KISTA BAKER
Disusun Oleh :
Biendha Ulfatullaily
17710231
Pembimbing :
SMF BEDAH
RSUD IBNU SINA GRESIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2018
1
LEMBAR PENGESAHAN
Jenis : Referat
NPM : 17710231
Pembimbing
2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Referat di SMF
BEDAH RSUD Ibnu Sina Gresik – FK Universitas Wijaya Kusuma Surabaya yang berjudul
“KISTA BAKER” dengan tepat pada waktunya. Referat ini diajukan untuk memenuhi tugas
dalam rangka menjalani kepaniteraan klinik di SMF BEDAH RSUD Ibnu Sina Gresik.
Bersamaan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih
Sebesar besarnya dengan hati yg tulus kepada:
1. dr. Dono Marsetio Wibisono, Sp. B sebagai pembimbing referat ini.
2. Para teman sejawat dokter muda yang telah memberikan masukan serta membantu
dalam penyelesaian referat ini, dan semua pihak yang tidak mampu penulis sebutkan
satu per satu yang telah membantu terwujudnya referat ini.
Penulis juga menyadari bahwa penulisan referat ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan segala masukan serta kritik yang membangun demi
sempurnanya tulisan ini. Akhirnya penulis berharap semoga referat ini bermanfaat bagi pihak-
pihak yang terkait.
Penulis
3
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................................. i
Daftar Gambar................................................................................................................... iv
BAB I - PENDAHULUAN............................................................................................ 1
4
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 13
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
Kista baker merupakan lesi kistik yang paling sering di sekitar sendi lutut. Kista
ini memberikan gambaran sebagai massa yang terdapat di posteromedial lutut. Kista
baker biasanya terjadi pada orang dewasa dan jarang terjadi pada anak-anak. Kista ini
jarang bermanifestasi sendirian dan sering ditemukan berkaitan dengan kondisi inflamasi,
Prevalensi kista baker secara signifikan lebih tinggi pada usia diatas 50 tahun,
tanpa kecenderungan untuk ras atau jenis kelamin. Insiden kista Baker bervariasi
tergantung pada kondisi yang berhubungan. Meskipun insidensi dan prevalensi Baker’s
cysts bervariasi, kista ini umumnya terjadi sekunder akibat patologi intra artikular lainnya
5
pada pada pasien dewasa.terjadinya kista baker di Italia sebanyak 4,7% - 37% pada sendi
lutut tanpa gejala pada orang dewasa, kemudian diidentifikasi sebanyak 42% dari pasien
dengan osteoarthritis dan 48% pasien dengan rheumatoid arthritis pada pemeriksaan
Manifestasi klinis dari kista baker bervariasi pada pasien dewasa dapat berupa
nyeri lutut posterior, pembengkakan dengan adanya massa lokal, dan terasa tegang di
daerah poplitea. Gejala dan temuan fisik lainnya sering berkaitan dengan penyakit lain
yang terkait dengan kista. Pembesaran progresif dari kista baker dapat menyebabkan
pseudotromboflebitis akibat kebocoran atau ruptur dari kista dan deep vein trombosis
(USG) dan magnetic resonance imaging (MRI). MRI dapat memvisualisasikan dan
mengenali massa di daerah lutut termasuk kista baker tetapi pemeriksaan ini relatif mahal
dan tidak semua rumah sakit memiliki fasilitas ini. USG adalah alat pencitraan non-
invasif, mudah tersedia, akurat, dan hemat biaya untuk mendiagnosis kista baker. USG
memungkinkan penilaianjenis massa solid atau kistik, ukuran dan volume kista,
hubungannya dengan otot, tendon, pembuluh darah yang berdekatan dan adanya
komplikasi. Selain itu USG berperan juga dalam memandu aspirasi kista.4
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang apa saja yang dapat menegakkan diagnosis
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Pada tahun 1840, Adam pertama kali mendeskripsikan tentang kista popliteal.
dan menyimpulkan bahwa temuan ini akibat sekunder dari keluarnya cairan dari sendi
lutut. Kista baker merupakan lesi kistik yang paling sering di sekitar sendi lutut dan
memberikan gambaran sebagai massa yang terdapat di posteromedial lutut. Kista baker
7
meluas ke posterior diantara tendon medial head muskulus gastrocnemius dan muskulus
A B C
Gambar
a 1. Kista baker
A. Gambaran skematis potongan koronal lutut posterior adanya hubungan anatomi kista
baker dengan medial head of the gastrocnemius muscle dan otot semimembranosus dan
tendon pada bidang koronal.
B. Fotografi regio poplitea kista baker adanya pembengkakan jaringan lunak pada aspek
inferomedial lutut posterior.
C.Tampilan bedah gross dari kista baker hubungan medial head of the gastrocnemius
muscle
(sumber kepustakaan diambil dari nomer 5)
2.2 Klasifikasi
Kista baker dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu primer atau idiopatik
dan sekunder. Kista baker primer jika distensi bursa semimembranosus dengan sendi
lutut tidak terkait dengan penyakit sendi lain dan tidak terdapat hubungan antara bursa
terkait dengan penyakit sendi lain dan terdapat hubungan yang terbuka antara bursa
adalah kista sekunder dan terkait dengan penyakit degeneratif sendi lutut. Kista primer
8
2.3 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari kista baker bervariasi. Pada anak-anak, kista ini paling
sering merupakan temuan insidental pada pemeriksaan fisik karena tidak bergejala.
Tetapi dapat juga menimbulkan rasa tidak nyaman, gerakan terbatas dan teraba massa di
regio poplitea. Presentasi klinis pada pasien dewasa dapat berupa nyeri samar-samar lutut
posterior, pembengkakan atau massa lokal, dan terasa tegang di daerah poplitea. Gejala
dan temuan fisik lainnya sering berkaitan dengan kelainan yang terkait dengan kista,
seperti meniskus tear atau arthritis. Pembesaran progresif dari kista baker dapat
menyebabkan gangguan pada fleksi dan ekstensi penuh lutut, pseudotromboflebitis akibat
kebocoran atau ruptur dari kista dan deep vein trombosis karena adanya kompresi
2.4 Patofisiologi
Patogenesis timbulnya kista baker pada orang dewasa berkaitan dengan adanya
dengan kapsula sendi lutut melalui celah melintang pada kapsula posterior setinggi
kondilus medial femoralis, di mana tendon gastrocnemius menyatu dengan kapsula sendi.
Celah berbentuk horizontal berukuran 4 sampai 24 mm. Hubungan antara bursa dan
kapsula sendi hampir tidak terdapat pada anak-anak, dan terdapatnya celah ini meningkat
sejalan dengan peningkatan usia. Integritas kapsula sendi menurun sesuai dengan usia,
9
dan menurut teorinya celah tersebut merupakan akibat dari rupturnya kapsula sendi
karena proses degenerasi. Rauschning mengamati bahwa, ketika tidak ditemukan celah,
terlihat kapsula sendi menipis di daerah yang sama dengan celah dan kista baker adalah
dan kapsula sendi, memungkinkan terjadinya gerakan cairan sinovial diantara dua
memungkinkan cairan hanya mengalir searah yaitu dari sendi ke dalam bursa. 8
Kista baker biasanya bukan merupakan kelainan tersendiri, kista ini umumnya
sendi yang meningkatkan tekanan dalam ruang sendi. Effusi sendi dan fibrin dipompa
dari sendi lutut ke kista, fibrin berfungsi sebagai katup satu arah yang memblokir
kembalinya efusi ke dalam sendi lutut. Efusi yang terjebak dengan viskositas normal di
Hal ini menjelaskan sulitnya aspirasi isi kista yang kental dan lengket tersebut. 6,7
Baker’s cyst pada anak-anak bisa idiopatik, berkaitan dengan juvenile rheumatoid
arthritis atau hemophilia. Baker’s cyst pada juvenile rheumatoid arthritis berkaitan
dengan effusi sendi lutut. Masih terjadi kontroversi tentang apakah Baker’s cyst pada
anak-anak berhubungan dengan kapsula sendi. Beberapa peneliti meyakini bahwa kista
terjadi karena iritasi bursal primer daripada perluasan abnormalitas sendi. 2,3
2.5 Diagnosis
bergejala namun kadang ditemukan nyeri serta. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
10
benjolan lunak yang tidak nyeri tekan, melalui transiluminasi diketahui bahwa isi
benjolan bukan merupakan massa padat tapi merupakan cairan, ditemukan adanya
A. Ultrasonografi (USG)
USG adalah alat pencitraan non-invasif, mudah tersedia, akurat, dan hemat
biaya untuk mendiagnosis patologi jaringan lunak di regio lutut temasuk kista baker.
USG memungkinkan penilaian jenis lesi, ukuran kista, hubungannya dengan otot yang
berdekatan, tendon, pembuluh darah dan adanya septasi intrakistik. Kelemahan USG
adalah kurang sensitif terhadap lesi intra-artikular sehingga diperlukan pencitraan lebih
penetrasinya kurang dalam. Sehingga struktur yang letaknya lebih dalam memerlukan
frekuensi 7-15MHz. Pemeriksaan USG untuk mendeteksi kista baker dilakukan dengan
memposisikan pasien prone, lutut diekstensikan dan kedua kaki menggantung di tepi
poplitea lutut pada transversal view dan dilanjutkan pada longitudinal view. 7,8
Pada transversal view, kista baker tampak sebagai lesi kistik anechoic,
hypoechoic atau hiperechoic batas tegas dengan peningkatan akustik posterior, yang
crescent-shaped. Pada sebagian besar kasus terdiri dari tiga komponen yaitu body, base
11
dan neck. Body merupakan ujung membulat yang lebih besar dan superfisial. Base (yang
lebih kecil dan komponen lebih dalam), terletak di tendon semimembranosus, medial
head gastrocnemius dan kapsula sendi posterior. Neck yang menghubungkan body dan
base terletak diantara di tendon semimembranosus dan medial head gastrocnemius. 7,8
Pada longitudinal view, kista baker umumnya memiliki gambaran bulat di ujung
proksimal dan distal. Ujung yang tajam atau irregular biasanya menunjukkan adanya
ruptur kista baker, sedangkan cairan anechoic atau hypoechoic di luar batas kista
B. Pada longitudinal axis view, kista baker tampak sebagai lesi kistik anechoic
atau hypoechoic batas tegas berbentuk bulan sabit dengan peningkatan akustik
posterior (panah). Sebuah neck berisi cairan (panah terbuka) sangat penting untuk
12
C. Pemindaian kista baker pada longitudinal axis view.
D. Kista baker pada long axis view memiliki gambaran bulat di ujung proksimal
MRI dianggap sebagai Gold standart dalam visualisasi dan karakterisasi massa
lutut. MRI dapat mengkonfirmasi, sifat unilocular dan kistik dari kista poplitea jinak;
dan menggambarkan patologi intra-artikular yang terkait. Selain itu, MRI bersifat non-
invasif dan tidak melibatkan paparan radiasi. Pada MRI, kista baker tampak sebagai
massa dengan intensitas sinyal rendah pada T1-weighted image, intensitas sinyal
menengah pada proton densiti, dan intensitas sinyal tinggi pada proton density–weighted
fat saturation. Kelebihan dari MRI adalah kemampuan gambar aksial untuk
memvisualisasikan neck dari hubungan kista dengan sendi yang berisi cairan. kista baker
dapat dilihat dari edema dengan intensitas sinyal tinggi di jaringan lunak yang
berdekatan.3
13
Gambar 3. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Axial proton density weighted MR image with fat saturation memperlihatkan kista baker
(kepala panah) dengan cairan (panah hitam) diantara tendon semimembranosus (panah
lengkung putih) dan medial head gastrocnemius tendon(panah terbuka) Komponen
subgastrocnemius (asterisk) dari kista baker. M = muskulus gastrocnemius medial.
(sumber kepustakaan diambil dari nomer 7)
2.7 Diagnosis Banding
Perhatikan bahwa beberapa dari mereka lebih mungkin untuk terletak di posterior
popliteal. Tingkat kecurigaan tumor ganas harus lebih kuat ketika kista tidak di lokasi
yang khas antara medial gastrocnemius dan tendon semimembranosus atau adanya
disproporsi antara ukuran lesi dan gejala. Perbandingan antara massa padat dan kistik
dilakukan dengan transiluminasi, dalam pemeriksaan penunjang dilihat apakah ada tanda
• Lipoma
• Fibrosarkoma
• Sinovial Sarkoma
2.8 Penatalaksanaan
14
Ada banyak pilihan terapi untuk kista baker, yang ditentukan oleh penyebab yang
mendasari dan kondisi terkait. Kadang-kadang tanpa pengobatan atau tindakan suportif
sederhana menghasilkan resolusi spontan kista atau pengurangan gejala yang terkait. Jika
1. Nonsurgical treatment
kista. Aspirasi dipandu USG dengan injeksi kortikosteroid adalah prosedur dengan
risiko relatif rendah dan cukup berhasil untuk pengobatan osteoarthritis lutut dengan
kista baker. Pada penelitian Acebes et al, pasien dengan osteoarthritis lutut dengan
penurunan yang signifikan dalam nyeri lutut dan pembengkakan serta penurunan
Metode yang lain untuk terapi adalah sclerotherapy. Tetapi metode ini kurang
efektif jika kista merupakan kista kompleks yaitu dengan temuan abnormal lainnya
seperti terlihat tanda-tanda kista kambuh pada pasien pada 6 bulan follow-up. Kista
kompleks mungkin sulit untuk aspirasi dan penyuntikkannya karena adanya septasi
dan debris intrakistik dan ini bisa mengganggu hasil prosedur. Metode yang lain
Streptococcus pyogenes dan lainnya. Dari satu penelitian disebutkan bahwa ukuran
kista menurun secara signifikan pada MRI setelah lebih dari 7 bulan setelah injeksi
15
serial agen sclerosing (12,5% dekstrosa dan natrium morrhuate). Meskipun terdapat
tindakan konservatif dan minimal invasif untuk mengobati beberapa kondisi yang
berhubungan dengan kista baker, tidak semua dapat membaik tanpa intervensi invasif.
2. Surgical Treatment
Eksisi terbuka juga dikaitkan dengan morbiditas dan adanya komplikasi akibat
arthroscopic yaitu hubungan katup antara sendi dan kista diperbaiki sehingga pada
aliran cairannya pada saluran hubungan antara sendi dan kista menjadi dua arah dan
sering digunakan untuk mengobati kondisi yang berhubungan dengan kista baker.
A. Prognosis
B. Komplikasi
ganglion. Komplikasi yang paling sering dari kista baker yaitu pecahnya kista pada
16
Pseudothrombophlebitis syndrome akibat kebocoran atau ruptur dari kista dan deep
vein trombosis akibat kompresi langsung pada arteri dan vena poplitea.6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kista baker merupakan lesi kistik yang paling sering di sekitar sendi lutut.
Dengan gejala klinis utama yaitu nyeri pada lutut disertai pembengkakan adanya massa
local. Kista ini jarang bermanifestasi sendirian dan sering ditemukan berkaitan dengan
Prevalensi kista baker secara signifikan lebih tinggi pada usia diatas 50 tahun, tanpa
kecenderungan untuk ras atau jenis kelamin umumnya terjadi sekunder akibat patologi
intra artikular lainnya pada pada pasien dewasa.terjadinya kista baker di Italia sebanyak
4,7% - 37% pada sendi lutut tanpa gejala pada orang dewasa, kemudian diidentifikasi
sebanyak 42% dari pasien dengan osteoarthritis dan 48% pasien dengan rheumatoid
17
USG adalah alat pencitraan non invasive untuk memungkinkan penilaian jenis dan
ukuran kista, hubungannya dengan otot, tendon, pembuluh darah yang berdekatan dan
adanya komplikasi. Selain itu USG berperan sebagai guiding dalam memandu aspirasi
kista. MRI dianggap sebagai Gold standart dalam visualisasi dan karakterisasi massa
lutut. MRI dapat mengkonfirmasi, sifat unilocular dan kistik dari kista poplitea jinak;
dan menggambarkan patologi intra-artikular yang terkait. Selain itu, MRI bersifat non-
Tingkat kecurigaan tumor ganas harus lebih kuat ketika melakukan diagnosa
banding, kista tidak di lokasi yang khas antara medial gastrocnemius dan tendon
semimembranosus atau adanya disproporsi antara ukuran lesi dan gejala. Perbandingan
antara massa padat dan kistik dilakukan dengan transiluminasi, dalam pemeriksaan
penunjang dilihat apakah ada tanda kalsifikasi atau area erosi tulang yang dapat
menimbulkan keganasan. Maka diagnosis banding dari kista baker adalah Lipoma,
Pemilihan terapi nonsurgical dengan cara mengambil cairan dengan jarum suntik
( aspirasi ) dapat mengurangi ukuran kista dengan injeksi kortikosteroid adalah prosedur
dengan risiko relatif rendah dan cukup berhasil untuk pengobatan osteoarthritis lutut
dengan kista baker. Tetapi, apabila hendak melakukan Surgical Treatment prosedur
arthroscopic menjadi pemilihan yang tepat yaitu hubungan katup antara sendi dan kista
diperbaiki sehingga pada aliran cairannya pada saluran hubungan antara sendi dan kista
menjadi dua arah dan bursa gastrocnemio-semimembranosus menjadi normal, metode ini
18
yang paling sering digunakan untuk mengobati kondisi yang berhubungan dengan kista
Komplikasi yang paling sering dari kista baker yaitu pecahnya kista pada otot
syndrome akibat kebocoran atau ruptur dari kista dan deep vein trombosis akibat
DAFTAR PUSTAKA
1. Ward EE, Jacobson JA, Fessell DP, Hayes CW, Holsbeeck MV.Sonographic Detection of
3. Tsang JPK, Yuen MK. Sonography of Baker’s Cyst (Popliteal Cyst): the Typical and
5. Ward EE, Jacobson JA, Fessell DP, Hayes CW, Holsbeeck MV. Sonographic Detection of
19
6. Tsang JPK, Yuen MK. Sonography of Baker’s Cyst (Popliteal Cyst): the Typical and
7. Herman AM, Marzo JM. Popliteal Cysts: A Current Review. Orthopedics.2014; 37(8):
e678-84
https://www.slideshare.net/homeworkping3/238068289-caseradiologiorchitis
https://tuxdoc.com/download/kista-bakerdocx_pdf
https://kupdf.net/download/laporan-kasus-kista-baker-3-susan_5aa7ee84e2b6f56b728f5a8e_pdf
http://slideplayer.info/slide/11878833/
http://www.scielo.br/pdf/rbort/v46n6/en_a02v46n6.pdf
http://avicenna91.blogspot.com/2012/08/kista-ganglion.html
20