Anda di halaman 1dari 13

Tugas : Keperawatan Medikal Bedah

AMPUTASI

KELOMPOK 3 :
1. KHOIRUL ANAM (C051171706)
2. ARMAN (C051171711)
3. HIKMAH (C051171717)
4. ANDI FATMAWATI (C051171708)
5. FATMA SYAM (C051171714)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
AMPUTASI
A. DEFINISI
Hilangnya sebagian alat gerak yang menyebabkan ketidakmampuan seseorang dalam derajat yang
bervariasi (tergantung dari luas hilangnya alat gerak, usia pasien, ketepatan operasi, dan
manajemen pasca operasi). ( Turck SL)

Kehilangan sebagian alat gerak akan menyebabkan ketidakmampuan seseorang untuk melakukan
aktifitas. Kehilangan alat gerak tersebut dapat disebabkan berbagai hal, seperti penyakit, factor
cacat bawaan lahir, ataupun kecelakaan. Operasi pengangkatan alat gerak pada tubuh manusia ini
disebut dengan amputasi. (D. Jumeno)

Amputasi dapat dianggap sebagai jenis pembedahan rekonstruksi drastis, digunakan untuk
menghilangkan gejala,memperbaiki fungsi dan menyelamatkan atau memperbaiki kualitas
hidup pasien. Bila tim kesehatan mampu berkomunikasi dengan gaya positif, maka pasien
akan lebih mampu menyesuaikan diri terhadap amputasi dan berpartisipasi aktif dalam
rencana rehabilitasi. (Suzanne & Brenda,2001)

B. ETIOLOGI
Indikasi utama bedah amputasi adalah karena :
1. Iskemia karena penyakit reskulasisasi biasanya pada orang tua seperti klien dengan
artherosklerosis, diabetes mellitus.
2. Trauma amputasi bisa diakibatkan karena perang, kecelakaan, tremal injury seperti terbakar,
tumor, infeksi, gangguan metabolism seperi pagets disease dan kelainan congenital.
Tingkatan Amputasi
1. Ekstremitas Atas
Amputasi pada ekstremitas atas dapat mengenai tangan kanan maupun tangan kiri, hal
ini berkaitan dengan aktivitas sehari-hari seperti makan, minum, mandi, berpakaian
dan aktivitas yang lain yang melibatkan tangan.
2. Ekstremitas Bawah
Amputasi pada ekstremitas ini dapat mengenai semua atau sebagian dari jari-jari kaki
yang menimbulkan seminimal mungkin kemampuannya.
Adapun ampuasi yang sering terjadi pada ekstremitas terbagi menjadi dua letak
amputasi yaitu :
1. Amputasi dibawah lutut (below knee amputation)
2. Amputasi diatas lutut
Jenis Amputasi
Berdasarkan pelaksanaannya amputasi dibedakan menjadi 3, antara lain:
a. Amputasi selektif/terencana
Amputasi jenis ini dilakukan pada penyakit yang terdiagnosis dan mendapat penanganan
yang baik serta terpantau secara terus-menerus. Amputasi dilakukan sebagai salah satu
tindakan alternatif terakhir
b. Amputasi akibat trauma
Merupakan amputasi yang terjadi sebagai akibat trauma dan tidak direncanakan.
Kegiatan tim kesehatan adalah memperbaiki kondisi lokasi amputasi serta memperbaiki
kondisi umum klien.
c. Amputasi darurat
Kegiatan amputasi dilakukan secara darurat oleh tim kesehatan. Biasanya merupakan
tindakan yang memerlukan kerja yang cepat seperti pada trauma dengan patah tulang
multiple dan kerusakan/kehilangan kulit yang luas.

C. MANIFESTASI KLINIK
Dampak masalah terhadap system tubuh :
Kecepatan metabolisme
Jika seseorang dalam keadaan immobilisasi maka akan menyebabkan penekanan pada fungsi
simpatik serta penurunan katekolamin dalam darah sehingga menurunkan kecepatan metabolisme
basal.
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
Adanya penurunan serum protein tubuh akibat proses katabolisme lebih besar dari anabolisme,
maka akan mengubah tekanan osmotic koloid plasma, hal ini menyebabkan pergeseran cairan
intravaskuler keluar keruang interstitial pada bagian tubuh yang rendah sehingga menyebabkan
oedema. Imbobilitas menyebabkan sumber stressor bagi klien sehingga menyebabkan kecemasan
yang akan memberikan rangsangan ke hypothalamus posterior untuk menghambat pengeluaran
ADH, sehingga terjadi peningkatan diuresis.
1. Sistem Respirasi
a. Penurunan kapasitas paru
Pada klien immobilisasi dalam posisi baring terlentang, maka kontraksi otot intercosta
relative kecil,, diafragma otot perut dalam rangka mencapai inspirasi maksimal dan
ekspirasi paksa.
b. Perubahan perfusi setempat
Dalam posisi tidur terlentang , pada sirkulasi pulmonal terjadi perbedaan rasio ventilasi
dengan perfusi setempat, jika secara mendadak maka akan terjadi peningkatan
metabolisme (karena latihan atau infeksi) terjadi hipoksia.
c. Mekanisme batuk tidak efektif
Akibat immobilisasi terjadi penurunan kerja siliaris saluran pernafasan sehingga sekresi
mucus cenderung menumpuk dan menjadi lebih kental dan mengganggu gerakan siliaris
normal.
2. Sistem Kardiovaskuler
a. Peningkatan denyut nadi
Terjadi sebagai manifestasi klinik pengaruh factor metabolic, endokrin dan mekanisme
pada keadaan yang menghasilkan adrenergic sering dijumpai pada pasien dengan
immobilisasi.
b. Penurunan cardiac reserve
Dibawah pengaruh adrenergic denyut jantung meningkat, hal ini mengakibatkan waktu
pengisian diastolic memendek dan penurunan isi sekuncup.
c. Orthostatik hipotensi
Pada keadaan immobilisasi terjadi perubahan sirkulasi perifer, dimana anterior dan venula
tungkai berkontraksi tidak adekuat, vasodilatasi lebih panjang dari pada vasokontriksi
sehingga darah banyak berkumpul di ekstremitas bawah, volume darah yang bersirkulasi
menurun, jumlah darah keventrikel saat diastolic tidak cukup untuk memenuhi perfusi ke
otak dan tekanan darah menurun, akibatnya klien merasakan pusing saat bangun tidur
serta dapat juga merasakan pingsan.
3. Sistem Muskuluskeletal
a. Penurunan kekuatan otot
Dengan adanya immobilisasi dan gangguan system vaskuler memungkinkan suplai O2 dan
nutrisi sangat berkurang pada jarigan, demikian pula dengan pembuangan sisa
metabolisme akan terganggu sehingga menjadikan kelelahan otot.
b. Atropi otot
Karena adanya penurunan stabilitas dari anggota gerak dan adanya penurunan fungsi
persarafan, hal ini menyebabkan terjadinya atropi dan paralisis otot.
c. Kontraktur sendi
Kombinasi dari adanya atropi dan penurunan kekuatan otot serta adanya keterbatasan
gerak.
d. Osteoporosis
Terjadi penurunan metabolisme kalsium, hal ini menurunkan persenyawaan organic dan
anorganik sehingga massa tulang menipis dan tulang menjadi keropos.

4. Sistem Pencernaan
a. Anoreksia
Akibat penurunan dari sekresi kelenjar pencernaan dan mempengaruhi sekresi kelenjar
pencernaan dan mempengaruhi perubahan sekresi serta penurunan kebutuhan kalori yang
menyebabkan menurunnya nafsu makan.
b. Konstipasi
Meningkatnya jumlah adrenergic akan menghambat peristaltic usus dan spincter anus
menjadi kontriksi sehingga reabsorsi cairan meningkat dalam colon, menjadikan feces lebih
keras dan orang sulit buang air besar.
5. Sistem Perkemihan
Dalam kondisi tidur terlentang, renal pelvis ureter dan kandng kencing berada dalam keadaan
sejajar, sehingga aliran urine harus melawan gaya gravitasi, pelvis renal banyak menahan urine
sehingga dapat menyebabkan :
a. Akumulasi endapan urine direnal pelvis akan mudah membentuk batu ginjal
b. Tertahannya urine pada ginjal akan menyebabkan berkembang biaknya kuman dan dapat
mengakibatkan ISK.

6. Sistem Integumen
Tirah baring yang lama, maka tubuh bagian bawah seperti punggung dan bokong akan tertekan
sehingga akan menyebabkan penurunan suplai darah dan nutrisi kejaringan. Jika hal ini
dibiarkan akan tejadi ischemia, hyperemesis dan akan normal kembali jika tekanan dihilangkan
dan kulit dimassase untuk meningkatkan suplai darah.

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto Rontgen : Mengidentifikasi abnormalitas tulang
2. CT Scan : Mengidentifikasi lesi neoplastik, osteomielitis, pembentukan hepatoma
3. LED : Mengidentifikasi respon inflamasi
4. Kultur luka : Mengidentifikasi adanya luka/infeksi dan organisme penyebab
5. Biopsy : Mengkonfirmasikan diagnose masa benigna/maligna
E. ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Biodata
2. Keluhan Utama
Keterbatasan aktivitas, gangguan sirkulasi, rasa nyeri dan gangguan neurosensori
3. Riwayat kesehatan Masa Lalu
Kelainan muskuloskeletal (jatuh, infeksi, trauma dan fraktur), cara penanggulangan dan penyakit
(diabetes melitus)
4. Riwayat kesehatan sekarang
Kapan timbul masalah, riwayat trauma, penyebab, gejala (tiba tiba/perlahan), lokasi, obat yang
diminum, dan cara penanggulangan.
5. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum dan kesadaran, keadaan integumen (kulit dan kuku), kardiovaskuler (hipertensi
dan takikardia), neurologis (spasme otot dan kebas atau kesemutan), keadaan ekstremitas,
keadaan rentang gerak dan adanya kontraktur, dan tungkai (kondisi dan fungsi).
6. Riwayat Psikososial
Reaksi emosional, citra tubuh, dan sistem pendukung
7. Pemeriksaan diagnostic
Rontgen (lokasi/luas), Ct scan, MRI, arteriogram, darah lengkap dan kreatinin.
8. Pola kebiasaan sehari-hari
Nutrisi, eliminasi, dan asupan cairan.
9. Aktifitas / Istirahat
10. Integritas Ego
Masalah tentang antisipasi perubahan pola hidup, situsi financial, reaksi orang lain, perasaan
putus asa, tidak berdaya
11. Seksualitas
Masalah tentang keintiman hubungan
12. Interaksi Sosial
Masalah sehubungan dengan kondisi tentang peran fungsi, reaksi orang lain
F. PATHWAY AMPUTASI

Infeksi DM, hipertensi, dsb Kerusakan pembuluh


kapiler

Trauma/injury
Penurunan suplai O2 dan
nutrisi ke jaringan
Fraktur multiple
Proliferasi sel abnormal
combutio, dsb
Iskemik
Tumor maligna
Kerusakan
Nefrosis
jaringan/ekstremitas yang
tidak mungkin Tumor ganas di ekstremitas
diperbaiki/disembuhkan (atas/bawah)
Terbentuknya gangren

Resiko infeksi Tindakan operasi/bedah Amputasi

Kehilangan salah satu Amputasi


anggota tubuh/ekstremitas

Kehilangan anggota tubuh

Kesulitan untuk melakukan


Kurangnya perawatan diri Kecacatan
aktivitas sehari-
(mandi, sikat gigi, berpakaian)
hari/mobilisasi
Timbul rasa malu, depresi,
stres
Hambatan mobilitas fisik Defisit perawatan diri

Gangguan citra tubuh

Post operasi Luka operasi

Proses penyembuhan Terputusnya kontinuitas


jaringan Nyeri Akut

Tirah baring lama Keb imobilisasi

Kerusakan integritas kulit


Diagnosa Keperawatan Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Nyeri akut berhubungan NOC : NIC :


dengan: Pain Level, Lakukan pengkajian nyeri secara
Agen injuri (biologi, kimia, pain control, komprehensif termasuk lokasi,
fisik, psikologis), kerusakan comfort level karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
jaringan Setelah dilakukan tindakan faktor presipitasi
keperawatan selama 1 x 24 Observasi reaksi nonverbal dari
jam Pasien tidak mengalami ketidaknyamanan
nyeri, dengan kriteria hasil: Bantu pasien dan keluarga untuk mencari
Mampu mengontrol nyeri dan menemukan dukungan
(tahu penyebab nyeri, Kontrol lingkungan yang dapat
mampu menggunakan mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
tehnik nonfarmakologi pencahayaan dan kebisingan
untuk mengurangi nyeri, Kurangi faktor presipitasi nyeri
mencari bantuan) Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
Melaporkan bahwa nyeri menentukan intervensi
berkurang dengan Ajarkan tentang teknik non farmakologi:
menggunakan manajemen napas dala, relaksasi, distraksi, kompres
nyeri hangat/ dingin
Mampu mengenali nyeri Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri:
(skala, intensitas, ...
frekuensi dan tanda nyeri) Tingkatkan istirahat
Menyatakan rasa nyaman Berikan informasi tentang nyeri seperti
setelah nyeri berkurang penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan

Tanda vital dalam rentang berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan

normal dari prosedur

Tidak mengalami Monitor vital sign sebelum dan sesudah


gangguan tidur pemberian analgesik pertama kali

Hambatan mobilitas fisik NOC : NIC :


berhubungan dengan Adaptasi terhadap Terapi latihan : Ambulasi
kehilangan anggota tubuh disabilitas fisik Monitoring vital sign sebelum/sesudah
Toleransi terhadap latihan dan lihat respon pasien saat
aktivitas latihan
Kemampuan berpindah Konsultasikan dengan terapi fisik tentang
Setelah dilakukan tindakan rencana ambilasi sesuai dengan
keperawatan selama 1 x 24 kebutuhan
jam Pasien dapat toleran Bantu klien untuk menggunakan tongkat
terhadap aktifitasnya , saat berjalan dan cegah terhadap cedera
dengan kriteria hasil: Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan
Klien meningkatkan dalam lain tentang tehnik ambulasi
aktivitas fisik Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
Mengerti tujuan dari Latih pasien dalam pemenuhan
peningkatan mobilitas kebutuhan ADL secara mandiri sesuai
Memverbalisasikan kemampuan
perasaan dalam Beri alat bantu jika kalian memerlukan
meningkatkan kekuatan Ajarkan pasien bagaimana merubah
dan kemampuan posisi dan berikan bantuan jika
berpindah diperlukan
Memperagakan
penggunaan alat
Bantu untuk mobilisasi

Kerusakan integritas kulit NOC : NIC : Perawatan amputasi


berhubungan dengan Jaringan kulit : kulit dan Dorong pasien untuk berperan serta dalam
Tindakan amputasi membrane mukosa pengambilan keputusan untuk
Akses hemodialisis dilakukannya amputasi bila
memungkinkan
Setelah dilakukan tindakan Berikan informasi dan dukungan sebelum
keperawatan selam 1 x 24 dan sesudah pembedahan
jam kerusakan integritas Posisikan bagian yang teramputsi dengan
kulit pasien teratasi dengan body alignment
kriteria hasil: Letakkan bagian yang teramputasi
Integritas kulit yang dibawah lutut dengaan posisi ekstensi
baik bisa Berikan balutan yang halus, berbentuk
dipertahankan kerucut pada daerah yang teramputasi
(sensasi, elastisitas, Monitor adanya udema pada daerah
temperatur, hidrasi, teramputasi
pigmentasi) Monitoring penyembuhan luka pada
Tidak ada luka/lesi tempat insisi
pada kulit Tempatkan area yang teramputasi dalam
Perfusi jaringan baik tempat yang berisi air yang berputar jika
Menunjukkan dibutuhkan
pemahaman dalam
proses perbaikan kulit
dan mencegah
terjadinya sedera
berulang
Mampu melindungi
kulit dan
mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami
Menunjukkan
terjadinya proses
penyembuhan luka

Gangguan citra tubuh NOC : NIC :


berhubungan dengan Cira tubuh Peningkatan citra tubuh
pembedahan Harga diri Tentukan harapan citra diri pasien
Setelah dilakukan tindakan didasarkan pada tahap perkembangan
keperawatan selama 1 x 24 Gunakan bimbingan antisipasif
jam Pasien dapat menerima mengiapkan pasien terkait denga
kondisinya saat ini, dengan perubahan-perubahan citra tubuh yang
kriteria hasil: diprediksikan
Citra tubuh positif Bantu pasien untuk mendiskusikan
Mampu mengidentifikasi perubahan perubahan yang disebabkan
kekuatan personal adanya penyakit atau pembedahan
Mendiskripsikan secara dengan cara yang tepat
faktual perubahan fungsi Bantu pasien menentukan keberlanjutan
tubuh dari perubahan perubahan aktual dari
Mempertahankan tubuh atau tingkat fungsinya
interaksi sosial Tentukan perubahan fisik saat ini apakah
berkontribusi pada citra diri pasien
Monitor apakah pasien bisa melihat
bagian tubuh mana yang berubah

Devisit perawatan diri NOC : NIC :


berhubungan dengan Perawatan diri : Mandi Bantu perawatan diri : Mandi /Kebersihan
kurangnya kemampuan dalam Perawatan diri : Pertimbangkan budaya pasien saat
merawat diri kebersihan mempromosikan aktivitas perawatan diri
Setelah dilakukan tindakan Letakkan handuk, sabun, deodoran, alat
keperawatan selama 1 x 24 bercukur dan asesoris lain yang
jam Pasien dapat diperlukan disisi tempat tidur atau kamar
Membersihkan diri dan mandi
penampilan rapi secara Sediakan lingkungan yang terpeutik
mandirii, dengan kriteria dengan memastikan kehangatan suasana
hasil: rileks, privasi dan pengalaman pribadi
Mampu untuk Fasilitasi pasien untuk menggosok gigi
membersihkan tubuh dengan tepat
sendiri secara mandiri Fasilitasi pasien untuk mandi sendiri,
dengan atau tanpa alat dengan tepat
bantu Monitoring kebersihan kuku, sesuai
Mampu mempetahankan dengan kemampuan merawat diri pasien
mobilitas yang diperlukan Jaga ritual kebersihan
untuk kekamar mandi dan
menyediakan
perlengkapan mandi
Membersihkan dan
mengeringkan tubuh
G. KESIMPULAN
Amputasi adalah Hilangnya sebagian alat gerak yang menyebabkan ketidakmampuan seseorang
dalam derajat yang bervariasi (tergantung dari luas hilangnya alat gerak, usia pasien, ketepatan
operasi, dan manajemen pasca operasi).
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC.
Price, silvia A, and lorraine M. Wilson. 2006. patofisiologi : konsep klinis Proses-proses penyakit
vol. II edisi IV, Jakarta : EGC
Nurarif AH & Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan diagnose Medis &
NANDA Jilid 1, Jogjakarta : Mediaction Publishing
Moorhead S DKK. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC), Indonesia : Mocomedia
Bulechek G M DKK. 2013. Nursing Interrventions Classification (NIC), Indonesia : Mocomedia

Anda mungkin juga menyukai