Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKETO
JI. Raya Jabon KM.06 Mojoayar Kabupaten Mojokerto telp/fax: (0321) 390203
Email : stikes.ppni@yahoo.co.id Website : www.stikes-ppni.ac.id
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
Berat badan adalah salah satu petunjuk kesehatan Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR). Berat badan secara normal dalam usia 37 sampai 41 minggu adalah 3200 gram.
Bayi yang mempunyai masalah kesehatan tersebut lebih berisiko terkena penyakit
kesehatan pada saat lahir. Bayi berat lahir rendah adalah bayi yang berat badannya
kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. (Wong, 2007)
sistem organ dalam tubuhnya, hal ini menyebabkan bayi sulit beradaptasi
kematian neonatus dengan angka mortalitas neonatus (kematian dalam 28 hari pertama
kehidupan) adalah 3/1000 kelahiran hidup dan 98% kematian tersebut berasal dari negara
berkembang. (WHO, 2008; Depkes RI, 2008) Di Asia Tenggara angka kematian neonatus
adalah 39/1000 kelahiran hidup. Menurut WHO yang dikutip dari State of the world’s
mother 2007 (data tahun 2000- 2003) dijelaskan bahwa 27% kematian neonatus
disebabkan oleh Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). (WHO, 2008; Depkes RI, 2008)
BBLR menjadi salah satu penyebab peningkatan kematian pada neonatal (WHO, 2008).
Secara menyeluruh kematian pada neonatal terjadi pada BBLR sebanyak 60-80%.
Kematian neonatus di indonesia yang disebabkan oleh BBLR saja sebesar 38,85%. Tahun
2010 prevalensi BBLR di Indonesia mencapai 9-11%. (Sebayang, et.al, 2013; Depkes RI,
2008) Di wilayah Jawa Tengah sendiri tahun 2011 kasus BBLR sebesar 21.184 kasus
atau 3,73%, sedangkan di tahun 2012 terjadi kenaikan yaitu 21.573 kasus atau 3,75%.
Dari data yang didapat terjadi angka kenaikan terusmenerus sejak tahun 2008 sampai
2012. Di Kota semarang kasus BBLR pada tahun 2011 sebanyak 187 bayi dan 2012
sebesar 165 kasus atau 0,65% dari 27.478 kelahiran bayi hidup. (Dinas Kesehatan
yaitu : umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu, berat badan sama
dengan atau kurang dari 2500 gram, panjang badan sama dengan atau kurang dari 46
cm, kuku panjangnya belum melewati ujung jari, batas dahi dan rambut kepala tidak
jelas, lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan
atau kurang dari 30 cm, rambut lanugo masih banyak, jaringan lemak subkutan tipis
atau kurang, tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya, sehingga
seolah-olah tidak teraba tulang rawan daun telinga, tumit mengkilap, telapak kaki
halus, alat kelamin bayi laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang, testis
belum turun ke dalam skrotum, untuk bayi perempuan klitoris menonjol, labia
minora belum tertutup oleh labia mayora, tonus otot lemah, sehingga bayi kurang
aktif dan pergerakannya lemah, fungsi saraf yang belum atau kurang matang,
mengakibatkan reflek hisap, menelan dan batuk masih lemah atau tidak efektif dan
tangisnya lemah, jaringan kelenjar mamae kurang akibat pertumbuhan otot dan
jaringan lemak masih kurang, verniks kaseosa tidak ada atau sedikit
yang dirancang khusus untuk membantu menciptakan suatu lingkungan yang ideal,
dengan demikian tercipta suhu lingkungan yang baik. Saat bayi sudah berada di rumah,
tidak ada alat seperti inkubator untuk menjaga suhu bayi tetap ideal, diperlukan alternatif
lain yang sangat disarankan untuk bisa menggantikan peran dari inkubator tersebut, yaitu
Penelitian Pengalaman dan mekanisme koping ibu pada perawatan bayi baru lahir
rendah di Indonesia dilakukan berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian pengalaman dan mekanisme koping ibu pada perawatan bayi baru
lahir rendah
Berdasarkan latar belakang di atas, pada penelitian ini rumusan masalahnya yaitu
“Bagaimana Pengalaman Dan Mekanisme Koping Ibu Pada Perawatan Bayi Baru Lahir
Rendah”
1.3 Tujuan
melakukan perawatan bayi baru lahir rendah sehingga menjadi acuan untuk
perawatan bayi baru lahir rendah sehingga dapat meningkatkan upaya promosi
penanganannnya.
Memberikan informasi kepada ibu ibu atau orangtua mengenai bayi baru lahir
rendah dan upaya penanganannya sehingga ibu ibu atau orangtua mampu
meminimalisir efek yang ditimbulkan oleh bayi baru lahir rendah dengan
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengalaman
Pengalaman merupakan salah satu hasil yang diperoleh manusia dari interaksinya
dengan lingkungan. Pengalaman ini memuat beragam hal yang dapat dipelajari, salah
satunya adalah dalam mengetahui lebih jauh mengenai pemahaman mengenai manusia itu
sendiri. Dari pemahaman ini dapat diuraikan beberapa pemahaman lanjutan, khususnya
Pengalaman ini kemudian menjadi sebuah tolok ukur manusia dalam melakukan aktifitas
atau merespon segala sesuatunya di masa yang akan datang. Pengalaman disini tidak
ubahnya seperti buku referensi yang memuat segala jenis informasi yang dibutuhkan
untuk dijadikan landasan bagi manusia dalam mengambil sikap maupun keputusan dalam
Pengalaman pertama merawat bayi dengan berat lahir rendah menyebabkan ibu
keluarga dan petugas kesehatan. Harapan yang diharapkan dari keluarga berkaitan
bantuan dalam pengasuhan bayi, dan kesehatan semua anggota keluarga. Harapan pada
petugas kesehatan meliputi informasi untuk menjaga kesehatan bayi dan kunjungan
rumah. Harapan ini disampaikan oleh partisipan saat merawat bayi berat lahir rendah
Koping adalah menejemen stres yang dilalui oleh manusia dan emosi secara
umum (kognitif dan usaha perilaku untuk mengatur tuntutan spesifik eksternal dan
internal yang dinilai melebihi kemampuan manusia). Koping dapat dihubungkan dengan
Koping keluarga merupakan respon yang positif, sesuai dengan masalah, afektif,
persepsi dan respon perilaku yang digunakan keluarga dan subsistemnya untuk
memecahkan suatu masalah atau mengurangi stres yang diakibatkan oleh masalah atau
peristiwa.
Mekanisme koping adalah perilaku yang diperlukan atau usaha untuk mengurangi
stres dan kecemasan. Tipe perilaku atau koping untuk kecemasan ringan antara lain
meliputi : menangis, tertawa, tidur dan memaki, aktivitas fisik dan latihan, merokok dan
Sedangkan mekanisme koping yang digunakan untuk tingkat kecemasan yang tinggi
2.2.1 Melawan perilaku : terjadi ketika seseorang berusaha mengatasi hambatan untuk
seperti mengaku kalah, menjadi apatis atau perasaan bersalah dan mengisolasi.
menangani dan menguasai situasi stres yang menekan akibat dari masalah yang sedang
memperoleh rasa aman dalam dirinya. Orang tua khususnya seorang ibu akan
misalnya saja dimulai dari adanya perasaan bersalah karena telah melahirkan bayi dengan
Singer et al., (2010) menyatakan bahwa secara umum seorang ibu akan
melakukan adaptasi menghadapi tantangan dan kesulitan selama merawat bayi BBLR.
Bayi BBLR setelah pulang ke rumah akan banyak dirawat oleh seorang ibu. Perasaan
ketidakpercayaaan diri orang tua terhadap perawatan BBLR saat sudah berada rumah
pasti ada, setiap orang tua pasti sangat membutuhkan dukungan. Merawat bayi BBLR
suhu tubuh bayi BBLR belum berfungsi baik. Pengaruh edukasi terhadap sikap dan
BBLR adalah bayi yang dilahirkan dengan berat kurang dari 2500 gram. Berat
lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah bayi lahir. Berat lahir yang
kurang dari standar ini dapat terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan selama masa
janin, atau bayi yang lahir sebelum waktunya, atau dikenal dengan sebutan bayi
prematur. BBLR yang lahir prematur umumnya memiliki kondisi tubuh yang lemah,
karena organ yang dibutuhkan untuk bertahan hidup belum cukup matang dalam
menjalankan fungsinya.
Kondisi BBLR yang lemah pada saat lahir, belum berfungsinya organ dengan
baik, merupakan sumber stres bagi bayi yang menuntut perawatan khusus segera setelah
lahir. Salah satu kondisi yang menjadi sumber stres segera setelah lahir adalah perubahan
suhu yang berbeda dengan di dalam kandungan. BBLR yang lahir prematur belum
memiliki kemampuan mengatur suhu tubuh dengan baik. Bayi akan mengalami
kehilangan panas tubuh, sehingga terjadi hipotermia, yang ditandai suhu tubuh di bawah
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi risiko tinggi dan rentan mengalami
berbagai masalah seperti risiko infeksi, gangguan pernapasan, kadar gula darah rendah
(hipoglikemia), gangguan makan, dan terlalu banyak sel darah merah sehinnga dapat
menyebabkan pengentalan darah, serta refleks menyusu yang kurang atau dapat terjadi
gangguan nutrisi. Bayi berat lahir rendah mudah sekali mengalami risiko infeksi karena
antibodi rusak. Bayi berat lahir rendah juga dalam kondisi jaringan kulit yang masih tipis,
sehingga mudah sekali mengalami hipotermia. Bayi berat lahir rendah mengalami
imaturitas organ-organ tubuhnya seperti organ paru-paru sehingga BBLR mudah
mengalami kesulitan bernafas, fungsi kardiovaskuler yang menurun dan belum matur,
fungsi ginjal yang belum matur, fungsi hati dan pencernaan yang masih lemah.
yang dirancang khusus untuk membantu menciptakan suatu lingkungan yang ideal,
dengan demikian tercipta suhu lingkungan yang baik (7). Saat bayi sudah berada di
rumah, tidak ada alat seperti inkubator untuk menjaga suhu bayi tetap ideal, diperlukan
alternatif lain yang sangat disarankan untuk bisa menggantikan peran dari inkubator
METODOLOGI PENELITIAN
penelitian fenomenogi deskriptif. Penelitian ini akan mengkaji lebih dalam mengenai
fenomena terkait bayi baru lahi rendah baik dari segi pengalaman dan mekanisme koping
yang dilakukan oleh ibu atau orangtua, eksplorasi pengalaman perlu dilakukan karena
pengalaman ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur atau pedoman orang tua dalam
melakukan aktivitas dan merespon segala sesuatunya dimasa yang akan datang.
Mekanisme koping orang tua juga perlu dilakukan mengingat koping ini adalah cara
seseorang untuk beradaptasi dengan perubahan yang diterima, jika koping dilakukan
tidak berhasil, maka bayi baru lahir rendah ini akan mengakibatkan dampak yang
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Maret tahun 2021 di desa Jabon
Kabupaten Mojokerto. Desa tersebut dijadikan lokasi penelitian karena dari hasil studi
pendahuluan teradapat fenomena yang peneliti cari yaitu “perawatan ibu dengan bayi
baru lahir rendah”, jumlah orangtua didesa tersebut tahun 2021 berjumlah 60 orang.
3.3 Partisipan Penelitian
Instrumen dalam penelitian kualitatif ini yaitu peneliti sendiri dengan melakukan
wawancara mendalam (in-depth interview) dengan jenis wawancara semi berstruktur
berdasarkan pedoman wawancara mendalam, alat perekam dan catatan lapangan.
Pedoman wawancara yang sudah dibuat, sudah terlebih dahulu diuji pada satu partisipan
lain yang sesuai dengan criteria inklusi dengan tujuan untuk mengetahui apakah pedoman
wawancara yang sudah dibuat layak digunakan sebagai acuan untuk menggali informasi
sesuai dengan fenomena yang diteliti.
percakapan sehari-hari.
Wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti kepada partisipan
pertemuan yang terdiri dari pertemuan pertama yaitu perkenalan, penjelasan dan
Kualitas data atau hasil temuan suatu penelitian kualitatif ditentukan dari
keabsahan data yang dihasilkan atau lebih tepatnya keterpercayaan, keautentikan, dan
kebenaran terhadap data, informasi atau temuan yang dihasilkan dari hasil penelitian
yang telah dilakukan (Afiyanti, 2008 ; Robson, 2011 dalam Afiyanti dan Rachmawati,
2014). Temuan atau data dapat dinyatakan valid pada penelitian kualitatif, apabila tidak
ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi
Kredibilitas data atau ketepatan dan keakurasian suatu data yang dihasilkan
dari studi kualitatif menjelaskan derajat atau nilai kebenaran dari data yang
dihasilkan termasuk proses analisis data tersebut dari penelitian yang dilakukan
peer debriefing dimana pada penelitian ini, peneliti lebih banyak berdiskusi
dengan ahli. Triangulasi yang digunakan yaitu triangulasi teori, dimana teori yang
digunakan pada penelitian ini yaitu teori Roy, Lazarus dan Folkman serta
kembali data yang sudah ada dengan partisipan yang bersangkutan, dimana
hasilnya yaitu tidak ada data tambahan dari hasil yag sudah didapatkan. Setelah
transkrip data yang sudah selesai, dibicarakan dan didiskusikan ke ahli tentang
lapangan yang dibuat ketika wawancara berlangsung. Setelah data semua selesai,
peneliti melakukan pengecekan data kembali, apakah data yang diperoleh sudah
perawatan pada bayi berat lahir rendah. Menurut Patton (Moleong, 2001:103), analisa
data adalah “proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola,
kategori dan uraian dasar.” Definisi tersebut memberikan gambaran tentang betapa
pentingnya kedudukan analisis data dilihat dari segi tujuan penelitian. Prinsip pokok
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik Colaizzi (1978).
Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti yaitu
1. Membaca dan menyalin seluruh deskripsi wawancara yang telah diungkapkan oleh
partisipan
2. Melakukan ekstraksi terhadap pernyataan yang signifikan (pertanyaan yang secara
langsung berhubungan dengan fenomena yang diteliti
3. Menguraikan makna yang terkandung dalam pernyataan signifikan serta
menggabungkan makna yang dirumuskan ke dalam kelompok tema
4. Mengembangkan sebuah deskripsi tema lengkap (yaitu deskripsi yang komprehensif
dari pengalaman yang diungkapkan partisipan)
5. Menjelaskan struktur dasar dari fenomena tersebut
6. Kembali kepada partisipan untuk melakukan validasi
Penelitian yang dilakukan telah mendapatkan izin dari Desa Jabon Kabupaten
Mojokerto melalui surat pengantar dari KaProdi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Bina
Sehat PPNI Mojokerto. Peneliti melindungi hak-hak calon partisipan untuk mengambil
keputusan sendiri dalam hal berpartisipasi pada penelitian ini maupun tidak
berpartisipasi, tidak ada paksaan partisipan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Peneliti juga memberikan lembar infomed consent sebelum penelitian dilakukan dan
peneliti akan menyembunyikan identitas terkait partisipan atau tanpa nama (anonymity)
Andi Kasrida Dahlan, W. K. (2017). Analisis Pelaksanaan Kangaroo Mother Care Pada Bayi
Berat Lahir Rendah Di Rumah Sakit Umum Sawerigading Kota Palopo Sulawesi Selatan.
D.P, E. R. (2010). Koping Ibu Terhadap Bayi Bblr (Berat Badan Lahir Rendah) Yang Menjalani
Fiyanah Sofiani, F. Y. (2014). Pengalaman Ibu Dengan Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr)
Istianna Nurhidayati, S. (2017). Perilaku Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr) Di
Yogyakarta, 85-94.
Koekoeh Hardjito, E. R. (2018). Pengalaman Ibu Dalam Merawat Bayi Berat Lahir Rendah
Solfiani Ebrin Toni, M. S. (2016). Pengalaman Ibu Dalam Pelaksanaan Perawatan Metode
Kanguru Di Rumah Terhadap Bayi Berat Lahir Rendah Di Wilayah Kerja Puskesmas