1992), Perawatan Anak Dalam Kontek keluarga
 Soetjiningsih, 1997, Sari Gizi Klinik ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan,
Jakarta, EGL
 Pusdiknakes, 1996, Asuhan Perawatan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam
Konteks Keluarga, Jakarta, Pusdiknakes Depkes RI

Anda mungkin juga menyukai