Oleh:
Pendamping:
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Program Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana
Kesehatan Ibu dan Anak adalah suatu program yang meliputi pelayanan
dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi
kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan
komplikasi, bayi dan Balita, remaja, dan Lansia.
2.2.5 Deteksi Dini Faktor Risiko dan Komplikasi Kebidanan dan Neonatus
oleh Tenaga Kesehatan maupun Masyarakat
Deteksi dini kehamilan dengan faktor risiko adalah kegiatan yang
dilakukan untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan
komplikasi kebidanan.
Faktor risiko pada ibu hamil adalah :
- Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
- Anak lebih dari 4.
- Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun.
- Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari
23,5 cm, atau penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan.
- Anemia dengan dari Hemoglobin < 11 g/dl.
- Tinggi badan kurang dari 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul
dan tulang belakang
- Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum
kehamilan ini.
- Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain : tuberkulosis,
kelainan jantung-ginjal-hati, psikosis, kelainan endokrin (Diabetes
Mellitus, Sistemik Lupus Eritematosus, dll), tumor dan keganasan
- Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, kehamilan ektopik
terganggu, mola hidatidosa, ketuban pecah dini, bayi dengan cacat
kongenital
- Riwayat persalinan dengan komplikasi : persalinan dengan seksio
sesarea, ekstraksivakum/ forseps.
- Riwayat nifas dengan komplikasi : perdarahan paska persalinan, Infeksi
masa nifas, psikosis post partum (post partum blues).
- Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan
riwayat cacat kongenital.
- Kelainan jumlah janin : kehamilan ganda, janin dampit, monster.
- Kelainan besar janin : pertumbuhan janin terhambat, Janin besar.
- Kelainan letak dan posisi janin: lintang/oblique, sungsang pada usia
kehamilan lebih dari 32 minggu.
Komplikasi pada ibu hamil, bersalin dan nifas antara lain :
- Ketuban pecah dini.
- Perdarahan pervaginam :
● Penanganan abortus.
● Stabilisasi komplikasi obstetrik untuk dirujuk dan transportasi
rujukan.
- Pelayanan neonatus :
rujukan.
2.2.7 Pelayanan Neonatus dengan Komplikasi
Pelayanan Neonatus dengan komplikasi adalah penanganan neonatus
dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan,
kecacatan dan kematian oleh dokter/bidan/perawat terlatih di polindes,
puskesmas, puskesmas PONED, rumah bersalin dan rumah sakit
pemerintah/swasta.
2.2.8 Pelayanan Kesehatan Bayi
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang
diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 3 kali, selama periode 29
hari sampai dengan 11 bulan setelah lahir.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan bayi :
- Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari 2 bulan.
- Kunjungan bayi satu kali pada umur 3 5 bulan.
- Kunjungan bayi satu kali pada umur 6 8 bulan.
- Kunjungan bayi satu kali pada umur 9 11 bulan.
Kunjungan bayi bertujuan untuk meningkatkan akses bayi terhadap
pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat
kelainan pada bayi sehingga cepat mendapat pertolongan, pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pemantauan pertumbuhan,
imunisasi, serta peningkatan kualitas hidup bayi dengan stimulasi tumbuh
kembang.
Dengan demikian hak anak mendapatkan pelayanan kesehatan
terpenuhi. Pelayanan kesehatan tersebut meliputi :
- Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, Polio 1,2,3,4, DPT/HB
1,2,3, Campak) sebelum bayi berusia 1 tahun.
- Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDTK).
- Pemberian vitamin A 100.000 IU (6 - 11 bulan).
- Konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda
tanda sakit dan perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan Buku
KIA.
- Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.
-
2.2.9 Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Pelayanan kesehatan anak balita meliputi pelayanan pada anak balita sakit
dan sehat. Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai standar yang
meliputi :
- Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang
tercatat dalam Buku KIA/KMS. Pemantauan pertumbuhan adalah
pengukuran berat badan anak balita setiap bulan yang tercatat pada
Buku KIA/KMS. Bila berat badan tidak naik dalam 2 bulan berturut-
turut atau berat badan anak balita di bawah garis merah harus dirujuk ke
sarana pelayanan kesehatan.
- Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
minimal 2 kali dalam setahun. Pelayanan SDIDTK meliputi
pemantauan perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa,
sosialisasi dan kemandirian minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan).
- Pelayanan SDIDTK diberikan di dalam gedung (sarana pelayanan
kesehatan) maupun di luar gedung.
- Pemberian Vitamin A dosis tinggi (200.000 IU), 2 kali dalam setahun.
- Kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA oleh setiap anak balita
- Pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan menggunakan
pendekatan Mibu hamilS.
2.2.10 Pelayanan KB Berkualitas
Pelayanan KB berkualitas adalah pelayanan KB sesuai standar dengan
menghormati hak individu dalam merencanakan kehamilan sehingga diharapkan
dapat berkontribusi dalam menurunkan angka kematian Ibu dan menurunkan
tingkat fertilitas (kesuburan) bagi pasangan yang telah cukup memiliki anak (2
anak lebih baik) serta meningkatkan fertilitasbagi pasangan yang ingin
mempunyai anak .
Pelayanan KB bertujuan untuk menunda (merencanakan) kehamilan.
Bagi Pasangan Usia Subur yang ingin menjarangkan dan/atau
menghentikan kehamilan, dapat menggunakan metode kontrasepsi yang
meliputi :
- KB alamiah (sistem kalender, metode amenore laktasi, coitus
interuptus).
- Metode KB hormonal (pil, suntik, susuk).
- Metode KB non-hormonal (kondom, AKDR/IUD, vasektomi dan
tubektomi).
Sampai saat ini di Indonesia cakupan peserta KB aktif (Contraceptive
Prevalence Rate/CPR) mencapai 61,4% (SDKI 2007) dan angka ini merupakan
pencapaian yang cukup tinggi diantara negaranegara ASEAN. Namun demikian
metode yang dipakai lebih banyak menggunakan metode jangka pendek seperti pil
dan suntik. Menurut data SDKI 2007 akseptor KB yang menggunakan suntik
sebesar 31,6%, pil 13,2 %, AKDR 4,8%, susuk 2,8%, tubektomi 3,1%, vasektomi
0,2% dan kondom 1,3%. Hal ini terkait dengan tingginya angka putus pemakaian
(DO) pada metode jangka pendek sehingga perlu pemantauan yang terus menerus.
Disamping itu pengelola program KB perlu memfokuskan sasaran pada kategori
PUS dengan 4 terlalu (terlalu muda, tua, sering dan banyak).
Untuk mempertahankan dan meningkatkan cakupan peserta KB perlu
diupayakan pengelolaan program yang berhubungan dengan peningkatan aspek
kualitas, teknis dan aspek manajerial pelayanan KB. Dari aspek kualitas perlu
diterapkan pelayanan yang sesuai standard dan variasi pilihan metode KB,
sedangkan dari segi teknis perlu dilakukan pelatihan klinis dan non-klinis secara
berkesinambungan. Selanjutnya aspek manajerial, pengelola program KB perlu
melakukan revitalisasi dalam segi analisis situasi program KB dan sistem
pencatatan dan pelaporan pelayanan KB.
DAMPAK
UMPAN BALIK
Gambar 2.1. Hubungan unsur sistem
3,dst
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari desa diatas ada tiga desa yang jangkauan jauh.Memerlukan waktu+ 2 jam
sampai ke fasilitas rujukan (KB)
B. DEMOGRATIF
Jumlah penduduk wilayah kerja Program KIA dan KB pada tahun 2019
sebanyak : orang dengan rincian sebagai berikut :
1 MEKARJAYA 87 83 83 83 80 77 322
1
PKN 196 80 149 75,94 -4,06
0
1
BAYI 1267 92 1345 106,15 14,16
1
1
BALITA 5312 90 5240 98,64 8,64
2
PECAPAIA
TARGET
N NAMA N
kesenjangan
O DESA Ab
Abs % %
s
MEKARJA 106,9
1 87 100 93 6,9
YA 0
PANYUSU 106,8
2 127 100 136 6,88
HAN 8
SUKALUY 117,2
3 163 100 191 17,22
U 2
SUKAMUL 136,6
4 179 100 244 36,69
YA 9
BABAKAN 106,9
5 128 100 137 6,9
SARI 0
TANJUNGS 100,1
6 154 100 154 -
ARI 4
SELAJAMB 101,1
7 147 100 149 1,10
E 0
SUKASIRN 100,0
8 146 100 146 -
A 0
HEGARMA 106,9
9 159 100 170 6,92
NAH 2
SINDANGR 128,8
10 148 100 191 28,80
AJA 0
161 111,9
PUSKESMAS 1439 100 111,41
1 5
Table 7 cakupan kunjungan k1 akses
Keterangan :
Keterangan :
Berdasarkan dari grafik diatas pencapaian untuk Puskesmas sudah mencapai
target karena dari target 100% tercapai 106,95% dan desa yang yang mencapai
target adalah desa sukamulya dari target 100% tercapai 126,05% , desa
sukaluyu dari target 100% tercapai 113,54%, desa sindangraja dari target 100%
tercapai 112,61% , desa sukasirna dari target 100 tercapai 108,33%, desa
babakansari dari target 100% tercapai 106,90%, desa mekarjaya dari target
100% tercapai 105,75%, desa hegarmanah dari target 100% tercapai 100% dan
desa yang tidak tercapai adalah desa selajambe dengan target 100 persen hanya
tercapai 97,71% jadi kesenjangannya 2,29%, desa panyusuhan dari target 100
tercapai 97,45 kesenjangannya 2,25 dan desa tanjungsari dari target 100 tercapai
Puskesmas Sukaluyu
N TARGET PENCAPAIAN
NAMA DESA KESENJANGAN
O Abs % Abs %
1 MEKARJAYA 87 97 87 100
143
PUSKESMAS 9 97 1440 100
Table 9 cakupan kunjungan k4
Keterangan :
Berdasarkan grafik diatas, kunjungan k4 untuk puskesmas sudah mencapai
target dari target 97% tercapai 100,34% dan desa yang mencapai target
diantaranaya desa sukamulya dari target 97% tercapaidari 111,48%, desa
panyusuhan dari target 97% tercapai 102,96%, desa sukaluyu dari target 97
tercapai 102,49%, desa sukasirna dari target 97% tercapai 100,64%, desa
sindangraja dari target 9% tercapai 100,34%, desa mekarjaya dari target 97%
tercapai100%, desa hegarmanah dari target 97% tercapai 97%, desa yang tidak
mencapai target, diantaranya yaitu :
Keterangan :
130 147
12,77
PUSKESMAS 8 100 5 112,77
Table 13 Cakupan kunjungan KN 1
Keterangan :
Abs % Abs %
Keterangan :
3 SUKALUYU 22 80 8 36 -44
6 TANJUNGSARI 21 80 17 81 1
7 SELAJAMBE 20 80 21 104 24
Keterangan :
Tabel 2.11
2019
USIA
J J
N DIAGN IB
NAMA DESA N BA M M DIAGNOSA
O BA OSA U
E LIT L L
YI
O A
2
PREMA
POS SC 3hr dg
1 MEKARJAYA 2 2 TUR dg 1
KOMPLIKASI
ASFIKS
I
2 PANYUSUHAN
NO Nama Desa DIAGNOSA
3 SUKALUYU
Post Partum SC 3 Post Partum SC 3 hr dg
hr dg komplikasi 2IUFD
Eklamsi
penyakit dan
3 3
PREMA
4 SUKAMULYA
1 Mekarjaya 1 TUR
2 Tanjungsari 1
7 BABAKANSARI
9 SELAJAMBE
1
SUKASIRNA
0
IUFD
1 dan,
HEGARMANAH 2 2
1 ASFIKS
I
1
SINDANGRAJA
2
1
Keterangan :
PUSKESMAS 8 8 2
3
Tabel 2.14
1 SUKAM 2 1
ULYA
2 MEKARJ 2
AYA
3 HEGAR 1 1
MANAH
4 TANJUN 1
GSARI
dengan diagnosa IUFD dan yang 1 orang lagi dengan diagnosa prematur
Pertolongan Persalinana Oleh Paraji
JML DI.TOLONG
NO DESA
PARAJI
1 PANYUSUHAN 13 ORANG
2 SINDANGRAJA 15 ORANG
3 MEKARJAYA 6 ORANG
4 SUKALUYU 6 ORANG
5 BABAKANSARI 2 ORANG
6 TANJUNGSARI 2 ORANG
7 SUKAMULYA
8 SELAJAMBE
9 HEGARMANAH
10 SUKASIRAN
PUSKESMAS 44 ORANG
Table 21 pertolongan persalinan oleh paraji
Keterangan :
Dilihat dari grafik diatas selama satu tahun yang di tolong sama paraji
keseluruhan desa berjumlah 44 0rang dengan peresntasi 3.207 % : Desa yang
masih ada yang di tolong oleh paraji diantaranya, desa panyusuhan dalam
setahun 13 orang dengan peresentase 10,66 %, Desa Sindangraja dalam satu
tahun ditolong sama paraji 15 orang dengan peentasi 10,64, Desa Mekarjaya
dalam setahun ditolong paraji 6 orang dengan pesentasi 7,23 %, desa sukaluyu
dalam setahun yang ditolong paraji 6 orang dengan presentasi 3,85 %, Desa
Babakansari dalam setahun yang ditolong sama paraji 2 orang dengan
presentasi 1.64 %, Desa tanjungsari yang ditolongan sama paraji 2 orang
dengan presentasi 1,36 %.
A. PRIORITAS MASALAH
N
MASALAH U S G TOTAL
O
1 Kunjungan PKN tdk tercapai 4 4 4 12
2 KB Tdk Tercapai 4 3 3 10
3 Kematian ibu 5 5 5 15
4 Kematian Neonatus 5 4 4 13
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Belum
Belumtercapainya CDR
Tercapai CDR
pelaporan
Kualitas dan
kuantitas SDM Pengawasan
program
Dana
Sarana Perencanaan
PMO
Metode Penemuan
Masukan tersangka
Pembinaan & Proses
Penegakan
pelatihan
diagnosis
Pelaksanaan
Pengobatan
(+)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan evaluasi program Pengendalian Tuberkulosis di UPTD
Puskesmas Sukaluyu Tahun 2019 adalah sebagai berikut :
a. Masalah dalam pelaksanaan program Pengendalian Tuberkulosis di
UPTD Puskesmas Sukaluyu tahun 2019 adalah belum tercapainya Case
Detection Rate (CDR) puskesmas (24.3%) lebih kecil dari indikator
yang seharusnya dicapai, yaitu 90%.
b. Penyebab masalahnya adalah pada komponen masukan yaitu
penyuluhan yang masih kurang efektif dan efisien kepada penderita ibu
hamil, pasien dan masyarakat.
c. Alternatif pemecahan masalah bagi pelaksanaan program tersebut
adalah penyuluhan kepada penderita ibu hamil, pasien dan masyarakat
secara langsung dan pelatihan petugas dan kader kesehatan dalam
rangka meningkatkan kualitas penyuluhan.
d. Pemecahan masalah yang terpilih adalah penyuluhan kepada penderita
ibu hamil, pasien dan masyarakat secara langsung.
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA