Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

KEPERAWATAN KOMUNITAS II
“Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kelompok Khusus di Area Sekolah”

Disusun Oleh :
Kelompok 10
Famelya Syafrilina 183310806
Puja Junia Faselfa 183310818
Siti Salsabila 183310826
Vyolla Syafri 183310830

Dosen Pengampu :
Tasman, S. Kp., M. Kep., Sp. Kom

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
TAHUN 2020/2021

1
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nyalah saya dapat menyelesaikan Makalah Keperawatan
Komunitas II tentang “Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kelompok Khusus
di Area Sekolah” tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini saya sadar
karena kemampuan saya sangat terbatas. Maka makalah ini masih mengandung
banyak kekurangan, untuk itu saya harapkan para pembaca bersedia memberi
saran dan pendapat untuk makalah ini.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan makalah
ini, saya atas nama penyusun menyampaikan Terimakasih yang tak terhingga.
Semoga Tuhan yang Maha Pemurah memberkati kita, sehingga upaya kecil ini
besar manfaatnya bagi kita semua.

Padang, Februari 2021

Penulis

2
Daftar Isi

Kata Pengantar...................................................................................................... 2
Daftar
Isi............................................................................................................................ 3
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang.............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan........................................................................................... 5
Bab II Tinjauan Pustaka
A. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas pada Kelompok Khusus di Area
Sekolah.......................................................................................................... 6
B. Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kelompok Khusus di Area
Sekolah......................................................................................................... 20
Bab III Penutup
A. Kesimpulan.................................................................................................. 33
B. Saran............................................................................................................ 33
Daftar Pustaka
A.

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penanaman nilai-nilai perilaku hidup sehat dan bersih sejak usia dini sangat
penting untuk menghindari berbagai risiko penyakit salah satunya melalui
pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Unit Kesehatan Sekolah
merupakan bagian dari Kelompok khusus Komunitas di Area Sekolah.
Program UKS terdiri dari Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan
Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat yang dikenal dengan Trias UKS. Usaha
Kesehatan Sekolah atau UKS adalah upaya pendidikan dan kesehatan yang
dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana, terarah, dan bertanggung jawab
dalam menanamkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan membimbing untuk
menghayati, menyenangi, dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam
kehidupan peserta didik sehari-hari. Upaya peningkatan derajat kesehatan
siswa tentunya harus dirumuskan tentang tujuan dari pelaksanaan Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) yang ingin dicapai.

Dalam pelaksanaan program UKS selama ini masih dirasakan belum sesuai
dengan yang diharapkan, kegiatan pendidikan kesehatan lebih bersifat
pengajaran, penambahan pengetahuan dan kurang menekankan pada segi
praktis yang dapat diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Dengan kegiatan
pembinaan dan penyuluhan berupa ketrampilan dan pengetahuan kesehatan
dari pihak yang berkompeten diharapkan dapat menambah wawasan dari sektor
kesehatan untuk warga sekolah setempat yang secara otomatis taraf kesehatan
mereka pun menjadi lebih meningkat. Untuk keberlangsungan kegiatan UKS,
kader kesehatan dipandang perlu menyusun health program sebagai media
publikasi yang bersifat transparan, dapat dipertanggung jawabkan dan
bersinergis dalam menyelenggarakan program-program dengan baik.

4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Dasar Keperawatan Komunitas pada
Kelompok Khusus di Area Sekolah?
2. Bagaimana Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kelompok
Khusus di Area Sekolah?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kelompok
Khusus di Area Sekolah
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Konsep Dasar dari Keperawatan Komunitas pada
Kelompok Khusus di Area Sekolah
b. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kelompok
Khusus di Area Sekolah

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kelompok Khusus di Area Sekolah

Menurut Depkes RI (2010) Indikator lingkungan sehat di tatanan sekolah yaitu


kebersihan pribadi, tidak merokok, olah raga teratur, tidak menggunakan
NAPZA, ada jamban, ada air bersih, ada tempat sampah, ada SPAL, ventilasi,
kepadatan, ada kantin sehat, ada UKS, ada taman sekolah. Kelompok khusus di
area sekolah adalah Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Menurut Kementerian
Kesehatan RI (2017) UKS adalah program pemerintah untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan, dan pembinaan lingkungan
sekolah sehat atau kemampuan hidup sehat bagi warga sekolah. Program UKS
diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang
harmonis dan optimal, agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

1. Defenisi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak


usia sekolah pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan.
Keberadaan UKS yang telah dirintis sejak 1956, sangat penting seperti
yang tercermin dalam Pasal 45 Undang-Undang No. 23 Tahun 1992
Tentang Kesehatan, yaitu Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
hidup sehat, sehingga mereka dapat belajar, tumbuh, dan berkembang
secara harmonis dan optimal menjadi manusia yang berkualitas
(Mahfud, 2015).

6
UKS merupakan salah satu usaha kesehatan pokok yang dilaksanakan
oleh puskesmas dan juga usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan
di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan sekolahnya
sebagai sasaran utama (Effendi dan Makhfudli, 2009). Dolores dan
Habibie, (2016) menyatakan usaha kesehatan sekolah (UKS) adalah
merupakan sebuah wahana pelayanan, pendidikan dan pembinaan
kesehatan yang ada di sekolah. Pembinaan dan pengembangan UKS
merupakan salah satu upaya meningkatkan derajat kesehatan yang
ditujukan kepada peserta didik (usia sekolah), yang merupakan salah
satu bentuk usaha dalam meningkatkan kualitas fisik manusia. Menurut
Ananto (2006) dalam Effendi dan Makhfudli (2009) UKS merupakan
perpaduan antara dua upaya dasar, yaitu upaya pendidikan dan upaya
kesehatan, yang pada gilirannya nanti diharapkan UKS dapat dijadikan
sebagai usaha untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada
setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan. Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat anak usia sekolah dan selanjutnya membentuk perilaku
hidup sehat, yang pada gilirannya menghasilkan derajat kesehatan yang
optimal (Adi dan Wulan, 2019).

Usaha kesehatan sekolah yaitu usaha kesehatan masyarakat yang


ditujukan kepada masyarakat sekolah, yaitu anak didik, guru, dan
karyawan lainnya. Yang dimaksud dengan sekolah yaitu SD-SLTA.
Prioritas pelaksanaan UKS diberikan kepada SD mengingat SD
merupakan dasar dari sekolah-sekolah lanjutan.b.Upaya terpadu lintas
program dan lintas sektoral dalam rangkan meningkatkan derajat
kesehatan serta membentuk perilaku hidup sehat anak usia
sekolahc.Wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan
derajat kesehatan anak usia sekolah yang berada di sekolah sedini
mungkin.

7
2. Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Tujuan UKS adalah meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat


kesehatan peserta didik sedini mungkin serta menciptakan lingkungan
sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak
yang optimal. Lingkungan sekolah yang sehat tentu sangat mendukung
dalam pencapaian tujuan pendidikan kesehatan di area atau lingkungan
sekolah. Dalam mencapai tujuan tersebut di bentuklah program TRIAS
UKS.

3. Manfaat Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)


a. Sebagai tempat pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan
dan penanganan cedera pada saat jam pelajaran olahraga, jam
pelajaran umum, dan juga saat upacara bendera.
b. Meningkatkan nilai kesehatan siswa dan lingkungan sekolah
sehingga didapat proses belajar mengajar secara maksimal dan
optimal.
c. Sebagai balai pengobatan seluruh warga sekolah, seperti
karyawan, guru, dan siswa.

4. Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Sasaran UKS adalah peserta didik dari tingkat Pendidikan Usia Dini
sampai dengan tingkat Pendidikan Menengah Atas (TK/RA, SD/MI,
SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA) termasuk peserta didik di perguruan
agama beserta lingkungannya.

5. Ruang Lingkup Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Ruang lingkup pembinaan UKS tercermin dalam tiga program pokok


Usaha Kesehatan Sekolah yang disebut juga dengan TRIAS UKS.
Ketiga program tersebut yaitu :

8
a. Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah usaha sadar untuk menyiapkan


agar peserta didik dapat tumbuh dan berkembang sesuai, selaras,
seimbang dan sehat baik fisik, mental, sosial maupun
lingkungan melalui kegiatan bimbingan,pengajaran atau latihan
yang diperlukan bagi peranannya saat ini maupun dimasa yang
akan datang.

Yang meliputi pengetahuan dan pemahaman mengenai cara


memelihara dan meningkatkan kesehatan. Pendidikan kesehatan
mencakup pengetahuan serta wawasan tentang kesehatan,
pelayanan kesehatan meliputi cara pengobatan ringan dan
fasilitas pengobatan. Pendidikan kesehatan tidak hanya
diberikan pada saat mata pelajaran Pendidikan Jasmani saja,
namun bisa juga secara integratif pada saat mata pelajaran
lainnya disampaikan kepada peserta didik. Kegiatan
ekstrakurikuler adalah melaksanakan pendidikan di luar jam
pelajaran yang dilakukan disekolah atau di luar sekolah.
Misalnya, melaksanakan penyuluhan tentang, gizi, narkoba, dan
sebagainya terhadap peserta didik, guru dan orang tua.
Melaksanakan pelatihan UKS bagi peserta didik, guru pembina
UKS dan kader kesehatan. Melaksanakan pendidikan dan
kebiasaan hidup bersih melalui program sekolah sehat. (Tim
Pembina UKS, 2008:26)

Tujuan pendidikan kesehatan


1) Peserta didik dapat memiliki pengetahuan tentang ilmu
kesehatan, termasuk cara hidup sehat dan teratur
2) Peserta didik dapat memiliki nilai dan sikap yang positif
terhadap prinsip hidup sehat

9
3) Peserta didik dapat memiliki keterampilan dalam
melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan,
pertolongan, dan perawatan kesehatan
4) Peserta didik dapat memiliki kebiasaan dalam hidup
sehari-hari yang sesuai dengan syarat kesehatan
5) Peserta didik dapat memiliki kemampuan untuk
menalarkan prilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-
hari
6) Peserta didik dapat memiliki pertumbuhan termasuk
bertambahnya tinggi badan dan badan yang seimbang
7) Peserta didik dapat mengerti dan menerapkan prinsip-
prinsip pengutamaan pencegahan penyakit dalam
kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam
kehidupan sehari-hari
8) Peserta didik dapat memiliki daya tangkal terhadap
pengaruh buruk dari luar
9) Peserta didik dapat memiliki tingkat kesegaran jasmani
dan derajat kesehatan yang optimal serta mempunyai daya
tahan tubuh yang baik terhadap penyakit

Pelaksanaan pendidikan kesehatan

Diberikan melalui kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.


Pelaksaan pendidikan melalui kegiatan kurikuler adalah
pelaksanaan pendidikan kesehatan pada jam pelajaran sesuai
dengan garis-garis besar program pengajaran mata pelajaran
sains dan ilmu pengetahuan sosial. Pelaksanaannya dilakukan
melalui peningkatan pengetahuan, penanaman nilai, dan sikap
positif terhadap prinsip hidup sehat dan peningkatan
keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan
pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan kesehatan. Materi

10
pendidikan kesehatan disekolah dasar yang masuk dalam sains
pada KBK adalah kebersihan dan kesehatan pribadi, makanan
bergizi, pendidikan kesehatan reproduksi, dan pengukuran
tingkat kesegaran jasmani.

Memelihara kebersihan dan kesehatan pribadi adalah salah satu


upaya pendidikan kesehatan yang diberikan kepada peserta didik
di sekolah, madrasah, dan rumah. Melalui peningkatan
kebersihan dan kesehatan pribadi diharapkan peserta didik dapat
meningkatkan derajat kesehatan menjadi lebih baik. Dalam
usaha peningkatan kesehatan, masalah kebiasaan hidup bersih
serta menyenangi kebersihan dan keserasian harus ditanamkan
sejak dini, yaitu sejak dari kelas satu sekolah dasar, bahkan
sejak di taman kanak-kanak (pra-sekolah). Upaya pertama dan
yang paling utama agar seseorang dapat tetap dalam keadaan
sehat adalah dengan menjaga kebersihan dan kesehatan diri
sendiri, bahkan agama sangat memperhatikan kesehatan pribadi
antara lain dengan adanya aturan bersuci, makan, minum serta
adanya pengaturan dispensasi pelaksanaan ibadah bagi orang
sakit. Upaya menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri
sebenarnya bukanlah hal yang mudah namun bukan pula hal
yang sulit untuk dilaksanakan.

Pelaksanaan pendidikan kesehatan diberikan melalui:

1) Taman Kanak-Kanak
Memberikan Pelaksanaan pendidikan kesehatan dengan
pengenalan, pembangkit minat, dan penanaman
kebiasaan hidup sehat, mencakup :
a) Kebersihan dan kesehatan pribadi
b) Kebersihan dan kerapihan lingkungan

11
c) Makanan dan minuman sehat.
2) Sekolah Dasar
Pelaksanaan pendidikan kesehatan melalui peningkatan
pengetahuan penanaman nilai dan sikap positif terhadap
prinsip hidup sehat dan peningkatan keterampilan dalam
melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan,
pertolongan, dan perawatan kesehatan, mencakup:
a) Menjaga kebersihan diri
b) Mengenal pentingnya imunisasi
c) Mengenal makanan sehat
d) Mengenal bahaya penyakit diare, demam
berdarah dan influenza
e) Menjaga kebersihan lingkungan
(sekolah/madrasah dan rumah)
f) Membiasakan buang sampah pada tempatnya
g) Mengenal cara mencuci tangan pakai sabun
h) Mengenal cara P3K
i) Mengenal cara menjaga kesehatan gigi dan mulut
3) Sekolah Menengah Pertama
Pelaksanaan pendidikan kesehatan dilakukan melalui
peningkatan pengetahuan, keterampilan, penanaman
kebiasaan hidup sehat, terutama melalui pemahaman
konsep yang berkaitan dengan prinsip hidup sehat,
mencakup :
a) Memahami pola makanan sehat
b) Memahami perlunya keseimbangan gizi
c) Memahami berbagai penyakit menular seksual
d) Mengenal bahaya seks bebas
e) Memahami berbagai penyakit menular
f) Mengenal cara menjaga kebersihan alat
reproduksi
g) Mengenal bahaya merokok bagi kesehatan

12
h) Mengenal bahaya minuman keras
i) Mengenal bahaya narkoba
j) Mengenal cara menolak ajakan menggunakan
narkoba
k) Mengenal cara menolak perlakuan pelecehan
seksual
4) Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan
Pelaksanaan pendidikan kesehatan dilakukan melalui
peningkatan pengetahuan, keterampilan, terutama
melalui peningkatan pemahaman dan konsep yang
berkaitan dengan prinsip hidup sehat sehingga
mempunyai kemampuan untuk menularkan perilaku
hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, mencakup:
a) Menganilisis bahaya penggunaan narkoba
b) Memahami berbagai peraturan perundangan
tentang narkoba
c) Menganalisis dampak seks bebas
d) Memahami cara menghindari seks bebas
e) Memahami bahaya HIV AIDS
f) Memahami cara menghindari penularan seks
bebas.

b. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan sekolah dilaksanakan dengan kegiatan


yang kompherensif, yaitu kegiatan yang meningkatkan
kesehatan (promotif) berupa penyuluhan kesehatan dan latihan
keterampilan memberikan pelayanan kesehatan, kemudian
kegiatan pencegahan (preventif) berupa kegiatan peningkatan
daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan rantai penularan penyakit
dan kegiatan perhentian proses penyakit sedini mungkin,
selanjutnya adalah kegiatan penyembuhan (kuratif) berupa

13
kegiatan mencegah cedera atau kecacatan akibat proses penyakit
atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera
atau kecacatan akibat proses penyakit agar lebih berfungsi
optimal.

Yang meliputi pengobatan ringan. Pelayan kesehatan di dalam


pendidikan atau sekolah dilaksanakan secara komprehensif
(menyeluruh), dengan mengutamakan kegiatan promotif dan
preventif serta didukung kegiatan kuratif dan rehabilitatif untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Tujuan pelayanan kesehatan


1) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan
tindakan hidup sehat dalam rangka membentuk perilaku
hidup sehat.
2) Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap
penyakit dan mencegah terjadinya penyakit, kelainan,
dan cacat.
3) Menghentikan proses penyakit dan pencegahan
komplikasi akibat penyakit, kelainan, pengembalian
fungsi dan peningkatan kemampuan peserta didik yang
cedera/cacat agar dapat berfungsi optimal

Pelaksanaan pelayan kesehatan

Dilakukan melalui serangkaian kegiatan peningkatan status


kesehatan (promotif), tindakan pencegahan (preventif), serta
penyembuhan dan pemulihan kesehatan (kuratif dan
rehabilitatif) yang dilaksanakan melalui kegiatan berikut :

1) Peningkatan kesehatan (promotif) dilaksankan melalui


kegitan intrakurikuler dan penyuluhan kesehatan serta
latihan keterampilan oleh tenaga kesehatan di sekolah.
Misalnya kegiatan penyuluhan gizi, kesehatan pribadi,

14
penyakit menular, cara menggosok gigi yang benar, cara
mengukur tinggi badan dan berat badan, serta cara
memeriksa ketajaman pengelihatan

2) Tindakan penceghan (preventif) dilaksankan melalui


kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, pemutusan mata
rantai penularan penyakit, dan penghentian proses
penyakit pada tahap dini sebelum timbul penyakit.
Misalnya, imunisasi yang dilakukan oleh petugas
puskesma, pemberantasan sarang nyamuk, pengobatan
sederhanan oleh dokter kecil, kegiatan penjaringan
(skrining) kesehatan bagi siswa SD kelas satu dan
pemeriksaan berkala setiap enam bulan bagi seluruh
siswa

3) Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif)


dilakukan melalui kegiatan pencegahan komplikasi dan
kecacatan akibat proses penyakit atau untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera
atau cacat agar dapat berfungsi dengan normal lagi

Kegiatan dapat berupa pengobatan ringan dan pertolongan


pertama di sekolah serta rujukan medis ke puskesmas untuk
mengurangi derita sakit, kasus kecelakaan, keracunan atau
kondisi lain yang membahayakan nyawa, dan kasus penyakit
khusus.

c. Pembinaan Kesehatan

Program pembinaan lingkungan sekolah sehat mencakup


pembinaan lingkungan sekolah, lingkungan keluarga,
masyarakat sekitar, dan unsur-unsur penunjang (Ferry &
Makfudli, 2009).
1) Program pembinaan lingkungan sekolah

15
a) Lingkungan fisik sekolah
 Penyediaan dan pemeliharaan tempat
penampungan air bersih.
 Pengadaan dan pemeliharaan tempat
pembuangan sampah.
 Pengadaan dan pemeliharaan air limbah.
 Pemeliharaan kamar mandi, WC, kakus, urinoar.
b) Sasaran Usaha Kesehatan di Sekolah
Sasaran pelayanan UKS adalah seluruh peserta didik
dari berbagai tingkat pendidikan sekolah, mulai dari
taman kanak-kanak, pendidikan dasar, pendidikan
menengah, pendidikan agam, pendidikan kejuruan, dan
pendidikan khusus (sekolah luar biasa). Untuk sekolah
dasar, UKS diproritaskan pada kelas satu, tiga, dan enam
karena alasan-alasan berikut ini.

Kelas satu
Merupakan fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah
yang baru dan mulai lepas dari pengawasan orang tua.
Kemungkinan kontak dengan berbagai penyebab
penyakit lebih besar karena ketidaktahuan dan
ketidakmengertian tentang kesehatan. Di samping itu,
kelas satu adalah saat yang baik untuk diberikan
imunisasi ulangan. Pada kelas satu ini dilakukan
penjaringan untuk mendeteksi kemungkinan adanya
kelainan yang mungkin timbul sehingga mempermudah
pengawasan untuk jenjang berikutnya.

Kelas tiga
Dilaksanakan di kelas tiga untuk mengevaluasi hasil
pelaksanaan UKS di kelas satu terdahulu dan langkah-

16
langkah selanjutnya yang akan dilakukan dalam program
pembinaan UKS.

Kelas enam
Dalam rangka mempersiapkan kesehatan peserta didik
ke jenjang pendidikan selanjutnya, sehingga
memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan
yang cukup.

Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat juga meliputi


pelaksanaan 7K (keamanan, kenyamanan, kebersihan,
keindahan, ketertiban, kekeluargaan, kerindangan) (Praditya &
Nasution, 2016). Hal ini sangat strategis guna untuk mendukung
kelancaran aktivitas pendidikan, sebab sekolah merupakan
tempat dimana peserta didik menghabiskan setengah harinya
untuk menambah pengetahuan, keterampilan dan berinteraksi
dengan banyak orang di lingkungan sekolah.

6. Peran dan Fungsi Perawat Kesehatan Sekolah


Menurut Ferry & Makfudli (2009) perawat peran sekolah yaitu :
a. Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah, perawat
mempunyai peran:
1) Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik
dengan melakukan pengumpulan data, analisis data, serta
perumusan dan prioritas masalah
2) Menyusun perencanaan kegiatan UKS bersama Tim Pembina
Usaha Kesehatan di sekolah (TPUKS)
3) Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kegiatan
yang disusun
4) Menilai dan memantau hasil kegiatan UKS

17
5) Mencatat dan melaporkan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan
b. Sebagai pengelola kegiatan UKS, perawat kesehatan yang
bertugas di puskesmas menjadi salah seorang anggota dalam
TPUKS atau dapat juga ditunjuk sebagai koordinator UKS di
tingkat puskesmas. Bila perawat kesehatan ditunjuk sebagai
koordinator maka pengelolaan pelaksanaan UKS menjadi
tanggung jawabnya atau paling tidak ikut terlibat dalam tim
pengelola UKS.
c. Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan, peranan perawat
kesehatan dalam memberikan penyuluhan kesehatan dapat
dilakukan secara langsung (melalui penyuluhan kesehatan dapat
dilakukan secara langsung (melalui penyuluha kesehatan yang
bersifat umum dan klasikal) atau tidak langsung sewaktu
melakukan pemeriksaan kesehatan peserta didik secara
perseorangan.

Menurut Ferry & Makfudli (2009) fungsi perawat sekolah :

a. Memberikan pelayanan serta meningkatkan kesehatan individu


dan memberikan pendidikan kesehatan kepada semua populasi
yang ada di sekolah
b. Memberikan kontribusi untuk mempertahankan dan
memperbaiki lingkungan fisik dan sosial sekolah
c. Menghubungkan program kesehatan sekolah dengan program
kesehatan masyarakat yang lain

7. Lingkungan Sekolah Sehat

Lingkungan sekolah dapat ikut berkontribusi dalam memengaruhi


kesehatan sekolah termasuk kesehatan warga sekolah, baik guru, murid,
orang tua, serta masyarakat di sekitarnya. Lingkungan yang sehat
termasuk lingkungan fisik sekolah, psikologis, sosial, dan lainnya

18
semestinya selalu dimonitor sehingga semuanya berdampak positif
terhadap warga sekolah dan lingkungannya. Dengan demikian, semua
warga sekolah dapat menjalankan tugas masing-masing dengan baik.
Hal yang terutama adalah bagaimana agar lingkungan diorganisasi
sebaik-baiknya, dimana stres yang tidak sehat (unhealthy stress) dapat
diturunkan dan risiko keselamatan (safety hazards) dapat dieliminasi
untuk semua peserta didik dan personil sekolah. Menurut Comer, Igo,
Nader (dalam I Ketut, ) sebuah lingkungan sehat memiliki beberapa ciri
sebagai berikut :
a. An architectural design. Arsitektur sekolah didesain sedemikian
rupa sehingga memenuhi kebutuhan sekolah terkait dengan
program pembelajaran di sekolah, mempertimbangkan
kebutuhan untuk anak-anak dan guru atau staff sekolah yang
mengalami kecacatan (disabled students and staff)
b. A comfortable environment. Lingkungan yang nyaman untuk
belajat-mengajar. Tersedia fasilitas sekolah yang nyaman,
mencakup tempat duduk, temperatur, ventilasi, toilet, dan
fasilitas air minum
c. Safety program. Memiliki prosedur kegawatdaruratan
(procedure for emergency care)
d. Procedure to ensure safe. Memastikan keamanan, kondisi
sanitasi yang bebas dari bahaya lingkungan (enviromental
hazards)
e. A recreational program. Program rekreasi ini penting untuk
memberikan kesegaran dan hiburan bagi semua peserta didik
f. Schedule of school activities. Perlu perencanaan jadwal aktivitas
sekolah dalam rangka memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis
peserta didik dalam level yang beragam
g. School lunch program. Program makan siang untuk pemenuhan
nutrisi yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik serta
fasilitas untuk tempat makan yang nyaman (comfortable eating)

19
h. Psychosocial counseling and consultation. Menyelenggarakan
program konseling psikososial dan konsultasi pelayan kesehatan
untuk peserta didik dan staf.

B. Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus di Area Sekolah

1. Pengkajian Keperawatan pada Kelompok Khusus di Area Sekolah


Menengah Pertama (SMP) Menggunakan Model CAP /Community
As Partnert

Pengkajian Inti Komunitas

a. Riwayat
1) Sejarah terjadinya kelompok khusus komunitas yang berada di area
sekolah menengah pertama (UKS)
2) Riwayat wilayah yang didapatkan oleh UKS di Sekolah Menengah
Pertama
3) Ada tidaknya pemekaran wilayah
4) Bagaimana karakteristik usia di sekitar area sekolah.
b. Demografi
1) Usia rata- rata kelompok khusus di area sekolah menengah pertama
adalah 13-15 tahun
2) Jenis kelamin dari kelompok khusus di area sekolah menengah
pertama (Laki-laki, Perempuan)
3) Penghasilan yang didapatkan oleh kelompok khusus di area sekolah
menengah pertama
c. Statistik Vital
1) Masalah kesehatan yang sering terjadi pada kelompok khusus di
area sekolah menengah pertama
2) Angka kematian dan kesakitan dalam 1 atau 2 tahun terakhir
d. Nilai dan Kepercayaan
Agama yang dianut oleh kelompok khusus di area sekolah menengah
pertama. Etnis dan budaya komunitas adalah suku, ras, adat, kebiasaan

20
yang mempengaruhi kesehatan, dan bahasa yang di gunakan di area
sekolah menengah pertama.

Pengkajian 8 sub sistem


a. Lingkungan Fisik
1) Bagaimana bentuk Usaha Kesehatan Sekolah di SMP, kondisinya,
halaman, pembuangan sampah, MCK, sumber air, Map/denah
daerah, dan batas wilayah
2) Bagaimana lingkungan sekitarnya, kondisinya, geografisnya,
kepadatan (luas daerah/jumlah penduduk).
3) Bagaimana kualitas udara, tumbuh-tumbuhan, binatang peliharaan,
keindahan alam, iklim dan cuaca di wilayah itu
b. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
1) Bagaimana pelayanan kesehatan yang di lakukan oleh Usaha
Kesehatan Sekolah Menengah Pertama
2) Bagaimana fasilitas kesehatan yang ada di Usaha Kesehatan
Sekolah Menengah Pertama

21
c. Ekonomi
1) Bagaimana tingkat perekonomian yang ada di UKS Sekolah Menengah
Pertama sejauh mana mempengaruhi tingkat kesehatan pada kelompok khusus
di area sekolah menengah pertama
2) Berapa pendapatan perbulan yang di hasilkan oleh UKS di Sekolah Menengah
Pertama
d. Keamanan
1) Bagaimana keadaan keamanan pada UKS di Sekolah Menengah Pertama
2) Bagaimana pelayanan keamanan, tingkat kriminalitas di UKS Sekolah
Menengah Pertama
e. Politik dan Pemerintahan
Apakah kelompok khusus di area sekolah menengah pertama UKS mendapatkan
perhatian dari pemerintah untuk mendapatkan program pembinaan dan
pemeliharaan tentang pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas
f. Komunikasi
1) Bagaimana komunikasi yang terjadi antara kelompok khusus di area sekolah
menengah pertama dengan masyarakat sekolah
2) Bagaimana papan informasi, jenis perkumpulan /pertemuan yang ada di UKS
Sekolah Menengah Pertama
g. Pendidikan
Tingkat pendidikan yang ada di Kelompok Khusus di Area Sekolah Menengah
Pertama
h. Rekreasi
Tempat rekreasi yang ada di lingkungan kelompok khusus area sekolah menegah
pertama

22
Pengkajian Persepsi

Persepsi kelompok khusus area sekolah menengah pertama (UKS) terhadap suatu
penyakit yang mempengaruhi masalah kesehatan masyarakat di sekolah menengah
pertama.

Analisa Data

N DATA PENYEBAB MASALAH


O KEPERAWATAN
1. Data Subjektif : Koping komunitas Ketidakadekuatan
tidak efektif (D.0095) sumber daya untuk
a. Masyarakat yang ada
SDKI Hal 208 pemecahan masalah
di sekolah menengah
Defenisi : Data Mayor :
pertama (Guru dan
Pola adaptasi aktivitas Komunitas tidak
siswa) mengatakan
komunitas dan memenuhi harapan
bahwa program di
penyelesaian masalah anggota nya
usaha kesehatan
yang tidak Data Minor :
sekolah (UKS) tidak
memuaskan untuk
berjalan dengan baik a. Partisipasi
memenuhi tuntutan
b. Pelaksana program masyarakat
atau kebutuhan
UKS yang kurang kurang
masayarakat
memadai dan kurang b. Tingkat
mampu sehingga penyakit
banyak program UKS masyarakat
yang tidak semakin
dilaksanakan tinggi

Data Objektif :
Terjadi masalah kesehatan
yang dialami komunitas
kelompok khusus di area
sekolah menengah pertama

23
seperti :

a. Perilaku hidup bersih dan


sehat belum mencapai
tingkat yang diharapkan.
b. Adanya berbagai masalah
kesehatan anak usia
sekolah menengah
pertama (SMP).
c. Masalah sumber daya
manusia pada kelompok
khusus di area sekolah
menengah pertama

2. Data Subjektif : Pemeliharaan Ketidakcukupan


Masyarakat sekolah kesehatan tidak efektif sumber daya
menengah pertama (SMP)
(D.0003) SDKI Hal (keuangan fasilitas
mengatakan bahwa
258 pelayanan kesehatan)
penyuluhan dari petugas
kesehatan di Usaha
Defenisi : Data Mayor :
Kesehatan Sekolah Ketidakmampuan
a. Kurang
tentang pelaksanaan mengidentifikasi,
program hidup bersih dan menunjukkan
mengelola,
sehat tidak ada pemahaman
dan/mempertahankan
Data Objektif : tentang
bantuan untuk
perilaku
a. Terbatasnya sarana dan mempertahankan
prasarana UKS hidup sehat
kesehatan
b. Pencatatan dan pelaporan b. Tidak mampu
dari UKS yang menjalankan
masih/kurang terpenuhi perilaku
c. Tidak tersedia hidup sehat
program untuk
meningkatkan Data Minor :
kesejahteraan bagi Tidak memiliki
komunitas kelompok system pendukung
khusus di area (Support system)
sekolah menengah

24
pertama seperti :
Pamphlet, leaflet dan
poster tentang
program hidup bersih
dan sehat
d. Tidak tersedia
program untuk
mencegah masalah
kesehatan komunitas

2. Diagnosis Keperawatan (SDKI)

a. Koping komunitas tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber


daya untuk pemecahan masalah (D.0095) SDKI Hal 208
b. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakcukupan
sumber daya (keuangan fasilitas pelayanan kesehatan) (D.0003) SDKI Hal 258

3. Intervensi Keperawatan (SLKI, SIKI)


N Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
O Hasil Keperawatan
1. Koping komunitas Tujuan : Intervensi : Edukasi
tidak efektif Status kesehatan Kesehatan (I. 12383)
berhubungan komunitas meningkat Defenisi :
dengan (L. 12109) Mengajarkan
ketidakadekuatan Kriteria hasil : pengelolaan faktor
sumber daya untuk resiko penyakit dan
a. Ketersediaan
pemecahan perilaku hidup bersih
program
masalah (D.0095) serta sehat.
promosi
kesehatan
Tindakan
meningkat
Keperawatan :
b. Ketersediaan
Observasi

25
program
a. Identifikasi
proteksi
kesiapan dan
kesehatan
kemampuan
meningkat
menerima
c. Partisipasi
informasi
dalam
b. Identifikasi
program
faktor-faktor
keehatan
yang dapat
komunitas
meningkatkan
meningkat
dan
d. Prevalensi
menurunkan
penyakit
motivasi
menurun
perilaku hidup
e. Angka
bersih dan sehat
penyalahguna
an zat
Terapeutik
menurun
f. Angka a. Sediakan materi
kebiasaan dan media
merokok pendidikan
menurun kesehatan
g. Angka b. Jadwalkan
penyakit penkes sesuai
menular kesepakatan
seksual
Edukasi
menurun
h. Angka
a. Jelaskan faktor-
kejadian
faktor yang
cedera
dapat
menurun
mempengaruhi
kesehatan
b. Ajarkan
perilaku hidup

26
bersih dan sehat
c. Ajarkan strategi
yang dapat
digunakan
untuk
meningkatkan
perilaku hidup
bersih dan
sehat.

2. Pemeliharaan Tujuan : Intervensi : Dukungan


kesehatan tidak Pemeliharaan Sumber Finansial
efektif kesehatan meningkat (I.13479)
berhubungan (L. 12106) Defenisi :
dengan Kriteria Hasil : Memfasilitasi
ketidakcukupan pengelolaan sumber
a. Menunjukkan
sumber daya keuangan secara tepat
perilaku
(keuangan fasilitas untuk mendukung
adaptif
pelayanan perawatan dan
meningkat
kesehatan) kesehatan
b. Menunjukkan
(D.0003)
pemahaman
Tindakan
perilaku sehat
Keperawatan :
meningkat
Observasi
c. Kemampuan
a. Identifikasi
menjalankan
penggunaan
perilaku sehat
sumber daya
meningkat
keuangan sesuai
dengan sumber
dana yang di miliki

Terapeutik

a. Lakukan advokasi

27
terkait pembiayaan
sesuai dengan
kebijkan institusi
b. Lakukan
pencatatan setiap
aktivitas
pembiayaan

Edukasi
a. Informasikan
pembiayaan
pelayanan
perawatan di
sekolah menengah
pertama (UKS)

Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas

Dalam effendi & makhfudli (2009) dijelaskan strategi intervensi keperawatan komunitas
antara lain :

A. Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan


mengurangi disabilitas serta mengaktualisasikan potensi kesehatan yang dimiliki
oleh individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat (Swanson&Nies, 2011).
Pendidikan kesehatan dapat dikatakan efektif apabila dapat menghasilkan perubahan
pengetahuan, menyempurnakan sikap, meningkatkan ketrampilan, dan bahkan
mempengaruhi perubahan di dalam perilaku atau gaya hidup individu, keluarga, dan
kelompok (Pender, Murdaugh, &Parsons, 2002). Pendidikan kesehatan diharapkan

28
dapat mengubah perilaku untuk patuh terhadap saran pengelolaan secara mandiri.
Pendidikan kesehatan dapat dilakukan secara individu, kelompok, maupun
komunitas. Contoh pendidikan kesehatan pada kelompok khusus di area sekolah
adalah pelaksanaan pendidikan kesehatan dilakukan melalui peningkatan
pengetahuan, keterampilan, penanaman kebiasaan hidup sehat, terutama melalui
pemahaman konsep yang berkaitan dengan prinsip hidup sehat, mencakup :

a. Memahami pola makanan sehat


b. Memahami perlunya keseimbangan gizi
c. Memahami berbagai penyakit menular seksual
d. Mengenal bahaya seks bebas
e. Memahami berbagai penyakit menular
f. Mengenal cara menjaga kebersihan alat reproduksi
g. Mengenal bahaya merokok bagi kesehatan
h. Mengenal bahaya minuman keras
i. Mengenal bahaya narkoba
j. Mengenal cara menolak ajakan menggunakan narkoba

B. Proses Kelompok

Proses kelompok merupakan salah satu strategi intervensi keperawatan yang


dilakukan bersama-sama dengan masyarakat melalui pembentukan sebuah kelompok
atau kelompok swabantu (self-helpgroup). Intervensi keperawatan di dalam tatanan
komunitas menjadi lebih efektif dan mempunyai kekuatan untuk melaksanakan
perubahan pada individu, keluarga dan komunitas apabila perawat komunitas
bekerja bersama dengan masyarakat. Kegiatan pada kelompok ini disesuaikan
dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai oleh agar dapat mencapai masa tua
yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif selama mungkin (Depkes RI,
1992).

C. Partnership

Kemitraan memiliki definisi hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan
manfaat (Depkes RI, 2005). Perawat spesialis komunitas perlu membangun

29
dukungan, kolaborasi, dan koalisi sebagai suatu mekanisme peningkatan peran serta
aktif masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi
implementasi PKP. Anderson dan McFarlane (2000) dalam hal ini mengembangkan
model keperawatan komunitas yang memandang masyarakat sebagai mitra
(community as partner model). Kemitraan dapat dilakukan perawat komunitas
melalui upaya membangun dan membina jejaring kemitraan dengan pihak-pihak
yang terkait dalam upaya penanganan pada baik di level keluarga, kelompok,
maupun komunitas.

D. Empowerment

Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian


kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada
masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan
kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Hitchcock, Scubert, &
Thomas, 1999). Pemberdayaan, kemitraan dan partisipasi memiliki inter-relasi yang
kuat dan mendasar. Perawat spesialis komunitas ketika menjalin suatu kemitraan
dengan masyarakat maka dirinya juga harus memberikan dorongan kepada
masyarakat.

Intervensi Keperawatan Komunitas dengan 3 Level Pencegahan

A. Peningkatan kesehatan (promotif) dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan


kesehatan dan latihan keterampilan. Contoh kegiatan nya yaitu Promosi Kesehatan,
Pendidikan kesehatan, penyebaran informasi kesehatan, Konsultasi gizi, Penyediaan
air bersih, memberikan rasa aman kepada anak sekolah, meningkatkan koping dan
hubungan interpersonal anak sekolah

B. Pencegahan (preventif) dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan daya tahan tubuh,


kegiatan pemutusan mata rantai penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses
penyakit pada tahap dini sebelum timbul penyakit. Contoh kegiatan nya yaitu
screening kesehatan anak sekolah, imunisasi yang di berikan untuk anak sekolah,
konseling dan pemberian tindakan pelayanan keperawatan komunitas pada kelompok
khusus di area sekolah, Pemberian vitamin A, tablet penambah zat besi, Pemberian
obat yang rational dan efektif untuk anak sekolah.

30
C. Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) dilakukan melalui kegiatan
mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik yang cedera/cacat agar dapat berfungsi optimal.

4. Implementasi Keperawatan Kelompok Khusus di Area SMP


Dengan dilakukannya intervensi keperawatan komunitas yang disusun, diharapkan
dapat membantu kelompok khusus komunitas di area sekolah untuk mengubah atau
mengatur ulang faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan kelompok khusus di
area sekolah. Implementasi keperawatan komuunitas kelompok khusus di area
sekolah di lakukan dengan melaksanakan tindakan keperawatan komunitas pada
kelompok khusus di area sekolah menengah pertama (SMP) sesuai dengan rencana
tindakan yang telah direncanakan sebelumnya.

5. Evaluasi Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus di Area SMP


Evaluasi keperawatan komunitas berguna untuk melengkapi proses keperawatan
komunitas khususnya terhadap kelompok khusus di area sekolah menengah pertama
(SMP). Bila ada yang belum tercapai maka dilakukan pengkajian ulang, disusun
rencana, kemudian dilaksanakan dalam implementasi keperawatan lalu dievaluasi,
bila dalam evaluasi belum teratasi maka dilakukan langkah awal lagi dan seterusnya
sampai tujuan tercapai.

31
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kelompok Khusus di Area Sekolah salah satunya yaitu Usaha Kesehatan Sekolah atau
UKS. UKS merupakan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia
sekolah pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan. Keberadaan UKS yang telah
dirintis sejak 1956, sangat penting seperti yang tercermin dalam Pasal 45 Undang-Undang
No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan, yaitu Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam hidup sehat,
sehingga mereka dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan optimal
menjadi manusia yang berkualitas (Mahfud, 2015). UKS juga merupakan salah satu usaha
kesehatan pokok yang dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha kesehatan masyarakat
yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan sekolahnya
sebagai sasaran utama (Effendi dan Makhfudli, 2009). Tujuan UKS adalah meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin serta
menciptakan lingkungan sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan

32
anak yang optimal. Lingkungan sekolah yang sehat tentu sangat mendukung dalam
pencapaian tujuan pendidikan kesehatan di area atau lingkungan sekolah.

B. Saran

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis dapat
berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Kepada pembaca makalah ini, kami
menyarankan agar dipahami betul materi yang kelompok kami bahas. Supaya di saat kita
melakukan penelitian skripsi kita nanti (Insha Allah) mempunyai bekal ilmu pengetahuan
yang membuat kita tidak canggung dalam melakukan penelitian nanti

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, M. A. (2019). Buku Ajar Konsep-Konsep Dasar dalam Keperawatan Komunitas.


Deepublish.

I Ketut, Swarjana. 2016. Keperawatan kesehatan komunitas. Yogyakarta : Andi Offset.


Diakses dari : https://books.google.co.id/books?id=L-
9dDQAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=askep+komunitas+agregat+pekerja+di+area+indus
tri&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiA-57-
ydfuAhXxmeYKHXjYAN8Q6AEwAXoECAcQAg#v=onepage&q&f=false
Febri & Endang. 2018. Survei kelayakan program usaha kesehatan sekolah (UKS) di sekolah
menengah atas Se-Kabupaten Lamongan. Jurnal pendidikan olahraga dan kesehatan,
6(1) : 191-197
Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan kesehatan komunitas. Jakarta : Salemba Medika.
Diakses dari : https://books.google.co.id/books?
id=LKpz4vwQyT8C&pg=PT264&dq=askep+komunitas+area+sekolah&hl=id&sa=X&ved=2ahU

33
KEwikrefhyNfuAhULA3IKHWI4Bv8Q6AEwAHoECAQQAg#v=onepage&q=askep%20komunitas
%20area%20sekolah&f=false

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar. (2014).


Pedoman Pelaksanaan UKS di Sekolah. Jakarta : Kementrian Pendidikan Republik
Indonesia.
Mary A, Nies & Melanie, McEwen. 2019. Keperawatan kesehatan komunitas dan keluarga.
Singapore : Elsevier. Diakses dari : https://books.google.co.id/books?id=s-
z3DwAAQBAJ&pg=PA124&dq=askep+komunitas+agregat+di+lingkungan+industri&hl=id&sa=
X&ved=2ahUKEwir7uqZxczuAhWFguYKHWCdC1UQ6AEwAHoECAEQAg#v=onepage&q=askep
%20komunitas%20agregat%20di%20lingkungan%20industri&f=false
Maryam, Zahroh & Ratih. 2018. Pelaksanaan trias usaha kesehatan sekolah pada tingkat
sekolah dasar di wilayah kecamatan Tembalang Kota Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 6(1) : 770-778
Neti, Hartiah & Desy. 2017. Upaya penguatan pelayanan kesehatan primer pada anak
sekolah di Pangandaran. Jurnal pengabdian kepada masyarakat, 1(4) : 232-235
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

34

Anda mungkin juga menyukai