Anda di halaman 1dari 14

[Type the document title]

KONSEP DASAR KEPERAWATAN MATERNITAS

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PRODI DIII KEPERAWATAN CURUP
T.A 2021

Keperawatan Maternitas Page 1


[Type the document title]

PENDAHULUAN
a. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Mampu memahami konsep dasar keperawatan maternitas

b. BAHAN KAJIAN
1. Pengertian Keperawatan Maternitas
2. Perspektif Keperawatan Maternitas
3. Falsafah Keperawatan Maternitas
4. Tujuan Keperawatan Maternitas
5. Peran Keperawatan Maternitas
6. Tren/kecenderungan dan Issue Keperawatan Maternitas
7. Standar Etik dan Aspek Legal dalam Keperawatan maternitas

c. WAKTU
Teori :2 x 50 menit

d. PETUNJUK BELAJAR
1) Bacalah pendahuluan modul ini sehingga anda benar-benar memahami isi,
capaian pembelajaran dan bahan kajian dari materi ini
2) Apabila anda kesulitan memahami konsep yang harus dipahami dari
modul ini, cobalah diskusi dengan teman kelompok belajar atau kepada
orang yang anda anggap tahu!
3) Perbanyak referensi sebagai bahan bacaan anda agar mudah memahami
konsep keperawatan maternitas

e. TUJUAN AKHIR PEMBELAJARAN


Setelah dilakukan pembelajaran diharapkan mahasiswa mampu memahami
tentang konsep dasar keperawatan maternitas.

Keperawatan Maternitas Page 2


[Type the document title]

PEMBELAJARAN

KEPERAWATAN MATERNITAS
A. PENDAHULUAN
Asuhan maternitas memiliki arti asuhan yang lebih luas pada ibu, bayi baru
lahir dan anggota keluarga yang lain serta menekankan pentingnya hubungan
interpersonal yang bermakna pada keluarga dengan mempertimbangkan faktor
yang kritis dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga besar secara
keseluruhan. Seiring pengetahuan dan teknologi terus berkembang, sebuah upaya
dilakukan untuk membentuk payung konseptual yang menaungi layanan kesehatan
ibu dan janin sebagai satu unit. Pada Rumah Sakit yang hanya menangani klien
maternal dan neonatus tidak dengan penyulit, harus memberikan layanan preventif
yang maksimal dan upaya deteksi dini, sehingga bila ada penyulit dapat segera
dirujuk. Ibu dan bayi baru lahir beresiko tinggi akan ditangani di Rumah Sakit
yang memiliki sumber daya manusia dan tenaga ahli untuk menangani berbagai
komplikasi kehamilan atau komplikasi yang mungkin dialami oleh bayi baru lahir.
Dalam kurun waktu 100 tahun, perawatan maternitas sudah mengalami
banyak perubahan sebagai respon dari kemajuan teknologi, obat, perawatan dan
keinginan individu dari pasangan yang memiliki anak. Perubahan signifikan yang
menjadi tren saat ini adalah meningkatnya kelahiran secara Caesar dan induksi
persalinan. Manajemen persalinan dan kelahiran telah beralih dari intervensi
obstetri sederhana dan kelahiran secara natural menjadi intervensi obstetri yang
lebih canggih dan kelahiran yang dapat dikontrol, pada generasi saat ini terdapat
dorongan untuk memanfaatkan teknologi tersebut.

B. Pengertian Keperawatan Maternitas :


Keperawatan maternitas adalah pemberian layanan kesehatan yang
berkualitas dan profesional yang mengidentifikasi, berfokus dan beradaptasi
dengan kebutuhan fisik dan psikososial ibu bersalin, keluarga dan bayi baru lahir
yang menjadikan keluarga sebagai unit dasar dalam masyarakat yang memiliki

Keperawatan Maternitas Page 3


[Type the document title]

fungsi penting dalam melahirkan, mengasuh anak dan saling mendukung anggota
keluarganya.
Keperawatan maternitas dipusatkan pada keluarga dan masyarakat dengan
memberikan asuhan keperawatan secara holistik. Semua individu mempunyai hak
untuk lahir sehat dengan potensi optimal mempunyai hak mendapatkan pelayanan
kesehatan yang berkualitas/optimal. Pengalaman kehamilan, melahirkan anak dan
gangguan kesehatan anak merupakan tugas perkembangan keluarga untuk cegah
krisis situasi. Meyakini peristiwa kehamilan adalah suatu peristiwa yang normal
dan sehat pelayanan keperawatan lebih bersifat preventif dan suportif
Keperawatan maternitas memberi tantangan pada peran perawat dan merupakan
factor utama dalam mempromosikan derajat kesehatan keluarga setinggi mungkin
(Pillitteri, 1992 ).
Keperawatan maternitas perinatal mencakup perawatan langsung pada ibu
bersalin dan bayi baru lahir, meliputi: promosi kesehatan, konseling dan
pemantauan selama kehamilan dan persalinan. Promosi kesehatan yang diberikan
kepada klien berupa pentingnya menjaga kesehatan terutama pada bagian
reproduksi, dalam hal ini perawat diharapkan dapat merawat,mendidik dan
memberikan konseling kepada semua kelompok umur. Perawat akan memberikan
tindakan yang dapat mengurangi masalah yang berkaitan dengan stres fisiologis,
psikologis/soasial dan merubah perilaku sehingga klien dapat mencegahnya.
Asuhan keperawatan maternitas yang profesional diawali dengan
pengkajian, menentukan diagnosa keperawatan, membuat perencanaan sesuai
kebutuhan ibu dengan melibatkan keluarga, memberikan tindakan keperawatan
maupun kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, selanjutnya mengevaluasi
keberhasilan dari tindakan. Keberhasilan tindakan akan memberikan pengetahuan
dan pengalaman ke pada ibu dan keluarga dalam mencegah komplikasi yang tidak
diharapkan, agar dapat berjalan dengan lancar penanganan, walaupun dokter yang
bertanggungjawab dalam memberikan pengarahan kepada penatalaksana
medis,anggota tim kesehatan yang lain harus bekerja sama dalam mengelola
pelayanan kesehatan keluarga dan masing–masing anggota harus memahami
tugasnya dengan baik. Konsep kerja tim meliputi : Rumah Sakit, penyedia layanan

Keperawatan Maternitas Page 4


[Type the document title]

dan masyarakat dalam sistem perawatan terpadu untuk asuhan maternitas ibu dan
bayi baru lahir

C. Perspektif Keperawatan Maternitas


Menurut data tahun 2008 di Indonesia, setiap ibu meninggal setiap jamnya
akibat komplikasi kehamilan. Dengan kata lain, lebih dari 9.500 ibu di Indonesia
meninggal setiap tahun. Sebagai perbandingan, kematian ibu di Filipina adalah
sekitar 1.900, di Thailand sekitar 420, dan di Malaysia hanya sekitar 240 setiap
tahunnya.(Bopak,2004). Sebagian besar dari kematian ibu ini sebenarnya dapat
dicegah. Kematian ibu lebih tinggi pada populasi dengan karakteristik yaitu
tinggal di daerah pedesaan atau terpencil, tingat pendidikan ibu yang rendah,
tingkat pendapatan yang rendah.
Terdapat kesenjangan yang nyata antar propinsi, di mana hampir seluruh
(97%) persalinan di Propinsi DKI Jakarta ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
sementara hanya 33% persalinan di propinsi Maluku yang ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih . Keadaan Saat Ini dan Posisi Indonesia dalam Mencapai
Millennium Development Goal 5 Angka Kematian Ibu adalah salah satu indikator
keberhasilan MDG 5. Di Indonesia, kecendrungan penurunan AKI dapat dilihat
dari periode 1990-1994 dengan AKI 390/100.000 kelahiran hidup, yang
kemudian turun menjadi 334/100.000 kelahiran hidup pada survei periode 1990-
2000 dan menjadi 307 pada tahun 2003. Survei terakhir menunjukkan AKI di
Indonesia adalah 228 kematian per 100.000 kelahiran hidup, namun angka ini
masih jauh dari target MDG 5 untuk Indonesia yakni 102/100.000 kelahiran
hidup. Sehingga, walaupun Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia terus
menurun, Indonesia diperkirakan tidak akan mencapai target MDG 5 pada tahun
2015 1.
Lima puluh persen (50%) dari jumlah total kematian ibu terjadi di lima
propinsi Indonesia, yaitu di Jawa Barat , Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur,
Banten, dan Jawa Timur. Terdapat juga disparitas antar status sosial dan ekonomi
yang berbeda, di mana wanita yang tinggal di pedesaan atau memiliki pendidikan
yang rendah cenderung lebih rentan untuk memiliki risiko meninggal saat hamil.

Keperawatan Maternitas Page 5


[Type the document title]

Penyebab kematian ibu hamil adalah komplikasi kehamilan itu sendiri.


Komplikasi utama yang menyebabkan sekitar 80% kematian ibu hamil yaitu
perdarahan saat persalinan, infeksi (biasanya setelah persalinan), tekanan darah
tinggi pada kehamilan (pre-eklampsia dan eklampsia). Sebagian besar penyebab
kematian ibu dapat diatasi, karena penanganan medis untuk komplikasi-
komplikasi utama telah diketahui. Namun, permasalah terletak pada 3, antara lain:
Akses masyarakat ke fasilitas kesehatan yang berkualitas, Keterbatasan tenaga
kesehatan, terutama di daerah terpencil dan sulit dicapai, Rendahnya pengetahuan
sebagian masyarakat mengenai pentingnya kesehatan ibu.
Ibu hamil di daerah terpencil tidak memiliki akses yang baik ke fasilitas
kesehatan. Perbandingan jumlah penduduk dan tenaga kesehatan pun masih jauh
di bawah standar. Yang lebih penting adalah kualitas pelayanan yang diberikan,
di mana sebagian besar kematian ibu di propinsi-propinsi di pulau Jawa justru
terjadi di rumah sakit rujukan. Jadi, permasalahan kesehatan ibu tidak bisa
dituntaskan dengan hanya memfokuskan usaha kesehatan di satu hal tertentu,
misalnya di pengadaan bidan desa saja, tapi seharusnya ke usaha yang lebih
holistik, termasuk fasilitas bersalin lanjutan (BAPPENAS: 2011).

D. Falsafah Keperawatan Maternitas


a. Keperawatan maternitas dipusatkan pada :
1. Keluarga dan masyarakat askep yang holistic
2. Menghargai klien dan keluarganya
3. Klien, keluarga, masy berhak perawatan yg sesuai
b. Setiap individu berhak lahir sehat – optimal :
1. Wanita hamil dengan bayi yang dikandung.
2. Wanita pasca persalinan beserta bayinya. Berhak Mendapatkan Pelayanan
Kesehatan.
3. Pengalaman : Kehamilan, Persalinan, Gangguan Kesehatan merupakan
tugas perkembangan keluarga dan dapat menjadi krisis situasi.

Keperawatan Maternitas Page 6


[Type the document title]

4. Yakin bahwa kehamilan dan persalinan adalah peristiwa yang normal ,


alamiah, partisipasi aktif keluarga dibutuhkan untuk kepentingan
kesehatan ibu dan bayi.
5. Awal kehamilan awal bentuk interaksi keluarga.
6. Sikap, nilai, dan perilaku sehat setiap individudipengaruhi latar belakang
budaya, agama, dan kepercayaan.
7. Keperawatan maternitas berfungsi sebagai advocat/ pembela untuk
melindungi hak klien.
8. Mempromosikan kesehatan merupakan tugas penting bagi keperawatan
maternitas generasi penerus.
9. Keperawatan maternitas memberi tantangan bagi peran perawat dan
merupakan faktor utama daalam mempromosikan derajat kesehatan
individu, keluarga dan masyarakat
10. Yakin bahwa penelitian keperawatan dapat menambah pengetahuan
dalam meningkatkan mutu pelayanan maternitas

E. Tujuan Keperawatan Maternitas


1. Membantu wanita usia subur dan keluarga dalam masalah produksi dan
menghadapi kehamilan
2. Membantu PUS untuk memahami kehamilan, persalinan dan nifas adalah
normal
3. Memberi dukungan agar ibu memandang kehamilan, persalinan dan nifas
adalah pengalaman positif dan menyenangkan
4. Membantu mendeteksi penyimpangan secara dini
5. Memberi informasi tentang kebutuhan calon orang tua
6. Memahami keadaan social dan ekonomi ibu

Keperawatan Maternitas Page 7


[Type the document title]

F. Peran Keperawatan Maternitas


1. Pelaksana / care giver
a. mencegah penyakit : sasaran objeknya mengurangi resiko sakit,
meningkatkan kebiasaan gaya hidup sehat mempertahankan keadaan
optimal.
b. kesehatan/rehabilitasi : fokusnya pada tingkat kesakitan individu dari
deteksi dini perawat, rehabilitasi dan bimbingan saat pemulihan.
c. memfasilitasi koping : perawat lebih aktif dalam mempersiapkan kematian
dan kehidupan yang nyaman sebisa mu
2. Pendidik / edocator
Bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu
keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya, bagi klien yang dalam keadaan
tidak tahu menjadi tahu, tidak mau menjadi mau dan tidak mampu menjadi
mampu.
3. Peneliti / researcher
a. Melakukan penelitian dalam keperawatan maternitas
b. Mengembangkan kebiasaan melakukan observasi dan
c. Mencatat secara sistematis dan akurat sehingga dapat menentukan hasilnya
d. Memfokuskan observasi pada penemuan peanggulangan masalah
keselamatan, kesembuhan dan mengurangi cacat
e. Menevaluasi penemuan terhadap penelitian supaya relevan pada
perawat pasien.
4. Pembela / advocator
Suatu proses menjaga, melindungi, hadir di samping klien saat klien
membutuhkan bantuan, bertujuan untuk melindungi hak pasien dalam
pelayanan kesehatan melalui kemitraan partnership dan memperlakukan
pasien sama sebagai mana ia ingin diperlakukan.
5. Konselor
Proses interpersonal untuk membantu klien membuat keputusan yang
akan meningkatkan kesehatan secara menyeluruh, yang diberikan secara
objektif dan lengkap secara sistematik

Keperawatan Maternitas Page 8


[Type the document title]

Tipe konseling :
a. short konseling : jangka pendek berfokus pada masalah utama, perlu
perhatian segera.
b. long term : konseling jangka panjang perlu perimbangan dalam jangka
waktu lama mungkin membutuhkan konsultasi dari perawat dalam
interval hari, minggu atau bulan.
c. motivasional proses diskusi yang melibatkan perasaan klien dan
perawat

G. Tren/kecenderungan Keperawatan Maternitas


1. Sosial
a. Perubahan struktur keluarga
b. Bertambahnya wanita pekerja
c. Peran wanita dalam pelayanan dalam kesehatan masyarakat
d. Pola hidup dan peningkatan kesehatan
2. Faktor resiko social
a. Sosio demografi
Usia Ibu : usia lanjut, remaja/dini.
b. Sosio ekonomi
Pendapatan dan pendidikan, etnis.
c. Behavioural
Perokok, drug, abuse, alcohol.
d. Ketegangan
Perceraian, penyakit, kematian, kehilangan pekerjaan, kurangnya bantuan
social, emosi, sikap.
3. Teknologi, Perkembangan sederhana atau modern serta alamiah
a. Perkembangan IPTEK
b. Kemudahan berinteraksi
c. Fertility concern
d. Invetro fertilition
e. Pencegahan kehamilan

Keperawatan Maternitas Page 9


[Type the document title]

H. Standar Etik dan Aspek Legal Keperawatan Maternitas


Prinsip Etik dalam keperawatan maternitas adalah Etik dan masalah sosial
yang mempengaruhi kesehatan wanita hamil dan fetus menjadi lebih kompleks
karena kemajuan teknologi dalam reproduksi, perawatan maternitas dan perawatan
neonatal. Perawat merupakan seorang profesional yang dibutuhkan untuk
memberikan perawatan yang kompeten dan beretika. Beberapa etika terkair
perawatan pasien diantaranya adalah : 1) Hak untuk menentukan pilihan sendiri. 2)
Menghormati orang lain : prinsip bahwa semua orang sama pentingnya. 3)
Kewajiban untuk mengerjakan dengan baik. 4) Kewajiban untuk tidak melakukan
kesalahan. 5) Keadilan dalam memperlakukan semua orang. 6) Kewajiban untuk
menepati janji. 7) Kewajiban untuk mengatakan yang sejujurnya. 8) Melakukan
tindakan terbaik untuk setiap individu.
The Association of Women’s Health, Obstetric and Neonatal Nurses
(AWHONN), organisasi profesional bagi perawat maternitas, telah
mengembangkan beberapa standar praktek. Standar–standar tersebut mencakup
praktek optimal yang didasarkan pada hasil penelitian terbaru dan praktek klinik.
Standar untuk Praktek Perawat Profesional dalam Perawatan Ibu dan
Neonatus
Standar I : Asesment Perawat mengumpulkan data kesehatan ibu dan neonatus.
Standar II : Diagnosa Perawat menganalisa data asesmen dalam penentuan
diagnosa dan identifikasi masalah ibu dan neonatus.
Standar III : Identifikasi Outcome Perawat mengidentifikasi outcome yang
diharapkan pada ibu dan neonatus.
Standar IV : Perencanaan Perawat mengembangkan rencana perawatan
intervensi untuk memberikan hasil yang diharapkan pada ibu dan
neonatus.
Standar V : Implementasi Perawat mengimplementasikan intervensi yang
teridentifikasi pada rencana perawatan ibu dan neonatus.
Standar VI : Evaluasi Perawat mengevaluasi kemajuan ibu dan neonatus apakah
mengarah pada hasil yang diinginkan.

Keperawatan Maternitas Page 10


[Type the document title]

LATIHAN

1. Pengertian Keperawatan Maternitas?


2. Perspektif Keperawatan Maternitas?
3. Falsafah Keperawatan Maternitas?
4. Tujuan Keperawatan Maternitas?
5. Peran Keperawatan Maternitas?
6. Tren/kecenderungan dan Issue Keperawatan Maternitas?
7. Standar Etik dan Aspek Legal dalam Keperawatan maternita?

RANGKUMAN

Perawatan maternitas yang merupakan area yang menarik dan dinamik dalam
praktek keperawatan. Hal yang menarik terkait tantangan etik, banyaknya masalah
terkait obstetri dan tantangan dalam praktek yang aman serta perawatan berbasis
bukti yang dibutuhkan para wanita dan keluarga. Dalam kurun waktu 100 tahun,
perawatan maternitas sudah mengalami banyak perubahan sebagai respon dari
kemajuan teknologi, obat, perawatan dan keinginan individu dari pasangan yang
memiliki anak. Perubahan signifikan yang menjadi tren saat ini adalah meningkatnya
kelahiran secara Caesar dan induksi persalinan. Manajemen persalinan dan kelahiran
telah beralih dari intervensi obstetri sederhana dan kelahiran secara natural menjadi
intervensi obstetri yang lebih canggih dan kelahiran yang dapat dikontrol, pada
generasi saat ini terdapat dorongan untuk memanfaatkan teknologi tersebut.
Etik dan masalah sosial yang mempengaruhi kesehatan wanita hamil dan fetus
menjadi lebih kompleks karena kemajuan teknologi dalam reproduksi, perawatan
maternitas dan perawatan neonatal.Perawat merupakan seorang profesional yang
dibutuhkan untuk memberikan perawatan yang kompeten dan beretika. Asuhan
keperawatan maternitas yang profesional diawali dengan pengkajian, menetukan
diagnosa keperawatan, membuat perencanaan sesuai kebutuhan klien dengan
melibatkan keluarga,memberikan tindakan keperawatan maupun kolaborasi dengan
tim kesehatan lainnya, selanjutnya mengevaluasi keberhasilan dari tindakan.

Keperawatan Maternitas Page 11


[Type the document title]

SOAL FORMATIF

1. Perawatan maternitas merupakan area yang menarik dan dinamis dalam praktek
keperawatan, dalam hal ini perlu memperhatikan kode etik menurut ANA,
tentang ….
A. kewajiban setiap perawat
B. standar etika profesi
C. pemahaman keperawatan
D. komitmen terhadap masyarakat
2. Perawat maternitas merupakan seorang profesional yang dibutuhkan untuk
memberikan perawatan yang kompeten dan beretika, yaitu ….
A. kewajiban untuk mengerjakan dengan baik
B. keadilan dalam memperlakukan semua orang
C. kewajiban untuk menepati janji
D. kewajiban untuk mengatakan yang sejujurnya
3. Peran dan ruang lingkup keperawatan maternitas sebagai pelaksana adalah
dalam ….
A. mendeteksi secara dini penyimpangan dari keadaan normal
B. mengorganisir perawatan pasien
C. melakukan rujukan bila ditemukan penyimpangan
D. menyediakan sarana kebutuhan pasien
4. Seorang ibu hamil dengan indikasi panggul sempit, tempat yang dianjurkan
untuk melahirkan bagi ibu tersebut adalah di ….
A. Praktek Bidan swasta
B. Praktek Perawat
C. PONED
D. PONEK
5. Meningkatkan pengetahuan ibu nifas tentang teknik menyusui yang benar,
merupakan peran perawat maternitas sebagai ….
A. pelaksana
B. pengelola

Keperawatan Maternitas Page 12


[Type the document title]

C. peneliti
D. pendidik

DAFTAR PUSTAKA

Bobak & Lowdermilk, J. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4.


Jakarta: EGC
Bunga, Rampai. (2011). Obstetri dan Ginekologi Sosial. Jakarta: PT BIna Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Chapman, L., & Durham, R. (2010). Maternal-Newborn Nursing: The Component of
Nursing Care. Phialadelpia: FA Davis Company.
Departemen Kesehatan RI. (2010). Pedoman penyusunan Kurikulum Pendidikan
Tenaga Kesehatan. Badan PPSDM Kesehatan, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan.
Fakultas Kedokteran Unpad. (2014). Obsetri Fisiologi Ilmu Kesehatan Reproduksi.
Edisi 2. Jakarta:EGC
Karjatin, Atin. (2016). Modul Bahan Ajar Keperawatan Maternitas. Cetakan
Pertama. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Kesehatan
Manuaba, I. B. (2001). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekelogi
dan KB. Jakarta: EGC.
Reeder, S., Martin, L., & Griffin, D. (2011). Keperawatan Maternitas Kesehatan
Wanita, Bayi, dan Keluarga. Vol 1. Alih Bahasa Afiyanti, dkk. Jakarta: EGC.
Smith, S., Emily M., & McKinney S., (2006). Foundations of Material- Newborn
Nursing. 4th ed.

Keperawatan Maternitas Page 13


[Type the document title]

Keperawatan Maternitas Page 14

Anda mungkin juga menyukai