PROGRAM KIA
Nomer Dokumen
Revisi
Tanggal terbit
Diajukan Oleh
Disahkan Oleh
PEDOMAN
PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS PUCANGSAWIT
DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA
TAHUN 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dengan memberdayakan dan
mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan.
Pembangunan kesehatan diselenggarakan denganberdasarkan perikemanusiaan,
pemberdayaan dan kemandirian, adildan merata, serta pengutamaan dan manfaat
dengan perhatian khususpada penduduk rentan antara lain ibu, bayi, anak, manusia
usia lanjut(manula), dan keluarga miskin.Perhatian khusus harus diberikan terhadap
peningkatan kesehatan ibutermasuk bayi baru lahir, bayi dan balita dengan
menyelenggarakanberbagai upaya terobosan yang didukung oleh kemampuan
manajementenaga pengelola dan pelaksana program KIA.
Program kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu prioritas utama
pembangunan kesehatan di Indonesia. Program KIA termasuk satu dari enam
program pokok Puskesmas yang bertujuan untuk memantabkan dan meningkatkan
mutu pelayanan secara efektif dan efisien.Program ini bertanggung jawab dalam
kegiatan pelayanan sebagai berikut : pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu
dengan komplikasi kebidanan keluarga berencana, neonatus, bayi baru lahir dengan
komplikasi,bayi dan balita.Angka kematian Ibu (AKI), Angka kematian neonatus
(AKN) Angka Kematian bayi (AKB), dan angka kematian balita (AKABA) merupakan
beberapa indikator status kesehatan masyarakat. Dewasa ini AKI dan AKB di
Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.
Menurut data survey demografi kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 per
100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 1.000 kelahiran hidup, AKN 19 per 1.000
kelahiran hidup, AKABA 44 per 1.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan kesepakatan Global Development Goals/MDGS pada tahun 2015
diharapkan Angka Kematian Ibu menurun sebesar tiga-perempatnya dalam kurun
waktu 1990 sd 2015 dan Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita menurun
sebesar dua-pertiga dalam kurun waktu 1990 -2015. Berdasarkan hal itu Puskesmas
Pucangsawit mempunyai komitmen untuk menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi
102/100.000 kelahiran hidup, Angka kematian bayi dari 68 menjadi 23/1.000
kelahiran hidup, dan Angka kematian Balita 97 menjadi 32/1.000 kelahiran hidup
pada tahun 2015.
Penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan
dan segera setelah setelah persalinan. Penyebab langsung kematian ibu adalah
perdarahan (28%), eklamsia (24%) dan infeksi (11%). Penyebab tidak langsung
kematian ibu antara lain krang energi kronis (KEK) pada kehamilan (37%) dan
anemia pada kehamilan (40%).Kejadian anemia pada ibu hamil ini akan
meningkatkan resiko terjadinya kematian ibu dibanding dengan ibu yang tidak
anemia. Menurut RISKESDAS 2007, penyebab kematian neonatal 0 sd 6 hari adalah
gangguan pernapasan (14%), prematuritas (34%), sepsis (12%), hipotermi (7%),
kelainan darah / ikterus (6%) postmatur (3%) dan kelainan kongenital (1%).
Upaya untuk mempercepat penurunan AKI telah dimulai sejak akhir tahun
1980-an melalui program Safe Motherhood initiative yang mendapat perhatian besar
dan dukungan dari bebagai pihak baik dalam maupun luar negeri. Pada akhir tahun
1990-an secara konseptual telah diperkenalkan lagi untuk menajamkan strategi dan
intervensi dalam menurunkan AKI melalui Making Pregnancy Safer (MPS) yang
dicanangkan oleh pemerintahpada tahun 2000.Sejak tahun 1985 pemerintah
merancang Child Survival (CS) untuk penurunan AKB.Kedua strategi tersebut diatas
telah sejalan dengan Grand Strategi DEPKES tahun 2004.Rencana Strategi Making
Pregnancy Safer (MPS) terdiri dari 3pesan kunci dan 4 strategi.
Tiga pesan kunci MPS adalah :
1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
2. Setiap komplikasi obsetri dan neonatal mendapat pelayanan yangadekuat.
3.Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap upaya pencegahan
kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganankomplikasi keguguran.
Empat strategi MPS adalah :
1. Peningkatan kualitas dan akses pelayanan kesehatan Ibu dan Bayidan Balita
di tingkat dasar dan rujukan.
2. Membangun kemitraan yang efektif.
3. Mendorong pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat.
4. Meningkatkan Sistem Surveilans, Pembiayaan, Monitoring daninformasi KIA.
Rencana Strategi Child Survival (CS) terdiri dari 3 pesan kunci dan4 strategi.
B. TUJUAN PEDOMAN
a. TujuanUmum
Sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan ibudananak dan
keluarga berencana di PuskesmasPucangsawit
b. TujuanKhusus
1. Sebagai acuan pelaksanaan pelayanan KIA KB, peran dan fungsi
ketenagaan, sarana prasarana di Puskesmas Pucangsawit.
2. Sebagai acuan bagi tenaga Bidan Puskesmas untuk bekerja secara
profesional memberikan pelayanan KIA KB yang bermutu kepada
pasien/klien di Puskesmas Pucangsawit.
3. Sebagai acuan monitoring dan evaluasi pelayanan KIA KB di Puskesmas
Pucangsawit.
C. SASARAN
1. Tenaga KIA KB dan tenaga kesehatan lain di Puskesmas Pucangsawit.
2. Pengelola program dan lintas sektor terkait.
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman ini meliputi pelaksanaan dan pembinaan Kesehatan
Ibu dan Anak serta keluarga berencana (KIA KB) baik didalam gedung maupun
diluar gedung dan peran pemangku kepentingan terkait dalam pelaksanaan program
KesehatanIbudanAnak di PuskesmasPucangsawit.
E. BATASAN OPERASIONAL
1. Akses pelayanan antenatal (cakupan K1)
Adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali yang mendapat pelayanan
antenatal oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
2. Cakupan pelayanan ibu hamil (cakupan K4)
Adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai
dengan standar paling sedikit 4x dengan distribusi waktu 1x pada trimester
ke-1, 1x pada trimester ke-2 dan 2x pada trimester ke-3 di suatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.
3. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (PN)
Adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat yang pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di suatu wilayah kerja
dalam kurun waktu tertentu.
4. Cakupan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan (KF3)
Adalah cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam sampai denga 42
hari paska bersalin sesuai standar paling sedikit 3x dengan distribusi waktu
6jam s/d hari ke-3 (KF1), hari ke-4 s/d hari ke-28 (KF2) dan hari ke-29 s/d
hari ke-42 (KF3) setelah bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
5. Cakupan pelayanan neonatus pertama( KN1)
Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada
6-48 jam setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
6. Cakupan pelayanan kesehatan neonatus 0-28 (KN lengkap)
Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar paling
sedikit 3x dengan distribusi waktu 1x pada 6-48jam, 1x pada hari ke-3 s/d
hari ke-7, dan 1x pada hari ke-8 s/d hari ke-28 setelah lahir di suatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.
7. Deteksi faktor resiko dan komplikasi oleh masyarakat
Adalah cakupan ibu hamil dengan faktor resiko atau komplikasi yang
ditemukan oleh kader atau dukun bayi atau masyarakat serta dirujuk ke
tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Masyarakat disini bisa keluarga ataupun ibu hamil,bersalin, nifas itu sendiri.
8. Cakupan penanganan komplikasi obstetri (PK)
Adalah cakupan ibu dengan komplikasi kebidanan di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu nyang ditangani secara definitif sesuai dengan standar
oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan.
Penanganan definitif adalah penanganan atau pemberian tindakan terakhir
untuk menyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi kebidanan.
9. Cakupan penanganan neonatus
Adalah cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani secara definitif
oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan
di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pelayanan definitif adalah
pemberian tindakan akhir pada setiap kasus komplikasi neonatus yang
pelaporannya dihitung satu kali pada masa neonatus. Kasus komplikasi yang
ditangani adalah seluruh kasus yang ditangani tanpa melihat hasilnya hidup
atau mati.
10.Cakupan pelayanan bayi 29 hari sampai 12 bulan (kunjungan bayi)
Adalah cakupan bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna minimal 4x
yaitu 1x pada umur 29 hari s/d 2 bulan, 1x pada umur 3 sampai 5 bulan dan
1x pada umur 6-8 bulan serta 1x pada umur 9-11 bulan sesuai standar di
suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
11.Cakupan pelayanan anak balita (12-25 bulan)
Adalah cakupan anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan sesuai
standar meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8x setahun, pemantauan
perkembangan minimal 2x setahun, pemberian vitamin A 2x setahun.
12.Cakupan pelayanan kesehatan anak balita sakit yang dilayani dengan MTBS
Adalah cakupan anak balita (umur 12-59 bulan) yang berobat ke Puskesmas
dan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar (MTBS) di suatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
13.Cakupan peserta KB aktif (contraseptive prevalence rate)
Adalah cakupan dari peserta KB yang baru dan lama yang masih aktif
menggunakan alat dan obat kontrasepsi (Alkon) dibandingkan dengan jumlah
pasangan usia subur di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Indikator ini menunjukkan jumlah peserta KB baru dan lama yang masih aktif
memakai Alkon terus menerus hingga saat ini untuk menunda, menjarangkan
kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan.
14.Kelas hamil
Kelas Ibu Hamil adalah sarana untuk belajar kelompok tentang kesehatan
bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap mukadalamkelompok yang bertujuan
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan,
persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, mitos,
penyakitmenulardanaktekelahiran yang
dilakukansecaramenyeluruhdansistematissertadapatdilaksanakansecaraterjad
waldanberkesinambunagan
15. Kelas Balita
Kelasibubalitaadalahkelasdimanaparaibumempunyaianakberusiaantara 0
sampai 5 tahunsecarabersama – samaberdiskusi , tukarpendapat,
tukarpengalamana k a n p e m e n u h a n p e l a y a n a n k e s e h a t a n ,
g i z i d a n s t i m u l a s i p e r t u m b u h a n d a n perkembangannyadibimbingoleh
fasilitatordenganmenggunakanbuku KIA .
Kelas ibu balita merupakan satu program untukmemanfaatkanbuku KIA
dalammeningkatkan kesehatanibudananak.
C. JADUAL KEGIATAN
Jadual pelaksanaan program kesehatan ibu dan anak disepakati dan disusun
bersama dengan sektor terkait dalam pertemuan lokakarya minibulanan
No Kegiatan Waktu Petugas
1. Pemeliharaan keshatan ibu hamil,
nifas, menyusui, serta bayi, balita
dan anak pra sekolah
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
Koordinator pelaksanaan kegiatan KIA KB dilakukan oleh Penanggung
jawab UKM. Kegiatan KIA KB yang menempati ruang KIA KB.Pelaksanaan rapat
koordinasi dilakukan di Aula Puskesmas Pucangsawit.
R R
KB KIA
Aula R.
Pusk
Loket
LT II
B. STANDART FASILITAS
1. Alat Pemeriksaan kehamilan
a. Tensi meter dan stetoskop
b. Dopler
c. Pita lila dan metlin
d. Hammer reflek
e. Buku KIA
f. Kohort
g. Buku register kehamilan
h. Tempat tidur periksa
i. Timbangan dewasa
j. Microthoa ( alat ukur tinggi badan )
k. Meja instrumen
l. Meja kerja
m.Kursi
n. Lemari alat
2. Alat Pelayanan KB
a. Baki logam tempat alat steril tertutup
b. IUD kit
c. Inplan kit
d. Alat kontrasepsi : pil KB, kondom, IUD, implan, depo progestin
e. Informed consent
f. Lemari alat
g. Bed gyn
h. Meja kerja
i. Kursi
3. Alat kit pemeriksaan anak
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
3. Pengolahan data
Langkah pengolahan data :
a. Pembersihan data
Melihat kelengkapan dan kebenaran pengisian formulir yang
tersedia.
b. Validasi
Melihat kebenaran dan ketepatan data
c. Pengelompokan
Sesuai dengan kebutuhan data yang harus dilaporkan.
4. Analisis data
Data yang dianalisis adalah data register kohort ibu, bayi, dan anak
balita serta cakupan
a. Analisis sederhana
Membandingkan cakupan hasil kegiatan antar wilayah terhadap
target dan kecenderungan dari waktu ke waktu.
b. Analisis lanjutan
Membandingkan variabel tertentu dengan variabel terkait lainnya
untuk mengetahui hubungan sebab akibat antar variabel yang
dimaksud.
D. Sasaran
Ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, bayi, balita, PUS dan WUS.
III. Pelaksanaan Kelas Hamil
Kegiatan diskusi, sharing, curah pendapat bertukar pikiran pengalaman
semacam ini bermanfaat untuk menangani kasus per kasus namun memiliki
beberapa kelemahan diantaranya :
1.Pengetahuan yang diperoleh hanya
A. Tujuan umum dab tujuan khusus
1. Tujuan umum
Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu
agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan
selama kehamilan, perawatan, kehamilan, persalinan, perawatan nifas,
KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos / kepercayaan /
adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.
2. Tujuan khusus
a. Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antar pesrta sesama
ibu hamil dan antar ibu hamil dengan fasilitator tentang kehamilan,
perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan,
kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan,
perawatan bayi baru lahir, mitos / kepercayaan / adat istiadat
setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.
b. Meningkatkan pemahaman sikap dan perilaku ibu hamil tentang :
1). Kehamilan perubahan tubuh dan keluhan (apakah kehamilan
itu?) perubahan tubuh selama kehamilan, keluhan umum saat hamil
dan cara mengatasinya, apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil dan
pengetahuan gizi dan termasuk pemberian tablet tambah darah
untuk penanggulangan anemia.
2). Perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi
kehamilan, hubungan suami istri selama kehamilan, obat yang boleh
dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil, tanda bahaya kehamilan,
P4K ( perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi ))
3). Persalinan ( tanda – tanda persalinan, tanda bahaya persalinan
dan proses persalinan )
4). Perawatan nifas ( apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat
menyusui eksklusif, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda
– tanda bahaya dan penyakit ibu nifas )
5). KB pasca persalinan
6). Perawatan bayi baru lahir ( perawatan bayi baru lahir, pemberian
vit K 1 injeksi, tanda bahaya bayi baru lahir, pengamatan
perkembangan bayi atau anak dan pemberian imunisasi pada bayi
baru lahir )
7). Mitos / kepercayaan / adat istiadat setempat yang berkaitan
dengan kesehatan ibu dan anak.
8). Penyakit menular ( IMS, informasi dasar HIV/AIDS dan
pencegahan serta penangan malaria pada ibu hamil)
9). Akte kelahiran.
B. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Penyelenggaraan kelas hamil ditingkat Puskesmas
1. Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab dan mengkoordinir
pelaksanaan kelas hamil di wilayah binaan.
2. Bidan / tenaga kesehatan bertanggung jawab dalam pelaksanaan kelas
ibu hamil ( identifikasi calon peserta, koordinasi dengan stake holder,
fasilitasi pertemuan, monitoring, evaluasi dan pelaporan )
C. Cara melaksanakan kegiatan
1. Persiapan kelas ibu hamil
Hal – hal yang perlu dipersiapkan :
a. Melakukan identifikasi / mendaftar semua ibu hamil yang ada
diwilayah binaan.
b. Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan kelas hamil.
c. Mempersiapkan materi, alat bantu, dan jadwal pelaksanaan jadwal
pelaksanaan kelas ibu hamil serta mempelajari materi yang akan
disampaikan.
d. Mempersiapkan peserta kelas ibu hamil, mengundang ibu hamil
dengan umur kehamilan 4-36 minggu.
e. Mempersiapkan tim pelaksanaan ibu hamil yaitu siapa saja fasilitator
dan narasumber jika diperllukan.
2. Pelaksanaan pertemuan kelas ibu hamil dilakukan sesuai dengan
kesepoakatan antara petugas kesehatan dengan ibu hamil, dengan
tahapan pelaksanaan kegiatan ( terlampir jadwal pelaksanaan kelas ibu
hamil)
D. Sasaran
Peserta kelas ibu hamil sebaiknya pada umur kehamilan 4 – 36 mgg
berjumlah 10 orang setiap kelas. Suami / keluarga ikutserta minimal 1 kali
pertemuan dapat mengikuti berbagai materi yang penting.
IV. SDIDTK ( Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang )
SDIDTK adalah pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan
berkualitas melalui kegiatan stimulasi dini intervensi dini penyimpangan
tumbuh kembang pada masa 5 tahun pertama kehidupan. Diselenggarakan
dalam bentuk kemitraan antar keluarga, masyarakat dan tenaga profesional
( kesehatan, pendidikan dan sosial ). Indikator keberhasilan program SDIDTK
adalah 90 % balita dan anak pra sekolah terjangkau oleh kegiatan SDIDTK
pada tahun 2010
A. Tujuan umum dan tujuan khusus
1. Tujuan umum
Agar semua anak balita dan pra sekolah tumbuh dan berkembang
secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya.
2. Tujuan khusus
a. Terselenggaranya kegiatan stimulasi tumbuh kembang pada semua
anak balita dan anak pra sekolah di wilayah kerja Puskesmas.
b. Terselenggaranya kegiatan deteksi dini penyimpangan tumbuh
kembang pada semua bailta dan anak pra sekolah di wilayah kerja
Puskesmas.
c. Terselenggaranya kegiatan intervensi dini pada semua balita dan
anak pra sekolah dengan penyimpangan tumbuh kembang.
d. Terselenggaranya rujukan kasus – kasus yang tidak dapat ditangani
di Puskesmas.
B. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
1. SDIDTK pada bayi dan balita di Posyandu
2. SDIDTK pada anak didik PAUD dan TK
C. Cara melaksanakan kegiatan
1. SDIDTK pada bayi dan balita di Posyandu
2. SDIDTK pada anak didik PAUD dan TK
D. Sasaran
1. Bayi dan balita sasaran Posyandu
2. Anak PAUD dan TK
E. ...................
BAB V
LOGISTIK
BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas Pucangsawit dan lintas
sektor terkait dalam pelaksanaan danpembinaankegiatan KIA KBdengan tetap
memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan manfaat.
Keberhasilan kegiatan KIA KB tergantung pada komitmen yang kuat dari semua pihak
terkait dalam upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dan peran serta aktif
masyarakat dalam bidang kesehatan.