Anda di halaman 1dari 34

Mata Kuliah: Keperawatan Komunitas II

Dosen Pembimbing: Ns. Jumiarsih Purnama AL, S.Kep,. M.Kep

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGRERAT DALAM KOMUNITAS


KESEHATAN SEKOLAH

KELOMPOK 1

AYU FITRIANI 201801005


AMIRAH 201801002
A.TISNA RAMADHANI 201801001
ASNIAR 201801004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS JENJANG STRATA SATU (S1)


ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan Asuhan Keperawatan
dengan judul Asuhan Keperawatan pada Agregat dalam Komunitas Kesehatan
Sekolah sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas II.
Pembuatan Asuhan Keperawatan ini tidak akan terlaksana tanpa adanya
kerjasama, bantuan, dukungan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang membantu penyusunan Asuhan Keperawatan ini.
Penyusun menyadari Asuhan Keperawatan ini banyak kekurangan, untuk itu
penyusun mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
Asuhan Keperawatan ini, yang diharapkan dapat menjadi perbaikan kami di masa
mendatang.
Demikian Asuhan Keperawatan ini disusun, apabila banyak kesalahan
penyusun mohon maaf dan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Soppeng, 27 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan ................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keperawatan Kesehatan Sekolah ............................................ 3
B. Program Usaha Kesehatan Sekolah ..................................................... 10
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian ............................................................................................ 13
B. Analisa Data ......................................................................................... 21
C. Diagnosa Keperawatan......................................................................... 22
D. Intervensi Keperawatan ........................................................................ 25
E. Implementasi Keperawatan .................................................................. 28
F. Evaluasi Keperawatan .......................................................................... 29
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 30
B. Saran..................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 31

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tujuan pembangunan bidang kesehatan adalah terwujudnya derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Dalam kehidupan sosial yang beragam di
masyarakat, keluarga adalah unit sosial terkecil, oleh karena itu diperlukan
upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga terutama kesehatan ibu
dan anak. Masa anak merupakan waktu yang tepat untuk meletakkan landasan
yang kokoh bagi terwujudnya manusia yang berkualitas.
Lingkungan tempat tinggal dan lingkungan sekolah merupakan dua tempat
utama yang digunakan oleh seorang anak untuk melakukan aktivitas. Sekolah
merupakan tempat anak-anak belajar, berkreasi, bersosialisasi dan bermain.
Sehingga tidak mengherankan jika sebagian besar waktu mereka dihabiskan di
sekolah. Oleh karena itu, konsep pemberian kesehatan di sekolah akan lebih
efektif terutama pada sasaran target anak sekolah. Jika ditilik selama ini, peran
perawat di sekolah masih sangat minimal. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor di antaranya adalah kebijakan pemerintah terhadap pengembangan peran
perawat di sekolah juga masih belum ada. Sehingga yang sering berhubungan
dengan perawatan kesehatan sekolah adalah petugas dari puskesmas.
Lingkungan sekolah yang sehat akan memberikan dampak yang positif
bagi perkembangan anak. Sekolah seharusnya memiliki kepedulian terhadap
kesehatan anak didiknya, termasuk memberikan pengertian mengenai
kesehatan itu sendiri, sehingga siswa dapat membiasakan dirinya untuk hidup
sehat. Mengingat begitu pentingnya arti kesehatan dalam kehidupan serta
begitu eratnya lingkungan sekolah dengan kehidupan anak yang sedang berada
dalam masa pertumbuhan, maka perlu digalakkan upaya perawatan kesehatan
sekolah dengan memaksimalkan peran perawat baik di puskesmas maupun
perawat yang terlibat langsung di sekolah tersebut.
Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, sekolah dasar, sekolah
menengah pertama, dan sekolah menengah atas adalah suatu masa usia anak
yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Didalam periode ini didapatkan

1
banyak permasalahan kesehatan yang sangat menentukan kualitas kesehatan
anak dikemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum,
gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar.
Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat
pencapaian presentasi pada peserta didik di sekolah. Kesempatan belajar
tersebut membutuhkan kondidi fisik prima yaitu tubuh yang sehat, oleh karena
itu diperlukan suatu upaya kesehatan untuk anak sekolah agar anak dapat
tumbuh menjadi manusia yang berkualitas dibutuhkan pendidikan di sekolah,
salah satunya melalui UKS. Oleh karena itu kami tertarik untuk membahas
lebih lanjut mengenai peran UKS dalam anak yang sehat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan usaha kesehatan sekolah (UKS)?
2. Apa saja tujuan usaha kesehatan sekolah (UKS)?
3. Bagaimana sasaran usaha kesehatan sekolah (UKS)?
4. Bagaimana ruang lingkup usaha kesehatan sekolah (UKS)?
5. Apa saja masalah kesehatan yang dapat dikurangi melalui kegiatan usaha
kesehatan sekolah (UKS)?
6. Bagaimana peran perawat usaha kesehatan sekolah (UKS)?
7. Apa saja fungsi perawat dalam usaha kesehatan sekolah (UKS)?
8. Bagaimana asuhan keperawatan pada agregat kesehatan sekolah?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi usaha kesehatan sekolah (UKS).
2. Untuk mengetahui tujuan usaha kesehatan sekolah (UKS).
3. Untuk mengetahui sasaran usaha kesehatan sekolah (UKS).
4. Untuk mengetahui ruang lingkup usaha kesehatan sekolah (UKS).
5. Untuk mengetahui masalah kesehatan yang dapat dikurangi melalui
kegiatan usaha kesehatan sekolah (UKS).
6. Untuk mengetahui peran perawat usaha kesehatan sekolah (UKS).
7. Untuk mengetahui fungsi perawat dalam usaha kesehatan sekolah (UKS).
8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada agregat kesehatan sekolah.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN SEKOLAH


1. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
a. Definisi
Usaha kesehatan di sekolah (UKS) merupakan salah satu usaha
kesehatan pokok yang dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha
kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak
didik beserta lingkungan sekolahnya sebagai sasaran utama. Usaha
kesehatan di sekolah juga berfungsi sebagai lembaga penerangan agar
anak tahu bagaimana cara menjaga kebersihan diri, menggosok gigi
yang benar, mengobati luka, merawat kuku, dan juga memperoleh
pendidikan seks yang sehat (Prasasti, 2008)
Usaha kesehatan di sekolah juga merupakan wadah untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta
didik sedini mungkin. Usaha kesehatan di sekolah merupakan
perpaduan antara dua upaya dasar, yaitu upaya pendidikan dan upaya
kesehatan, yang pada gilirannya nanti diharapkan UKS dapat dijadikan
sebagai usaha untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada
setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan (P. Ananto, 2006)
Dapat disimpulkan bahwa yang di maksud dengan UKS adalah
usaha kesehatan sekolah yang di dalam lingkungan sekolah maupun
yang di sekitar lingkungan sekolah, yang sasaranya adalah peserta didik
beserta masyarakat sekolah yang lainya yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik sehingga peserta
didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis serta
optimal, menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

3
b. Tujuan usaha kesehatan sekolah
Menurut Suliha dkk (2002: 36) Tujuan UKS secara umum adalah
untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan
peserta didik sedini mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah
yang sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan
anak yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia
indonesia yang berkualitas. Menurut Suliha dkk (2002: 57-58) Secara
khusus tujuan usaha kesehatan sekolah adalah untuk memupuk
kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta
didik yang mencakup memiliki pengetahuan, sikap, dan ketrampilan
untuk melaksanakan 12 prinsip hidup sehat, serta berpartisipasi aktif di
dalam usaha peningkatan kesehatan. Sehat fisik, mental, sosial maupun
lingkungan, serta memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap
pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba, alkohol dan kebiasaan
merokok serta hal-hal yang berkaitan dengan masalah pornografi dan
masalah social lainnya.
Jadi tujuan UKS yaitu untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
kemampuan hidup sehat peserta didik agar dapat menciptakan
lingkungan yang sehat, sehingga memiliki pengetahuan, sikap dan
keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, baik fisik,
mental, maupun sosial serta memiliki daya hayat dan daya tangkal
terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba, menangani anak
didik yang mengalami kecelakaan ringan, melayani kesehatan dasar
bagi anak didik selama sekolah (pemberian imunisasi), memantau
pertumbuhan dan status gizi anak didik dan sebagainya.

c. Sasaran usaha kesehatan sekolah


Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS meliputi peserta didik
sebagai sasaran primer, guru pamong belajar/tutor orang tua, pengelola
pendidikan dan pengelola kesehatan serta TP UKS di setiap jenjang
sebagai sasaran sekunder. Sedangkan sasaran tertier adalah lembaga
pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah/TK sampai SLTA, termasuk

4
satuan pendidikan luar sekolah dan perguruan tinggi agama serta
pondok pesantren beserta lingkungannya (Depkes, 2008).
Sasaran lainnya adalah sarana dan prasarana pendidikan kesehatan
dan pelayanan kesehatan. sasaran tertier lainnya adalah lingkungan
yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat sekitar
sekolah. Sekolah sebagai lembaga (institusi) pendidikan merupakan
media yang penting untuk menyalurkan segala bentuk pembaharuan
tata cara dan kebiasaan hidup sehat, agar lebih mudah tertanam pada
anak-anak. Dengan demikian, akan dapat memberikan pengaruh
terhadap kehidupan keluarga, masyarakat sekitarnya, bahkan
masyarakat yang lebih luas lagi. Anak didik dikemudian hari
diharapkan akan memiliki sikap dan kebiasaan hidup dangan norma-
norma kesehatan.
Pendidikan kesehatan di sekolah dasar melalui program UKS
mempunyai peranan yang sangat efektif sebab Sekolah Dasar, sebagai
lembaga pendidikan yang tersebar luas di daerah pelosok tanah air, dari
pedesaan hingga kota-kota besar. Di pandang dari segi pembiayaan
pemerintah dan harapan untuk masa depan, pelaksanaan UKS di
sekolah dasar adalah ekonomis. Apalagi untuk kepentingan ini
masyarakat (orang tua murid) selalu dilibatkan dalam berbagai bentuk,
melalui PGOM (persatuan guru dan orang tua murid).
Menurut Depkes RI (1982: 7) bahwa peserta didik dari tingkat
sekolah dasar sampai tingkat menengah termasuk perguruan tinggi
beserta lingkungannya merupakan sasaran utama dari pembinaan UKS.
Didalam pembangunan nasional, perhatian terhadap dunia anak-anak
tidak dapat diabaikan. Anak-anak merupakan penerus dalam bidang
tenaga kerja, sehingga pembinaan terhadap golongan ini perlu dimulai
sedini mungkin. Sehubungan dengan ini bidang pendidikan dan
kesehatan mempunyai peranan yang besar karena secara organisasai
sekolah berada dibawah departemen pendidikan nasional, Secara
fungsional departemen kesehatan bertanggung jawab atas kesehatan

5
anak didik. Mengingat hal tersebut, UKS dijalankan atas dasar titik
tolak pemikiran bahwa :
1) Sekolah merupakan lembaga yang sengaja dihidupkan untuk
mempertinggi derajat bangsa dalam segala aspek
2) Usaha kesehatan melalui masyarakat sekolah mempunyai
kemungkinan yang lebih efektif diantara beberapa usaha yang ada,
untuk mencapai kebiasaan hidup sehat dari masyarakat pada
umumnya, karena masyarakat sekolah :
a) Mempunyai prosentase yang tinggi.
b) Merupakan masyarakat yang telah terorganisir, sehingga
mudah dicapai dalam rangka pelaksanaan usaha-usaha
kesehatan masyarakat.
c) Peka terhadap pendidikan pada umumnya, dapat menyebarkan
modernisasi (sebagai agent of change), karena dalam usia ini
anak-anak sekolah berada dalam taraf perkembangan dan
pertumbuhan, mudah dibimbing dan dibina. Pada masa ini
adalah masa yang tepat untuk menanamkan kebiasaan-
kebiasaan hidup sehat dengan harapan agar mereka dapat
meneruskan serta mempengaruhi lingkungannya sekarang dan
dimasa yang akan datang. Masyarakat sehat yang akan datang
merupakan salah satu hasil dari sikap dan kebiasaan hidup
sehat yang dimiliki anak-anak pada waktu sekarang.
(Soenaryo, 2002: 148).

d. Ruang lingkup usaha kesehatan sekolah


Ruang luang lingkup UKS tercermin dalam tri program atau yang
disebut dengan TRIAS UKS yang meliputi :
1) Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan upaya memberikan
bimbingan kepada peserta didik untuk meningkatkan pengetahuan
kemampuan dan keterampilan peserta didik dalam melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat agar dapat tumbuh dan berkembang

6
dengan baik, selain di bidang kesehatan peserta didik juga dibina
dalam bidang kesehatan lingkungan yang merupakan bagian yang
sangat mempengaruhi pembentukan pribadi peserta didik, adanya
proses kenaikan bagi peserta didik maka harus menyelenggarakan
kegiatan sosialisasi setiap tahun sehingga seluruh peserta didik
terpapar materi kesehatan dan kesehatan lingkungan.(Tim Pembina
UKS, 2008,33)
Pendidikan kesehatan dilakukan secara intra kurikuler dan
ekstra kurikuler. Kegiatan intra kurikuler adalah melaksanakan
pendidikan pada saat jam pelajaran berlangsung sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Pendidikan ini tidak hanya diberikan pada
saat mata pelajaran Pendidikan Jasmani saja, namun bisa juga secara
integratif pada saat mata pelajaran lainnya disampaikan kepada
peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler adalah melaksanakan
pendidikan di luar jam pelajaran yang dilakukan di sekolah atau di
luar sekolah. Misalnya, melaksanakan penyuluhan tentang, gizi,
narkoba, dan sebagainya terhadap peserta didik, guru dan orangtua.
Melaksanakan pelatihan UKS bagi peserta didik, guru pembina UKS
dan kader kesehatan. Melaksanakan pendidikan dan kebiasaan hidup
bersih melalui program sekolah sehat.(Tim Pembina UKS,2008,26)
2) Pelayanan Kesehatan
(Tim Pembina UKS,2008, 28-29) Pelaksanaan pelayanan
kesehatannya meliputi kegiatan – kegiatan antara lain:
a) Kegiatan Peningkatan (Promotif), Latihan Keterampilan teknis
pemeliharaan kesehatan dan pembentukan peran serta aktif
peserta didik dalam pelajaran kesehatan, antara lain : Kader
Kesehatan Sekolah, Olahraga, Kesenian, Berkebun dan Lomba.
b) Pembinaan Sarana Lingkungan Sekolah, antara lain :
 Pembinaaan Warung Sekolah (Kantin)
 Lingkungan Sekolah yang terpelihara
 Pembinaan Keteladan berperilaku hidup sehat
c) Kegiatan Pencegahan (Preventif)

7
d) Memelihara Kesehatan yang bersifat umum dan khusus
e) Penjaringan kesehatan bagi anak
f) Monitoring / memantau peserta didik
g) Usaha Pencegahan Penyakit Menular
h) Kegiatan Penyembuhan dan Pemulihan (Kuratif dan
Rehabilitatif)
i) Diagnosa Dini
j) Pengobatan pada penyakit
k) P 3 K dan P 3 P
3) Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
Pembinaan lingkungan sekolah sehat yang merupakan salah
satu unsur penting dalam membina ketahanan sekolah harus
dilakukan, karena lingkungan kehidupan yang sehat sangat
diperlukan untuk meningkatkan kesehatan seluruh komunitas
sekolah serta peningkatan daya serap siswa dalam proses belajar
mengajar Maka pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat
dilaksanakan melalui 6 K yaitu: Keamanan Keindahan Kebersihan
Kekeluargaan Ketertiban Kerindangan (Tim Pembina UKS 2008,
75-76).
Menurut WHO (Depkes, 2008) adapun Pembinaan kepada peserta
didik agar dapat menerapkan pentingnya UKS Diantaranya dengan
melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
a) Melaksanakan kerja bakti kebersihan sekolah secara rutin dan
terencana (Jumat Bersih, piket kapling, piket kelas)
b) Melaksanakan kerja bakti dengan lingkungan masyarakat
sekitar sekolah
c) Membuang sampah pada tempatnya dan pengadaan tempat
sampah di depan kelas, dipilah antara sampah organik dan
anorganik
d) Mengolah sampah organik menjadi kompos
e) Tidak mencorat-coret dinding dan bangku
f) Menyiram jamban sampai bersih sesudah dipakai

8
g) Membuat dan memelihara kapling, kebun sekolah, TOGA,
taman sekolah
h) Mengikuti kegiatan Dinamika Kelompok (wisata, olah raga dan
kesenian).

e. Masalah kesehatan yang dapat dikurangi melalui kegiatan usaha


kesehatan sekolah
1) Imunisasi,
2) Kesehatan gigi,
3) Sanitasi dan air bersih,
4) Masalah gizi dan anemia,
5) Kekerasan dan kecelakaan,
6) Gangguan kesehatan mental,
7) Kebersihan diri maupun lingkungan,
8) Masalah kesehatan reproduksi remaja,
9) Merokok, alkohol dan penyalahgunaan narkoba,
10) Penyakit infeksi (malaria, gangguan saluran nafas).

2. Peran Perawat dalam Kesehatan Sekolah


a. Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah,perawat mempunyai
peran:
1) Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan
melakukan pengumpulan data,analisa data,serta perumusan dan
prioritas masalah;
2) Menyusun perencanaan kegiatan UKS bersama tim pembina usaha
kesehatan di sekolah(TPUKS);
3) Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kesehatan yang
di susun;
4) Menilai dan memantau hasil kegiatan UKS
5) Mencatat dan melaporkan sesuai dengan prosedur yang di tetapkan.
b. Sebagai pengelola kegiatan UKS, perawat kesehatan yang bertugas di
puskesmas ,menjadi salah seorang anggota dalam TPUKS atau dapat
juga di tunjuk sebagai seorang koordinator UKS di tingkat

9
puskesmas.bila perawat kesehatan di tunjuk sebagai koordinator maka
pengelolaan pelaksanaan UKS menjadi tanggung jawabnya atau paling
tidak ikut terlibat dalam tim pengelola UKS.
c. Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan,peranan perawat kesehatan
dalam memberikan penyuluhan kesehatan dapat di lakukan secara
langsung (melalui penyuluhan kesehatan yang bersifat umum dan
klasikal) atau tidak langsung sewaktu melakukan pemeriksaan
kesehatan peserta didik secara perseorangan.

3. Fungsi Perawat dalam Usaha Kesehatan Sekolah


a. Memberikan pelayanan serta meningkatkan kesehatan individu dan
memberikan pendidikan kesehatan kepada semua populasi yang ada di
sekolah.
b. Memberikan kontribusi untuk mempertahankan dan memperbaiki
lingkungan fisik dan sosial sekolah.
c. Menghubungkan program kesehatan sekolah dengan program
kesehatan masyarakat yang lain.

B. PROGRAM USAHA KESEHATAN SEKOLAH


Ada beberapa jenis kegiatan UKS dan jenis kegiatan UKS disini
dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu kegiatan yang berkaitan dengan
pengelolaan UKS, dan TRIAS UKS meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan
kesehatan dan lingkungan sekolah yang sehat. Bagian-bagian jenis kegiatan
tersebut termasuk dalam program kegiatan UKS sebagai berikut :
1. Pengelolaan UKS
a. Pembentukan Tim Pelaksana UKS
b. Terlibatnya unsure guru dan petugas puskesmas
c. Penyusunan program kerja UKS
d. Pengawasan pelaksanaan 7K
e. Laporan pembinaan dari Puskesmas
f. Penyuluhan tentang UKS
g. Pelaksanaan rapat koordinasi dengan Tim Pelaksana Program kerja

10
h. Penyediaan sarana pelayanan kesehatan
i. Pembuatan laporan pelaksana UKS kepada Tim Pembina UKS
j. Pelaksanaan rapat koordinasi dengan Tim Pembina UKS

2. Trias UKS
a. Pendidikan kesehatan
1) Pelaksanaan pemeriksaan berkala
2) Pelaksanaan pemeriksaan rutin
3) Pelaksanaan lomba pengetahuan kesehatan sekolah
4) Pelaksanaan pemeriksaan tinggi badan
5) Pengadaan alat peraga
6) Pelaksanaan dokter kecil
7) Pelaksanaan pemeriksaan berat badan
8) Pengadaan alat peraga UKS
9) Pengadaan kegiatan lomba kebersihan badan
10) Pengadaan kegiatan lomba kebersihan ruang kelas
b. Pelayanan kesehatan
1) Kegiatan penjaringan anak sekolah (screening)
2) Pelaksanaan imunisasi
3) Pelaksanaan pemberantasan sarang penyakit
4) Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan atau deteksi dini penyakit
5) Pengadaan upaya alih teknologi kesehatan
6) Pengadaan rujukan ke puskesmas
c. Lingkungan sekolah sehat
1) Pengadaan ruang/sudut UKS
2) Pembinaan kantin sekolah
3) Pengadaan sarana air bersih yang memenuhi syarat
4) Pengadaan tempat pembuanagn air limbah yang memenuhi syarat
5) Pengadaan kamar mandi/WC khusus siswa

11
Upaya peningkatan kesehatan disekolah melalui kegiatan yang
dilaksanakan melalui masyarakat disekolah dipandang lebih efektif dibanding
kegiatan lain yang dilakukan dalam masyarakat umum. Menurut Soenaryo
(2002: 2 ) program UKS sangat efektif karena:
1. Sekolah Dasar sebagai masyarakat sekolah, mempunyai komunitas
peserta didik yang sangat besar.
2. Sekolah Dasar sebagai lembaga pendidikan yang tersebar luas seluruh
pelosok tanah air.
3. Anak anak usia SD sangat peka terhadap perubahan dan pembaharuan,
bahkan anak anak mempunyai sifat yang menyampaikan apa yang dia
terima dan diperoleh dari orang lain.
4. Di pandang dari pembiayaan pemerintah dan harapan untuk masa depan
pelaksanaan UKS di sekolah dasar sangat ekonomis.

12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan keperawatan agregat anak sekolah yang dilakukan di SDN


Wonokromo IV Surabaya menggunakan pendekatan proses keperawatan yang
meliputi pengkajian status kesehatan anak sekolah, perumusan diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pemberian asuhan
keperawatan melibatkan kader UKS, guru pada institusi pendidikan, anak sekolah
dan orang tua, dan kepala sekolah.

A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada agregat anak sekolah menggunakan pendekatan
Community as partner meliputi : Data inti komunitas dan subsistem.
1. Data inti komunitas, terdiri dari:
a. Demografi
Jumlah anak sekolah keseluruhan menurut data Monografi SDN
Wonokromo IV Surabaya untuk usia 6 – 12 tahun + 123 siswa, jumlah
anak sekolah menurut jenis kelamin dan golongan umur tergambar
pada grafik di bawah ini.
Diagram 1 : Karakteristik anak sekolah Berdasarkan Umur dan Jenis
Kelamin di SDN Wonokromo IV Surabaya bulan November tahun
2020

Umur dan Jenis Kelamin

30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
6 - 7 Tahun 8 - 9 Tahun 10 - 11 Tahun 12 Tahun

Perempuan Laki - Laki

13
Dari 123 siswa SDN IV Wonokromo antara siswa laki-laki yang
berumur 8 – 9 tahun dan anak perempuan berumur 8 – 9 tahun
mempunyai prosentase yang hampir sama yaitu 21% dan 20%.
b. Status perkawinan
100% dari anak usia sekolah belum kawin.
c. Nilai, kepercayaan dan agama
Agama yang dianut oleh anak sekolah tergambar pada diagram di
bawah ini :
Diagram 2 : Karakteristik anak usia sekolah Berdasarkan Agama di
SDN IV Wonokromo Surabaya pada November 2020

Agama
3%

97%

ISLAM KRISTEN

Dari diagram di atas mayoritas responden beragama Islam yaitu 97%.


Berdasarkan winshield survey dan data dari monografi didapatkan
tidak tersedia musala untuk tempat beribadah karena letak SD
bersebelahan dengan masjid, kegiatan keagamaan dilaksanakan di
masjid tersebut. Di sekolah terdapat mata pelajaran Agama.
Sedangkan dari hasil wawancara dengan guru agama, menyatakan
bahwa nilai/ norma/ budaya yang dianut anak-anak SD baik,
kehidupan beragama berjalan dengan harmonis, dan anakanak rajin
dan antusias dalam mengikuti kegiatan keagamaan yang
dilaksanakan.

14
2. Data subsistem
Delapan subsistem yang dikaji sebagai berikut :
a. Lingkungan Fisik
Inspeksi : Tipe sekolah permanen, tempatnya strategis
dekat dengan jalan raya. Kebersihan lingkungan
sekolah kurang terjaga dengan baik, terdapat 1
kantin di dalam sekolah yang menjual makanan
yang kurang terjamin kebersihannya. Terdapat
banyak penjual makanan di depan gerbang
sekolah. Jenis makanan yang dijual tidak terjamin
kebersihannya. Terdapat 2 kamar mandi yang
terpisah antara kamar mandi anak laki-laki dan
perempuan. Kondisi terawat dengan baik.
Auskultasi : Hasil wawancara dengan kepala sekolah, bahwa
di sekolah SDN IV Wonokromo terdapat kegiatan
ekstrakulikuler yang sudah lama berjalan seperti
olahraga meliputi sepak bola dan senam, kesenian
meliputi tari dan musik dan kegiatan keagamaan
seperti pengajian.
Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia
sekolah yang kurang baik bagi perkembangan
anak yaitu orang tua dan lingkungan anak yang
membiasakan tidak menggosok gigi sebelum tidur
sehingga kebiasaan ini diikuti oleh anak usia
sekolah
b. Pelayanan kesehatan dan pelayanan social
Pelayanan kesehatan di sekolah SDN IV Wonokromo terdapat UKS
untuk tempat istirahat dan pemeriksaan bagi anak yang sakit. Selain itu
juga terdapat ruang BK (Bimbingan Konseling) untuk konsultasi siswa.

15
c. Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara kepada para siswa kebanyakan orang tua
para siswa mempunyai pekerjaan sebagai wiraswasta dan berdagang
untuk mencari nafkah.
d. Keamanan dan Transportasi
1) Keamanan
Terdapat satpam sekolah yang membantu anak sekolah
menyebrang jalan raya, akan tetapi ditemukan kebiasaan yang
mengancam kesehatan anak usia sekolah :
a) Kebiasaan jajan sembarangan
Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang
kebiasaan jajan sembarangan pada anak usia sekolah adalah
sebagai berikut :
Diagram 3 : Kebiasaan jajan sembarangan yang dilakukan
oleh anak usia sekolah di sekolah SDN IV Wonokromo

Kebiasaan Jajan Sembarangan


150

100

50

0
Category 1

YA TIDAK

Pada diagram diketahui mayoritas anak usia sekolah memiliki


kebiasaan jajan sembarangan sebesar 98 anak (80%). Ini
merupakan hal yang negatif bagi kesehatan anak usia sekolah
karena kebersihan makanan dan kandungan gizi yang ada di
dalam makanan tersebut bisa menimbulkan berbagai macam
masalah kesehatan untuk anak usia sekolah.

16
b) Jenis Jajanan yang dikonsumsi Anak Usia Sekolah
Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang
kebiasaan jajan sembarangan pada anak usia sekolah adalah
sebagai berikut :
Diagram 4 : Jenis Jajanan yang dikonsumsi Anak Usia Sekolah
SDN IV Wonokromo

Jenis Jajanan yang dikonsumsi


60
50
40
30
20
10
0
Permen Coklat Snack

Pada diagram diketahui mayoritas jenis jajanan anak usia


sekolah adalah permen sebanyak 50 anak (40,6 %). Ini
merupakan hal yang negatif bagi kesehatan gigi anak usia
sekolah karena dalam permen mengandung kandungan gula
yang tinggi sehingga berisiko tinggi terjadi kejadian karies gigi
pada anak usia sekolah di SDN IV Wonokromo.
c) Kebiasan menggosok gigi sebelum tidur
Diagram 5 : Kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur yang
dilakukan oleh anak usia sekolah di sekolah SDN IV
Wonokromo
100
80
60
40
20
0
Kebiasaan Menggosok Gigi

YA TIDAK

17
Pada diagram diketahui mayoritas anak usia sekolah tidak
menggosok gigi sebelum tidur sebanyak 92 anak (75 %). Ini
merupakan hal yang negatif bagi perilaku anak usia sekolah
karena kebiasaan ini harusnya ditanamkan sejak dini, selain itu
apabila tidak menggosok gigi dapat menyebabkan berbagai
macam masalah kesehatan gigi dan mulut.
Berdasarkan wawancara dari petugas UKS menyatakan bahwa
anak-anak SDN IV Wonokromo sudah mendapat pengetahuan
tentang cara menggosok gigi. Alasan kebiasaan anak SD tidak
menggosok gigi sebelum tidur dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 1: Frekuensi alasan anak SDN IV Wonokromo tidak
menggosok gigi sebelum tidur
Alasan tidak menggosok gigi Jumlah Presentase
Malas 50 40.6%
Tidak di suruh orang tua 30 49.7%
Lupa 13 10.5%
Total 127 100%

2) Transportasi
Jenis transportasi yang digunakan anak-anak SDN IV Wonokromo
adalah sepeda, jalan kaki, dan diantar oleh orang tua.

e. Politik dan pemerintahan


Pada subsystem politik dan pemerintahan bagi anak usia sekolah adalah
keikut sertaan anak dalam organisasi sosial di sekolah serta kebijakan
pemerintah terhadap masalah yang terkait dengan anak usia sekolah.
Keikutsertaan anak pada organisasi di sekolah yaitu mengikuti kegiatan
kepramukaan.
f. Komunikasi
1) Komunikasi formal
Media komunikasi yang digunakan oleh anak untuk memperoleh
informasi pengetahuan tentang gosok gigi berasal dari media, para

18
guru dan orang tua. Hasil pengkajian yang telah diperoleh adalah
sebagai berikut:
Diagram 6 : Sumber informasi yang digunakan anak usia sekolah
untuk memperoleh pengetahuan tentang gosok gigi di sekolah
SDN IV Wonokromo.

Sumber Informasi
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Category 1

Media Orang Tua Guru

Berdasarkan data di atas mayoritas anak mengetahui mengenai


informasi tentang gosok gigi sebelum tidur bersumber dari media
khusunya televisi tentang iklan pasta gigi sebesar 45%. Media
informasi yang digunakan anak ini mempunyai dampak positif dan
negatif.
2) Komunikasi informal
Komunikasi informal yang dilakukan oleh anak usia sekolah di
sekolah SDN IV Wonokromo meliputi data tentang diskusi yang
dilakukan anak dengan orang tua, peran orang tua dalam
menyelesaikan dan mencegah masalah anak, keterlibatan orang tua
dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah anak. Agar lebih
jelasnya dapat dilihat pada uraian dibawah ini :
Diagram 7 : Frekuensi diskusi yang dilakukan antara anak dengan
orang tua di sekolah SDN IV Wonokromo

19
Frekuensi Diskusi
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Sering Jarang Tidak Pernah

Berdasarkan diagram di atas, maka mayoritas anak menjawab


jarang mengadakan diskusi dengan orang tua dalam mengatasi
masalah anak yaitu sebesar 74 responden (60%). Keadaan ini
sangat berisiko terhadap terjadinya perilaku anak untuk mencari
informasi melalui orang lain atau media yang belum tentu
kebenarannya. Sehingga diharapkan orang tua berperan sebagai
pendengar aktif dan pemberi solusi bagi permasalahan yang
dihadapi oleh anaknya.
Diagram 8 : Perlunya orang tua membantu mengatasi masalah anak
di sekolah SDN IV Wonokromo

Perlu Tidak Perlu

1%

99%

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa hampir 100 % responden


menyatakan perlu mendapatkan bantuan orang tuauntuk mengatasi
masalah yang terjadi pada dirinya.

g. Pendidikan
Semua anak bersekolah di sekolah SDN IV Wonokromo Surabaya.

20
h. Rekreasi
Tempat rekreasi yang sering dimanfaatkan anak bersama orang tuanya
biasanya ke Kebun Binatang Surabaya (KBS), taman-taman kota, Pantai
Kenjeran, dan Taman Hiburan Remaja (THR). Untuk pengembangan
bakat anak di bidang olah raga dan seni di sekolah SDN IV Wonokromo
terdapat lapangan sepak bola, sanggar senam, dan tari.

B. ANALISA DATA
Data Masalah
1. Lingkungan fisik : Defisit kebersihan diri
 Adanya kebiasaan pada lingkungan anak dengan agregat anak usia
usia sekolah yang kurang baik bagi sekolah
perkembangan anak yaitu orang tua dan
lingkungan anak yang membiasakan
tidak menggosok gigi sebelum tidur
sehingga kebiasaan ini diikutioleh anak
usia sekolah

2. Keamanan dan transportasi : Resiko terjadinya


a. Kebiasaan jajan sembarangan kejadian karies gigi
 80% anak usia sekolah memiliki agregat anak usia sekolah
kebiasaan jajan sembarangan
 Mayoritas jenis jajanan anak usia
sekolah adalah permen sebanyak 50
anak (40,6%)
 45 murid yang bermasalah pada gigi
dengan persentase 36.5%

b. Kebiasaan menggosok gigi sebelum


tidur
 75% anak usia sekolah tidak
menggosok gigi sebelum tidur

21
 Alasan tidak menggosok gigi karna
tidak disuruh oleh
 Orang tuanya (48.7%)

3. Komunikasi
a. Kebiasaan formal Resiko penyalahgunaan
Anak mengetahui mengenai informasi media cetak elektronik
tentang gosok gigi sebelum tidur pada anak untuk
bersumber dari media khususnya memperoleh informasi
televisi tentang iklan pasta gigi sebesar yang tidak sesuai dengan
45% perkembanganya

b. Komunikasi informal Ketidakefektifan


 Sebesar 60% anak sekolah jarang komunikasi anak dengan
diskusi dengan orang tuanya untukm orangtua
menyelesaikan masalah
 Sebesar 99% anak usia sekolah
menganggap perlu peran orang tua
untuk mengatasi masalah anak

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit kebersihan diri pada agregat anak usia sekolah b/d kebiasaan pada
lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik
2. Resiko terjadinya kejadian keries gigi pada agregat anak usia sekolah b/d
kebiasaan anak usia sekolah
3. Risiko penyalahgunaan media cetak dan elektronik pada anak untuk
memperoleh informasi yang tidak sesuai dengan perkembangannya b/d
sumber informasi yang digunakan anak untuk mengetahui informasi.
4. Ketidakefektifan komunikasi anak dengan orang tua b/d anak jarang
diskusi dengan orang tua untuk menyelesaikan masalah.

22
PRIORITAS MASALAH
Langkah awal dalam melakukan perencanaan adalah memprioritaskan
diagnosa keperawatan dengan menggunakan ranking dari semua diagnosa
yang telah ditemukan. Tujuan dari prioritas masalah adalah untuk mengetahui
diagnosa keperawatan komunitas yang mana yang akan diselesaikan terlebih
dahulu dengan masyarakat. Prioritas untuk diagnosa komunitas pada agregrat
anak usia sekolah di SDN IV Wonokromo Kelurahan Wonokromo Surabaya
adalah sebagai berikut :
Diagnosa Pentingnya Perubahan Penyelesaian Total
Keperawatan Penyelesaian Positif untuk untuk Skor
Masalah Penyelesaian Peningkatan
1 : Rendah di Kualitas
2 : Sedang Komunitas Hidup
3 : Tinggi 1 : Rendah 1 : Rendah
2 : Sedang 2 : Sedang
3 : Tinggi 3 : Tinggi
Defisit kebersihan 3 2 3 8
diri pada agregat
anak usia sekolah
Risiko terjadinya 3 3 3 9
kejadian karies
gigi pada agregat
anak usia sekolah
Risiko 2 1 1 4
penyalahgunaan
media cetak dan
elektronik pada
anak untuk
memperoleh
informasi yang
tidak sesuai

23
dengan
perkembangannya
Ketidakefektifan 2 1 2 5
komunikasi anak
dengan orang tua

Kesimpulan : masalah komunitas yang menjadi prioritas adalah risiko kejadian


karies gigi pada agregat anak usia sekolah dan yang akan dijadikan implementasi
adalah upaya preventif dan promotif untuk mencegah terjadinya kejadian karies
gigi pada agregat anak usia sekolah di SDN IV Wonokromo Kelurahan
Wonokromo Surabaya.

24
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan Sasaran Metode Waktu Tempat
Keperawatan
Risiko 1. Jangka panjang 1. Lakukan pendekatan Siswa dan  Komunikasi 3 Desember SDN IV
terjadinya Terbentuknya secara formal dengan Siswi SDN dan 2020 Wonokromo
kejadian kelompok anak usia kepala sekolah, guru, IV informasi Surabaya
karies gigi sekolah yang peduli dan petugas UKS Wonokromo  Ceramah
pada agregat terhadap kesehatan 2. Berikan penyuluhan Surabaya dan diskusi
anak usia gigi kesehatan tentang  Edukasi dan
sekolah 2. Jangka pendek karies gigi pada demonstrasi
 Agregat anak usia kelompok anak usia
sekolah sekolah
tidak mengalami 3. Demonstrasikan cara
karies gigi menggosok gigi
 Agregat anak usia dengan baik dan benar
sekolahmendapatkan pada kelompok anak
pengetahuan yang usia sekolah
cukup 4. Beri kesempatan
padakelompok anak

25
tentang pencegahan usiasekolah untuk
masalahkaries gigi bersama-sama
mempraktikan cara
menggosok gigi
dengan baik dan benar
 Kepala sekolah, guru,
dan petugas UKS
SDN IV Wonokromo
Surabaya
 Kelompok anak usia
sekolah di SDN IV
Wonokromo
Surabaya
 Komunikasi dan
informasi
 Ceramah dan diskusi
 Edukasi dan
demonstrasi 3

26
Desember 2020 SDN
IV Wonokromo
Surabaya 29
5. Lakukan kerjasama
dengan puskesmas
setempat
untuk melakukan
monitoring terhadap
kelompok anak usia
sekolah di SDN
IVWonokromo
Surabaya

27
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Diagnosa Hari/Tanggal Kegiatan
Keperawatan
Risiko Senin/ 3 1. Melakukan pendekatan secara
terjadinya Desember formal dengan kepala sekolah, guru,
kejadian karies 2020 dan petugas UKS. Kepala sekolah,
gigi pada seluruh guru, dan petugas UKS
agregat anak mendukung diadakannya
usia sekolah penyuluhan kesehatan tentang karies
gigi di SDN IV Wonokromo
Surabaya.
2. Memberikan penyuluhan kesehatan
tentang karies gigi pada
kelompok anak usia sekolah.
Seluruh anak antusias dan semangat
untuk mengikuti
kegiatan penyuluhan kesehatan.
3. Mendemonstrasikan cara
menggosok gigi dengan baik dan
benar pada kelompok anak usia
sekolah Seluruh anak antusias dan
semangat untuk cara menggosok
gigi dengan baik dan benar
4. Memberi kesempatan pada
kelompok anak usia sekolah untuk
bersama - sama mempraktikan cara
menggosok gigi dengan baik dan
benar . Seluruh anak antusias dan
semangat untuk bersama-sama
mempraktikan cara menggosok gigi
dengan baik dan benar

28
F. EVALUASI KEPERAWATAN
Pelaksanaan evaluasi meliputi evaluasi proses dan hasi. Evaluasi proses
dari pelaksanaan diagnosa keperawatan pertama di SDN IV Wonokromo
Surabaya adalah 100% peserta hadir, 90% peserta terlibat aktif dalam diskusi
dan pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai alokasi waktu. Evaluasi hasi yang
dapat diketahui adalah melalui peningkatan pengetahuan kelompok anak usia
sekolah tentang cara menggosok gigi dengan baik dan benar yang dapat dilihat
dari antusias anak usia sekolah dalam mempraktikan cara menggosok gigi
dengan baik dan benar.

29
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Usaha kesehatan di sekolah (UKS) merupakan salah satu usaha kesehatan
pokok yang dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha kesehatan
masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta
lingkungan sekolahnya sebagai sasaran utama.Untuk meningkatkan kesadaran
hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik, dilakukan upaya menanamkan
prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui pendidikan kesehatan, pelayanan
kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat yang dikenal dengan
istilah tiga program pokok (trias) UKS. Peran perawat kesehatan sekolah yang
paling utama yaitu sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah. Salah
satu fungsi peran perawat sekolah yaitu memberikan pelayanan serta
meningkatkan kesehatan individu dan memberikan pendidikan kesehatan
kepada semua populasi yang ada di sekolah.

B. SARAN
Saat ini fungsi UKS di sekolah terutama sekolah dasar belumlah
maksimal.diharapkan dengan adanya pengetahuan tentang UKS agar mampu
menciptakan pribadi siswa yang sehat sehingga siswa dapat mengoptimalkan
proses belajar mereka.

30
DAFTAR PUSTAKA

Ananto, p.2006. usaha kesehatan sekolah di sekolah dasar dan madrasah


ibtidaiyah.bandung: yrama widy

Departemen kesehatan republik indonesia.2003.pedoman untuk tenaga kesehatan,


usaha kesehatan sekolah di tingkat sekolah dasar.jakarta:depkes RI.

Tim pembina UKS pusat.1996.pedoman pengembangan pembinaan


UKS.jakarta:depkes RI.

31

Anda mungkin juga menyukai