Yoani Aty
September 2015
Pengkajian adalah proses pengumpulan data
secara sistematis yang bertujuan untuk
menentukan status kesehatan dan fungsional
klien pada saat ini dan wktu sebelumnya, serta
untuk menentukan pola respon klien saat ini
dan waktu sebelumnya
( Potter,Perry,2009:838 ).
Pengkajian adalah usaha yang dilakukan oleh
perawat dalam menggali permasalahan dari
klien meliputi usaha pengumpulan data
tentang status kesehatan seorang klien
secara sistematis,mnyeluruh,akurat,singkat
dan berkesinambungan
( Muttagin, Arif : 2010:2).
Anamnesis : kata Yunani artinya mengingat
kembali.
Anamnesa adalah : Cara pemeriksaan yang
dilakukan dengan wawancara baik langsung
pada pasien ( Auto anamnese ) atau pada
orang tua atau sumber lain ( Allo anamnese ).
80% untuk menegakkan diagnosa didapatkan
dari anamnese.
Modalitas Anamnesis
Hal utama dalam proses pengkajian
anamnesis adalah wawancara
80% diagnosis ditegakan berdasarkan hasil
anamnesis
Penting bagi perawat untuk menanyakan hal-
hal yang aktual tentang permasalahan yang
dialami oleh klien : PERTANYAAN FOKUS PADA
MASALAH
Hal-hal yang diperhatikan dalam
wawancara
Ketenangan : Organisasikan pikiran dan
informasi secara lengkap terhadap apa yang
akan ditanyakan kepada pasien
Mendengar dengan aktif : Minat dan
perhatian perawat membantu keakuratan
data
Pertanyaan yang berhubungan
Penyusunan kata
Klarifikasi
Menfokuskan
Memberi umpan balik
Penawaran informasi
Penyimpulan
Tahapan Proses Keperawatan
PENGKAJIAN
Evaluasi Diagnosa
Implementasi Perencanaan
TUJUAN PENGKAJIAN
Pengumpulan data
Analisa Data
Anamnesis
Tujuan anamnesis:
Untuk mendapatkan keterangan sebanyak-
banyaknya mengenai penyakit pasien
Membantu menegakkan diagnosa sementara.
Ada beberapa penyakit yang sudah dapat
ditegaskan dengan anamnese saja
Menetapkan diagnosa banding
Membantu menentukan penatalaksanaan
selanjutnya
Langkah-langkah anamnesis
1) Nadi
2) Tekanan darah
3) Pernapasan
4) Suhu
Nect
C. STATUS GENERALIS
Mukosa kulit / subkutis yang menyeluruh
Warna kulit
Sianosis
Ikterus
Kepucatan
Ekzema
Eritema kulit
Kelembapan kulit
Turgor kulit
Perdarahan kulit : petikei, ekimosis
Nect
Bagian-bagian Yang Diperiksa
Kepala Jantung
Muka Abdomen
Hati
Mata
Limpa
Telinga Ginjal
Mulut Genitalia Externa
Leher Anus
Thorax Ekstremitas
Paru paru
Nect
a. Komposmentis
Pasien sadar sepenuhnya dan memberi respon adekuat
terhadap semua stimulus yang diberikan
b. Apatik
Pasien dalam keadaan sadar, tetapi acuh tak acuh
terhadap keadaan sekitarnya. Ia akan memberikan
respon yang adekuat bila diberikan stimulus
c. Somnolen
Yakni takut kesadaran dimana pasien tampak
mengantuk. Selalu ingin tidur, ia tidak respon terhadap
stimulus ringan, tetapi memberikan respon terhadap
stimulus yang agak keras, kemudian tertidur lagi
Back
d. Sopor
Pasien tidak memberikan respon ringan ataupun
sedang. Tetapi masih memberi sedikit respon
terhadap stimulus yang kuat. Reflek pupil
terhadap cahaya masih (+)
e. Koma
Pasien tidak dapat bereaksi terhadap stimulus
apapun, refleks pupil terhadap cahaya (-). Ini
adalah takut kesadaran yang paling rendah
f. Delirium
Keadaan kesadaran yang menurun serta kacau,
biasanya disertai disorientasi. Iritatif & halusinasi
Back
1) Nadi
Frekuensi nadi
Irama
Kualitas nadi
Ekualitas nadi (pada keadaan normal nadi
keempat extremitas sama, tapi koartasi aorta
atas lebih kuat dari bawah )
Back
2) Tekanan darah
Back
3) Pernapasan
Frekuensi pernapasan
Irama / keteraturan
Kedalaman
Type / Pola pernafasan
4) Suhu tubuh
Back
Kepala
Back
Muka
Simetris
Mongoloid
Paralisis
Back
Mata
Palpebrae ( edema )
Konjunctiva ( anemis )
Sclera ( ikterus )
Pupil : Reflex cahaya ( miosis, midriasis )
Cornea
Back
Telinga
Bentuk
Liang telinga ( Membrane thympani )
Mastoid
Back
Mulut
Back
Leher
Bentuk
Bendungan vena
Trachea ( simetris / tidak )
Tortikolis
Kelenjar gondok
KGB
Kaku kuduk
Back
Thorax
Inspeksi
Back
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Back
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Back
Hati
Digunakan ujung jari
Digunakan patokan 2 garis, yaitu :
1) Garis yang menghubungkan pusar dengan titik
potong garis mid calvicula kanan dengan arcus aorta
2) Garis yang menghubungkan pusar dengan processus
kifoideus
Pembesaran hati diproyeksikan pada kedua garis ini
dinyatakan dengan beberapa bagian dari kedua garis
tersebut. ( 1/3 ). Harus pula dicatat : Konsistensi,
tepi, permukaan dan terdapatnya nyeri tekan
Back
Limpa
Pada neonatus : Normal masih teraba sampai 1 2 cm
Dibedakan dengan hati yaitu dengan :
1)Limpa seperti lidah menggantung ke bawah
2)Ikut bergeerak pada pernapasan
Mempunyai insura lienalis, serta dapat didorong kearah
medial, lateral dan atas. Besarnya limpa diukur menurut
SCHUFFNER, yaitu : untuk Jarak maximal dari pusar ke garis
singgung pada arcus costae kiri dibagi 4 bagian yang sama.
Garis ini diteruskan kebawah sehingga memotong lipat
paha. Garis dari pusat kelipat paha pun dibagi 4 bagian yang
sama
Limpa yang membesar sampai pusar dinyatakan sebagai S.IV
sampai lipat paha S.VIII Back
Ginjal
Dalam keadaan normal ginjal tidak teraba,
kecuali pasien neonatus. Dapat diraba dengan
cara Ballotement. Yaitu dengan cara meletakkan
tangan kiri pemeriksa dibagian posterior tubuh
pasien sedemikian rupa, sehingga jari telunjuk
berada di angulus costovertebralis. Kemudian
jari telunjuk ini menekanorgan keatas.
Sementara itu tangan kanan melakukan
palpasi secara dalam dari anterior dan akan
merasakan organ tersebut menyentuh
Nect
Genitalia Externa
Pada Pria
-Ukuran, bentuk penis dan testis
Apakah ada : Hipospadia, epispodia,
pseudohermaphrodit
Pada Wanita :
Bayi kurang bulan labium minora & klitoris
lebih menonjol
Back
Anus
Pemeriksan Colok dubur terutama pada bayi
baru lahir
Back
Ekstremitas
Simetris
Kelainan kongenital
Edema
Back
Dalam keadaan diam
Bentuk : Normal, simetris, barrel chest (
cembung ), pigeon chest / dada burung )
Retraksi : Suprasternal, intercostales,
substernal
Kulit : Emfisema subcutis
Sela iga melebar / tidak
Back
Dalam keadaan bergerak
Normal
Cheyne Stokes
Cepat dan dalam, diikuti oleh periode pernafasan
yang lambat dan dangkal. Diakhiri apnoe beberapa
saat. Normal terdapat bayi premature.
1) Kussmaul : Cepat & dalam Pada asidosis
metabolic
2) Biot : Sama sekali tidak teratur ( kadang lambat,
kadang cepat, dalam, dangkal, kadang apnoe ).
Pada penyakit SSP ( encephalitis ) Back
Tonsil
Back
Pharynx
Periksa warna, kelainan peradangan, merah
dengan bercak-bercak kotoran (detritus)
difteri, seperti membrane putih kelabu yang
melekat erat (sulit dilepaskan dari dinding
pharynx dan mudah berdarah.
Back
Palpasi
Telapak tangan diletakkan datar pada dada
& meraba dengan telapak tangan dan ujung jari.
Dinilai : fremitus suara ( waktu anak menangis /
disuruh mengatakan tujuh-tujuh
Normal akan teraba gerakan yang sama pada
kedua telapak tangan
Meninggi bila ada konsolidasi ( pneumonia )
Berkurang bila ada obstruksi jalan napas (
atelektasis, pleuritis, tumor, efusi pleura )
Krepitasi subcutis : Menunjukkan adanya udara
dibawah jaringan kulit
Nect
Perkusi
Normal : Sonor
Redup : Tidak ada udara misal pada tunor
yang luas pada paru
Hypersonor : Udara lebih banyak dapat padat
misal pada emfisema, pnemothorax
Thympani : Pada hernia diphragmatika
Back
Auskultasi
Pada paru paru
didengarkan suara :
napas dasar dan napas
tambahan
Back
Perkusi
Menentukan besar dan batas jantung secara kasar
Normal :
Batas atas : Intercostalis II parasternal kiri
Batas Kanan : Intercostalis IV garis parasternal kanan
Batas Kiri : Intercostalis IV garis midclavicula kiri
Perkusi dilakukan pada sela iga ketiga, keempat dan
kelima dari garis aksilaris anterior kiri ke garis aksilaris
anterior kanan. Biasanya ada perubahan dari perkusi
dari sonor ke redup kira-kira 6 cm disebelah lateral kiri
sternum. Redup ini disebabkan adanya jantung.
Back
Suara Napas Dasar
Suara nafas vesikuler : Adalah suara nafas
normal, dimana suara inspirasi lebih keras dan
panjang dari ekspirasi
Suara nafas bronkhial : Inspirasi keras yang
disusul oleh ekspirasi yang lenih keras. Hanya
ada didaerah parasternal atas dada sepad dan
interscapular belakang
Back
Suara napas tambahan
Ronki Basah
Ronki Kering
Wheezing ( Mengi )
Krepitasi - Suara membukanya alveoli ( pnemonia
Lobaris )
Pleural Friction Rub ( bunyi gesekan pleural : Pada
pleuritis )
Sukusio Hippocrates
Kalau dada digerak-gerakkan terdengar suara
kocokan : Pada seropneumothorax
Back
Inspeksi
Back
Palpasi
Iktus cordis dapat diraba dengan palpasi, kuat
angkat, luas serta frekuensi dan kualitas
Getaran ( Thrill ) : Terdapat kelainan katup
Back
Auskultasi
a. Lokasi - Iktus cordis : pada sela iga V garis midclavicula kiri
( katup mitral )
b. P : Sela iga II kiri sternum
c. A : Sela iga II kanan sternum
d. T : Sela iga IV parasternal kiri bawah
e. M : Dari apeks - Menentukan bungi jantung : BJ I. BJ II
-BJ I : Terjadi bersamaan dengan tertutupnya katup mitral
dan trikuspid
-BJ II : Terjadi bersamaan dengan tertutupnya katup aorta
dan pulmonal
-Intensitas pada kualitas BJ
-BJ III dan BJ IV
-Bila ada : Akan terdengar derap kuda ( Gaike Rytoe ) yang
menunjukkan adanya kegagalan jantung Nect
Inspeksi
Datar, cembung, tegang atau cekung
Simetris
Umbilikus ( hernia )
Gambaran vena
Back
Palpasi
Dilakukan dengan seluruh
jari tangan
Lokasi nyeri tidak selalu
berhubungan dengan
kelainan organ di daerah
tersebut
Ketegangan otot perut
( Defence muskular ) terjadi
pada peradangan alat
dalam abdomen
Back
Ronki Basah
Suara nafas tambahan berupa vibrasi terputus-
putus akibat getaran yang terjadi karena cairan
dalam jalan nafas dilalui oleh udara. Dapat
berupa :
Ronki basah halus : Dari duktus alveolus,
bronkiolus dan bronchus halus
Ronki basah sedang : Dari bronchus kecil dan
sedang
Ronki basah kasar : Dari bronchus diluar jaringan
paru
Back
Wheezing ( Mengi )
Jenis ronki kering yang terdengar lebih sonor.
Wheezing pada fase inspirasi : Obstruksi
saluran nafas bagian atas : Edema laryng atau
benda asing. Wheezing pada fase
ekspirasi : Obstruksi saluran nafas bagian
bawah : asma bronkhiolitis
Back
Ronki Kering
Suara kontinu yang terjadi oleh karena udara
melalui jalan nafas yang menyempit baik
akibat faktor intraluminar ( Spasme bronchus,
edema, lendir, benda asing ) maupun
extraluminar ( desakan olleh tumor ) lebih
jelas pada fase ekspirasi
Back
Back
LOKASI AUSKULTASI
Back
Kelainan Bentuk Toraks
Data subjektif
Adalah deskripsi verbal klien mengenai
masalah kesehatannya. Misalnya Ny. Ros
melaporkan mengenai nyeri punggung, rasa
takut berkaitan dengan tindakan operasi.
Tipe Data
Data Objektif
Adalah hasil pengukuran dari status kesehatan
klien yang berasal dari pemeriksaan fisik,
pengukuran tanda-tanda vital, pemeriksaan
laboratorium dan diagnostik.
Sumber Data