Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

KONSEP DAN PROGRAM POKOK PUSKESMAS


USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS)

Disusun oleh:
1. Bella Sicilia Wolf (201711010)
2. Cecilia Santa Dea Maharani (201711012)
3. Fina Inka Cristi (201711020)
4. Fransiska Shinta Wulan Adhi (201711022)
5. Livia Marcel Bernadette (201711026)

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH
YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan atas limpahan rahmat-


Nya yang telah penulis terima selama mengerjakan makalah ini, sehingga pada
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini juga tidak dapat terwujud tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak
yang telah berperan sehingga dapat terselesaikannya makalah ini, antara lain :
1. Emmelia Ratnawati, M.Kep., Ns.Sp.Kep.Kom selaku Koordinator mata
kuliah Keperawatan Komunitas;
2. Ign Gonggo Prihatmono, SKM., MPH. selaku Dosen mata kuliah
Keperawatan Komunitas;
3. Teman-teman yang telah membantu; dan
4. Semua pihak yang telah memberi dukungan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala petunjuk, kritik dan
saran yang membangun dari pembaca, agar dapat menunjang pengembangan dan
perbaikan penulisan selanjutnya.
Akhir kata penulis mohon maaf atas kekurangan dalam makalah ini dan
penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik yang membangun dari
pembaca. Semoga makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan
wacana bagi rekan-rekan sekalian.

Sleman, 29 Oktober 2019

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................... ii
Daftar Isi.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II HASIL STUDY LITERATURE............................................................... 3
A. Definisi Usaha Kesehatan Sekolah......................................................... 3
B. Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah........................................................... 4
C. Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah.......................................................... 5
D. Ruang Lingkup Usaha Kesehatan Sekolah ............................................ 6
E. Masalah Kesehatan Anak Sekolah.......................................................... 7
F. Sekolah sebagai Sasaran Pelayanan Keperawatan.................................. 8
G. Pelaksana Usaha Kesehatan Sekolah...................................................... 9
H. Program Pokok Usaha Kesehatan Sekolah............................................. 10

I. Peran dan Fungsi Perawat Sekolah......................................................... 19

BAB III TINJAUAN KASUS DAN SOLUSI.................................................... 23


BAB IV PEMBAHASAN................................................................................... 26
BAB V PENUTUP.............................................................................................. 28
Daftar Pustaka..................................................................................................... 29

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Golongan masyarakat usia sekolah (6-8 tahun) merupakan bagian yang
besar dari penduduk Indonesia (+29%), diperkirakan 50% dari jumlah tersebut
adalah anak-anak sekolah (Dermawan, 2012). Anak-anak sekolah merupakan
tahap dari proses pertumbuhan dan perkembangan. Banyak risiko yang dapat
terjadi pada anak-anak sekolah salah satunya adalah masalah kesehatan.
Masyarakat sekolah yang terdiri atas murid, guru serta orang tua murid
merupakan masyarakat yang paling peka (sensitive) terhadap pengaruh
modernisasi dan tersebar merata di seluruh Indonesia. Anak-anak masih dalam
taraf pertumbuhan dan perkembangan sehingga masih mudah dibina dan
dibimbing. Maka dari itu penting diadakannya pendidikan kesehatan dalam
sekolah. Pendidikan kesehatan melalui masyarakat sekolah ternyata paling
efektif diantara usaha-usaha yang ada untuk mencapai kebiasaan hidup sehat
dari masyarakat pada umumnya, karena masyarakat sekolah prosentasenya
tinggi, terorganisir sehingga lebih mudah dicapai, peka terhadap pendidikan
dan pembaharuan dan dapat menyebarkan modernsasi (Dermawan, 2012).
Sehingga sangat diperlukan adanya pemberdayaan kesehatan sedini mungkin
melalui salah satu program puskesmas yang dapat diimplentasikan dalam
lingkungan sekolah, yaitu Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis ingin
mendalami lebih lanjut mengenai Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan
merumuskan suatu rumusan masalah yaitu apa program pokok pokok UKS dan
peran perawat sekolah?

1
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan,
penulis merangkum tujuan yaitu:
1. Mahasiswa mengerti dan memahami definisi, tujuan, sasaran dan
ruang lingkup UKS.
2. Mahasiswa mengerti dan memahami program pokok UKS.
3. Mahasiswa mengerti dan memahami peran dan fungsi perawat
sekolah.

2
BAB II
HASIL STUDY LITERATURE

A. Definisi Usaha Kesehatan Sekolah


Menurut Prasasti dalam Ratnawati (2017), Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) merupakan salah satu usaha kesehatan pokok yang dilaksanakan oleh
puskesmas dan usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-
sekolah dengan anak didik beserta lingkungan sekolahnya sebagai sasaran
utama. Usaha kesehatan sekolah berfungsi sebagai lembaga penerangan agar
anak tahu bagaimana cara menjaga kebersihan diri, menggosok gigi,
mengobati luka, merawat kuku, dan memperoleh pendidikan seks yang sehat.
Usaha Kesehatan Sekolah adalah segala usaha yang dilakukan untuk
menungkatkan kesehatan peserta didik pada setiap jalur, jenis, dan jenjang
pendidikan mulai dari TK/RA sampai SMA/SMK/MA (Kemendikbud, 2012
dalam Nies dan McEwen, 2019). Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
merupakan bagian dari program kesehatan anak usia sekolah. Anak usia
sekolah bersama masyarakat sekolah lainnya yaitu para guru dan pegawai
lainnya di komite sekolah dan orang tua siswa berperan dalam menungkatkan
kesehatannya dan mewujudkan lingkungan sekolah yang sehat. Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan wadah untuk berbagi program seperti
Kesehatan Reproduksi, Gizi, Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA,
Pengendalian Penyakit, Penyehatan Lingkungan, Promosi Kesehatan,
Pengobatan sederhana, dan lain-lain (Nies dan McEwen, 2019).
Usaha kesehatan sekolah merupakan perpaduan antara dua upaya dasar,
yakni upaya pendidikan dan upaya kesehatan, yang ada gilirannya diharapkan
dapat dijadikan usaha untuk meningkatkan kesehatan anak usai sekolah di
setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan (Ananta dalam Ratnawati, 2017).
Usaha kesehatan sekolah (UKS) adalah upaya membina dan mengembangkan
kebiasaan hidup sehat yangh dilakukan secara terpadu melalui program
pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah. UKS adalah bagian dari
usaha kesehatan pokok yang menjadi beban tugas puskesmas yang ditujukan
kepada sekolah-sekolah (Mubarak dan Chayati, 2011). Dengan kata lain,

3
usaha kesehatan sekolah merupakan wadah untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin.

B. Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah


Ratnawati (2017) membagi tujuan UKS menjadi dua yaitu tujuan umum
dan tujuan khusus sebagai berikut:
1. Tujuan umum
UKS bertujuan meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat
kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan sehat, sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal
dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.
2. Tujuan khusus
UKS bertujuan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik yang
mencakup upaya menurunkan angka kesakitan anak sekolah,
meningkatkan kesehatan peserta didik, baik secara fisik, mental,
maupun sosial, serta memberikan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat.
Sedangkan menurut Nies dan McEwen (2019), tujuan UKS adalah untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta
didik dengan lingkungan yang sehat. Sedangkan secara khusus UKS memiliki
tujuan untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan meningkatkan derajat
kesehatan peserta didik yang mencakup :
1. Memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk melaksanakan
prinsip hidup sehat
2. Sehat, baik dalam fisik, mental, sosial maupun lingkungan
3. Memiliki pengetahuan dan kemampuan menolka terhadap pengaruh
buruk dari penyalahgunaan narkoba, alkohol, dan kebiasaan merokok

4
C. Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah
Mubarak dan Chayati (2011) menyebutkan bahwa Sasaran pelayanan
UKS adalah seluruh peserta didik dari tingkat pendidikan adalah sebagai
berikut:
1. Sekolah Taman Kanak-Kanak
2. Pendidikan Dasar
3. Pendidikan Menengah
4. Pendidikan agama
5. Pendidikan kejuruan
6. Pendidikan khusus (Sekolah luar Biasa)
Sedangkan Dermawan (2012) menyebutkan secara lebih terinci sasaran
UKS menjadi dua yaitu sasaran UKS dan sasaran pembinaan sebagai berikut:
1. Sasaran UKS
Sasaran UKS adalah anak-anak usia sekolah dan tingkat dasar sampai
tingkat menengah. Untuk sekolah dasar, diproritaskan pada kelas I, III,
VI. Alasannya adalah:
a. Kelas I: Merupakan fase peneysuaian dalam lingkungan sekolah
yang abru dan lepas dari pengawasan orang tua, kemungkinan
kontak dengan berbagai penyakit lebih besar karena ketidaktahuan
dan ketidak mengertian tentang kesehatan.
b. Kelas III: untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan UKS di kelas satu
dahulu dan langkah-langkah selanjutnya yang akan dilakukan
dalam program pembinaan UKS
c. Kelas VI: dalam rangka mempersiapkan kesehatan peserta didik ke
jenjang Pendidikan selanjutnya, sehingga memerlukan
pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan yang cukup
2. Sasaran Pembinaan
a. Peserta didik
b. Pembina UKS
1) Pembina teknis (guru dan petugas kesehatan)
2) Pembina Non Teknis (pengelola Pendidikan dan karyawan
sekolah)

5
c. Sarana dan prasarana Pendidikan kesehatan dan pelayanan
kesehatan
d. Lingkungan: Sekolah, keluarga dan masyarakat

D. Ruang Lingkup Usaha Kesehatan Sekolah


Ruang lingkup UKS adalah ruang lingkup progam yang tercemin dalam
Tri Program UKS. Dermawan (2012) menyebutkan kegitan utama UKS
dikenal dengan “TRIAS UKS” yang meliputi:
1. Penyelenggaraan pendidikan kesehatan, berupa :
a. Pengetahuan tentang dasar-dasar pola hidup bersih dan sehat
b. Sikap tanggap tentang masalah kesehatan
c. Latihan atau praktik kebiasaan hidup sehat dalam kehidupan
sehari-sehari
2. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan, berupa:
a. Pelayanan kesehatan
b. Pemeriksaan murid
c. Pengobatan ringan dan P3K serta P3P
d. Pengawasan warung sekolah
e. Penetapan pelaporan tentanf keadaan penyakit dan sebaginya
3. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah-sekolah sehat berupa:
a. Penghijauan
b. Air bersih
c. Kebun dan apotik hidup
d. Halaman bersih
e. Pemberantasan sarang nyamuk
Ruang lingkup UKS di atas menjadi suatu rangkuman dalam buku
Mubarak dan Chayati (2011) yang meringkas ruang lingkup UKS menjadi
sebagai berikut:
1. Pendidikan kesehatan, merupakan upaya pendidikan kesehatan yang
dilaksanakan sesuai dengan kurikulum sekolah.
2. Pelayanan kesehatan, merupakan upaya kesehatan untuk meningkatkan
derajat kesehatan peserta didik.

6
3. Pembinaan lingkungan, sekolah yang sehat merupakan gabungan
antara upaya pendidikan serta upaya kesehatan untuk dapat diterapkan
dalam lingkungan sekolah dan kehidupan sehari-hari peserta didik.

E. Masalah Kesehatan Anak Sekolah


Menurut Nies dan McEwen (2019) ada beberapa masalah kesehatan yang
dapat terjadi pada anak sekolah antara lain sebagai berikut:
1. Cedera
Cedera sering terjadi di taman bermain, di lapangan atletik, dan
gimnasium. Cedera tulang (kram, keseleo, patah tulang, dan dislokasi),
cedera gigi, masalah neurologis (cedera kepala), cedera mata, luka,
lecet, dan memar sering terjadi.
2. Perilaku Merokok
Selama beberapa dekade terakhir, fokus utama terkait masalah
kesehatan pada remaja adalah perilaku merokok, minum-minuman
beralkohol, dan penggunaan zat-zat terlarang. Remaja yang merokok
berhubungan erat dengan perilaku minuman beralkohol dan obat-obatn
terlarang. The Global Adult Tobacco Survey (GATS) menunjukkan
pravelensi merokok pada umur 15+ adalah 34,8%, 67% pada pria dan
5% pada wanita (WHO dan Depkes, 2011). Pendidikan dan konseling
harus dilakukan kepada siswa yang memiliki perilaku merokok.
Membatasi paparan remaja terhadap iklan rokok dan memberikan
informasi dampak negatif yang terkait dengan perolaku merokok
sangat penting dalam mencegah penggunaannya.
3. Penyalahguanaan Zat
Penggunaan alkohol dan obat-batan lainnya memiliki hubungan
dengan masalah kesehatan di sekolah seperti cedera, kekerasan, dan
kendaraan bermotor. Penggunaan zat terlarang di kalangan anak
sekolah tergambar dari hasil penelitian yang dilakukan BNN dan UI
bahwa anak usia 8 tahun sudah memakai ganja, lalu di usia 10 tahun
anak-anak menggunakan narkoba dari beragam jenis, seperti inhalan,

7
ganja, heroin, morfin, ekstasi, dan sebagainya (Ramadhan, Muhammad
Labib, 2016 dalam Nies dan McEwen, 2019)
4. Tato dan Tindik Tubuh
Tato dan tindik adalah bentuk ekspresi diri dan perilaku mencari
perhatian. Hepatitis C dan resisten Methicilli Staphylococcus aureus
telah dikaitkan dengan tato dan tindik. Fakta ini memberi kesempatan
perawat sekolah untuk mengajar siswa pentingnya membuat keputusan
yang sehat pada apakah prosedur telah dilakukan dengan kondisi yang
seperti apa.
5. Kerusakan Gigi
Salah stau keluhan yang paling umum dari anak usia sekolah adalah
karies gigi. Setengah dari anak berusia 12-15 tahun mengalami karies
gigi. Cara menyikat gigi yang tepat harus diajarkan bersama dengan
kebiasaan gizi teratur. Anak sekolah diajarkan hubungan antara makan
tinggi gula dan karies gigi.
6. Gangguan Makan
Sangat penting bahwa perawat mengenali hubungan antara perasaan
tidak mampu secara finansial dan praktik makan yang tidak sehat pada
remaja. Oleh karena itu, pendidikan dan konseling harus dimulai di
sekolah dasar.

F. Sekolah sebagai Sasaran Pelayanan Keperawatan


Terdapat beberapa alasan mengapa usaha kesehatan sekolah sangat
diperlukan dalam pelayanan kesehatan dan keperawatan, menurut Ratnawati
(2017) alasan tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Anak usai sekolah merupakan kelompok rentan terkena berbagai
macam penyakit yang dapat mengganggu status kesehatanya.
2. Anak usai sekolah merupakan kelompok anak terbesar, sehingga
sasarannya sangat tepat.
3. Pada anak usai sekolah, penting untuk ditanamkan pemahaman
mendasar mengenai kesehatan, khususnya perilaku hidup bersih dan
sehat .

8
4. Kesehatan turut menentukan prestasi yang dicapai anak didik.
5. Sekolah merupakan institusi bersifat formal, sehingga mudah
diorganisasikan di bidang kesehatan .
6. Promosi kesehatan melalui anak sekolah lebih efektif dan efisien
terkait penanaman perilaku hidup sehat.

G. Pelaksana Usaha Kesehatan Sekolah


Menurut Dermawan (2012) terdapat beberapa pelaksana UKS yang
berperan penting dalam pelaksanaan program-program UKS antara lain:
1. Guru UKS
2. Peserta didik (siswa)
3. Petugas puskesmas dari puskesmas
4. Masyarakat sekolah
Dermawan (2012) juga menyebutkan adanya peran penting dari
stakeholder dalam pelaksaan UKS, antara lain sebagai berikut:
1. Pemerintah Daerah (Bupati/Walikota, BPD, DPRD)
2. Lintas Sektor (Depkes, Depdiknas, Depang, Depdagri)
3. Tim Pembina UKS
a. Merumuskan kebijakan teknis mengenai pembinaan dan
pengembangan promosi kesehatan di sekolah melalui UKS
b. Mengkoordinasikan kegiatan perencanaan dan program serta
pelaksanaan pembinaan dan pengembangangan promosi
kesehtaan sekolah melalui UKS
c. Membina dan mengembangkan promosi kesehatan di sekolah
melalui UKS serta mengadakan monitoring dan evaluasi
4. Tim pelaksana UKS
5. Komitte Sekolah
a. Mendukung dalam hal pendanaan untuk sarana dan prasana
pengembangan promosi kesehatan di sekolah
b. Mengevaluasi kinerja kepala sekolah dan guru-guru yang
berkaitan dengan pencapaian sekolah sehat

9
6. Kepala Sekolah
a. Mengeluarkan kebijakan dalam bentuk SK, Surat edaran, dan
instruksi tentang pengembangan promosi kesehatan di sekolah
b. Mengalokasikan dana / anggaran
c. Mengkoordinasikan kegiatan
d. Memantau kemajuan pencapaian sekolah sehat
7. Guru
a. Mengadvokasi yayasan / orang tua peserta didik / kepala sekolah
untuk memperoleh dukungan kebijakan dan dana untuk promosi
kesehatan di sekolah
b. Sosialisasi PHBS di lingkungan sekolah
c. Melaksanakan pembinaan PHBS
d. Menyusun rencana pelaksanaan dan penilaian lomba PHBS di
sekolah
e. Memantau tujuan pencapaian sekolah sehat
8. Orang Tua Murid
a. Menyetujui anggaran untuk pembinaan PHBS di sekolah
b. Memberi dukungan dana untuk pembinaan PHBS di sekolah

H. Program Pokok Usaha Kesehatan Sekolah


Menurut Depkes RI (2003) yang disitasi oleh Ratnawati (2017), terdapat
tiga program pokok (trias) UKS sebagai upaya menanamkan prinsip hidup
sehat sedini mungkin melalui pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan,
dan pembinaan dan lingkungan sekolah sehat guna meningkatkan kesadaran
hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik, yaitu sebagai berikut :
1. Pendidikan kesehatan (Health & Education in school)
Pendidikan kesehatan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik agar dapat tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang,
dan sehat baik fisik, mental, sosial, maupun lingkungan, melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang diperlukan bagi
peranannya saat ini maupun dimasa yang akan datang.

10
Kegiatan yang dilakukan berupa intrakulikuler dan ekstrakulikuler.
Pada kegiatan intrakulikuler dimaksudkan bahwa promosi kesehatan
adalah bagian daripada kurikulum sekolah. Hal ini dapat diterapkan
pada program pembelajaran yang berdiri sendiri dalam ilmu kesehatan
atau pada mata kuliah olahraga, ilmu pengetahuan alam, atau lainnya.
Sedangkan kegiatan ekstrakulikuler dimaksudkan bahwa promosi
kesehatan bertujuan untuk menanamkan pola perilaku hidup sehat bagi
siswa siswi. Adapun bentuk kegiatan yang nyata yang dapat
dilakukanm oleh petugas kesehatan adlaah memberikan penyuluhan
berkaitan dengan higiene personal (mulai gigi dan mulut, kulit, kuku,
mata, telinga, hidung, rambut, dan lainnya); loomba posteer sehat serta
lomba kebersihan kelas; dan sebagainya (Mubarak dan Chayati, 2011).
a. Tujuan pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan bertujuan agar peserta didik antara lain
mampu untuk :
1) Memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara
hidup sehat dan teratur
2) Memiliki nilai dan sikap positif terhadap prinsip hidup sehat
3) Memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang
berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan
kesehatan
4) Memiliki kebiasaan dalam hidup sehai-hari yang sesuai syarat
kesehatan
5) Memiliki kemampuan untuk berpikir tentang perilaku hidup
sehat dalam kehidupan sehari-hari
6) Memiliki pertumbuhan, termasuk bertambah-nya tinggi berat
badan seimbang
7) Mengerti dan menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penyakit
terkait kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari
8) Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar

11
9) Memiliki tingkat kesegaran jasmani dan derajat kesehatan
optimal, serta memiliki daya tahan tubuh yang baik terhadap
penyakit
b. Faktor Penentu Pendidikan Kesehatan
Agar tujuan pendidikan kesehatan dapat tercapai optimal,
hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut dalam
pelaksanaanya
1) Sesuai tingkat kemampuan dan perbedaan individual peserta
didik
2) Diupayakan sebanyak-banyaknya dengan melibatkan peran
aktif peserta didik
3) Sesuai dengan situasi dan kondisi setempat
4) Selalu mengacu pada tujuan pendidikan kesehatan, termasuk
upaya alih teknologi
5) Memperhatikan kebutuhan pembangunan nasional
6) Memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
c. Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
Pelaksanaan penddidikan kesehatan dapat diberikan melalui
kegiatan kurikuler, yakni pada jam pelajaran sesuai dengan garis-
garis besar program pengajaran mata pelajaran sains dan ilmu
pengetahuan sosial, serta kegiatan ekstrakurikuler, yakni pada jam
di luar pelajaran.
Pelaksanaan dilakukan melalui peningkatan pengetahuan,
penanaman nilai, dan sikap posistif terhdapa prinsip hidup sehat
dan peningkatan keterampilan dalam melaksanakan hal yang
berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan
kesehatan.

12
d. Pendekatan pendidikan kesehatan
Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam rangka
melaksanakan pendidikan kesehatan antara lain sebagai berikut
1) Pendekatan individual
2) Pendekatan kelompok, yang terbagi lagi menjadi pendekatan :
a) Kelompok kelas
b) Kelompok bebas
c) Lingkungan keluarga
e. Metode pendidikan kesehatan
Metode yang dapat digunakan oleh guru atau pembina
dalam pelaksanaan endidikan kesehatan anatara lain belajar
kelompok, kerja kelompok (penugasan), diskusi, belajar
perorangan, pemberian tugas, pemeriksaan langsung, karya wisata,
bermain peran, ceramah, demontrasi, tanya jawab, simulasi,
konseling, dan dramatisasi.
2. Pelayanan kesehatan (School Health Service)
Pelayanan kesehatan disekolah merupakan upaya peningkatan
(promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), dan
pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan secara serasi dan terpadu
terhadap peserta didik pada khususnya dan warga sekolah pada
umumnya, dibawah koordinasi guru pembina UKS dengan bimbingan
teknis dan pengawasan puskesmas setempat.
Mubarak dan Chayati (2011) menambahkan bahwa pelayanan
kesehatan ini dimaksudkan untuk pemeliharaan; mengetahui gejala
dini dari suatu penyakit; serta untuk meningkatkan status kesehatan,
baik siswa, petugas sekolah, maupun guru. Kegiatan nyuata yang
dilakukan misalnya pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan
perkembangan kecerdasan, pemberian imunisasi, pengobatanb
sederhana, pertolongan pertama pada kasus darurat, termasuk rujukan
jika ditemukan penyakit yang tidak dapat ditanggulangi di sekolah.

13
a. Tujuan pelayanan kesehatan
1) Tujuan umum
Meningkatkan derajat kesehatan peserta didik dan seluruh
warga masyarakat sekolah secara optimal.
2) Tujuan khusus
a) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan
melakukan tindakan hidup sehat dalam rangka
membentuk perilaku hidup sehat
b) Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik
terhadap penyakit dan mencegah terjadinya penyakit,
kelainan, dan cacat
c) Mengehentikan proses penyakit dan pencegahan
komplikasi kaibat penyakit atau kelaianan,
pengambilan fungsi, dan peningkatan kemampuan
peserta didik yang cedera atau cacat agar dapat
berfungsi optimal
d) Meningkatkan pembinaan kesehatan baik fisik,
mental, sosial, maupun lingkungan
b. Pelaksanaan pelayanan kesehatan
Pelaksanaan pelayanan kesehatan dilakukan melalui
serangkaian kegiatan peningkatan status kesehatan (promotif),
tindakan pencegahan (preventif), serta penyembuhan dan
pemulihan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif). Pelaksanaan
pelayanan kesehatan dilakukan secara terpadu, baik melalui
kegiatan pokok dari puskesmas maupun bersama dengan para
tenaga pendidikan, peserta didik, dan orang tua mereka

14
c. Tempat pelaksanaan pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan di tempat-tempat
sebagai berikut.
1) Di sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler
2) Di puskesmas dan tempat pelayanan kesehatan (misalnya
dokter praktik ) yang ada di sekitar sekolah sesuai
kebutuhan
3. Pembinaan dan lingkungan sekolah sehat
Pemeliharaan lingkungan di sekolah bertujuan agar lingkungan
kehidupan sekolah dapat terjamin pemeliharaannya, yang diawali
dengan lingkungan kehidupan sekolah yang bersih dan sehat. Sehingga
tidak mudah terkena wabah penyakit (Mubarak dan Chayati, 2011).
Program pembinaan lingkungan sekolah sehat mencakup empat
pembinaan sebagai berikut:
a. Pembinaan lingkungan sehat
a. Lingkungan fisik sekolah, meliputi:
a) Penyediaan dan pemeliharaan tempat penampungan
air bersih
b) Pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan
sampah
c) Pengadaan dan pemeliharaan air limbah
d) Pemeliharaan kamar mand , WC, kakus, dan urinoar
e) Pemeliharaan kebersihan dan kerapian ruang kelas,
perpustakaan, laboratorium, dan tempat ibadah
f) Pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan
kebun sekolah
g) Pengadaan dan pemeliharaan warung atau kantin
sekolah
h) Pengadaan dan pemeliharaan pagar sekolah
b. Lingkungan mental dan sikap
Pembinaan lingkungan mental dan sosial yang sehat
dilakukan melalui usaha pemantapan sekolah sebagai

15
lingkungan pendidikan dengan meningkatkan pelaksanaan
konsep ketahanan sekolah, sehingga tercipta suasanan dan
hubungan kekeluargaan yang akrab dan erat antara sesama
warga sekolah
b. Pembinaan lingkungan keluarga
a. Tujuan pembinaan lingkungan keluarga
a) Meningkatkan pengetahuan orang tua peserta didik
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan
b) Meningkatkan kemampuan dan partisipasi orang tua
peserta didik dalam pelaksanaan hidup sehat
b. Pelaksanaan pembinaan lingkungan keluarga
a) Melalui kunjungan rumah yang dilakukan pelaksana
UKS
b) Melalui ceramah kesehatan yang dapat
diselenggarakan di sekolah, bekerja sama dengan
dewan sekolah atau dipadukan dengan kegiatan
masyarakat lewatkoordinasi LKMD
c. Pembinaan masyarakat sekitar
Pembinaan masyarakat sekitar dapat dilakukan melalui tata
cara sebagai berikut
1) Melalui pendekatan kemasyarakatan yang dapat dilakukan
oleh kepala sekolah, guru, maupun pembina UKS. Sebagai
contoh, membina hubungan baik atau kerja sama dengan
masyarakat, dewan kelurahan, ketu RT/RW, dan
organisasi kemasyarakatan yang lainnya
2) Melalui penyelenggaraan penyuluhan tentang kesehatan
dan arti penting pembinaan lingkungan sekolah sebagai
lingkungan belajar yang sehat
3) Melalui penyuluhan massa, baik secara tatap muka
maupun melalui media cetak dan audio visual
4) Melalui penyelenggaraan proyek panduan di sekolah

16
d. Pembinaan unsur penunjang
Pembinaan unsur penunjang meliputi pembinaan
ketenagaan serta pembahasan sarana dan prasarana yang
mendukung usaha kesehatan di sekolah.
Nies dan McEwen (2019) menambahkan tiga unsur pencegahan dalam
pelaksanaan program UKS yaitu sebagai berikut:
1. Pencegahan primer
a. Pendidikan Seks
Risiko penularan HIV lebih tinggi jika hidup bersama penderita
PMS, sehingga menjadi sangat oenting memberikan informasi
yang sesuai kepada anak-anak dan remaja terkait isu seksualitas
sesuai usia termasuk pencegahan kehamilan dan penyakit menular
seks.
b. Pendidikan Jasmani
Anak-anak saat ini kurang aktivitas fisik yang merupakan akibat
dari penggunaan komputer, televisi, dan mengurangi kebutuhan
pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani berfokus pada kegiatan
yang dapat dilanjutkan di masa mendatang seperti jalan kaki,
berenang, bersepeda, dan jogging.
c. Imunisasi
Merupakan komponen vital dari perawatan kesehatan rutinv,
memberikan perlindungan jangka panjang pada banyak penyakit.
Banyak penyakit penular berkurang lebih dari 99% sebagai hasil
dari imunisasi.
d. Pencegahan Kecelakaan
Pencegahan cedera harus diajarkan sejak dini. Misalnya,
keamanan bersepeda, memakai helm dan penggunaan ransel yang
tepat menjadi fokus pada awal sekolah. Keaman di sekolah dan
taman bermai penting bgai kelompok usia dini. Keamanan
berkendara harus dimasukkan dalam program bagi remaja yang
mulai mengemudi.
e. Program Pendidikan Gizi

17
Pendidikan gizi harus menyertakan orang tua, guru, anak, dan
pedagang kantin sekolah. Anak-anak perlu mengetahui dan
memahami piramida makanan, bagai mana memilih makanan
yang sehat, dan pentingnya menyeimbangkan aktifitas fisik
2. Pencegahan sekunder
a. Pemeriksaan Kesehatan
Anak-anak dan remaja perlu diperiksa lebih sering atas dasar
riwayat keluarga, keterlambatan perkembangan, infeksi telinga
berulang atau paparan suara keras. Grafik pengelihatan snellen
standard adalah alat skrining biasa. Skrining posisi tubuh atau
skoliosis harus dilakukan.pemeriksaan tekanan darah tinggi
selama masa kanak-kanak juga penting.
3. Pencegahan tersier
a. Perawatan Darurat
Sekolah adalah tempat umum dari cedera, mulai dari goresan
ringan, memar, patah tulang, kejang, cedera kepala, dan serangan
asma. Cedera dapat terjadi di gedung sekolah, ruang kelas, atau
selama aktivitas seperti olahraga. Keadaan darurat dapat meliputi
kegiatan alam seperti angin topan, gempa bumi, atau buatan
manusia seperti kebakaran, tumpuhan material. Perawat sekolah
harus memiliki pengetahuan tentang standar pertolongan pertama
dan sertifikat kemampuan resusitasi jantung.
b. Pemberian Obat
Administrasi pengobatan di sekolah adalah suatu usaha yang
serius.kebijakan pemberian obat harus ada yang mencerminkan
hukum lokal dan negara yang membahas produk ini. Permintaan
untunk pemberian obat ini memberikan perawta kesempatan
mengajar kesehatan yang baik.

18
b. Peran dan Fungsi Perawat Sekolah
Tujuan perawat kesehatan di sekolah adalah untuk secara aktif
mengidentifikasi faktor-faktor yang ada pada siswa sebagai upaya
pencegahan bagi peserta didik agar selalu siap belajar (Mubarak dan Chayati,
2011). Menurut Briefly dalam Mubarak dan Chayati (2011), fungsi perawat
sekolah ada tiga , yaitu memberi pelayan dan meningkatkan kesehatan
individu dan memberikan pendidikan kesehatan kepada semua kepada semua
populasi yang ada di sekolah, memberi kontribusi untuk mempertahankan dan
memperbaiki lingkungan fisik dan sosial sekolah, serta menghubungkan
program kesehatan sekolah dengan program kesehatan masyarakat yang lain.
Menurut Mubarak dan Chayati (2011), karakteristik perawat sekolah
antara lain sebagai berikut:
1. Sebagai aplikasi pengetahuan keperawatan yang ditujukan pada siklus
kehidupan manusia umumnya serta pada anak dan remaja khususnya.
2. Mengutamakan pada health promotion, health maintenance, dan
disease prevention.
3. Merupakan praktik keperawatan nonklinis, yaitu sekolah, rumah, dan
komunitas.
4. Praktik mandiri dan merupakan pelayanan kesehatan propesional di
sekolah.
5. Penerimaan pelayanannya adlah individu, orang tua, kelompok, dan
yang ada di sekitarnya.
6. Berpraktik sepanjang waktu dan episodik tanpa batasan jam sekolah.
7. Selama praktik selalu profesional, menggunakan prinsip manajemen,
berkolaborasi dengan disiplin ilmu lain, dan berkolaborasi dengan
tempat pelayanan kesehatan.
Berikut peran dan fungsi yang dimiliki oleh seorang perawat sekolah
menurut Ratnawati (2017) yaitu:
1. Peran perawat sekolah
Dalam usaha kesehatan sekolah, perawat sekolah memiliki peranan
anatara lain sebagai berikut:

19
a. Sebagai pelaksana asuhan keperawatan sekolah, peran perawat
meliputi:
1) Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik
dengan melakukan pengumpulan data, analisis data, serta
perumusan dan prioritas masalah
2) Menyusun perencanaan kegiatan UKS bersama tim pembina
usaha kesehatan sekolah (TPUKS)
3) Melaksanakan kegiatan UKS sesuai rencana kegiatan yang
disusun
4) Menilai dan memantau hasil kegiatan UKS
5) Mencatat dan melaporkan sesuai prosedur yang di tetapkan
b. Sebagai pengelola kegiatan UKS
Perawat yang ditunjuk oleh pihak puskesmas bertanggung jawab
sebagai koordinator dalam mengelola kegiatan UKS
c. Sebagai penyluhan dalam bidang kesehatan
Perawat bertugas memberikan penyuluhan kepada peserta didik
yang bersifat umum dan klasika atau secara tidak langsung saat
melaksanakan pemeriksaan fisik peserta didik secara perorangan.
Dermawan (2012) menyebutkan bahwa peran perawat sekolah terbagi
menjadi empat yaitu manajer, konsultasn, pendidik dan pelaksana.
Sedangakan Nies dan McEwen (2019) menyebutkan ada sepuluh peran
perawat komunitas dalam pelaksanaan program UKS yaitu sebagai
berikut:
a. Pendidikan kesehatan
Berdasarkan peraturan bersama antara mentri pendidikan dan
kebudayaan RI, menteri kesehatan RI, menteri agama RI, dan
menteri dalam negri RI (2014) tentang pembinaan dan
pembangunan UKS bahwa fokus pendidikan kesehatan di sekolah
yaitu perilaku bersih dan sehat.
b. Pelayanan kesehatan
Perawatan kesehatan yang diberikan di sekolah termasuk layanan
pencegahan seperti imunisasi dan pemeriksaan kesehatan.

20
c. Perawatan anak sakit
Perawat bertangguang jawab memantau kesehatan semua siswa.
Untuk siswa dengan penyakit akut atau kronis, pemberian obat
atau perawatan mungkin diperlukan.
d. Anak-anak dengan kebutuhan khusus
Anak dengan kebutuhan khusus seperti tuna rungu, gangguan
mental, lumpuh, ataupin gangguan kesehatan lainnya
membutuhkan pelayanan keperawatan dari berbagai jenis untuk
meningkatkan kemampuan mereka disekolah.
e. Delegasi tugas
Tidak semua sekolah memiliki perawat yang selalu ada tersedia di
tempat. Butuh pendelegasian tugas tertentu kepada petugas selain
perawat. Ketika tugas didelegasikan, perawat harus memberikan
pendidikan yang tepat, prosedur tertulis, dan pengawasan
berkelanjutan dan evaluasi dari pelaksanaan.
f. Konseling, psikologis, dan pelayanan sosial
Anak-anak, seperti orang dewasa, sering menyembunyikan
masalah dari diri mereka sendiri dan orang lain. Mereka mungkin
melihat masalah sebagai tanda kelemahan atau sebagai kurangnya
kontrol. Promosi kesehatan mental dan pengurangan atau
pengahpusna ancaman terhadap kesehatan mental adalah penting
untuk anak dan remaja. Penting bagi perawat mengenal tanda-
tanda yang berhubungan dengan bunuh diri, untuk merujuk
remaja ke petugas kesehatan mental yang tepat dan profesional.
g. Lingkungan sekolah yang sehat
Lingkungan sekolah yang sehat adalah salah satu dimana
minimalnya gangguan yang bebas dari bahaya fisik, serta resiko
kesehatan mental.
h. Kekerasan
Perawat dan anggota sekolah harus menyadari faktor dan tanda
yang menunjukkan kecenderungan kekerasan. Anak-anak yang

21
menunjukkan perilaku agresif lebih cenderung menunjukkn
perilaku anti sosial dan kekerasan sebagai remaja.
i. Promosi kesehatan untuk staf sekolah
Staf yang berpartisipasi dalam program promosi kesehatan
meningkatkan pengetahuan dan positif mengubah sikap dan
perilaku kesehatan mereka. Program promosi kesehatan
meningkatkan semangat, mengurangi stres kerja dan
ketidakhadiran, meningkatkan minat dalam mengajar topik yang
berhubungan dengan kesehatan kepada siswa.
j. Keluarga dan keterlibatan masyarakat
Perawat sekolah adalah sumber daya di masyarakat dan dapat
mengambil peran kepemimpinan dalam mengembangkan
program-program yang positif dalam mempengaruhi masyarakat
seperti program untuk berhenti merokok.
c. Fungsi perawat sekolah
Fungsi perawat sekolah dalam asuhan keperawatan di sekolah antara
lain sebagai berikut:
1) Memerikan pelayanan dan meningkatkan kesehatan individu serta
memberikan pendidikan kesehatan
2) Memberikan kontribusi dalam mempertahankan san memperbaiki
ingkungan fisik maupun sosial
3) Menghubungkan program kesehatan sekolah dengan program
kesehatan masyarakat yang lain.
Dermawan (2012) menambahkan beberapa fungsi dari perawat
sekolah yaitu sebagai berikut:
1) Mengajukan atau membuat kebijakan menjamin pelaksanaan
program kesehatan secara terintergrasi dan komprehensif
2) Penanganan kasus/manajemen kasus untuk membantu keluarga
dalam memenuhi, terutama yang terkait dengan anak didiknya
3) Manajemen program, sehingga system dan aktivitas kesehatan
sekolah dapat berjalan dan berkembang sebagai bagian intergral
dari system kesehatan masyarakat

22
4) Bertanggung jawab terhadap upaya proteksi dan promosi
kesehatan.

23
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN SOLUSI

Pada bab ini akan diuraikan contoh kasus yang pada umumnya sering
terjadi pada lingkungan sekolah dan melibatkan penggunaan UKS. Ada beberapa
kasus yang diuraikan dan disertakan dengan solusi yang pada umumnya dilakukan
oleh petugas UKS. Contoh kasus dan solusi yang dipaparkan pada bab ini
selanjutnya akan dijelaskan kembali pada bab 4 berkaitan dengan pembahasan
sesuai teori pada bab 2.
Tabel 3.1 Contoh kasus di sekolah yang berhubungan dengan UKS
Sumber: Anonim (2016)
No Kasus / Kejadian Pertologan / Solusi di UKS Tindak Lanjut
1 Siswa pusing a. Di beri minuman hangat Kembali mengikuti
diakibatkan b. Istirahat di UKS pelajaran
kelelahan
2 Siswa pusing a. Istirahat di UKS Diberi minum hangat, roti
pada saat upacara b. Semua dilonggarkan dan obat jika dibutuhkan.
bendera/kegiatan (gesper, topi, baju,
sekolah celana) agar peredaran
diakibatkan darah lancar.
belum sarapan. c. Diberi rangsangan bau
pada hidung
d. Diberi minum hangat
3 Siswa mengalami a. Dibawa ke UKS Diberi minum hangat dan
suhu badan panas b. Diberi minuman hangat minyak kampak. Jika
saat disekolah/ (dimotivasi minum panas tidak turun maka
kegiatan sekolah. banyak) wali kelas menghubungi
c. Ukur suhu badan wali murid.
d. Diberi paracetamol
sesuai umur dan berat
badan
e. Bila panas tidak turun,
rujuk ke Puskesmas / RS

24
No Kasus / Kejadian Pertologan / Solusi di UKS Tindak Lanjut

4 Siswa mengalami a. Dibawa ke UKS Diobati betadine


luka/lecet ringan b. Bersihkan luka dengan secukupnya.
karena sesuatu Revanol
hal pada saat c. Olesi luka dengan obat
kegiatan sekolah. merah/ Betadhine
d. Bila luka luas dan agak
dalam, tutup luka dengan
kasa.
5 Siswa pada saat a. Amankan siswa dan Dibawa ke UGD /
bermain di tenangkan Puskesmas untuk
sekolah/ kegiatan b. Bila ada patah kaki/ mendapatkan tindakan
sekolah tangan kemudian di bidai lebih lanjut dan UKS
mengalami luka c. Bawa ke Puskesmas / RS mengurus proses asuransi
serius (organ pasien tersebut. Wali kelas
tubuh ada yang menghubungi orang tua
cacat.) siswa.
6 Siswa mengalami a. Diberi pertolongan Jika tidak memungkinkan
kecelakaan di pertama bila untuk mengikuti pelajaran,
lingkungan memungkinkan maka siswa diperbolehkan
sekolah dengan b. Dirujuk ke Puskesmas / pulang.
sepengetahuan RS
guru.
7 Siswa mengalami a. Diberi minum oralit Diberi oralit, bila sakit
diare dan muntah b. Menghubungi wali murid berlanjut dibawa ke
di sekolah c. Di rujuk ke Puskesmas / Puskesmas/ rumah sakit
RS bila pasien dehidrasi atau menghubungi wali
muridnya.
8 Siswa mengalami Dirujuk ke Puskesmas/ RS Sikat gigi dan kumur
sakit gigi dengan air garam, bila
sakit berlanjut wali kelas
menghubungi wali murid.
9 Siswi yang Diberi perlengkapan ganti Diberi perlengkapan ganti.

25
No Kasus / Kejadian Pertologan / Solusi di UKS Tindak Lanjut
mengalami
menstruasi atau
(BAB & BAK
dicelana) di
sekolah

26
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini dibahas pembahasan terkait tinjauan kasus dan solusi pada
bab 2. Pembahasan pada bab ini mengacu pada beberapa teori yang berhubungan
dengan kasus di sekolah yang berhubungan dengan UKS. Bab ini ditulis secara
uraian dengan mengambil salah satu contoh kasus yang pada umumnya sering
terjadi di lingkungan di sekolah yaitu pingsan, terutama ketika upacara bendera.
A. Pengertian pingsan
Pingsan adalah hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan
oksigen, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dehidrasi (kekurangan
cairan tubuh), hiploglikemia, anemia (Waryono, 2015).
B. Gejala
Menurut Waryono (2015) gejala saat seseorang mengalami pingsan
sebagai berikut:
1. Penderita tidak mau menyahut apabila dipanggil dan tidak ada reaksi
terhadap rangsangan misal, dicubit atau digoyang-goyang.
2. Biasanya penderita terbaring dengan tidak bergerak atau terkadang
penderita sangat gelisah.
3. Pernafasan ada, denyut nadi dapat diraba tetapi terasa lambat.
4. Pandangan berkunang-kunang, telinga berdenging, nafas tidak teratur,
muka pucat, biji mata melebar, lemas, keringat dingin, menguap
berlebihan
C. Peran perawat dalam melakukan pertolongan pada seseorang yang pingsan
Pertolongan terhadap kejadian pingsan adalah korban sebaiknya dibawa
ketempat yang teduh, dikendorkan semua yang mengikat tubuh, diberi
rangsangan bau pada hidung, dan setelah sadar diberikan air minim
secukupnya (Adi, 2011).
Menurut Waryono (2015) pertolongan pada seseorang yang pingsan
adalah sebagai berikut:
1. Baringkan penderita di tempat yang teduh dengan udara segar.

27
2. Apabila mukanya merah, kepala ditinggikan tetapi jika mukanya pucat
maka baringkan tanpa bantal.
3. Hendaknya kepala dimiringkan dengan tujuan jika penderita muntah,
apa yang dimuntahkannya mudah keluar dari mulut dan lidahnyapun
tidak jatuh ke belakang agar pernafasan tidak terhalang.
4. Isi mulut (makanan, gigi palsu, bekas muntah) harus dikeluarkan.
5. Pakaian yang menjepit (dasi, leher baju, kutang, ikat pinggang, dll)
dikendorkan.
6. Penderita diselimuti agar tidak kedinginan.
7. Jangan berikan makanan/minuman pada penderita yang pingsan.
8. Jangan tinggal penderita yang pingsan seorang diri, terutama apabila
ia gelisah perlu dijaga supaya tangan, kaki atau kepalanya tidak
terbentur pada benda-benda yang keras. Gerak kaki/tangan penderita
jangan ditahan secara paksa.
9. Serahkan secepatnya penderita pada dokter atau rumah sakit.

28
BAB V
PENUTUP

Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi


pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis berharap agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para pembaca.

29
DAFTAR PUSTAKA

Adi, B. S. (2011). Pendidikan Keselamatan di Sekolah [PDFdocument]. Retrieved


from http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132319833/PENDIDIKAN%
20Keselamatan%20di%20SEKOLAH_0.pdf
Anonim. (Januari, 2016). Prosedur Pertolongan Pertama UKS SD
Muhammadiyah Al Mujahidin Wonosari. Retrieved from
https://sdmujahidin-wns.sch.id/
Dermawan, D. (2012). Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta: Gosyen
Publishing
Kholifah, S. N. & Widagdo, W. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan:
Keperawatan Keluarga dan Komunitas. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan
Mubarak, W. I. & Chayatin, N. (2011). Ilmu Keperawatan Komunitas: Pengantar
dan Teori. Jakarta: Salemba Medika
Nies, M., & McEwen, M. (2019). Keperawatan Kesehatan Komunitas dan
Keluarga Edisi Indonesia 1. Singapore: Elsevier.
Ratnawati, E. (2017). Keperawatan Komunitas. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Waryono. (2015). Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Sekolah [PDF
document]. Retrieved from http://lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-
content/uploads/2015/04/PERTOLONGAN-PERTAMA-PADA-KECE
LAKAAN.pdf

30

Anda mungkin juga menyukai