Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN PADA Ny.

DENGAN DIAGNOSA POST OP KISTA BAKER

DI RUANG PERAWATAN ANGGREK KELAS III

UPT RSUD ARIFIN NU’MANG

OLEH:

NAMA : AMIRAH

NIM : 201801002

CI LAHAN CI INSTITUSI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

ITKeS MUHAMMADIYAH SIDRAP

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan Asuhan Keperawatan dengan judul
“Asuhan Keperawatan pada Ny. P dengan Diagnosa Kista Baker”.

Penyusun menyadari makalah ini banyak kekurangan, untuk itu penyusun mohon kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Asuhan Keperawatan ini, yang
diharapkan dapat menjadi perbaikan kami di masa mendatang.

Demikian Asuhan Keperawatan ini disusun, apabila banyak kesalahan penyusun mohon
maaf dan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Rappang, 18 januari 2022

AMIRAH
BAB I

PENDAHULUAN

Kista adalah suatu struktur seperti gelembung yang tidak normal yang biasa ditemukan di
manapun di seluruh bagian tubuh. Kista biasanya mengandung zat gas, cair, atau setengah padat
dan memiliki dinding luar, yang dikenal sebagai kapsul. Kista bisa saja terlihat kecil dan hanya
terlihat dengan menggunakan mikroskop atau bisa saja tumbuh dengan ukuran yang sangat besar
dan memindahkan struktur tubuh normal.

Kista pada umumnya tumbuh diberbagai jaringan dan organ-organ tubuh dan biasanya
penamaan dari penyakit kista disesuaikan dengan lokasi tertentu dimana ia tumbuh. Misalnya
kista ovarium, kista kandung kemih, kista payudara, kista hati, kista ginjal, kista pancreas, kista
vagina, kista kulit, kista tiroid termasuk kista baker (kista poplitea).
BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Definisi
Kista baker didefinisikan sebagai distensi abnormal berisi cairan dari bursa
gasrtocnemiums-semimembranosus. Kista ini biasanya meluas ke posterior diantara
tendom medial haed muskulus gastrocnemius dan muskulus semimembranosus melalui
suatu saluran hubungan dengan sendi lutut. Kista paling sering terdapat di aspek
posteromedial lutut.
Kista synovial poplitea, juga dikenal sebagai kista baker, biasanya ditemukan
terkait dengan gangguan lutut intraartikular, seperti osteoarthritis dan robekan meniscus.
Badan osteocartilaginous longgar juga dapat ditemukan di dalam kista, bahkan jika
mereka tidak terlihat di sendi lutut. Kista baker dapat menjadi sember nyeri lutut
posterior yang terus berlanjut meski ada perawatan bedah untuk lesi intrssrtikulsr, dan
kista tersebut secara rutin ditemukan pada pemindahan pencitraan resonansi magnetic
pada lutut yang bergejala .
2. Etiologi
Kista baker diakibatkan oleh penumpukan cairan sendi yang terjebak, yang
menonjol dari kapsul sendi di belakang lutut sebagai kantung yang menonjol. Kista baker
biasanya disebebkan karena noninfeksius efusi lutut sekundar karena kondisi seperti
meniscal tears, osteoarthritis, rheumatoid arthritis, trauma, synovitis ataupun pembedahan
pada daerah lutut.
3. Patofisiologi
Lutut di bungkus dalam suatu membran kedap air yang bagian paling dalamnya
disebut membran synovial. Membran tersebut mensekresi sejumlah kecil cairan yang
disebut caiaran synovial yang berfungsi sebagai pelumas dan menutrisi sendi. Ketika
sendi mengalami iritasi atau trauma, membrane synovial akan merespon dengan
mensekresi cairan synoval dalam jumlah yang abnormal. Cairan tersebut nantinya akan
mencari jalan keluar melalui bagian paling lemah dari kapsul yang berada di bagian
belakang dari lutut yang menyebabkan terbentuknya suatu massa yang disebut kista.
Karena bagian belakang lutut disebut area poplitea, maka disebut juga kista poplitea atau
kista baker.
4. Tanda dan Gejala
Dalam beberapa kasus, kista baker tidak menyebabkan sakit, dan mungkin tidak
disadari. Gejala yang dapat muncul pada kista baker, antara lain menurut artikel sport
health (2015) :
a. Pembengkakan di belakang lutut, dan kadang-kadang di kaki
b. Nyeri lutut
c. Kekakuan
d. Munculnya pembengkangan dengan tekstur yang mirirp dengan balon yang diisi air
Kista baker dapat tidak menimbulkan gejala, namun pasien dapat mengeluh nyeri
lutut atau rasa ketat atau tegang di belakang tutut, terutama saat lutut dalam posisi
ekstensi atau difleksikan maksimal. Kista baker biasa terlihat benjolan di belakang
lutut saat sedang berdiri atau saat dibandingkan dengan lutut yang tidak terdapat kista
baker. Saat diraba akan terasa lunak dan lembut.
5. Pathway

6. Pemeriksaan penunjang
a. USG
Sangat membantu dalam mengevaluasi massa di poplitea. Pada USG dapat
dibedakan apakah massa tersebut berupa kista massa padat. Chatzopoulos et al,
bahwa kista baker sering ditemukan pada pasien dengan osteoarthritis lutut dan
berkaitan dengan inflamasi synovial.
Color dopler ultrasonography dapat mendeteksi aliran pembuluh darah diantara
massa tersebut untuk membedakannya dengan popliteal artery aneurysma. Pada kista
yang diakibatkan degenerasi pembuluh darah dari arteri popliteal, ditemukan
gambaran kista multiple yang mengelilingi ukuran normal dari popliteal. USG
merupakan cara yang tercepat dan murah untuk mendeteksi kista baker.
b. Rontgen
Terlihat adanya gambaran kalsifikasi, soft tissue mass dan bone involvement. Terlihat
adanya massa soft tissue di bagian posterior medial sendi lutut.
c. MRI
Pada MRI kista baker terlihat sebagai homogen, high-signal intensity, terdapat
massa kistik di kondilus media femoralis tipis dan berisi cairan diantara tendon
kepala m. gastrocnemius bagian medial dan m.semimembranosus.
7. Penatalaksanaan
Jika tidak menimbulkan gejala kista baker tidak memerlukan pengobatan. Namun apabila
pasien mengeluhkan gejala dapat dilakukan tatalaksana sebagai berikut
a. Non medikamentosa
1. Istirahatkan kaki, hindari posisi berlutut, berjongkok, mengangkat beban berat,
berlari dan aktivitas lain yang mengakibatkan peregangan pada bagian posterior
dari lutut
2. Beri bantalan es atau bantalan hangat
3. Kompres dengan menggunakan balutan untuk mengurangi pembengkakan lutut
4. Elevasikan kaki
b. Medikamentosa
1. Nonsurgical treatment
Mengambil cairan dengan jarum suntik (aspirasi) dapat mengurangi
ukuran kista. Kemudian kortison dapat disuntukan ke daerah yang terkena untuk
mengurangi peradangan. Injeksi intra articular glukokortikoid merupakan terapi
yang sering dilakukan untuk mengatasi gejala dari osteoarthritis pada lutut dan
kista baker. Injeksi tesebut terbukti efektif untuk terapi jangka pendek untuk
arthritis yang sangat menyakitkan dan mengecilkan ukuran dari kista baker.
2. Surgical
Tujuan pembedahan adalah untuk membuang kista dan memperbaiki
lubang di lapisan sendi tempat kista menerobos. Namun ahli bedah berhati-hati
ketika menyarankan operasi untuk mengahpus popliteal Karena mereka
cenderung akan berulang. Penyembuhan sering permanen, tetapi mencegah
kembalinya kista tergantung dari keberhasilan mengobati penyebab.
Komplikasi yang dapat terjadi setelah pembedahan adalah infeksi karena insisi,
cedera pembuluh darah, cedera saraf, yang dapat menhyebabkan rasa baal atau
mati rasa pada ektremitas bawah.
1. Rehabilitasi setelah pembedahan
2. Gunakan kruk selama beberapa waktu
3. Hindari olahraga yang berat selama 6 bulan
4. Fisioterapi untuk memulihkan kekuatan otot kaki

8. Komplikasi
Komplikasi dari kista baker sangat jarang terjadi. Komplikasi yang terjadi adalah
sepsis. Sepsis arthritis dapat merupakan komplikasi saat pemberian injeksi glukokortikoid
dengan insiden terjadinya 1 : 3000 dan 1 : 50.000 (0,002 %). Walaupun sangat jarang
terjadi, terdapat 20 laporan kasus dari infeksi kista baker primer dalam literature, yang
paling banyak terjadi adalah infeksi sekunder dari staphylococcus aureus.
Mikroorganisme lain yang dapat menyebabkan infeksi sekunder antara lain :
mycobacterium tuberculosis, candida albicans, dan streptococcus pnemoniae. Karena
adanya hubungan secara anatomi antara kista baker dengan rongga synovial pada sendi
lutut, sehingga apabila terjadi sepsis berpotensi untuk menyebar. Rupture dari kista baker
tersebut akan menjadi abses.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P

DENGAN DIAGNOSA POST OP KISTA BAKER

DI RUANG PERAWATAN ANGGREK KELAS III

UPT RSUD ARIFIN NU’MANG

OLEH:

NAMA : AMIRAH

NIM : 201801002

CI LAHAN CI INSTITUSI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

ITKeS MUHAMMADIYAH SIDRAP

2021/2022
BAB III

PENUTUP

Kista Baker adalah pembengkakan yang disebabkan oleh cairan dari sendi
lututmenonjol di bagian belakang lutut. Bagian belakang lutut juga disebut sebagai daerah
poplitea lutut. Kista Baker kadang-kadang disebut kista poplitea. Ketika cairan berlebihan
cairan membentuk kantung berisi cairan dari kista Baker. Pemberian namaini diilhami dari ahli
bedah Inggris William Morrant Baker (1839-1896).

Kista Baker sering terjadi pada usia > 50 tahun dan berhubungan dengan penyakit
degenerative sendi. Pada anak sering terjadi pada usia 4-7 tahun. Penyebabnya bisa karena
trauma daerah lutut, infeksi synovial dan arthritis.

Pasien biasa mengeluh terdapat rasa tegang atau nyeri di daerah lutut dan terdapat
benjolan di daerah belakang lutut. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah USG
dan MRI. Kista Baker dapat hilang secara spontan tanpa pengobatan, namun bisa juga menetap.
Untuk nyeri bisa diberikan NSAID, aspirasi cairan sendi, injeksi kortikosteroid, pembedahan
jika kista terlalu besar atau kista menggangu pergerakan pasien.
Daftar pustaka

Bourdilla, philipe. 2012. Popliteal cyst. http://www.genou.com/anglais/poplitealcyst.htm.

Juwita, Ranita. 2019. Analisis Gambaran Kista Baker Pada Pemerikasaan Musculoskeletal

Knee Dengan Modalitas Ultrasonografi

Sport Health. 2015. Baker’s Cyst Diagnostic and Surgical Considerations.

Anda mungkin juga menyukai