Anda di halaman 1dari 4

TRAUMA KEPALA

Dosen: Hafna Ilmy Muhalla


2020

PENDAHULUAN
Cedera kepala merupakan penyebab kematian tertinggi untuk usia <45 tahun sebanyak 70%
disebabkan karena kecelakaan lalu lintas. Sekitar 40% penderita cedera multiple akan mengalami
cedera susunan syaraf pusat, kelompok ini akan mengalami angka kematian 2 kali lebih tinggi
(35%:17%) dibandingkan dengan kelompok tanpa cedera SSP.

KULIT KEPALA
Secara anatomi, kulit kepala terdiri dari 5 lapisan yang dibebat dengan SCALP, yaitu:
1. Skin atau kulit
2. Connective tissue atau jaringan penyambung
3. Aponeurosis atau galea aponeurotica atau jaringan ikat berhubungan langsung dengan
tengkorak
4. Loose areolar tissye atau jaringan penunjang longgar atau merupakan tempat terjadinya
perdarahan subgaleal (hematom subgaleal)
5. Pericranium.
SCALP memiliki vaskularisasi kepala sangat baik sehingga jika terjadi luka sedikit saja akan
menimbulkan banyak mengeluarkan darah. Anatomi kepala dapat dilihat pada gambar 1 berikut:

TULANG KEPALA
Tulang kepala terdrii dari Kalvarium dan basis kranii
Basis kranii berbentuk tidak rata dan tidak teratur sehingga bila terjadi cedera kepala dapat
menyebabkan kerusakan pada bagian dasar tengkorak.

JENIS TRAUMA KEPALA


A. Fraktur
1. Terbuka (open)
2. Tertutup (closed)
B. Tipe fraktur
1. Linier
2. Impresi
3. Non impresi
C. Penetrating trauma
KERUSAKAN OTAK AKIBAT CEDERA
1. Kerusakan orak Primer
a. Epidural Hematoma (EDH)
b. Subdural Hematoma (SDH)
c. Intra Cerebral hematoma (ICH)
2. Kerusakan otak sekunder
a. Edema otak
b. Iskemia otak
c. Infark otak

JENIS PERDARAHAN PADA TRAUMA KEPALA


1. Ekstra kranial
2. Intra kranial
Berikut contoh foto Ct Scan perdarahan trauma kepala:

a. b. c.
Gambar 1. Hasil Ct Scan Kepala untuk Perdarahan pada Trauma Kepala.
a. Perdarahan epidural, b. Perdarahan Subdural, c. Perdarahan intra cerebral

PENENTUAN BERAT RINGAN CEDERA KEPALA


Salah satu cara menentukan berat ringannya cedera otak adalah dengan menggunakan pengukuran
kesadaran kuantitatif dengan GLascow Coma Scale (GCS).
a. Cedera otak ringan : GCS 14-15
b. Cedera otak sedang : GCS 9-13
c. Cedera otak berat : GCS 3-8 (coma)

KELAINAN DIFUS
1. Commotio cerebri
2. Diffuse Axonal Injury (DAI)

PENYEBAB CEDERA SEKUNDER


Selain kecelakaan lalu lintas sebagai penyebab cedera kepala/otak secara primer, penyebab cedera
sekunder antara lain:
1. Hipoksia
2. Hipoperfusi (CPP menurun)
3. Kejang
4. Hipertermia
5. Hipoglicemia
PENYEBAB KERUSAKAN OTAK SEKUNDER
Adalah:
• Hypovolemia → hipoksia → iskemia
• Hypercarbia → vasodilatasi →TIK meningkat
• Hipoksia → iskemia

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Dalam penentuan kondisi ceedera kepala, perlu adanya pemeriksaan neurologis, paling tidak ada
2 pemeriksaan umum, yaitu:
1. GCS untuk menilai derajat cedera kepala
2. Tanda lateralisasi, yaitu kondisi pupil dan fungsi motoric.
Lakukan pemeriksaan pada pupil, yaitu:
a. Cek ukuran
b. Reflex cahaya
c. Simetrisitas

Tabel 1. GCS

D C
Gambar 2. Tanda Laterasisasi (A, B, C) dan D tanda GCS motorik
Gambar 3. Pemeriksaan Laterasi

TEKANAN INTRA KRANIAL


• Tekanan intra kranial (TIK) adalah tekanan di dalam kepala. dalam keadaan normal sesuai
dengan doktrin Monro-Kellie, TIK dalam keadaan konstan dengan kisaran tekanan ± 15
mmHg. Jika terjadi perdarahan sebanyak 100 cc maka sudah dapat menimbulkan kematian
karena berada pada kondisi shock.
• Ada hal yang lebih bahaya lagi yaitu adanya herniasi otak, yaitu terjadi pada medulla
oblongata ke foramen magnum dan bagian otak lain ke trans teritoeral
• Tekanan intra kranial meningkat ditandai dengan adanya TRIAS CUSHING, yaitu
hipertensi, bradikardia dan melambatnya respirasi

PENANGANAN CEDERA KEPALA


Penanganan cedera kepala selalu A-B-C dahulu untuk menghindari kerusakan otak sekunder
A. Primary Survey
1. Airway
• Selalu bebaskan jalan napas dan waspadai adanya fraktur servikal, jika koma
segera lakukan definitive airway
• Penderita cedera kepala cenderung mengalami muntah, persiapan untuk
imobilisasi dilakukan dengan log-roll
2. Breathing
Berikan bantuan ventilasi, cegah hypoxia atau hiperkarbia, pertahankan saturasi > 95%
3. Circulation
Hipotensi dan hipoksia adalah penyebab utama terjadinya perburukan pada penderita
cedera kepala berat, maka pertahankan tekanan darah normal
4. Disability
Selalu nilai GCS dan tanda lateralisasi
B. Secondary Survey
Lakukan pemeriksaan fisik head to toe dan anamnesis
C. Adjucts
Lakukan pemeriksaan x-ray, Ct scan, MSCT

Anda mungkin juga menyukai