Anda di halaman 1dari 13

TRAUMA MEDULA

SPINALIS
Kelompok 3 :
1. PUJI RAHAYU R (19613316)
2. PRIED PLOREAN SEKSIO A (19613306)
3. WAHYU AJI SANTOSO (19613283)
Pengertian

 Trauma medula spinalis adalah suatu


kerusakan fungsi neurologis yang disebabkan
oleh benturan pada daerah medulla spinalis
(Brunner & Suddarth,2001).
 Trauma medulla spinalis adalah suatu
kerusakan fungsi neurologis yang disebabkan
sering kali oleh kecelakaan lalu lintas. Apabila
Trauma itu mengenai daerah servikal pada
lengan, badan dan tungkai mata penderita itu
tidak tertolong.
Tanda dan Gejala

 Menurut Diane C. Baughman (2000) tanda dan gejala


Medula Spinalis Meliputi :
 Nyeri akut pada belakang leher, yang menyebar sepanjang saraf
yang terkena
 Paraplegia
 Tingkat neurologic
 Paralisis sensorik motorik total
 Kehilangan kontrol kandung kemih (refensi urine, distensi
kandung kemih)
 Penurunan keringat dan tonus vasomotor
 Penurunan fungsi pernafasan
 Gagal nafas
 Pernafasan dangkal
Etiologi
 Menurut Arif Muttaqin (2008) penyebab dari cidera medulla spinalis
adalah,
 Otomobil/industry
Kecelakaan yang hebat dapat menyebabkan suatu benturan dari organ tubuh salah satu
yang terjadi adalah cidera tulang belakang secara langsung yang mengenai tulang
belakang dan melampui batas kemampuan tulang belakang dalam melindungi saraf–
saraf yang berada didalamnya.
 Terjatuh / Saat olahraga
Peristiwa jatuh karena suatu kegiatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
terjadinya cidera salah satunya karena kegiatan olahraga yang berat contohnya adalah
olahraga motor GP, lari, lompat.
 Luka tusuk/tembak
Luka tusuk pada abdomen atau tulang belakang dapat dikatakan menjadi faktor
terjadinya cidera karena terjadi suatu perlukaan atau insisi luka tusuk atau luka tembak.
 Tumor
Tumor merupakan suatu bentuk peradangan, jika terjadi komplikasi pada daerah tulang
belakang spinal, ini merupakan bentuk cidera tulang belakang/medulla spinalis.
PATOFISIOLOGI
Kerusakan medulla spinalis berkisar dari kamosio
sementara (pasiensembuh sempurna) sampai
kontusio, laserasi dan kompresi substansi
medulla, (lebih salah satu atau dalam kombinasi)
sampai transaksi lengkap medulla (membuat
pasien paralisis). Bila hemoragi terjadi pada
daerah medulla spinalis,darah dapat merembes
ke ekstradul subdural atau daerah suaranoid
pada kanal spinal, segera sebelum terjadi
kontusio atau robekan pada trauma, serabut-
serabut saraf mulai membengkak dan hancur.
 Sirkulasi darah ke medulla spinalis menjadi
terganggu, tidak hanya ini saja tetapi proses
patogenik menyebabkan kerusakan yang terjadi
pada trauma medulla spinalis akut. Suatu rantai
sekunder kejadian-kejadian yang menimbulkan
iskemia, hipoksia, edema, lesi, hemorargi. Trauma
medulla spinalis dapat terjadi pada lumbal 1-5
◦ Lesi L1 : Kehilangan sensorik yaitu sama menyebar
sampai lipat paha dan bagian dari bokong.
◦ Lesi L2 : Ekstremitas bagian bawah kecuali 1/3 atas dari
anterior paha.
◦ Lesi L3 : Ekstremitas bagian bawah.
◦ Lesi L4 : Ekstremitas bagian bawah kecuali anterior
paha.
◦ Lesi L5 : Bagian luar kaki dan pergelangan kaki.
MANIFESTASI KLINIS
 Menurut Diane C. Baughman (2000) tanda
dan gejala Medula Spinalis meliputi :
 Nyeri akut pada belakang leher, yang menyebar
sepanjang saraf yang terkena
 Paraplegia
 Tingkat neurologik
 Paralisis sensorik motorik total
 Kehilangan kontrol kandung kemih (refensi urine,
distensi kandung kemih)
 Penurunan keringat dan tonus vasomoto
 Penurunan fungsi pernafasan
 Gagal nafas
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 Sinar X spinal
Menentukan lokasi dan jenis trauma tulang (fraktur, dislokasi), untuk
kesejajaran, reduksi setelah dilakukan operasi
 CT Scan
 

Menentukan tempat luka / jejas, mengevaluasi gangguan structural


 MRI
Mengidentifikasi adanya kerusakan saraf spinal, edema dan kompresi
 Mielografi.
Untuk memperlihatkan kolumna spinalis (kanal vertebral) jika faktor
putologisnya tidak jelas atau dicurigai adannya dilusi pada ruang sub
anakhnoid medulla spinalis (biasanya tidak akan dilakukan setelah
mengalami luka penetrasi).
 Rontgen torak
Memperlihatkan keadan paru (contoh : perubahan padadiafragma,
atelektasis)
PENATALAKSANAAN
Menurut Francisca B. Batticaca,(2008)
penatalaksanaan Medula Spinalis Meliputi:
1. Terapi
2. Operasi lebih awal
3. Fiksasi internal elektif
4. Terapi steroid, nomidipin, atau dopamine
5. Penilaian keadaan neurologis setiap jam
6. Mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat
7. Pengelolaan cedera stabil tanpa deficit
neurologis
KOMPLIKASI
1. Neurogenik shock
2. Hipoksia
3. Hipoventilasi
4. Instabilitas spinal
5. Orthostatic Hipotensi
6. Ileus Paralitik
7. Infeksi saluran kemih
8. Kontraktur
9. Dekubitus
10. Inkontinensia blader
11. Konstipasi (Fransisca B. Batticaca 2008)
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat penyakit dahulu
e. Riwayat penyakit keluarga
f. Riwayat penyakit psiko-sosio
g. Pola aktivitas
h. Neurosensorik
i. Nyeri/kenyamanan
j. Pernapasan
k. Seksualitas
2. Diagnosa Keperawatan
 Nyeri akut
 Gangguan mobilitas fisik
3. intervensi
KESIMPULAN
Cedera Medula Spinalis adalah cedera yang
mengenai Medula Spinalis baik itu bagian
servikalis, torakalis, lumbal maupun sakral
akibat dari suatu trauma yang mengenai tulang
belakang. Akibat trauma medula spinalis
pasien dan keluarga mengalami perubahan
fisik maupun psikologis, sehingga asuhan
keperawatan pada penderita trauma medula
spinalis memiliki peranan penting terutama
dalam pencegahan komplikasi.
Sekian terimakasih

Anda mungkin juga menyukai