KEPERAWATAN KOMUNITAS II
“Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kelompok Khusus di Area Sekolah”
Disusun Oleh :
Kelompok 10
Famelya Syafrilina 183310806
Puja Junia Faselfa 183310818
Siti Salsabila 183310826
Vyolla Syafri 183310830
Dosen Pengampu :
Tasman, S. Kp., M. Kep., Sp. Kom
1
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nyalah saya dapat menyelesaikan Makalah Keperawatan
Komunitas II tentang “Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kelompok Khusus
di Area Sekolah” tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini saya sadar
karena kemampuan saya sangat terbatas. Maka makalah ini masih mengandung
banyak kekurangan, untuk itu saya harapkan para pembaca bersedia memberi
saran dan pendapat untuk makalah ini.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan makalah
ini, saya atas nama penyusun menyampaikan Terimakasih yang tak terhingga.
Semoga Tuhan yang Maha Pemurah memberkati kita, sehingga upaya kecil ini
besar manfaatnya bagi kita semua.
Penulis
2
Daftar Isi
Kata Pengantar...................................................................................................... 2
Daftar
Isi............................................................................................................................ 3
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang.............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan........................................................................................... 5
Bab II Tinjauan Pustaka
A. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas pada Kelompok Khusus di Area
Sekolah.......................................................................................................... 6
B. Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kelompok Khusus di Area
Sekolah......................................................................................................... 20
Bab III Penutup
A. Kesimpulan.................................................................................................. 33
B. Saran............................................................................................................ 33
Daftar Pustaka
A.
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penanaman nilai-nilai perilaku hidup sehat dan bersih sejak usia dini sangat
penting untuk menghindari berbagai risiko penyakit salah satunya melalui
pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Unit Kesehatan Sekolah
merupakan bagian dari Kelompok khusus Komunitas di Area Sekolah.
Program UKS terdiri dari Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan
Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat yang dikenal dengan Trias UKS. Usaha
Kesehatan Sekolah atau UKS adalah upaya pendidikan dan kesehatan yang
dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana, terarah, dan bertanggung jawab
dalam menanamkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan membimbing untuk
menghayati, menyenangi, dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam
kehidupan peserta didik sehari-hari. Upaya peningkatan derajat kesehatan
siswa tentunya harus dirumuskan tentang tujuan dari pelaksanaan Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) yang ingin dicapai.
Dalam pelaksanaan program UKS selama ini masih dirasakan belum sesuai
dengan yang diharapkan, kegiatan pendidikan kesehatan lebih bersifat
pengajaran, penambahan pengetahuan dan kurang menekankan pada segi
praktis yang dapat diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Dengan kegiatan
pembinaan dan penyuluhan berupa ketrampilan dan pengetahuan kesehatan
dari pihak yang berkompeten diharapkan dapat menambah wawasan dari sektor
kesehatan untuk warga sekolah setempat yang secara otomatis taraf kesehatan
mereka pun menjadi lebih meningkat. Untuk keberlangsungan kegiatan UKS,
kader kesehatan dipandang perlu menyusun health program sebagai media
publikasi yang bersifat transparan, dapat dipertanggung jawabkan dan
bersinergis dalam menyelenggarakan program-program dengan baik.
4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Dasar Keperawatan Komunitas pada
Kelompok Khusus di Area Sekolah?
2. Bagaimana Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kelompok
Khusus di Area Sekolah?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kelompok
Khusus di Area Sekolah
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Konsep Dasar dari Keperawatan Komunitas pada
Kelompok Khusus di Area Sekolah
b. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kelompok
Khusus di Area Sekolah
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
UKS merupakan salah satu usaha kesehatan pokok yang dilaksanakan
oleh puskesmas dan juga usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan
di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan sekolahnya
sebagai sasaran utama (Effendi dan Makhfudli, 2009). Dolores dan
Habibie, (2016) menyatakan usaha kesehatan sekolah (UKS) adalah
merupakan sebuah wahana pelayanan, pendidikan dan pembinaan
kesehatan yang ada di sekolah. Pembinaan dan pengembangan UKS
merupakan salah satu upaya meningkatkan derajat kesehatan yang
ditujukan kepada peserta didik (usia sekolah), yang merupakan salah
satu bentuk usaha dalam meningkatkan kualitas fisik manusia. Menurut
Ananto (2006) dalam Effendi dan Makhfudli (2009) UKS merupakan
perpaduan antara dua upaya dasar, yaitu upaya pendidikan dan upaya
kesehatan, yang pada gilirannya nanti diharapkan UKS dapat dijadikan
sebagai usaha untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada
setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan. Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat anak usia sekolah dan selanjutnya membentuk perilaku
hidup sehat, yang pada gilirannya menghasilkan derajat kesehatan yang
optimal (Adi dan Wulan, 2019).
7
2. Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Sasaran UKS adalah peserta didik dari tingkat Pendidikan Usia Dini
sampai dengan tingkat Pendidikan Menengah Atas (TK/RA, SD/MI,
SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA) termasuk peserta didik di perguruan
agama beserta lingkungannya.
8
a. Pendidikan Kesehatan
9
3) Peserta didik dapat memiliki keterampilan dalam
melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan,
pertolongan, dan perawatan kesehatan
4) Peserta didik dapat memiliki kebiasaan dalam hidup
sehari-hari yang sesuai dengan syarat kesehatan
5) Peserta didik dapat memiliki kemampuan untuk
menalarkan prilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-
hari
6) Peserta didik dapat memiliki pertumbuhan termasuk
bertambahnya tinggi badan dan badan yang seimbang
7) Peserta didik dapat mengerti dan menerapkan prinsip-
prinsip pengutamaan pencegahan penyakit dalam
kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam
kehidupan sehari-hari
8) Peserta didik dapat memiliki daya tangkal terhadap
pengaruh buruk dari luar
9) Peserta didik dapat memiliki tingkat kesegaran jasmani
dan derajat kesehatan yang optimal serta mempunyai daya
tahan tubuh yang baik terhadap penyakit
10
pendidikan kesehatan disekolah dasar yang masuk dalam sains
pada KBK adalah kebersihan dan kesehatan pribadi, makanan
bergizi, pendidikan kesehatan reproduksi, dan pengukuran
tingkat kesegaran jasmani.
1) Taman Kanak-Kanak
Memberikan Pelaksanaan pendidikan kesehatan dengan
pengenalan, pembangkit minat, dan penanaman
kebiasaan hidup sehat, mencakup :
a) Kebersihan dan kesehatan pribadi
b) Kebersihan dan kerapihan lingkungan
11
c) Makanan dan minuman sehat.
2) Sekolah Dasar
Pelaksanaan pendidikan kesehatan melalui peningkatan
pengetahuan penanaman nilai dan sikap positif terhadap
prinsip hidup sehat dan peningkatan keterampilan dalam
melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan,
pertolongan, dan perawatan kesehatan, mencakup:
a) Menjaga kebersihan diri
b) Mengenal pentingnya imunisasi
c) Mengenal makanan sehat
d) Mengenal bahaya penyakit diare, demam
berdarah dan influenza
e) Menjaga kebersihan lingkungan
(sekolah/madrasah dan rumah)
f) Membiasakan buang sampah pada tempatnya
g) Mengenal cara mencuci tangan pakai sabun
h) Mengenal cara P3K
i) Mengenal cara menjaga kesehatan gigi dan mulut
3) Sekolah Menengah Pertama
Pelaksanaan pendidikan kesehatan dilakukan melalui
peningkatan pengetahuan, keterampilan, penanaman
kebiasaan hidup sehat, terutama melalui pemahaman
konsep yang berkaitan dengan prinsip hidup sehat,
mencakup :
a) Memahami pola makanan sehat
b) Memahami perlunya keseimbangan gizi
c) Memahami berbagai penyakit menular seksual
d) Mengenal bahaya seks bebas
e) Memahami berbagai penyakit menular
f) Mengenal cara menjaga kebersihan alat
reproduksi
g) Mengenal bahaya merokok bagi kesehatan
12
h) Mengenal bahaya minuman keras
i) Mengenal bahaya narkoba
j) Mengenal cara menolak ajakan menggunakan
narkoba
k) Mengenal cara menolak perlakuan pelecehan
seksual
4) Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan
Pelaksanaan pendidikan kesehatan dilakukan melalui
peningkatan pengetahuan, keterampilan, terutama
melalui peningkatan pemahaman dan konsep yang
berkaitan dengan prinsip hidup sehat sehingga
mempunyai kemampuan untuk menularkan perilaku
hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, mencakup:
a) Menganilisis bahaya penggunaan narkoba
b) Memahami berbagai peraturan perundangan
tentang narkoba
c) Menganalisis dampak seks bebas
d) Memahami cara menghindari seks bebas
e) Memahami bahaya HIV AIDS
f) Memahami cara menghindari penularan seks
bebas.
b. Pelayanan Kesehatan
13
kegiatan mencegah cedera atau kecacatan akibat proses penyakit
atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera
atau kecacatan akibat proses penyakit agar lebih berfungsi
optimal.
14
penyakit menular, cara menggosok gigi yang benar, cara
mengukur tinggi badan dan berat badan, serta cara
memeriksa ketajaman pengelihatan
c. Pembinaan Kesehatan
15
a) Lingkungan fisik sekolah
Penyediaan dan pemeliharaan tempat
penampungan air bersih.
Pengadaan dan pemeliharaan tempat
pembuangan sampah.
Pengadaan dan pemeliharaan air limbah.
Pemeliharaan kamar mandi, WC, kakus, urinoar.
b) Sasaran Usaha Kesehatan di Sekolah
Sasaran pelayanan UKS adalah seluruh peserta didik
dari berbagai tingkat pendidikan sekolah, mulai dari
taman kanak-kanak, pendidikan dasar, pendidikan
menengah, pendidikan agam, pendidikan kejuruan, dan
pendidikan khusus (sekolah luar biasa). Untuk sekolah
dasar, UKS diproritaskan pada kelas satu, tiga, dan enam
karena alasan-alasan berikut ini.
Kelas satu
Merupakan fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah
yang baru dan mulai lepas dari pengawasan orang tua.
Kemungkinan kontak dengan berbagai penyebab
penyakit lebih besar karena ketidaktahuan dan
ketidakmengertian tentang kesehatan. Di samping itu,
kelas satu adalah saat yang baik untuk diberikan
imunisasi ulangan. Pada kelas satu ini dilakukan
penjaringan untuk mendeteksi kemungkinan adanya
kelainan yang mungkin timbul sehingga mempermudah
pengawasan untuk jenjang berikutnya.
Kelas tiga
Dilaksanakan di kelas tiga untuk mengevaluasi hasil
pelaksanaan UKS di kelas satu terdahulu dan langkah-
16
langkah selanjutnya yang akan dilakukan dalam program
pembinaan UKS.
Kelas enam
Dalam rangka mempersiapkan kesehatan peserta didik
ke jenjang pendidikan selanjutnya, sehingga
memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan
yang cukup.
17
5) Mencatat dan melaporkan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan
b. Sebagai pengelola kegiatan UKS, perawat kesehatan yang
bertugas di puskesmas menjadi salah seorang anggota dalam
TPUKS atau dapat juga ditunjuk sebagai koordinator UKS di
tingkat puskesmas. Bila perawat kesehatan ditunjuk sebagai
koordinator maka pengelolaan pelaksanaan UKS menjadi
tanggung jawabnya atau paling tidak ikut terlibat dalam tim
pengelola UKS.
c. Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan, peranan perawat
kesehatan dalam memberikan penyuluhan kesehatan dapat
dilakukan secara langsung (melalui penyuluhan kesehatan dapat
dilakukan secara langsung (melalui penyuluha kesehatan yang
bersifat umum dan klasikal) atau tidak langsung sewaktu
melakukan pemeriksaan kesehatan peserta didik secara
perseorangan.
18
semestinya selalu dimonitor sehingga semuanya berdampak positif
terhadap warga sekolah dan lingkungannya. Dengan demikian, semua
warga sekolah dapat menjalankan tugas masing-masing dengan baik.
Hal yang terutama adalah bagaimana agar lingkungan diorganisasi
sebaik-baiknya, dimana stres yang tidak sehat (unhealthy stress) dapat
diturunkan dan risiko keselamatan (safety hazards) dapat dieliminasi
untuk semua peserta didik dan personil sekolah. Menurut Comer, Igo,
Nader (dalam I Ketut, ) sebuah lingkungan sehat memiliki beberapa ciri
sebagai berikut :
a. An architectural design. Arsitektur sekolah didesain sedemikian
rupa sehingga memenuhi kebutuhan sekolah terkait dengan
program pembelajaran di sekolah, mempertimbangkan
kebutuhan untuk anak-anak dan guru atau staff sekolah yang
mengalami kecacatan (disabled students and staff)
b. A comfortable environment. Lingkungan yang nyaman untuk
belajat-mengajar. Tersedia fasilitas sekolah yang nyaman,
mencakup tempat duduk, temperatur, ventilasi, toilet, dan
fasilitas air minum
c. Safety program. Memiliki prosedur kegawatdaruratan
(procedure for emergency care)
d. Procedure to ensure safe. Memastikan keamanan, kondisi
sanitasi yang bebas dari bahaya lingkungan (enviromental
hazards)
e. A recreational program. Program rekreasi ini penting untuk
memberikan kesegaran dan hiburan bagi semua peserta didik
f. Schedule of school activities. Perlu perencanaan jadwal aktivitas
sekolah dalam rangka memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis
peserta didik dalam level yang beragam
g. School lunch program. Program makan siang untuk pemenuhan
nutrisi yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik serta
fasilitas untuk tempat makan yang nyaman (comfortable eating)
19
h. Psychosocial counseling and consultation. Menyelenggarakan
program konseling psikososial dan konsultasi pelayan kesehatan
untuk peserta didik dan staf.
a. Riwayat
1) Sejarah terjadinya kelompok khusus komunitas yang berada di area
sekolah menengah pertama (UKS)
2) Riwayat wilayah yang didapatkan oleh UKS di Sekolah Menengah
Pertama
3) Ada tidaknya pemekaran wilayah
4) Bagaimana karakteristik usia di sekitar area sekolah.
b. Demografi
1) Usia rata- rata kelompok khusus di area sekolah menengah pertama
adalah 13-15 tahun
2) Jenis kelamin dari kelompok khusus di area sekolah menengah
pertama (Laki-laki, Perempuan)
3) Penghasilan yang didapatkan oleh kelompok khusus di area sekolah
menengah pertama
c. Statistik Vital
1) Masalah kesehatan yang sering terjadi pada kelompok khusus di
area sekolah menengah pertama
2) Angka kematian dan kesakitan dalam 1 atau 2 tahun terakhir
d. Nilai dan Kepercayaan
Agama yang dianut oleh kelompok khusus di area sekolah menengah
pertama. Etnis dan budaya komunitas adalah suku, ras, adat, kebiasaan
20
yang mempengaruhi kesehatan, dan bahasa yang di gunakan di area
sekolah menengah pertama.
21
c. Ekonomi
1) Bagaimana tingkat perekonomian yang ada di UKS Sekolah Menengah
Pertama sejauh mana mempengaruhi tingkat kesehatan pada kelompok khusus
di area sekolah menengah pertama
2) Berapa pendapatan perbulan yang di hasilkan oleh UKS di Sekolah Menengah
Pertama
d. Keamanan
1) Bagaimana keadaan keamanan pada UKS di Sekolah Menengah Pertama
2) Bagaimana pelayanan keamanan, tingkat kriminalitas di UKS Sekolah
Menengah Pertama
e. Politik dan Pemerintahan
Apakah kelompok khusus di area sekolah menengah pertama UKS mendapatkan
perhatian dari pemerintah untuk mendapatkan program pembinaan dan
pemeliharaan tentang pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas
f. Komunikasi
1) Bagaimana komunikasi yang terjadi antara kelompok khusus di area sekolah
menengah pertama dengan masyarakat sekolah
2) Bagaimana papan informasi, jenis perkumpulan /pertemuan yang ada di UKS
Sekolah Menengah Pertama
g. Pendidikan
Tingkat pendidikan yang ada di Kelompok Khusus di Area Sekolah Menengah
Pertama
h. Rekreasi
Tempat rekreasi yang ada di lingkungan kelompok khusus area sekolah menegah
pertama
22
Pengkajian Persepsi
Persepsi kelompok khusus area sekolah menengah pertama (UKS) terhadap suatu
penyakit yang mempengaruhi masalah kesehatan masyarakat di sekolah menengah
pertama.
Analisa Data
Data Objektif :
Terjadi masalah kesehatan
yang dialami komunitas
kelompok khusus di area
sekolah menengah pertama
23
seperti :
24
pertama seperti :
Pamphlet, leaflet dan
poster tentang
program hidup bersih
dan sehat
d. Tidak tersedia
program untuk
mencegah masalah
kesehatan komunitas
25
program
a. Identifikasi
proteksi
kesiapan dan
kesehatan
kemampuan
meningkat
menerima
c. Partisipasi
informasi
dalam
b. Identifikasi
program
faktor-faktor
keehatan
yang dapat
komunitas
meningkatkan
meningkat
dan
d. Prevalensi
menurunkan
penyakit
motivasi
menurun
perilaku hidup
e. Angka
bersih dan sehat
penyalahguna
an zat
Terapeutik
menurun
f. Angka a. Sediakan materi
kebiasaan dan media
merokok pendidikan
menurun kesehatan
g. Angka b. Jadwalkan
penyakit penkes sesuai
menular kesepakatan
seksual
Edukasi
menurun
h. Angka
a. Jelaskan faktor-
kejadian
faktor yang
cedera
dapat
menurun
mempengaruhi
kesehatan
b. Ajarkan
perilaku hidup
26
bersih dan sehat
c. Ajarkan strategi
yang dapat
digunakan
untuk
meningkatkan
perilaku hidup
bersih dan
sehat.
Terapeutik
a. Lakukan advokasi
27
terkait pembiayaan
sesuai dengan
kebijkan institusi
b. Lakukan
pencatatan setiap
aktivitas
pembiayaan
Edukasi
a. Informasikan
pembiayaan
pelayanan
perawatan di
sekolah menengah
pertama (UKS)
Dalam effendi & makhfudli (2009) dijelaskan strategi intervensi keperawatan komunitas
antara lain :
A. Pendidikan Kesehatan
28
dapat mengubah perilaku untuk patuh terhadap saran pengelolaan secara mandiri.
Pendidikan kesehatan dapat dilakukan secara individu, kelompok, maupun
komunitas. Contoh pendidikan kesehatan pada kelompok khusus di area sekolah
adalah pelaksanaan pendidikan kesehatan dilakukan melalui peningkatan
pengetahuan, keterampilan, penanaman kebiasaan hidup sehat, terutama melalui
pemahaman konsep yang berkaitan dengan prinsip hidup sehat, mencakup :
B. Proses Kelompok
C. Partnership
Kemitraan memiliki definisi hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan
manfaat (Depkes RI, 2005). Perawat spesialis komunitas perlu membangun
29
dukungan, kolaborasi, dan koalisi sebagai suatu mekanisme peningkatan peran serta
aktif masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi
implementasi PKP. Anderson dan McFarlane (2000) dalam hal ini mengembangkan
model keperawatan komunitas yang memandang masyarakat sebagai mitra
(community as partner model). Kemitraan dapat dilakukan perawat komunitas
melalui upaya membangun dan membina jejaring kemitraan dengan pihak-pihak
yang terkait dalam upaya penanganan pada baik di level keluarga, kelompok,
maupun komunitas.
D. Empowerment
30
C. Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) dilakukan melalui kegiatan
mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik yang cedera/cacat agar dapat berfungsi optimal.
31
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kelompok Khusus di Area Sekolah salah satunya yaitu Usaha Kesehatan Sekolah atau
UKS. UKS merupakan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia
sekolah pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan. Keberadaan UKS yang telah
dirintis sejak 1956, sangat penting seperti yang tercermin dalam Pasal 45 Undang-Undang
No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan, yaitu Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam hidup sehat,
sehingga mereka dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan optimal
menjadi manusia yang berkualitas (Mahfud, 2015). UKS juga merupakan salah satu usaha
kesehatan pokok yang dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha kesehatan masyarakat
yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan sekolahnya
sebagai sasaran utama (Effendi dan Makhfudli, 2009). Tujuan UKS adalah meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin serta
menciptakan lingkungan sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan
32
anak yang optimal. Lingkungan sekolah yang sehat tentu sangat mendukung dalam
pencapaian tujuan pendidikan kesehatan di area atau lingkungan sekolah.
B. Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis dapat
berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Kepada pembaca makalah ini, kami
menyarankan agar dipahami betul materi yang kelompok kami bahas. Supaya di saat kita
melakukan penelitian skripsi kita nanti (Insha Allah) mempunyai bekal ilmu pengetahuan
yang membuat kita tidak canggung dalam melakukan penelitian nanti
DAFTAR PUSTAKA
33
KEwikrefhyNfuAhULA3IKHWI4Bv8Q6AEwAHoECAQQAg#v=onepage&q=askep%20komunitas
%20area%20sekolah&f=false
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
34