PENDAHULUAN
Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan advokasi dan mendidik WUS dan
melakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah kehamilanpersalinan dan
nifas, membantu dan mendeteksi penyimpangan-penyimpangan secara dini dari keadaan
normal selama kehamilan sampai persalinan dan masa diantara dua kehamilan,
memberikan konsultasi tentang perawatan kehamilan, pengaturan kehamilan, membantu
dalam proses persalinan dan menolong persalinan normal, merawat wanita masa nifas dan
bayi baru lahir sampai umur 40 hari menuju kemandirian, merujuk kepada tim kesehatan
lain untuk kondisi-kondisi yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.
PEMBAHASAN
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita
serta anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA merupakan upaya
memfasilitasi masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya
mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan
Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan
untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat transportasi/ komunikasi (telepon genggam,
telpon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencatatan-pemantaun dan informasi KB.
Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka
masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di
taman kanak-kanak.
2.2.1 Kegiatan Pemeliharaan Kesehatan Ibu
1 Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita dan anak
prasekolah.
2 Deteksi dini faktor resiko ibu hamil.
3 Pemantauan tumbuh kembang balita.
4 Tetanus Toxoid 2 kali pada ibu hamil serta BCG, DPT 3 kali, Polio 3 kalidan
campak 1 kali pada bayi.
5 Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program
KIA.
6 Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan anak pra sekolah untuk macam-macam
penyakit ringan.
7 Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan
serta bayi-bayi yang lahir ditolong oleh dukun selama periode neonatal (0-30 hari)
8 Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi
sertakader-kader kesehatan.
9 Sistem kesiagaan di bidang KIA di tingkat masyarakat terdiri atas:
a) Sistem pencatatan-pemantauan
b) Sistem transportasi-komunikasi
c) Sistem pendanaan
d) Sistem pendonor darah
e) Sistem Informasi KB.
2.3 Proses Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA
Proses Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini tidak hanya proses memfasilitasi
masyarakat dalam pembentukan sistem kesiagaan itu saja, tetapi juga merupakan proses
fasilitasi yang terkait dengan upaya perubahan perilaku, yaitu:
2.4 Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini berpijak pada konsep-konsep berikut ini.( (Depkes RI,
Dirjen Yanmedik, 2005)
Siklus proses yang memberikan masyarakat kesempatan untuk memahami kondisi mereka
dan melakukan aksi dalam mengatasi masalah mereka ini disebut dengan pendekatan belajar
dan melakukan aksi bersama secara partisipatif (Participatory Learning and Action -PLA).
Pendekatan ini tidak hanya memfasilitasi masyarakat untuk menggali dan mengelola berbagai
komponen, kekuatan-kekuatan dan perbedaan-perbedaan, sehingga setiap orang memiliki
pandangan yang sama tentang penyelesaian masalah mereka.
Tetapi pendekatan ini juga merupakan proses mengorganisir masyarakat sehingga mereka
mampu untuk berpikir dan menganalisa dan melakukan aksi untuk menyelesaikan masalah
mereka. Ini adalah proses pemberdayaan masyarakat sehingga mereka mampu melakukan aksi
untuk meningkatkan kondisi mereka. Jadi, ini merupakan proses dimana masyarakat merubah
diri mereka secara individual dan secara kolektif dan mereka menggunakan kekuatan yang
mereka miliki dari energi dan kekuatan mereka. Didalam konteks pembentukan sistem
kesiagaan, pertama-tama masyarakat perlu untuk memahami dan menganalisa kondisi
kesehatan mereka saat ini, seperti kondisi kesehatan ibu; kesehatan bayi baru lahir, kesehatan
bayi, pelayanan kesehatan, dan berbagai hubungan dan kekuasaan yang memperngaruhi kondisi
tersebut agar mereka mampu untuk melakukan aksi guna memperbaiki kondisi tersebut
berdasarkan analisa mereka tentang potensi yang mereka miliki.
Untuk memfasilitasi mereka agar berpikir, menganalisa dan melakukan aksi, proses fasilitasi
dan warga yang berperan melakukan fasilitasi sangat diperlukan. Selain itu, warga yang berperan
memfasilitasi masyarakatnya membutuhkan pemahaman tidak hanya tentang konsep
Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA tetapi juga membutuhkan pengetahuan dan
keterampilan penggunaan metode dan alat-alat partisipatif. Jadi, pendekatan yang diaplikasikan
dalam Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini akan menentukan proses dan kegiatan
berikutnya dalam keseluruhan proses Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini.
Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk mencegah
dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat seperti kurang gizi, penyakit
menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa, kejadian bencana,
kecelakaan dan lain-lain dengan memanfaatkan potensi setempat, secara gotong royong.Selain
sebagai upaya untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat,
pengembangan Desa Siaga juga mencakup upaya peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan
masyarakat menghadapi masalah-masalah kesehatan, memandirikan masyarakat dalam
mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat. Inti dari kegiatan
Desa Siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup
sehat.Memperhatikan tujuan dan ruang lingkup pengembangan Desa Siaga tersebut, maka
Pemberdayaan Masyarakat bidang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu
komponen yang penting dalam pencapaian tujuan Desa Siaga dalam hal penurunan Angka
Kematian Ibu dan Bayi.
Pemantauan Wilayah Setempat KIA adalah alat untuk pengelolaan kegiatan KIA serta alat untuk
motivasi dan komunikasi kepada sektor lain yang terkait dan dipergunakan untuk pemantauan
program KIA secara teknis maupun non teknis.
Indikator ini digunakan oleh para pengelola program dalam lingkungan kesehatan yangterdiri dari :
a) Indikator Akses
b) indikator Cakupan Ibu Hamil
c) Indikator Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
d) Indikator Penjaringan Dini Faktor Resiko oleh Masyarakat
e) Indikator Penjaringan Faktor resiko oleh Tenaga Kesehatan
f) Indikator Neonatal.
A) Indikator Pemantauan Non teknis :
Indikator ini dimaksudkan untuk motivasi dan komunikasi kemajuan maupun masalah
operasional kegiatan KIA kepada para penguasa di wilayah, sehingga dimengerti dan mendapatkan
bantuan sesuai keperluan. Indikator-indikator ini dipergunakan dalam berbagai tingkat administrasi,
yaitu :
Untuk ini dipilih cakupan (coverage) dalam pemantauan secara teknis dengan memodifikasinya
menjadi indikator efektivitas program yang lebih dimengerti oleh para penguasa wilayah.Kedua
indikator tersebut harus secara rutin dijabarkan per bulan, per desa serta dipergunakan dalam
pertemuan-pertemuan lintas sektoral untuk menunjukkan desa-desa mana yang masih
ketinggalan.Pemantauan secara lintas sektoral ini harus diikuti dengan suatu tindak lanjut yang jelas
dari para penguasa wilayah perihal : peningkatan penggerakan masyarakat serta penggalian sumber
daya setempat yang diperlukan.
A) Pengertian (Reede,2002)
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkwalitas yang
difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses konsepsi /
kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir dengan menekankan pada
pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan.(Reede,2002).
Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanan kesehatan dimana perawat
berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu beradaptasi pada masa
prenatal, intranatal, postnatal, dan masa interpartal.
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada wanita usia subur (WUS) yang berkaitan dengan masa diluar kehamilan,
masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam minggu, dan bayi yang
dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta keluarganya. Pelayanan berfokus pada pemenuhan
kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan.
1.2.2.2 Wanita pasca persalinan beserta bayinya. Berhak Mendapatkan Pelayanan Kesehatan.
1.2.4 Yakin bahwa kehamilan dan persalinan adalah peristiwa yang normal , alamiah, partisipasi
aktif keluarga dibutuhkan untuk kepentingan kesehatan ibu dan bayi.
1.2.6 Sikap, nilai, dan perilaku sehat setiap individudipengaruhi latar belakang budaya, agama,
dan kepercayaan.
1.2.7 Keperawatan maternitas berfungsi sebagai advocat/ pembela untuk melindungi hak klien.
1.2.9 Keperawatan maternitas memberi tantangan bagi peran perawat dan merupakan faktor
utama daalam mempromosikan derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
1.2.10 Yakin bahwa penelitian keperawatan dapat menambah pengetahuan dalam meningkatkan
mutu pelayanan maternitas
Yang dikaitkan dengan standar, merefleksikan tujuan dan nilai yang dilaksanakan pada situasi
tertentu.
1.4.1.1 Mencegah penyakit : Sasaran objeknya mengurangi resiko sakit, meningkatkan kebiasaan
gaya hidup sehat mempertahankan keadaan optimal.
1.4.1.2 Memulihkan kesehatan/rehabilitasi : fokusnya pada tingkat kesakitan individu dari deteksi
dini perawat, rehabilitasi dan bimbingan saat pemulihan.
1.4.1.3 Memfasilitasi koping : Perawat lebih aktif dalam mempersiapkan kematian dan kehidupan
yang nyaman sebisa mungkin
Bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu keperawatan dan tenaga kesehatan
lainnya, bagi klien yang dalam keadaan tidak tahu menjadi tahu, tidak mau menjadi mau dan tidak
mampu menjadi mampu.
Suatu proses menjaga, melindungi, hadir di samping klien saat klien membutuhkan bantuan,
bertujuan untuk melindungi hak pasien dalam pelayanan kesehatan melalui kemitraan partnership
dan memperlakukan pasien sama sebagai mana ia ingin diperlakukan.
1.4.5 KONSELOR
Proses interpersonal untuk membantu klien membuat keputusan yang akan meningkatkan
kesehatan secara menyeluruh, yang diberikan secara objektif dan lengkap secara sistematik
1) Short konseling : jangka pendek berfokus pada masalah utama, perlu perhatian segera.
2) Long term : konseling jangka panjang perlu perimbangan dalam jangka waktu lama mungkin
membutuhkan konsultasi dari perawat dalam interval hari, minggu atau bulan.
(5) Mau mendengarkan aktif dan bertanya secara efektif dan sopan
2.3.6.1 Sosial
(1) Sosiodemografi
(3) Behavioural
(4) Ketegangan
Perceraian, penyakit, kematian, kehilangan pekerjaan, kurangnya bantuan social, emosi, sikap.
1) Perkembangan IPTEK
2) Kemudahan berinteraksi
3) Fertility concern
2.4.1Pengertian
Etika Etos ( Yunani ), berhubungan dengan pertimbangan pembuatan keputusan benar tidaknya
suatu perbuatan. Merupakan model perilaku dan standart yang di harapkan. Hal yang berhubungan
dengan pertimbangan perawat yang mengarah kepertanggungjawaban moral yang mendasari
asuhan keperawatan.
2.4.4.6 Abortus :