2 DefinisiSecara umum luka didefinisikan sebagai adanya diskontinuitas &/ kerusakan jaringan tubuh
yang menyebabkan gangguan fungsi.Mulai dari luka pada kulit, otot, tulang, pembuluh darah, maupun
organ seperti jantung, usus, dsb, semuanya melalui suatu proses reparatif yang serupa (similar) &
dapat diprediksi (predictable).Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul : Hilangnya seluruh /
sebagian fungsi organ, respon stres simpatis, perdarahan & pembekuan darah, kontaminasi
bakteri,kematian sel
5 7. Diabetes, Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah, nutrisi
tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut juga akan terjadi penurunan protein-kalori tubuh.
8. Pengobatan, Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh terhadap cedera,•
Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan, Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum pembedahan
untuk bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah luka pembedahan tertutup,
tidak akan efektif akibat koagulasi intravaskular.
15 3.Prevent further injury: Jaringan di sekitar luka biasanya mengalami inflamasi sehingga ikatan
antar selnya kurang kuat. Saat merawat luka, sangat dianjurkan untuk tidak membuat luka/kerusakan
yang baru pada jaringan di sekitarnya. Imobilisasi lama juga dapat menyebabkan kerusakan jaringan
lainnya misalnya terbentuk ulkus dekubitus, infeksi sekunder, bahkan pneumonia dll. 4.Nutritional
therapy: Nutrisi : suatu terapi & bukan hanya sebagai suplemen/tambahan. Terapi nutrisi sangat
penting dalam proses penyembuhan luka sebab komponen jaringan yang rusak & harus diganti pada
setiap luka memerlukan elemen pengganti yang didapatkan dari asupan nutrisi.
16 5. Treat underlying disease(s): Salah satu faktor yang berpengaruh dalam proses penyembuhan
luka : penyakit yang mendasari luka tersebut, mis., diabetes mellitus, chronic venous insufficiency.
Jika penyakit yang mendasarinya tidak diatasi, kemungkinan besar luka akan sulit sembuh. 6. Work
with the law of nature: “Time heals all wounds”. Sesungguhnya penyembuhan luka dilakukan oleh
tubuh penderita itu sendiri, yang dapat kita lakukan : memberikan suasana & kondisi yang ideal agar
luka dapat sembuh tanpa adanya hambatan/gangguan. Jika seluruh faktor yang menghambat
penyembuhan luka dapat diatasi (mulai dari faktor sistemik sampai keadaan status lokalis luka itu
sendiri), maka tidak ada alasan luka tidak dapat sembuh.
18 3. Dressing (moist wound bed): luka ditutup dengan balutan yang memenuhi prinsip perawatan
luka yakni “moist” / lembab, bukan “wet” atau basah. Jika memungkinkan, pilih dressing yang dapat
menciptakan suasana tekanan negatif pada dasar luka (negative pressure), artinya debris/pus/eksudat
di dasar luka diangkat/dikeluarkan secara kontinu. Pilih tipe wound dressing yang paling ideal &
memenuhi prinsip penanganan luka. 4. Disease: selama penyakit yang mendasari (underlying disease)
timbulnya luka tidak diobati dengan benar (mis. diabetes mellitus, dll), luka tidak akan dapat sembuh
dengan sempurna. 5. Diet: nutrisi yang cukup sangat penting dalam proses penyembuhan luka.
19 PERAWATAN LUKA AKUTLuka akut yaitu luka yang terjadi dalam hitungan jam (s/d 8 jam).
Luka yang dibiarkan lebih dari 8 jam dinamakan neglected wound (luka yang terabaikan).Secara
umum waktu 8 jam ditentukan sebagai “golden period” untuk luka. Jaringan tubuh yang dibiarkan
iskemik (tidak mendapatkan asupan O2 dari darah) selama lebih dari 8 jam akan menjadi nekrosis &
kerusakannya tidak dapat dikembalikan ke keadaan normal (sering disebut irreversible injury). Maka
dari itu sebaiknya perawatan luka dimulai secepatnya sejak luka/injury terjadi & tidak menunggu
hingga nekrosis.Luka akut yang bersih (acute clean wounds) misalnya luka akibat sayatan pisau yang
bersih, dapat dengan segera ditutup/ dijahit sehingga terjadi penyembuhan luka secara primer
(primary wound healing). Luka akut yang kotor memerlukan penanganan debridemen terlebih dahulu
sebelum penjahitan luka, sesuai dengan prinsip perawatan luka secara umum.
20 Debridemen pada luka akut dilakukan sesegera mungkin setelah luka terjadi. Penggunaan
antiseptik pada luka masih kontroversial karena beberapa pendapat mengatakan bahwa luka tidak
perlu harus steril, & flora normal pada luka masih diperlukan untuk melawan kuman patogen.Drosou
et al. mengatakan bahwa penggunaan antiseptik seperti betadine, alkohol, atau peroksida (H2O2)
dapat mengakibatkan kerusakan jaringan sehingga tidak dianjurkan untuk digunakan pada luka
terbuka.Larutan yang ideal digunakan untuk debridemen luka adalah cairan fisiologis (NaCl 0.9%)
sebanyak mungkin sampai luka menjadi bersih.
21 Luka pasca operasi umumnya merupakan luka akut steril, sehingga dapat dipertahankan sampai 3
hari untuk kemudian dilakukan penggantian dressing. Waktu 3 hari dipakai sebagai patokan sesuai
dengan waktu yang diperlukan bagi luka untuk melewati fase proliferasi & epitelisasi pada luka akut
tipe primary healing/repair.Saat epitelisasi ujung-ujung luka terjadi, luka tersebut bukan lagi
dinamakan luka terbuka, oleh karena itu dapat dilakukan wound dressing & pencucian. Pencucian
dilakukan dengan menggunakan air / NaCl fisiologis untuk mencuci krusta & kemungkinan adanya
kuman yang menempel saat dressing dibuka.
22 Perawatan luka kronisLuka kronis : luka yang berlangsung lebih dari 2 minggu tanpa melewati
fase-fase penyembuhan secara sempurna. Mungkin saja suatu luka kronis melewati seluruh fase
penyembuhan namun tanpa mempertahankan fungsi & struktur anatomis yang benar. Luka dapat
menjadi kronis jika terdapat hambatan/gangguan pada saat melewati fase- fase penyembuhan,
misalnya adanya penyakit yang mendasari (biasanya penyakit kronis pula seperti diabetes, dll.),
nutrisi yang kurang, / akibat perawatan luka yang tidak benar.Gangren diabetikum salah 1 luka
kronis yang paling sering dijumpai dan sering berakhir dengan tindakan amputasi. Perawatan luka
secara baik & benar yang dibarengi dengan kontrol glukosa darah yang teratur sesungguhnya dapat
mencegah tindakan amputasi yang berlebihan.
23 Secara prinsip perawatan luka kronis tidak banyak berbeda dengan luka akut. Debridemen dan
nekrotomi harus dilakukan secara rutin untuk menghilangkan faktor penghambat penyembuhan luka.
Debridemen dapat dilakukan secara bertahap untuk mengurangi kemungkinan further injury pada
jaringan sehat disekitar luka. Prinsip moist wound bed pun harus dilakukan dengan pemilihan wound
dressing yang tepat. Nutrisi & pengobatan penyakit yang mendasari juga harus selalu dievaluasi
supaya pasien memperoleh asupan gizi yang baik untuk mempercepat penyembuhan luka.Luka
maligna (malignant wound), suatu luka yang timbul akibat adanya sel-sel neoplasma maligna di
sekitar luka tersebut, juga dapat dikategorikan sebagai luka kronis. Meskipun demikian, penanganan
luka yang mengikuti prinsip-prinsip di atas dapat menghasilkan penyembuhan luka yang baik.
25 Moist Wound HealingMoist Wound Healing adalah mempertahankan isolasi lingkungan luka yang
tetap lembab dengan menggunakan balutan penahan- kelembaban, oklusive dan semi oklusive.
Penanganan luka ini saat ini digemari terutama untuk luka kronik, seperti ”venous leg ulcers, pressure
ulcers, dan diabetic foot ulcers”.Dan metode moist wound healing adalah metode untuk
mempertahankan kelembaban luka dengan menggunakan balutan penahan kelembaban, sehingga
penyembuhan luka dan pertumbuhan jaringan dapat terjadi secara alami.
27 Balutan LukaBalutan luka yang moist seperti ”foam/busa, alginate, hydrocolloid, hydrogel, dan
film transparant.” hydrocolloid merupakan balutan yang tahan terhadap air yang membantu pencegah
kontaminasi bakteri. Hydroclloid menyerap eksudat dan melindungi lingkungan dasar luka secara
alami.Hydrogel merupakan gel hydropilik yang meningkatkan kelembaban pada area luka. Hydrogel
rehidrasi dasar luka dan melunakkan jaringan nekrotik.Film transparan merupakan balutan yang tahan
terhadap air yang semi oklusive, berarti air dan gas dapat melalui permukaan balutan film transparan
ini dan termasuk juga dapat mempertahankan lingkungan luka yang tetap lembab.
28 Berbagai tipe ”moist wound dressing” (balutan luka yang mampu mempertahankan
kelembaban)
Foam/BusaBalutan foam/busa dapat menyerap banyak cairan, sehingga digunakan pada tahap awal
masa pertumbuhan luka, bila luka tersebut banyak mengeluarkan drainase. Balutan busa nyaman dan
lembut bagi kulit dan dapat digunakan untuk pemakaian beberapa hari. Bentuk, ukuran, dan ketebalan
dari busa tersebut sangat bervariassi, dengan atau tanpa perekat pada permukaannya.
29 Contoh foam/busa:
34 HydrogelsHidrogel tersedia dalam bentuk lembaran, seperti serat kasa, atau gel. Gel akan memberi
rasa sejuk dan dingin pada luka, yang akan meningkatkan rasa nyaman pasien. Gel sangat baik
menciptakan dan mempertahankan lingkungan penyembuhan luka yang moist/lembab dan digunakan
pada jenis luka dengan drainase yang sedikit. Gel diletakkan langsung diatas permukaan luka, dan
biasanya dibalut dengan balutan sekunder (foam atau kasa) untuk mempertahankan kelembaban
sesuai level yang dibutuhkan untuk mendukung penyembuhan luka.
36 HydrofibersHidrofiber merupakan balutan yang sangat lunak dan bukan tenunan atau balutan pita
yang terbuat dari serat sodium carboxymethylcellusole, beberapa bahan penyerap sama dengan yang
digunakan pada balutan hidrokoloid. Komponen-komponen balutan akan berinteraksi dengan drainase
dari luka untuk membentuk gel yang lunak yang sangat mudah dieliminir dari permukaan luka.
Hidrofiber digunakan pada luka dengan drainase yang sedang atau banyak, dan luka yang dalam dan
membutuhkan balutan sekunder. Hidrofiber dapat juga digunakan pada luka yang kering sepanjang
kelembaban balutan tetap dipertahankan (dengan menambahkan larutan normal salin). Balutan
hidrofiber dapat dipakai selama 7 hari, tergantung pada jumlah drainase pada luka.
38 AlginatesAlginat lunak dan bukan tenunan yang dibentuk dari bahan dasar ganggang laut.
Alginate tersedai dalam bentuk ”pad” atau sumbu. Alginate dan hidrofiber merupakan tipe produk
yang sama. Pada kasus ini, alginate akan menjadi lunak, tidak lengket dengan luka. Alginate juga
digunakan pada luka dengan drainase sedang hingga berat dan tidak dapat digunakan pada luka yang
kering. Balutan dapat dipotong sesuai kebutuhan, bentuk luka yang akan dibalut, atau dapat dilapisi
untuk menambah penyerapan.
40 GauzeBalutan kasa terbuat dari tenunan dan serat non tenunan, rayon, poliester, atau kombinasi
dari serat lainnya. Berbagai produk tenunan ada yang kasar dan berlubang, tergantung pada
benangnya.
41 Transparan Film
42 Pembersih LukaMembersihkan permukaan luka dengan mengangkat bakteri dan drainase. Produk
yang digunakan dapat mengandung deterjen. Dapat juga digunakan normal saline untuk
membersihkan luka tanpa membahayakan jaringan yang baru tumbuh.
PENGKAJIAN Cek Perncanaan keperawatan klien Kaji fase penyembuhan luka Kaji kompres yang
digunakan pada luka Kaji keluaran luka PERENCANAAN Cuci tangan di air mengalir Persiapan
alat : a. Di dalam bak steril Pinset anatomis 2 buah Sarung tangan steril Gunting angkat jahitan Kom
steril (2 Buah) Kassa steril secukupnya Kapas steril secukupnya Lidi kapas secukupnya b. Tidak steril
Bengkok Gunting verband Plester Korentang Alas dan perlak Alkohol/ wash bensin Larutan-larutan
dalam botol IMPLEMENTASI a. Membuka balutan lama Alas dipasang Bengkok didekatkan Angkat
balutan dengan basahi plester dengan alkohol atau wash bensin Paket steril dibuka dengan benar
Larutan NaCl atau betadine atau yang diperlukan di tuang ke kom (terlebih dahulu dibuang ke
bengkok) Pakai Sarung tangan dengan benar yang sebelumnya balutan lama telah dibuang dengan
satu pincet anatomis Pincet anatomis dan cirurgis diambil Kapas dan kassa untuk kompres diperas dan
dipersiapkan terlebih dahulu Tangan kanan memegang pincet chirurgis dan tangan kiri memegang
pincet anatomis, lalu mengambil kapas basah dengan pincet anatomis dan dipindahkan ke pincet
chirurgis Luka dibersihkan dengan benar (dari atas ke bawah, samping kiri dan kanan. Sirkuler)
Jahitan dibuka dengan cara simpul ditarik dengan pincet chirurgis dan gunting menahan kulit saat
benang ditarik Luka dibersihkan kembali (atas bawah, samping kiri kanan, sirkuler) Keadaan luka
dikaji (Kemerahan, pembengkakan, sakit, appximation, dscharge, bau) Luka dikeringkan dengan
kassa kering yang diambil dengan pincet anatomis kemdian dipindahkan ke pincet cirurgis di tangan
kanan Oles Betadine dengan lidi watten Luka ditutup dengan kassa (wet to dry, wet, Dry) Luka di beri
plester atau dibalut dengan pembalut yang benar dan rapih Alat-alat dibereskan EVALUASI
Mengemukakan kepada klien mengenai hasil pengkajian
Luka dan laserasi adalah keluhan umum yang membawa pasien ke pusat perawatan darurat dan
darurat. Unit gawat darurat di Amerika Serikat menangani sekitar 12,2 juta pasien untuk penutupan
luka dan penanganan luka setiap tahunnya. [1] Komplikasi perawatan luka yang paling umum adalah
infeksi pada luka, dengan infeksi parah terjadi pada 2,47% luka yang dijahit di unit gawat
darurat. [2] Irigasi luka merupakan bagian penting dari manajemen luka dan merupakan intervensi
terbesar dalam perawatan luka yang dapat mengurangi risiko infeksi. [3]Tujuan dari irigasi luka
adalah untuk menghilangkan benda asing, mengurangi kontaminasi bakteri pada luka, dan untuk
menghilangkan sisa-sisa seluler atau eksudat dari permukaan luka. Irigasi luka harus cukup kuat untuk
mencapai tujuan di atas, namun cukup lembut untuk menghindari trauma jaringan lebih lanjut atau
masuknya bakteri dan benda asing lebih dalam ke dalam luka. Irigasi luka melibatkan cairan tubuh
yang mungkin memercik dan menyembur karena penggunaan tekanan; oleh karena itu, peralatan
pelindung diri yang tepat sangat penting untuk keselamatan penyedia layanan luka yang melakukan
irigasi luka. Langkah-langkah penting dari irigasi luka meliputi penilaian luka, anestesi luka,
pembersihan pinggiran luka, dan irigasi dengan larutan di bawah tekanan.
Pergi ke:
Indikasi
Irigasi luka diindikasikan dalam penanganan luka akut dan kronis, terutama luka yang akan menjalani
penjahitan, perbaikan bedah, atau debridemen.
Pergi ke:
Kontraindikasi
Irigasi mungkin tidak diperlukan untuk area tertentu yang memiliki banyak pembuluh darah seperti
kulit kepala. [5] Luka dengan fistula atau sinus dengan kedalaman yang tidak diketahui harus
menjalani evaluasi yang cermat sebelum irigasi dilakukan untuk menghindari bakteri dan kotoran
yang mengandung cairan masuk lebih jauh ke dalam luka atau ruang tubuh lainnya.
Pergi ke:
Peralatan
Berbagai metode pemberian irigasi telah dijelaskan dengan menggunakan berbagai peralatan. Alat
suntik piston berukuran 35 hingga 50mL dengan mangkuk irigasi mata terpasang di ujungnya dapat
digunakan untuk mengairi dan mengurangi percikan kembali cairan irigasi. Jarum suntik 35mL
dengan kateter 19G ditempatkan di ujungnya menghasilkan tekanan yang diperlukan untuk
menghilangkan kotoran dan mengurangi beban bakteri pada luka. Trik perdagangan lainnya termasuk
menempatkan satu liter cairan isotonik dalam kantong bertekanan pada tiang infus dan memasang
kateter ukuran 18 di ujungnya yang dapat memberikan aliran cairan irigasi terus menerus di bawah
tekanan yang sama. Anda juga dapat menggunakan jarum ukuran 18, membuat 3 atau 4 lubang pada
tutup botol irigasi, dan ini akan menciptakan tekanan yang dibutuhkan dengan menekan botol sedikit
demi sedikit.
Alat pelindung diri harus selalu digunakan saat membersihkan dan mengairi luka. Irigasi luka
merupakan prosedur aseptik sehingga mencuci tangan, mengenakan sarung tangan, masker wajah, dan
pelindung mata membantu menghindari kontaminasi pada luka dan juga melindungi penyedia layanan
dari paparan cairan tubuh.
Anestesi luka dapat dilakukan dengan injeksi lidokain 1%, lidokain 1% atau 2% dengan injeksi epi,
atau injeksi bupivakain 0,5% di sekitar lokasi luka. Seseorang juga dapat menggunakan aplikasi
topikal dari sediaan LET (lidokain-epinefrin-tetrasikain).
Berbagai bahan pembersih luka tersedia seperti dijelaskan di bawah ini:
Solusi Povidone-iodine- tindakan bakterisida yang kuat dan luas terhadap bakteri gram positif
dan gram negatif; agak beracun bagi sel-sel sehat dan jaringan granulasi.
Klorheksidin - Sangat bersifat bakterisidal terhadap bakteri gram positif, lebih sedikit bersifat
bakterisidal terhadap bakteri gram negatif
Poloxamer 188 - Tidak ada efek bakterisidal; tindakan seperti sabun untuk menghilangkan
kotoran dan minyak
Berbagai solusi irigasi tersedia untuk irigasi luka seperti dijelaskan di bawah ini:
Normal Saline - tidak beracun bagi jaringan dan memiliki tonisitas yang serupa dengan cairan
fisiologis; paling umum digunakan
Air Steril - tidak beracun bagi jaringan tetapi bersifat hipotonik dan dapat menyebabkan lisis
sel
Air Minum - digunakan di lingkungan yang sulit dimana air steril atau garam tidak
tersedia; tidak ada perbedaan yang ditemukan dalam penggunaan air minum vs. air steril
dalam tingkat infeksi luka
Pergi ke:
Personil
Irigasi luka mudah dilakukan oleh satu orang. Untuk luka yang besar atau sulit dijangkau, orang
kedua mungkin diperlukan untuk membantu memposisikan pasien atau memanipulasi luka untuk
visualisasi yang lebih baik. Petugas medis, perawat, mahasiswa kedokteran, penyedia layanan tingkat
menengah, dan dokter semuanya dapat melakukan irigasi luka dengan sukses. Luka dengan fistula
atau saluran luka yang kedalaman atau arah lukanya tidak diketahui harus dievaluasi dan diairi oleh
penyedia layanan kesehatan tingkat lanjut.
Pergi ke:
Persiapan
Pasien harus menyetujui lukanya diperiksa, dibius, dibersihkan, dan diairi setelah mendiskusikan
risiko dan manfaatnya. Alergi pasien harus diperiksa sebelum penggunaan atau suntikan obat apa
pun. Posisi pasien harus sedemikian rupa sehingga pasien dan penyedia layanan merasa nyaman
selama prosedur. Operator harus mencuci tangannya sebelum prosedur. Meskipun anestesi lengkap
pada luka biasanya tidak mungkin dilakukan, anestesi lokal harus dilakukan sebelum irigasi karena
hal ini berkontribusi pada toleransi irigasi yang lebih baik. Bagian luar luka harus dibersihkan mulai
dari luka dan kemudian bergerak keluar dalam lingkaran konsentris. Bantalan penyerap harus
ditempatkan di bawah pasien untuk meminimalkan limpasan cairan ke lantai dan tempat tidur
pemeriksaan.
Pergi ke:
Komplikasi
Irigasi luka tidak boleh dilakukan jika luka mengeluarkan darah secara aktif, karena irigasi dapat
menghilangkan gumpalan yang terbentuk. Irigasi luka yang tidak lengkap dapat menyebabkan sisa
kotoran atau cairan bernanah tertinggal di dalam luka, terutama pada abses yang dapat berakhir
dengan pembentukan sinus. Saat menggunakan povidone-iodine, berhati-hatilah agar tidak
menuangkannya terlalu banyak ke dalam luka, namun harus digunakan pada tepi luka.
Pergi ke:
Signifikansi Klinis
Penatalaksanaan luka yang tepat mencakup irigasi luka karena dapat mempercepat penyembuhan
luka, menurunkan risiko infeksi, dan menurunkan risiko masuk rumah sakit.
Pergi ke: