Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PRAKTEK KEBIDANAN KOMUNITAS

KABUPATEN JEMBER DAN BONDOWOSO


PERIODE 2022

Disusun oleh kelompok 1 :


1. Adinia Selsa Setiawan (200550001)
2. Amelia Zisca Devy (200550002)
3. Lutfiah Azizatun Nizak (200550008)
4. Nanda Paramita Kartika Sari (200550010)
5. Ratira Wadya Paramita R (200550012)
6. Ulfatul Aliyah (200550015)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


YAYASAN PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN JEMBER
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
AKADEMI KEBIDANAN JEMBER
PERIODE 2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau
lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri
dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek dan nenek.
Program pembangunan kesehatan di Indonesia masih
diprioritaskan pada
upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak (KIA) terutama
pada kelompok yang paling rentan yaitu kesehatan pada ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir (Depkes RI, 2011).
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan
persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pemilihan alat kontrasepsi merupakan
proses fisiologis dan berkesinambungan. (Marmi, 2011:11).
Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta dan
membrane dari dalam rahim melalui jalan lahir (Rohani, 2011).
Bayi sampai dengan usia 28 hari disebut neonatus, pada neonatus terjadi
perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar
rahim. Setelah lahirnya bayi maka ibu memasuki masa nifas, pada
umumnya pemulihan masa nifas berlangsung selama 42 hari. Keluarga
berencana adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran
sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayi dan bagi ayah serta
keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan
kerugian.
Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu
keadaan yang fisiologis namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan
suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat
menyebabkan masalah atau komplikasi dan dapat menyebabkan
kematian.Apabila dalam kehamilan, persalinan, saat bayi baru lahir, masa
nifas hingga keputusan untuk menggunakan alat kontrasepsi tidak diberikan
asuhan secara komprehensif, maka akan terjadi komplikasi pada ibu dan
bayinya yang akan berdampak terhadap AKI dan AKB.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sendiri masih sangat tinggi jika di
bandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Menurut Survey
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015 jumlah AKI di
Indonesia sebanyak 305/100.000 KH (Direktorat Kesehatan Keluarga,
2016).
Kematian Ibu maternal paling banyak adalah sewaktu bersalin
sebesar (49,5%), kematian waktu hamil (26%) pada waktu nifas (24%)
(Kementrian Kesehatan RI, 2012). Sedangkan Angka Kematian Bayi
(AKB) pada tahun 2015 di Indonesia sebanyak 22,23/1000 KH (Direktorat
Kesehatan Keluarga,2016). Kematian neonatal paling banyak asfiksia
(51%), BBLR (42,9%), SC (18,9%), prematur (33,3%), kelainan kongenital
(2,8%) dan sepsi (12%) (Riskerdas, 2015).
Data provinsi Jawa Timur sendiri untuk tiga tahun terakhir
cenderung menurun. Hal ini bisa di pahami mengingat selama ini sudah
dilakukan dukungan beberapa program dari provinsi ke kabupaten/kota
berupa beberapa fasilitas yang baik dari segi manajemen program KIA
maupun pencatatan maupun pelaporan, peningkatan ketrampilan dari
petugas di lapangan sendiri serta melibatkan banyak pihak dalam
pelaksanaan program KIA.
Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai
sampai 6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara
berlahan akan mengalami perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa
nifas perlu mendapat perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60%
terjadi pada masa nifas. Dalam angka kematian ibu (AKI) adalah penyebab
banyaknya wanita meninggal dari suatu penyebab kurangnya perhatian pada
wanita post partum (Maritalia,2012).
Di Negara berkembang seperti indonesia, masa nifas merupakan
masa yang
kritis bagi ibu yang sehabis melahirkan. Dirpekirakan bahwa 60% kematian
ibu terjadi setelah persalinan dan 50% diantaranya terjadi dalam selang
waktu 24 jam pertama (Prawirardjo,2012).
Tingginya kematian ibu nifas merupakan masalah yang komlpeks yang sulit
diatasi.
AKI merupakan sebagai pengukuran untuk menilai keadaan
pelayanan obstretri disuatu negara. Bila AKI masih tinggi berarti pelayanan
obstretri masih buruk, sehingga memerlukan perbaikan. Dari laporan WHO
di Indonesia merupakan salah satu angka kematian ibu tergolong tinggi
yaitu 420 per 100.000 kelahiran hidup, bila dibandingkan dengan negara-
negara ASEAN lainnya.
Sementara menurut Depkes tahun 2009, mengalami penurunan menjadi 226
per 100.000 kelahiran hidup. Dari data tersebut didapatkan penurunan angka
kematian ibu di Indonesia tahuentara penyebab kematian ibu post partum di
Indonesia dikarenakan oleh infeksi dan pendarahan pervaginam. Semua itu
dapat terjadi, jika ibu post partum tidak mengetahui tanda bahaya selama
masa nifas. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentan
masalah informasi yang diperoleh ibu nifas kurang.
Menurut WHO tahun 2011 mencapai 8,1% balita mengalami
gangguan perkembangan, dan 1,92 % anak usia sekolah menyandang
retardasi mental
(Siswono, 2012). Berdasarkan Depkes RI, 2010 bahwa 16% balita Indonesia
mengalami gangguan perkembangan, baik perkembangan motorik halus dan
kasar, sosial kemandirian, kecerdasan kurang dan keterlambatan. Menurut
Standar Pelayanan Minimal Provinsi Jawa Timur, angka cakupan deteksi
dini tumbuh kembang anak balita dan prasekolah tingkat Jawa Timur pada
tahun 2011 sebesar 53,44 %. Angka cakupan tersebut lebih rendah bila
dibandingkan dengan target deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan
prasekolah Provinsi Jawa Timur tahun 2010 yaitu sebesar 65 % (Dinkes
Jawa Timur, 2011).
Berdasarkan hasil Survey Mawas Diri yang dilakukan di desa Suko
Jember, mulai tanggal 10-13 Februari 2020 dengan mengambil sampel 167
KK dari 2.430 KK dengan membagi wilayah pengambilan sampel.
Pengambilan sampel dibagi berdasarkan 7 dusun yang terdapat di desa
kesilir salah satunya yaitu dusun tegalbanteng 36 sampel. Dari 36 sampel
yang diambil, terdapat 4 bayi yang mengalami masalah pada tumbuh
kembangnya. 3 bayi mengalami gangguaan pada motorik kasarnya dan 1
bayi mengalami gangguan pada motorik halusnya.
Usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi
terjadinya
gangguan pada tumbuh kembang anaknya adalah dengan mengadakan
program deteksi dini tumbuh kembang anak. Usaha yang dapat mahasiswa
lakukan yaitu melakukan pemeriksaan tumbuh kembang pada bayi dan
balita, terutama yang memiliki masalah dengan pemenuhan gizinya.
Untuk mendukung upaya yang dilakukan dengan melihat resiko dan dampak
yang dapat ditimbulkan berdasarkan penjabaran, dapat dilakukan dengan
asuhan kebidanan secara berkesinambungan (komprehensif) atau continuity
of care.Asuhan kebidanan berkesinambungan dapat diberikanmelalui model
perawatan berkelanjutan oleh bidan, yang mengikuti perempuan sepanjang
masa kehamilan, kelahirandan masa pascakelahiran, baik yang beresiko
rendah maupun beresiko tinggi, dalam setting pelayanan di komunitas,
praktik mandiri bidan maupun rumah sakit (Sandall, 2010).
Asuhan kebidanan berkesinambungan mencakup kegiatan pemberian
asuhan selama kehamilan, persalinan, kelahiran bayi dan periode
postpartum (Hodnett, 2008).
Asuhan kebidanan berkesinambungan dapat
meningkatkankesehatan ibu dan bayi, dengan efek samping minimal.
Persentase persalinan spontan juga meningkat (Sandall, 2010)
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan studi
kasus dengan memberikan asuhan kebidanan komunitas dengan sasaran
yaitu ibu hamil, ibu nifas, balita, bayi, dan kespro.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek asuhan kebidanan komunitas diharapkan
mahasiswa mampu memandirikan masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan dengan menggunakan pendekatan asuhan kebidanan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Dalam melakukan kegiatan praktek asuhan kebidanan komunitas,
diharapkan mahasiswa bersama masyarakat mampu :
1) Melaksanakan pengkajian / pengumpulan data asuhan kebidanan
komunitas pada tingkat keluarga, kelompok dan masyarakat.
2) Merumuskan masalah / kebutuhan yang berhubungan dengan KIA /
KB, kesehatan wanita sepanjang siklus kehidupannya bersama dengan
masyarakat
3) Merumuskan masalah / kebutuhan yang berhubungan dengan KIA /
KB, kesehatan wanita sepanjang siklus kehidupannya bersama dengan
masyarakat melalui Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
4) Membuat rencana asuhan kebidanan komunitas.
5) Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan komunitas
6) Melaksanakan evaluasi pelayanan asuhan kebidanan komunitas
1.3 Ruang lingkup
1.3.1 Sasaran
Ibu hamil, ibu nifas, bayi, balita, KB, Kespro
1.3.2 Tempat praktek
PMB wilayah Jember dan Bondowoso
1.3.3 Waktu
6 April - 27 April 2022
1.4 Manfaat
1.4.1 Institusi
Diharapkan dapat menjadi bahan referensi atau saran dan masukan bagi
institusi sehingga menambah pembelajaran guna meningkatkan
pengetahuan serta sikap melalui Asuhan Kebidanan Komunitas
1.4.2 Lahan praktek
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan/saran bagi lahan praktik guna
meningkatkan derajat kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat di
wilayah setempat
1.4.3 Masyarakat
Diharapkan mendapatkan informasi serta meningkatkan pengetahuan di
lingkungan masyarakat, besar harapan masyarakat mampu menerapkan
dan mengaplikasikan kedalam sikap dalam kehidupan sehari-hari
BAB 2
PENGKAJIAN

2.1 Data Sasaran KIA-KB


2.1.1 Data sasaran KIA-KB
Klasifikasi Jumlah
Ibu hamil 5
Ibu nifas 3
Bayi 5
Balita 8
KB 12

1. Pendidikan dan pekerjaan


PENDIDIKAN
SD SMP SMA PT
23%

40%

30% 7%

PEKERJAAN
PNS Petani Buruh Wiraswasta Lain-lain
7%
7%

13%

73%

Gambar 1. Pendidikan dan Pekerjaan


Gambar 1 menjelaskan bahwa Pendidikan anggota keluarga dominan
berpendidikan hingga jenjang PT (Perguruan Tinggi) dengan presentase
40%.
2. Suku dan Agama
SUKU
Jawa Madura Lain-lain
3%

48%

48%

AGAMA
1 2
0%

100%

Gambar 2. Suku dan Agama


Gambar 2 menjelaskan bahwa sebagian besar KK memiliki suku jawa
(49%), dan beragama islam (100%).
3. Pengambil keputusan
PENGAMBIL KEPUTUSAN KELUARGA
Suami Istri Suami & Istri Lain-lain

6%

94%

Gambar 3 menjelaskan bahwa sebagian besar pengambilan keputusan


dalam keluarga (94%) diambil oleh suami
4. Status kesehatan saat survey sesuai jenis penyakit
STATUS KESEHATAN SAAT SURVEY SESUAI JENIS PENYAKIT

12

10

JUMLAH
6

0
1

Gambar 4. Jenis Penyakit 6 bulan terakhir


Distribusi pasien pada gambar 4 menunjukkan bahwa Sebagian besar jenis
penyakit dominan tidak menular dengan jumlah 32.
5. Status kesehatan saat survey sesuai tempat berobat
STATUS KESEHATAN SAAT SURVEY SESUAI TEMPAT BEROBAT

BPM DPM PKM/RS Alternatif

7%

33%

59%

Gambar 5. Tempat berobat


Gambar 5 menunjukkan bahwa Sebagian besar Status kesehatan survey
sesuai tempat berobat dominan BPM (Bidan Prektek Mandiri) dengan
presentase 58%.
a. Data Ibu Hamil
1) Trimester dan ANC

TRIMESTER
TM1 TM 2 TM 3

25%

50%

25%
PEMERIKSAAN ANC
IYA TIDAK

100%

Gambar 6. Trimester dan ANC


Gambar 6 menunjukkan Sebagian besar 2 ibu hamil berada di
trimester III, serta secara keseluruhan 5 ibu hamil melakukan ANC.
2) Tempat ANC

TEMPAT ANC
PMB Posyandu PKM/Polindes RS Alternatif

100%

Gambar 7. Tempat ANC


Gambar 7 menunjukkan sebagian besar 5 ibu hamil tempat ANC
dilakukan di BPM.
3) Imunisasi TT
IMUNISASI TT
Lengkap Tidak Lengkap Tidak Imunisasi

100%

Gambar 8. Imunisasi TT
Gambar 8 menunjukkan sebagaina besar 5 ibu hamil imunisasi TT
Lengkap.
4) Penyulit kehamilan

PENYULIT KEHAMILAN
Ada Tidak

20%

80%

Gambar 9. Anemia dan Rencana Persalianan


Gambar 9 menunjukkan Sebagian besar 4 ibu hamil tidak ada
penyulit
5) Anemia, Status Gizi, Asupan Gizi
STATUS ANEMIA
Anemia Tidak Anemi

100%

STATUS GIZI
Kek Tidak Kek

20%

80%

ASUPAN GIZI
Tarak Makan Tidak Tarak Makan

100%

Gambar 10. Anemia, Status Gizi Dan Tarak Makan


Gambar 10 menunjukkan Sebagian besar 5 ibu hamil tidak
mengalami anemia, 4 status gizi tidak mengalami KEK serta 5 ibu
hamil tidak tarak makan
b. Data KB
1) Akseptor KB dan Jenis Kontrasepsi
AKSEPTOR KB
IYA Tidak

100%

JENIS KONTRASEPSI
Pil Kondom Suntik MOW/MOP IUD Implant Lain-Lain

17%
25%

58%

Gambar 11. Akseptor KB dan Jenis Kontrasepsi


Gambar 11 menunjukkan secara keseluruhan 14 ibu merupakan
akseptor KB serta 7 ibu menggunakan jenis kontrasepsi suntik
2) Tempat KB
TEMPAT
Bidan/Dokter RB RS PKM Lain-Lain

8%

92%

Gambar 13. Tempat KB


Gambar 13 menunjukkan sebagian besar 11 ibu menggunakan KB di
Bidan/Dokter
c. Data Nifas
1) KF, Frekuensi dan Tempat
KF

2.5

2
Jumlah

1.5

0.5

0
IYA TIDAK

Tempat

2.5

2
Jumlah

1.5

0.5

0
PMB PKM/POLINDES RS
Gambar 14. KF dan Tempat
Gambar 14 menunjukkan bahwa secara keseluruhan 3 ibu nifas
melakukan kunjungan, serta 3 melakukan kunjungan diPMB.
2) Menyusui
Menyusui

2.5

2
Jumlah

1.5

0.5

0
IYA TIDAK

Gambar 15 Menyusui
Gambar 15 menunjukkan bahwa secara keseluruhan 3 ibu menyusui
3) Jumlah pendapatan vitamin A dan jumlah yang meminum vitamin A
Vitamin A

2.5

2
Jumlah

1.5

0.5

0
Dapat Tidak dapat Minum Tidak minum

Gambar 16 Jumlah pendapatan vitamin A dan Jumlah yang meminum


vitamin A
Gambar 16 menunjukkan bahwa sebagian besar 3 ibu nifas
mendapatkan vitamin A serta 3 ibu nifas meminum vitamin A.
4) Jumlah pendapatan FE dan jumlah yang meminum FE
FE

2.5

Jumlah
1.5

0.5

0
Dapat Tidak dapat Minum Tidak diminum

Gambar 17 Jumlah Pendapatan FE dan Jumlah Yang Memium FE


Gambar 17 menunjukkan bahwa sebagian besar 3 ibu nifas
mendapatkan FE serta 3 ibu nifas meminum FE.
5) Cara Perawatan Purperium
puerpurium

2.5

Axis Title 1.5

0.5

0
IYA Benar Salah TIDAK Tidak tau Tidak mau

Gambar 18 Cara Perawatan Puerperium


Gambar 18 menunjukkan bahwa sebagian besar 3 ibu nifas
melakukan perawatan puerperium dengan benar.
d. Data Bayi
1) Penimbangan Bayi, Penimbangan bayi teratur/tidak dan Tempat
Penimbangan
Penimbangan Bayi

3.5

2.5

Jumlah
2

1.5

0.5

0
IYA TIDAK Teratur Tidak teratur

Tempat

3.5

2.5
Jumlah

1.5

0.5

0
Posyandu Puskesmas

Gambar 19 Penimbangan Bayi, Penimbangan bayi teratur/tidak dan


Tempat Penimbangan
Gambar 19 menujukkan bahwa secara keseluruhan 4 bayi
melakukan penimbangan, 4 sudah penimbangan secara teratur serta 4
bayi melakukan penimbangan di posyandu.
2) Jenis Kelamin
JK

2.5

2
Jumlah

1.5

0.5

0
L P

Gambar 20 Jenis Kelamin


Gambar 20 menunjukkkan bahwa sebagian besar 3 bayi berjenis
kelamin laki-laki
3) Status Gizi dan KMS
Status Gizi

5
4.5
4
3.5
3
Jumlah

2.5
2
1.5
1
0.5
0
Wasting Stanting Underweight Normal

KMS

1
0.9
0.8
0.7
Jumlah

0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
IYA TIDAK

Gambar 21 Status Gizi dan KMS


Gambar 21 menunjukkan bahwa sebagian besar 5 bayi memiliki
status gizi normal serta 0 bayi memiliki KMS.
4) Imunisasi lengkap/tidak, imunisasi BCG, HB, DPT/Pentabio, polio dan
campak
Jenis Imunisasi

3.5

2.5

Jumlah
2

1.5

0.5

0
BCG HB DPT/Pentabio Polio Campak

Gambar 22 Imunisasi, imunisasi BCG, HB, DPT/Pentabio, Polio dan


Campak
Gambar 22 menunjukkan bahwa sebagian besar 5 bayi mendapat
imunisasi lengkap, 4 mendapat imunisasi BCG, 4 mendapatkan HB, 3
DPT/PENTABIO, 0 Campak dan 3 polio.
5) Pemberian Vitamin A
Vitamin A

3.5

2.5
Jumlah

1.5

0.5

0
IYA TIDAK

Gambar 23 Vitamin A
Gambar 23 menunjukkan bahwa secara keseluruhan 4 bayi
mendapat vitamin A
6) Disusui dan Pemberian ASI
Disusui

4
3.5
3
2.5

Jumlah
2
1.5
1
0.5
0
IYA TIDAK

Gambar 24 Disusui dan Pemberian ASI


Gambar 24 menunjukkan bahwa sebagian besar 4 bayi disusui
serta 4 bayi masih disusui
7) MP-ASI dan PASI

PEMBERIAN MPASI

2
1.8
1.6
1.4
1.2 Sesuai usia
Jumlah

Tidak sesuai
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
1
Axis Title

PEMBERIAN PASI

4
3.5
3
2.5
2
Jumlah

1.5
1
0.5
0
1

Gambar 25 MP-ASI DAN PASI


Gambar 25 menunjukkan bahwa 2 bayi diberikan MP-ASI sesuai usia
serta sebagian besar 4 bayi dapat pemberian PASI <6 bulan

e. Data Balita
1) Jenis Kelamin

JK
L P

38%

63%

Gambar 26 Jenis Kelamin


Gambar 26 menunjukkan bahwa sebagian besar 5 berjenis
kelamin perempuan.
2) BB Saat Lahir dan Saat Ini

BB SAAT LAHIR
2,9 kg 3 kg 3,3 kg 3,5 kg

13%

13%

63% 13%
BB SAAT INI
10 kg 11 kg 13 kg 14 kg 15 kg

13%

25%

13%

25% 25%

Gambar 27 BB saat lahir dan BB saat ini


Gambar 27 menunjukan bahwa 63% BB bayi saat lahir 3,5 kg serta
25% bayi memiliki BB saat ini 15 kg

3) KPSP

MOTORIK HALUS
Sesuai Tidak Sesuai

100%
PERSONAL SOSIAL
Sesuai Tidak Sesuai

100%

BAHASA
Sesuai Tidak Sesuai

100%

Gambar 28 Tumbuh Kembang Motorik Halus, Personal Sosial, dan


Bahasa
Gambar 28 menunjukkan bahwa secara keseluruhan 5 balita
dengan motoric halus sesuai, 5 personal social sesuai, serta 5 tumbuh
kembang bahasa sesuai
4) Status gizi
STATUS GIZI
Wasting Stunting Underweight Normal

100%

Gambar 29 Status Gizi


Gambar 29 menunjukkan bahwa sebagian besar 8 balita status
gizi normal.
5) Penimbangan dan Tempat menimbang

PENIMBANGAN BAYI
IYA Tidak Teratur Tidak Teratur

43%
50%

7%

TEMPAT
Posyandu Puskesmas

100%
Gambar 30 Penimbangan dan Tempat menimbang
Gambar 30 sebagian besar 7 balita melakukan penimbangan, sebagian
besar 6 balita teratur melakukan penimbangan serta 7 balita melakukan
penimbangan di posyandu
6) Status Imunisasi dan Vitamin A

STATUS IMUNISASI
Lengkap Tidak Lengkap

100%

VIT A
IYA Tidak

100%

Gambar 31 Status Imunisasi dan Vitamin


Gambar 31 semua balita melakukan imunisasi lengkap
serta semua mendapat vitamin A balita.
7) KIA, dan Masalah
KMS

1
0.9
0.8
0.7

Jumlah
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
IYA Tidak

Makanan Pantangan

6
Jumlah

0
Ada Tidak Ada

Gambar 32 KIA dan Masalah


Gambar 32 menujukkan bahwa sebagian besar 0 balita
mempunyai buku KIA serta secara keseluruhan 8 balita tidak memiliki
masalah.
f. Data Perilaku PHBS

Data Perilaku PHBS


1 2
0%

100%
g. Data perilaku Covid-19

Data Perilaku covid


1 2
0%

100%

2.2 Rumusan Masalah


1. ibu mual muntah 2,8%
2. Ibu dengan kek dan non nakes 2,8%
3. Penimbangan bayi tidak dilakukan 3,6%
4. Tidak mempunyai KIA dan tidak pernah terisi 4%
5. MPASI tidak sesuai 2,8%
6 Imunisasi tidak lengkap 2,5%
2.3 Rumusan dan Prioritas Masalah
1. Prioritas Masalah
a. Ibu mual muntah

Kriteria Nilai Bobot Skor = Keterangan


Nilai x
Bobot
Sifat masalah 2/3 1 2/3
Kemungkinana 2/2 2 1
masalah dapat
diubah
Potensi 2/3 1 2/3
masalah untuk
dicegah
Menonjolnya 2/2 1 ½
masalah
Jumlah 5 17/6 =
2,8%
b. Ibu dengan kek dan Non nakes

Kriteria Nilai Bobot Skor = Keterangan


Nilai x
Bobot
Sifat masalah 2/3 1 2/3
Kemungkinana 1/3 2 1
masalah dapat
diubah
Potensi 2/3 1 2/3
masalah untuk
dicegah
Menonjolnya 1/2 1 1/2
masalah
Jumlah 5 17/6 =
2,8%

c. Penimbangan Bayi tidak dilakukan

Kriteria Nilai Bobot Skor = Nilai Keterangan


x Bobot
Sifat masalah 3/3 1 1
Kemungkinana 2/2 2 2
masalah dapat
diubah
Potensi 2/3 1 2/3
masalah untuk
dicegah
Menonjolnya 0/2 1 0
masalah
Jumlah 5 11/2=3,6%

d. Tidak mempunyai KIA dan Tidak pernah terisi

Kriteria Nilai Bobot Skor = Nilai Keterangan


x Bobot
Sifat masalah 1/1 1 1
Kemungkinana 2/2 2 2
masalah dapat
diubah
Potensi 1/1 1 1
masalah untuk
dicegah
Menonjolnya 0/1 1 0
masalah
Jumlah 5 4/1=4%

e. MPASI tidak sesuai

Kriteria Nilai Bobot Skor = Nilai Keterangan


x Bobot
Sifat masalah 3/3 1 1/3
Kemungkinana ½ 2 1
masalah dapat
diubah
Potensi 2/3 1 2/3
masalah untuk
dicegah
Menonjolnya 1/2 1 ½
masalah
Jumlah 5 15/6=2,5%

f. Imunisasi tidak lengkap

Kriteria Nilai Bobot Skor = Nilai Keterangan


x Bobot
Sifat masalah 2/3 1 2/3
Kemungkinana ½ 2 1
masalah dapat
diubah
Potensi 2/3 1 2/3
masalah untuk
dicegah
Menonjolnya 1/2 1 1/2
masalah
Jumlah 5 17/6=2,8%

Prioritas Masalah yaitu sebagai berikut :

1. Tidak mempunyai KIA dan Tidak pernah terisi yaitu skor 4


2. Penimbangan Bayi tidak dilakukan yaitu skor 3,6
3. Ibu dengan kek dan Non nakes yaitu 2,8

2.4 POA (Plan Of Action)


No Masalah Rencana Tujuan Indicator Indikator
penilaian
Waktu/tempa

(Input) Kegiatan keberhasilan


(proses) (output)
1. Sebagian 1. Melakuan 1. Meningkata 1. 3% peserta Daftar hadir 1. Selasa,
besar penyuluha n mengalami Nilai pre test-
post test
april 202
balai de
(4%) 1 n tentang pengetahua peningkatan antirog
dari 7 buku KIA n dan sikap pengetahuan 2. Kamis,
april 202
tidak pada orang tua dn sikap balai de
mempun orang tua terkait terkait antirog

yai buku 2. Mengikuti dengan dengan buku


KIA dan penyuluha pentingnya KIA
tidak n sesuai buku KIA 2. 3% bersedia
terisi dengan 2. Mengikuti megikuti
dengan rencana penyuluhan penyuluhan
lengkap tentang tentang buku
buku KIA KIA
2. Sebagian 1. melakuan 1. meningkatk 1. 3% peserta Daftar hadir
Nilai pre test-
3. Selasa,
april 202
besar penyuluha an cakupan menghadiri post test balai de
(3,6%) 1 n tentang kunjungan acara 4.
antirog
Kamis,
dari 7 alasan ibu penimbanga penyuluhan april 202
tida tidak n bayi pada 2. 3% mengalami balai de
antirog
melauka melakuka saat peningkatan
n n posyandu pengetahuan
penimba penimban 2. meningkatk tentang
ngan gan badan an tumbuh
bayi pada pengetahuan kembang
secara bayinya tentang melalui
teratur 2. melakuka tumbuh penimbangan
n kembang bayi secara
pemerisaa bayi dari rutin
n penimbanga
penimban n bayi
gan bayi
sesuai
jadwal
3. Sebagian 1. Melakuka 1. Meningkatka 1. 3,5% peserta Daftar 1. Sela
besar ibu n n menghadiri hadir ,5
hamil penyuluha pengetahuan penyuluhan Nilai pre apri
(3,6%) 1 n tentang tentang gizi tentang KEK test-post 202
dari 4 pentingny pada ibu 2. 3,5% peserta test di
ibu hamil a gizi hamil beseda bala
mengala pada saat 2. Mengikuti mengikuti desa
mi KEK kehamilan kunjungan pemeriksaan anti
2. Mengikuti kehamilan kunjungan go
pemeriksa sesuai njurn sesuai 2. Kam
an pemerintah kunjungan s, 7
kunjungan kehamilan apri
ANC tentang gizi 202
secara ibu hamil di
rutin bala
desa
anti
go

2.5 Penatalaksanaan
2.5.1 SAP Buku KIA
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
BUKU KIA
Pokok Bahasan : Manfaat Buku KIA
Sasaran : Balita
Hari, Tanggal : Rabu,13 April 2022
Waktu : Pukul 09.00 WIB - 09.25 WIB
Waktu Pertemuan : 25 menit
Tempat : Balai desa
Tujuan
1. Tujuan TIU : Peserta mampu menjelaskan gambaran umum
manfaat buku
2. KIA TIK : Peserta mampu:
1) Menjelaskan definisi buku KIA
2) Menyebutkan tujuan mengetahui manfaat buku
KIA
3) Menyebutkan isi buku KIA
4) Menyebutkan kapan dan kemana buku KIA
harus dibawa untuk di isi
Media dan Metode Media : Buku KIA
Metode : Ceramah, tanya jawab
Materi : 1) Definisi buku KIA
2) Tujuan mengetahui manfaat buku KIA
3) Isi (gambaran umum) buku KIA
4) Waktu dan tempat pengisian buku KIA
Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluhan Waktu Kegitan Penyuluhan Media dan
Alat
1. Pembukaan 5 Menit Peserta menyimak Metode:
1. Memberikan salam penjelasan yang Ilustrasi,
2. Perkenalan dan disampaikan oleh brain
kontrak waktu fasilitator dan aktif storming.
3. Menyampaikan mengemukakan
tujuan penyuluhan pendapat.
4. Menyampaikan
ruang lingkup
materi yang akan
disampaikan dan
metode yang akan
digunakan.
5. Memotivasi peserta
dengan menekankan
pentingnya materi
ini untuk dipahami
2. Penyuluhan : 15 Menit a. Peserta Metode:
1. Menggali memperhatikan Ceramah,
pengetahuan yang penjelasan yang tanya jawab,
berhubungan dengan dilakukan oleh brain
buku KIA fasilitator storming
2. Menjelaskan b. Peserta aktif
definisi buku KIA bertanya, Media: Buku
3. Menjelaskan tujuan menjawab dan KIA
mengetahui manfaat mengemukakan
buku KIA pendapat
4. Menjelaskan isi c. Peserta
(gambaran umum) menjawab
buku KIA menanggapi
5. Menjelaskan waktu pertanyaan
dan tempat pertanyaan
pengisian buku KIA. fasilitator
6. Memberikan
evaluasi (postes)
kepada peserta
mengenai :
a. Definisi buku
KIA
b. Tujuan
mengetahui
manfaat buku
KIA
c. Isi (gambaran
umum) buku
KIA
d. Waktu dan
tempat
pengisian buku
KIA.
3. Penutup 5 Menit Peserta Doorprize
a. Menyimpulkan memperhatikan
materi secara Peserta aktif bertanya
keseluruhan. dan antusias
b. Membagikan menjawab pertanyaan
doorprize bagi
yang bertanya dan
menjawab
pertanyaan
c. Salam penutup
Pengorganisasian :
Pembawa acara : Amelia zisca
Pembicara : Amelia zisca
Fasilitator dan Perlengkapan : Ratira Wadya
Observer : Nanda Kartika
Kriteria Evaluasi :
1. Evaluasi Struktur
a.Kesiapan materi
b. Kesiapan SAP
c.Kesiapan media
d. Kesiapan daftar hadir peserta penyuluhan
e.Peserta hadir di tempat penyuluhan
f. Tempat Penyuluhan
g. Pengorganisasian penyelenggaran
h. penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a.Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c.Peserta mengajukan pertanyaan dan
d. menjawab pertanyaan secara benar
e.Suasana penyuluhan
f. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
g. Kriteria Jumlah peserta yang hadir
3. Evaluasi Hasil
Peserta mampu menjawab pertanyaan (menyebutkan dan menjelaskan)
tentang :
a. Definisi buku KIA
b. Tujuan mengetahui manfaat buku KIA
c. Isi (gambaran umum) buku KIA
d. Waktu dan tempat pengisian buku KIA
Uraian Materi :
MANFAAT BUKU KIA
1. Definisi Buku KIA Adalah buku yang diterbitkan oleh Depkes RI sebagai:
a. Catatan dan Alat Pemantauan KIA milik ibu/keluarga yang dapat
digunakan pada semua fasilitas pelayanan kesehatan
b. Bahan Informasi cara menjaga dan merawat kesehatan ibu anak.
c. Materi Penyuluhan KIA Buku KIA berisi catatan kesehatan ibu
(hamil, bersalin, dan nifas) dan anak (bayi baru lahir, bayi dan anak
balita), gabungan dari kartukartu kesehatan yang ada: KMS ibu
hamil, KB, KMS Balita, Perkembangan Anak (Depkes RI, 2009).
2. Sasaran langsung buku KIA adalah Ibu dan Anak :
a. Tiap ibu hamil dapat Buku KIA
b. Pada kehamilan gemeli, ibu dapat buku sesuai dengan jumlah
bayinya
c. Tiap kali Ibu hamil akan dapat buku baru
d. Jika Buku KIA hilang (selama masih ada persediaan buku) akan
mendapat ganti buku baru
3. Sasaran tidak langsung buku KIA adalah :
a. Suami dan anggota keluarga yang lain
b. Kader kesehatan dan anggota masyarakat
c. Petugas kesehatan terutama ketika memberi pelayanan kepada ibu
dan anak (Astuti, 2011)
4. Tujuan Mengetahui Manfaat Buku KIA Buku KIA adalah buku catatan
terpadu yang digunakan dalam keluarga untuk tujuan:
a. Meningkatkan praktek keluarga dan masyarakat dalam
memelihara/merawat kesehatan ibu dan anak
b. Meningkatkan kualitas pelayanan KIA
Umum
Ibu dan anak mempunyai catatan kesehatan yang lengkap, sejak ibu mulai
hamil sampai anak berumur lima tahun
Khusus
a.Ibu & Anak punya catatan kesehatan khusus
b. Instrumen pencatatan & pemantauan, informasi, komunikasi dan
penyuluhan tentang kesehatan, gizi dan standar pelayanan KIA yang
lengkap di tingkat keluarga termasuk rujukannya
c. Deteksi dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak
d. Menanggapi kebutuhan & keinginan ibu hamil dan balita
e.Meningkatkan komunikasi antara ibu dan petugas dalam rangka
mendidik ibu/keluarga tentang perawatan dan pemeliharaan KIA dan
gizi di rumah.
f. Meningkatkan jangkauan pelayanan KIA berkualitas.
g. Memperbaiki sistem kesehatan dalam menerapkan manajemen
pelayanan KIA yang lebih efektif. (Astuti, 2011)
5. Isi dan Gambaran Umum Buku KIA
BAGIAN IBU
a.Identitas keluarga
b. Catatan Pelayanan Kesehatan Ibu
1) Ibu Hamil
2) Ibu Bersalin
3) Ibu Nifas
4) Keterangan Lahir
BAGIAN ANAK
a.Identitas Anak
b. BBL (bayi kurang dari 1 bulan)
c.Bayi dan Anak (umur 1 bulan – 5 tahun)
d. Mengatasi Penyakit yang Sering Diderita Anak di Rumah
e.Tanda Bahaya Pada Anak Sakit
f. Kapan Anak Harus Segera Dibawa Kembali ke Tempat Pelayanan
g. Obat Pertolongan Pertama yang Perlu Disedaikan di Rumah
h. Mencegah anak mengalami kecelakaan
i. Kartu Menuju Sehat (KMS)
j. Catatan Pelayanan Kesehatan Anak
1) Pemeriksaan Neonatus
2) Pemberian Imunisasi
3) Pemberian Vit A
4) Anjuran Pemberian Rangsanga
6. Waktu dan Tempat Pengisian Buku KIA Buku KIA disimpan di rumah
dan dibawa setiap kali ibu atau anak datang ke tempat-tempat pelayanan
kesehatan di mana saja untuk mendapatkan pelayanan KIA (Posyandu,
Polindes, Puskesmas, bidan/dokter praktik swasta dan rumah sakit)
(Depkes RI, 2009)
7. Media
Lampiran Post Tes
PRE DAN POST TEST BUKU KIA

1. Apa saja isi dari buku KIA?


a. Catatan kesehatan ibu hamil
b. Catatan kesehatan ibu bersalin
c. Catatan kesehatan bayi baru lahir dan balita
d. Semua jawaban benar
2. Siapa saja sasaran langsung yang harus mempunyai buku KIA?
a. Ibu hamil
b. Remaja
c. Menopause
d. Suami
3. Apa manfaat buku KIA?
a. Tidak ada manfaatnya
b. Meningkatkan kesehatan ibu dan anak
c. Hanya untuk pajangan
d. Hanya untuk ibu hamil
4. Siapa saja sasaran tidak langsung yang harus mempunyai buku KIA?
a. Suami
b. Ibu
c. Kakek
d. Anak
5. Kapan waktu untuk pengisian buku KIA?
a. Setiap ibu dan balita datang ke posyandu
b. Saat balita sakit
c. Setiap hari
d. Semua jawaban benar
6. Buku KIA berfungsi mencatat kesehatan ibu dan anak
a. Setuju
b. Tidak setuju
7. Suami tidak boleh mempunyai buku KIA
a. Setuju
b. Tidak setuju
8. Setiap ke posyandu wajib membawa buku KIA
a. Setuju
b. Tidak setuju
9. Ibu hamil wajib mempunyai buku KIA
a. Setuju
b. Tidak setuju
10. Buku KIA harus diisi oleh petugas kesehatan
a. Setuju
b. Tidak setuju
Lampiran Daftar Hadir
No Nama Alamat TTD
2.5.2 SAP KEK Ibu Hamil
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERSIAPAN PERSALINAN IBU HAMIL DENGAN KEK
Pokok bahasan : Persiapan persalinan ibu hamil dengan resiko tinggi
Sub Pokok Bahasan : - kehamilan dengan resiko tinggi KEK
- persiapan persalinan dengan resiko tinggi KEK
Penyuluh : Bidan Ratira Amd keb
Kader : Amelia, Nanda
Hari / Tanggal : Kamis,7 April 2022
Waktu : 40 menit
Tempat : Balaidesa antirogo
Sasaran : ibu
1. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )
Ibu hamil dapat mengetahui persiapan persalinan yang aman dan
dapat menjelaskan tentang KEK
2. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )
a. Ibu hamil dapat menjelaskan pengertian KEK
b. Ibu hamil dapat menjelaskan kriteria / ciri-ciri KEK
c. Ibu hamil dapat menjelaskan dampak KEK selama kehamilan
d. Ibu hamil dapat memahami dan menjelaskan tentang hal-hal yang
harus dilakukan
e. Ibu hamil dapat memahami dan menjelaskan tentang hal-hal yang
perlu diperhatikan :
1) Kebutuhan gizi ibu hamil
2) Mampu menjelaskan pengertian gizi
3) Mampu menjelaskan makanan bergizi
4) Mampu menjelaskan sumber-sumber makanan bergizi
3. Media
a. Leaflet
b. Contoh-contoh jenis makanan bergizi
4. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
5. Materi
Terlampir
6. Pelaksanaan
No Acara waktu Kegiatan penyuluhan Evaluasi
1 Pembukaa 5 1. Megucapkan salam 1. Menjawab
n menit 2. Memperkenalkan salam
diri 2. Memperhatikan
3. Menyampaikan 3. Memperhatikan
tujuan 4. Memberi
4. Menyampaikan pendapat
persepsi
2 Isi 15 1. Menjelaskan tentang Memperhatikan
menit kehamilan resiko
tinggi
2. Menjelaskan tentang
tanda-tanda bahaya
persalinan
3. Menjelaskan tentang
persiapan persalinan
3 Diskusi 10 Tanya jawab Peserta bertanya
menit
4 penutup 10 1. Memberikan 1. Menjawab
menit pertanyaan untuk pertanyaan
mengevaluasi 2. Memperhatikan
(posttes) penyuluhan 3. Mengatahui
yang diberikan kehamilan resiko
a. Kehamilan resiko tinggi, tanda
tinggi bahaya
b. Tanda-tanda persalnan,
bahaya dalam persiapan
persalinan persalinan
c. Persiapan 4. Menjawab salam
persalinan
2. Menyimpulkan
materi yang
disampaikan
3. Membantu
merencanakan
persiapan persalinan
4. Memberi salam

Lampiran Materi
Ibu hamil merupakan kelompok yang cukup rawan gizi, yang salah
satunya KEK dan anemia gizi. KEK dan anemia sangat erat hubungannya.
Kekurangan pada ibu hamil mempunyai dampak yang cukup besar terhadap
proses pertumbuhan janin dan anak yang akan dilahirkan.
Pengertian :
KEK artinya keadaan kurang gizi pada ibu hamil yang disebabkan rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi
Angka Kecukupan Gizi ( AKG ).
Kriteria Ibu hamil yang KEK :
1. Pertambahan berat badan selama hamil kurang dari normal (kurang dari 9
kg).
Pertambahan berat badan yang ideal selama hamil adalah 10-16 kg, dimana
pada trimester l = ± 1 kg
trimester ll = ± 3 kg
trimester lll = ± 6 kg
Pertambahan BB ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin.
2. Pada pengukuran LILA ( Lingkar Lengan Atas) kurang dari 23,5 cm
Pada kasus KEK pada batas 23,5 cm mempunyai resiko relatif cukup
tinggi.Sedangkan ibu hamil dengan KEK pada batas 23 cm mempunyai
resiko 2x lebih banyak untuk melahirkan BBLR
3. Pada pengukuran kadar Hb kurang dari normal ( < 11 gr/dl)
Dari penelitian, menunjukkan bahwa ada hubungan kadar H ibu hamil
dengan BB lahir, dimana semakin tinggi kadar Hb ibu semakin tinggi berat
badan bayi yang dilahirkan ibu yang mempunyai riwayat anemia berat ( < 9
gr/dl ) mempunyai resiko untuk melahirkan BBLR 4,2 lebih tinggi
dibandingkan dengan ibu yang tidak menderita anemia berat.

Dampak KEK selama kehamilan :


1. Terhadap ibu : Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan
komplikasi pada ibu, antara lain :
a. Anemia
b. Perdarahan
c. BB ibu tidak bertambah secara normal
d. Terkena penyakit infeksi
2. Terhadap persalinan :
Pengaruh Gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan
persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya ( prematur ),
perdarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung
meningkat.
3. Terhadap janin
Kekurangan Gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan
janin dan menimbulkan :
a. Keguguran
b. janin tidak tumbuh sempurna
c. abortus
d. bayi lahir mati
e. kematian neonatal pada akhir k
f. cacat bawaan
g. anemia pada bayi
h. mati dalam kandunan
i. BBLR

Hal yang harus dilakukan :


1. Memperbaiki dan meningkatkan status gizi ibu hamildengan cara
meningkatkan konsumsi makanan-makanan yang bergizi, karena pada
dasarnya pada saat kehamilan terjadi peningkatan metabolisanme energi yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan
besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu.
2. Pemantauan pertambahan berat badan
3. Normalnya pada trimester l BB diharapkan naik kurang dari 2 kg, sedangkan
pada trimester ll dan lll sebaiknya kenaikan BB kurang dari ½ kg setiap
minggunya.
4. Pada ibu hamil yang tergolong kurus sebelum hamil, diharapkan bisa
mencapai kenaikan BB sebanyak 12,5 Kg.
5. Pada ibu yang memiliki BB ideal diharapkan mencapai kenaikan BB sebesar
11,5 kg.
6. Pada ibu yang gemuk ( lebih dari ideal ) diharapkan kenaikannya hanya ± 7
kg pada akhir kehamilan.

2.5.3 PENIMBANGAN BAYI


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENIMBANGAN BAYI
Tanggal/hari : Kamis 7april 2022
Waktu : 40 menit
Pokok Bahasan :Penimbangan bayi dan balita di posyandu
Sub Pokok Bahasan : penimbangan bayi dan balita
Sasaran : ibu-ibu dan bayi dan balita
Penyuluh :Bidan: Ratira Wadya AMD.keb
Kader: Amelia zisca, Nanda paramita
Tempat : di Balaidesa antirogo

1. TIU (Tujuan Instruksional Umum)


Setelah mengikuti penyuluhan selama 15 menit diharapkan Ibu-ibu yang
mempunyai balita usia 1-5 tahun mampu memahami/mengetahui/mengerti
tentang pentingnya pemantauan pertumbuhan balita.
2. TIK (Tujuan Instruksional Khusus)
Setelah mengikuti penyuluhan selama 15 menit di harapkan Ibu-ibu yang
mempunyai balita usia 1-5 tahun mampu memahami tentang:
a. Menjelaskan kembali tentang tujuan penimbangan balita.
b. Mengulang kembali kapan balita harus ditimbang.
c. Menjelaskan kembali cara menilai pertumbuhan balita.
d. Mengulang kembali tentang tanda-tanda gizi buruk pada balita.
e. Mengulang kembali tentang pengertian posyandu.
f. Mengulang kembali manfaat penimbangan balita di posyandu.
3. Pelaksanaan Kegiatan:
a. Topik/judul kegiatan :Penimbangan Balita
b. Sasaran/target :Ibu yang mempunyai balita yang tidak
ditimbang/tidak mengikuti kegiatan posyandu.
c. Metoda :Ceramah dan Diskusi
d. Media dan alat bantu penyuluhan :Laptop

4. Pelaksanaan
No Waktu dan Kegiatan Pemberi Kegiatan Sasaran Media
Tahap Materi
1 Tahap 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
Orientasi 2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan
(2 menit) anggota kelompok Perkenalan
3. Menyampaikan 3. Menyimak
tujuan penyuluhan
2 Tahap Menjelaskan Tentang: 1. Memperhatikan Laptop
kerja (30 4. Tujuan penimbangan Penjelasan Sasaran
menit) balita 2. mengajukan
5. Kapan balita harus pertanyaan
ditimbang 3. Mendengarkan
6. Cara menilai jawaban dari
pertumbuhan balita presentator
7. Tand-tanda gizi 4. Merasa dihargai dan
buruk pada balita senang
8. Pengertian posyandu
9. Manfaat
penimbangan balita
di posyandu
10. Postes
11. Menjawab
pertanyaan
3 Tahap 12.Evaluasi penyuluhan 1. Menjawab
Terminasi 13.Menyimpulkan Pertanyaan
(3 menit) Kontrak waktu 2. Memperhatikan
4 Penutup berikutnya Menutup Menjawab Salam
dengan Salam

5. Evaluasi
a. Tujuan penimbangan balit
b. Kapan balita harus ditimbang
c. Cara menilai pertumbuhan balita
d. Tand-tanda gizi buruk pada balita
e. Pengertian posyandu
f. Manfaat penimbangan balita di posyandu
6. Kriteria
a. Struktur :
1) Menyiapkan SAP
2) Menyiapkan media
3) Menyiapkan tempat
4) Kontrak waktu dengan sasaran
c. Proses :
1) Sasaran memperhatikan saat diberi pendidikan Kesehatan
2) Sasaran aktif bertanya
3) Sasaran mampu mengulangi materi yang diberikan oleh presentator
4) Hasil : Sasaran mampu menjawab pertanyaan
a) > 80% = Berhasi
b) 50-80% = Cukup
c) < 50% = Kurang berhasil

Lampiran Materi
1. Tujuan
Penimbangan balita dimaksud kan untuk memantau pertumbuhannya setiap
bulan.
2. Pelaksanaan
Penimbangan balita dilakukan setiap bulan sampai 5 umur tahun di Posyandu.
3. Cara Mengetahui Pertumbuhan dan Perkembangan Balita
Setelah balita ditimbang, hasil penimbangan dicatat di Buku KIA (Kesehatan
Ibu dan Anak) atau Kartu Menuju Sehat (KMS) maka akan terlihat berat
badan anak naik atau tidak.
a. Naik bila
1) Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita wama pada
KMS
2) Garis pertumbuhannya pindah ke pita warna di atasnya
b. Tidak naik bila:
1) Garis pertumbuhannya menurun
2) Garis pertumbuhannya mendatar
3) Garis pertumbuhannya naik tetapi pindah ke pita warna yang lebih
muda
4. Tanda-Tanda Balita Gizi Kurang
a. Berat badan tidak naik selama 3 bulan berturut-turut, badannya kurus
b. Mudah sakit
c. Tampak lesu dan lemah
d. Mudah menangis dan rewel
5. Jenis Gizi Buruk Pada Balita
a. Marasmus
1) Tampak sangat kurus
2) Wajah seperti orangtua
3) Cengeng, rewel, apatis
4) Iga gambang, perut cekun
5) Otot pantat mengendor
6) Pengeriputan otot lengan dan tungkai.
b. Kwashiorkor
1) Edema seluruh tubuh (terutama pada punggung kaki)
2) Wajah bulat dan sembab
3) Cengeng/rewel/apatis
4) Perut buncit
5) Rambut kusam dan mudah dicabut
6) Bercak kulit yang luas dan kehitaman/bintik kemerahan.
c. Marasmik Kwashiorkor
Gejalanya meliputi campuran gejala marasmus dan kwashiorkor.
6. Pengertian Posyandu
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan
kesehatan dan keluarga berencana. Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga
berencana dan kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh
masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka
pencapaian NKKBS.
7. Manfaat Penimbangan Balita Setiap Bulan Di Posyandu
a. Untuk mengetahui apakah balita tumbuh sehat
b. Untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita.
c. Untuk mengetahui balita yang sakit, (demam/batuk/pilek/diare), berat
badan dua bulan berturut-turut tidak naik, balita yang berat badannya
BGM (Bawah Garis Merah) dan dicurigai gizi buruk sehingga dapat
segera dirujuk ke Puskesmas.
d. Untuk mengetahui kelengkapan imunisasi.
e. Untuk mendapatkan penyuluhan gizi.

Anda mungkin juga menyukai