1. Anamnesa
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang
2
Anamnesa
1. Data Identitas pasien
2. Keluhan utama
3. Riwayat Penyakit Sekarang
4. Riwayat Kesehatan masa lalu
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
6. Anamnesa Psikososial
3
Langkah ANAMNESIS
Pastikan identitas pasien dengan lengkap
Keluhan utama : penyebab penderita datang
berobat/keluhan saat pengkajian, tdk harus sejalan dg
diagnosa utama
Riwayat sekarang sekarang : sejak menunjukkan gejala
pertama sampai saat dilakukan anamnesis
Riwayat penyakit terdahulu : penyakit yang berkaitan
dengan penyakit sekarang maupun tidak ada
Riwayat pasien ketika dalam kandungan ibu
Riwayat kelahiran
Riwayat makanan
Riwayat imunisasi
Riwayat tumbuh kembang dan riwayat keluarga
Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Nama Orang tua
Alamat
Umur, Penduduk, & Pekerjaan Orang Tua
Agama dan Suku Bangsa
Keluhan Utama
Batuk
Peningkatan produksi sputum
Dispnoe
Hemoptisis
Nyeri dada.
Riwayat Penyakit Sekarang
Disusun secara kronologis, terinci dan jelas mengenai keadaan
pasien sejak terdapat keluhan sampai dibawa berobat
Bila sudah berobat sebelumnya, ditanya kapan, dengan siapa, serta
obat yang telah diberikan
Perkembangan penyakit kemungkinan terjadi komplikasi, gejala
sisa
Bila penyakit menular ditanya apakah sekitar tempat tinggal
pasien ada yang menderita penyakit yang sama
Bila penyakit keturunan perlu ditanya apakah saudara ada yang
mempunyai penyakit alergi
Tanyakan keadaan atau penyakit yang mungkin berkaitan dengan
penyakit sekarang.
Keluhan dan gejala tambahan ditanyakan secara
teliti
Perlu diketahui mengenai keluhan / gejala sbb :
Lamanya keluhan
Sifat terjadinya gejala: mendadak, perlahan
atau terus menerus
Lokalisasi dan sifatnya: Menetap, menjalar,
menyebar
Berat ringannya keluhan: menetap, bertambah
berat atau berkurang
Keluhan baru pertama kali / sudah pernah
sebelumnya
Terdapat saudara sedarah yang menderita
keluhan yang sama
Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Riwayat Penyakit yang ada kaitanya adalah :
1. TBC
2. Asma
3. Pertusis pada anak
4. ISPA
9
Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat penyakit yang biasa diturunkan /ditularkan :
1. Penyakit infeksi tertentu
2. Kelainan alergis
10
B. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Nect
3. Status Gizi
a. Secara klinis : inspeksi proporsi tubuhnya
kurus/gemuk. Palpasi dengan cara cubit tebal
jaringan lemak subcutan
b. Dengan pemeriksaan fisik & antropometris (BB,
TB, Lingkaran lengan atas, tebal lipatan kulit,
lingkar kepala, dada & perut)
Nect
b. Tanda-tanda Vital
1) Nadi
2) Tekanan darah
3) Pernapasan
4) Suhu
Nect
C. STATUS GENERALIS
Mukosa kulit / subkutis yang menyeluruh
Warna kulit
Sianosis
Ikterus
Kepucatan
Ekzema
Eritema kulit
Kelembapan kulit
Turgor kulit
Perdarahan kulit : petikei, ekimosis
Nect
Bagian-bagian Yang Diperiksa
Kepala Jantung
Muka Abdomen
Hati
Mata
Limpa
Telinga
Ginjal
Mulut Genitalia Externa
Leher Anus
Thorax Ekstremitas
Paru – paru
Nect
a. Komposmentis
Pasien sadar sepenuhnya dan memberi respon
adekuat terhadap semua stimulus yang diberikan
b. Apatis
Pasien dalam keadaan sadar, tetapi acuh tak acuh
terhadap keadaan sekitarnya. Ia memberikan
respon yang adekuat bila diberikan stimulus
c. Somnolen
Kesadaran dimana pasien tampak mengantuk. Selalu
ingin tidur, ia tidak respon terhadap stimulus
ringan, tetapi memberikan respon terhadap
stimulus yang agak keras, kemudian tertidur lagi
Back
d. Sopor
Pasien tidak memberikan respon ringan ataupun
sedang. Tetapi masih memberi sedikit respon
terhadap stimulus yang kuat. Reflek pupil
terhadap cahaya masih (+)
e. Koma
Pasien tidak dapat bereaksi terhadap stimulus
apapun, refleks pupil terhadap cahaya (-). Ini
kondisi kesadaran yang paling rendah
f. Delirium
Keadaan kesadaran yang menurun serta kacau,
biasanya disertai disorientasi. Iritatif & halusinasi
Back
1) Nadi
Frekuensi nadi
Irama
Kualitas nadi (pada keadaan normal nadi
keempat extremitas sama)
Back
2) Tekanan darah
Waktu mengukur dicatat apakah waktu duduk,
berbaring / tidur
Back
3) Pernapasan
Frekuensi : eupneu, bradipneu, tarchipneu, apneu
Irama / keteraturan : Cheyne stoke, biot,
apneuistik, Kusmoul
Kedalaman
Usaha atau kemudahan dalam bernapas : dypsneu,
orthopneu, Dypsneu d’effort.
4) Suhu tubuh
Back
Kepala
Bentuk : Normal, hidrocephalus, mikrosephalus
Rambut ( warna, mudah dicabut / tidak )
UUB ( cekung, menonjol, menutup/belum )
Back
Muka
Simetris
Mongoloid
Paralisis
Back
Mata
Palpebrae ( edema )
Konjunctiva ( anemis )
Sclera ( ikterus )
Pupil : Reflex cahaya ( miosis, midriasis )
Cornea
Back
Telinga
Bentuk
Liang telinga ( Membrane thympani )
Mastoid
Back
Mulut
Bibir : Kering, sianosis, simetris
Gigi : Selaput lendir ( stomatitis )
Lidah : papil atrofi
Faring, tonsil, dan tenggorokan
Back
Leher
Bentuk
Bendungan vena
Trachea (simetris / tidak)
Kelenjar gondok
Kaku kuduk
Otot bantu pernafasan
Back
Thorax
Inspeksi
Back
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Back
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Back
Hati
Gunakan ujung jari
Gunakan patokan 2 garis, yaitu :
1) Garis yang menghubungkan pusar dengan titik
potong garis mid calvicula kanan dengan arcus aorta
2) Garis yang menghubungkan pusar dengan processus
kifoideus
Pembesaran hati diproyeksikan pada kedua garis ini
dinyatakan dengan beberapa bagian dari kedua garis
tersebut. ( 1/3 – ½ ). Harus pula dicatat : Konsistensi,
tepi, permukaan dan terdapatnya nyeri tekan
Back
Limpa
Pada neonatus : Normal masih teraba sampai 1 – 2 cm
Dibedakan dengan hati yaitu dengan :
1)Limpa seperti lidah menggantung ke bawah
2)Ikut bergeerak pada pernapasan
Mempunyai insura lienalis, serta dapat didorong kearah
medial, lateral dan atas. Besarnya limpa diukur
menurut SCHUFFNER, yaitu : untuk Jarak maximal
dari pusar ke garis singgung pada arcus costae kiri
dibagi 4 bagian yang sama. Garis ini diteruskan
kebawah sehingga memotong lipat paha. Garis dari
pusat kelipat paha pun dibagi 4 bagian yang sama
Limpa yang membesar sampai pusar dinyatakan sebagai
S.IV sampai lipat paha S.VIII
Back
Ginjal
Dalam keadaan normal ginjal tidak teraba, kecuali
pasien neonatus.
Dapat diraba dengan cara Ballotement. Yaitu
dengan meletakkan tangan kiri pemeriksa
dibagian posterior tubuh pasien sedemikian rupa,
sehingga jari telunjuk berada di angulus
costovertebralis. Kemudian jari telunjuk menekan
organ keatas. Sementara itu tangan kanan
melakukan palpasi secara dalam dari anterior dan
akan merasakan organ tersebut menyentuh
Nect
Genitalia Externa
Pada Pria: Ukuran, bentuk penis dan testis
Apakah ada : Hipospadia, epispodia,
pseudohermaphrodit
Pada Wanita : Bayi kurang bulan labium minora &
klitoris lebih menonjol
Back
Anus
Pemeriksan Colok dubur terutama pada bayi baru
lahir
Back
Ekstremitas
Simetris
Kelainan kongenital
Edema
Back
Dalam keadaan diam
Bentuk : Normal, simetris, barrel chest ( cembung ),
pigeon chest / dada burung , Funnel chest.
Retraksi : Suprasternal, intercostales,
supraclavikular
Kulit : Emfisema subcutis
Sela iga melebar / tidak
Ukuran thorax
Dewasa : anteroposterior : transversal 1:2
Bayi : 1:1
Kesimetrisan pergerakan dada kiri dan kanan.
Back
Dalam keadaan bergerak
Normal
Cheyne – Stokes
Kussmaul
Biot
Back
Tonsil
Periksa: ukuran, warna, kelainan
normal: T1-T1, bila setelah diangkat T0-T0
Peradangan tonsil membesar, merah
Back
Pharynx
Periksa warna, kelainan peradangan, merah dengan
bercak-bercak kotoran (detritus) difteri, seperti
membrane putih kelabu yang melekat erat (sulit
dilepaskan dari dinding pharynx dan mudah
berdarah.
Back
Palpasi
Menilai :
1. Letak Trakea dan ictus cordis
2. Perbedaan gerakan thorax kanan dan kiri
3. Palpasi adanya masa, nyeri tekan, oedema,
deformitas, krepitasi
4. Menilai getran suara : Vocal fremitus/ Taktil
fremitus
Nect
Palpasi
Telapak tangan diletakkan datar pada dada & raba
dengan telapak tangan dan ujung jari. Dinilai :
fremitus suara ( waktu anak menangis / disuruh
mengatakan “ tujuh-tujuh”
Normal teraba gerakan yang sama pada kedua
telapak tangan
Meninggi bila ada konsolidasi (pneumonia)
Berkurang bila ada obstruksi jalan napas
(atelektasis, pleuritis, tumor, efusi pleura)
Krepitasi subcutis : Menunjukkan adanya udara
dibawah jaringan kulit Nect
Perkusi
a. Suara perkusi
Normal : Sonor
Dullnes : bila terjadi konsolidasi pada jaringan
paru
Hyperresonan: bila terjadi penimbunan udara
Tympani: bila terjadi penimbunan udara lebih
banyak
b. Batas organ paru
Atas : Daerah supraskapularis 3 – 4 jari dipundak
Bawah : Pada garis skapularis setinggi vertebra 10
Back
Auskultasi
Pada paru – paru
didengarkan suara :
napas dasar dan napas
tambahan
Back
Perkusi
Menentukan besar dan batas jantung secara kasar
Normal :
Batas atas : Intercostalis II parasternal kiri
Batas Kanan : Intercostalis IV garis parasternal
kanan
Batas Kiri : Intercostalis IV garis midclavicula kiri
Perkusi dilakukan pada sela iga ketiga, keempat dan
kelima dari garis aksilaris anterior kiri ke garis
aksilaris anterior kanan. Biasanya ada perubahan dari
perkusi dari sonor ke redup kira-kira 6 cm disebelah
lateral kiri sternum. Redup ini disebabkan adanya
jantung.
Back
Suara Napas Dasar
Vesikuler : Durasi antara inspirasi lebih panjang dari
pada ekspirasi, Intensitas rendah, lokasi pada semua
lapang paru
Bronkovesikuler : Durasi Inspirasi = Ekspirasi,
ientensitas sedang, lokasi Pada daerah percabangan
bronkhus trakea ( sekitar sternum )
Bronkhial : Durasi ekspirasi lebih panjang dari
inspirasi, intensitas tinggi, lokasi diatas manubrium
Trakeal : Durasi inspirasi = ekspirasi, intensitas
sangat tinggi, lokasi diatas trake pada leher
Back
Suara napas tambahan
Ronki Basah
Ronki Kering
Wheezing ( Mengi )
Krepitasi - Suara membukanya alveoli ( pnemonia
Lobaris )
Pleural Friction Rub ( bunyi gesekan pleural : Pada
pleuritis )
Back
Inspeksi
Pericordial bulging ( ada pembesaran ventrikel
kanan )
Iktuscordis ( Sela iga V garis midclavicula kiri )
Back
Palpasi
Iktus cordis dapat diraba dengan palpasi, kuat
angkat, luas serta frekuensi dan kualitas
Getaran ( Thrill ) : Terdapat kelainan katup
Back
Auskultasi
a. Lokasi - Iktus cordis : pada sela iga V garis midclavicula
kiri ( katup mitral )
b. P : Sela iga II kiri sternum
c. A : Sela iga II kanan sternum
d. T : Sela iga IV parasternal kiri bawah
e. M : Dari apeks - Menentukan bungi jantung : BJ I. BJ II
-BJ I : Terjadi bersamaan dengan tertutupnya katup
mitral dan trikuspid
-BJ II : Terjadi bersamaan dengan tertutupnya katup
aorta dan pulmonal
-Intensitas pada kualitas BJ
-BJ III dan BJ IV
-Bila ada : Akan terdengar derap kuda ( Gaike Rytoe ) yang
menunjukkan adanya kegagalan jantung
Nect
Inspeksi
Datar, cembung, tegang atau cekung
Simetris
Umbilikus ( hernia )
Gambaran vena
Back
Palpasi
Dilakukan dengan seluruh
jari tangan
Lokasi nyeri tidak selalu
berhubungan dengan
kelainan organ di daerah
tersebut
Ketegangan otot perut
( Defence muskular )
terjadi pada peradangan
alat dalam abdomen
Back
Ronki Basah
Suara nafas tambahan berupa vibrasi terputus-
putus akibat getaran yang terjadi karena cairan
dalam jalan nafas dilalui oleh udara. Dapat
berupa :
Ronki basah halus : Dari duktus alveolus,
bronkiolus dan bronchus halus
Ronki basah sedang : Dari bronchus kecil dan
sedang
Ronki basah kasar : Dari bronchus diluar jaringan
paru
Back
Wheezing ( Mengi )
Jenis ronki kering yang terdengar lebih sonor.
Wheezing fase inspirasi : Obstruksi saluran nafas
bagian atas (Edema laryng atau benda asing).
Wheezing fase ekspirasi: Obstruksi saluran nafas
bagian bawah (asma bronkhiolitis)
Back
Ronki Kering
Suara kontinu yang terjadi oleh karena udara
melalui jalan nafas yang menyempit baik akibat
faktor intraluminar (Spasme bronchus, edema,
lendir, benda asing) maupun extraluminar (desakan
olleh tumor) lebih jelas pada fase ekspirasi
Back
Back
LOKASI AUSKULTASI
Back
Kelainan Bentuk Toraks
Gangguan Irama/frekwensi
Bardipneu/thacepneu,
cheyne Stokes,
biot,
Kusmoul, dll
Insufisiensi pernapasan
Hypoventilasi
Kapasitas difusi menurun
Gangguan Pengangkutan O2 dari paru ke jaringan
65
Tanda – tanda Hypoksia
66
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah Vena
Pemeriksaan darah lengkap : Hemoglobin, hitung
eritrosit, hitung sel darah putih
2. Pemeriksaan darah arteri/Analisa gas darah
3. Pemeriksaan Radiologi
4. Endoskopi
5. Biopsi
6. Pemeriksaan Sputum dan cairan pleura
7. Uji tuberkulin
8. Test alergi
9. Pemeriksaan fungsi paru : Pemeriksaan kapasitas dan
volume paru, Ruang rugi
67
Pemeriksaan kapasitas dan fungsi paru
a. Tidal Volume (TV) ±500 ml
b. Inspiration Reserve Volume (IRV) L:±
3.300 ml ; P :± 1.900 ml
c. Ekspiration Reserve Volume (ERV) L:± 1.300
ml ; P :± 700 ml
d. Residual Volume (RV) L:± 1.200 ml ; P :±
1.100 ml
e. Inspiration Capacity (IC) (IRV + TV)
f. Function Residual Capacity (FRC) (ERC +
RV)
g. Vital Capacity (VC) (IRV + TV + ERV)
h. Total Lung Capacity (TLC) (VC + TV) L:±
6.000 ml ; P :± 4.200 ml
68
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak Efektif
2. Ketidakefektifan pola nafas
3. Gangguan pertukaran gas
4. Gangguan ventilasi spontan
5. Disfungsi respon penyapihan ventilator
6. Intoleransi aktivitas
70
1. Bersihan jalan napas tidak Efektif
Batasan Karakteristik
Subyektif: Dispnea
Obyektif: Suara nafas tambahan, perubahan irama dan frekuensi
nafas, batuk tidak ada atau tidak efektif, sianosis, kesulitan
bicara, penurunan suara nafas, ortopnoe, gelisah, sputum
berlebih
71
Faktor yang berhubungan :
Ansietas
Posisi tubuh deformitas tulang
Deformitas dinding dada
Penurunan energi dan kelelahan
Hiperventilasi
Keruskan muskuloskeletal
Immaturitas neurologi
Obesitas
Nyeri
Kerusakan persepsi atau kognitif
Kelellahan otot-otot pernafasan
Cidera medula spinalis
NOC
Status pernafasan : Kepatenan jalan nafas
Status pernafasan : Ventilasi
Pencegahan aspirasi
Kreteria Evaluasi
Menunjukkan status pernafasan :kepatenan jalan
nafas, yang dibuktikan oleh :
Kemudahan bernafas, skala 5
Frekuensi dan irama pernafasan, skala 5
Pergerakan sputum keluar dari pernafasan,
skala 5
Kemampuan pengeluaran sekret, skala 5
Ket : gangguan ekstrim(1), berat (2), sedang(3),
ringan(4), tidak ada gangguan (5).
2. Ketidakefektifan pola napas
Inspirasi dan /atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi yang
adequat
Batasan Karakteristik
Pola nafas tidak normal (jumlah, irama, kedalaman)
Perubahan ekskursi dada
Penurunan tekanan inspirasi dan ekspirasi
Penurunan ventilasi semenit
Penurunan kapasitas vital
Dipsnea
Peningkatan diameter anteroposterior
Nafas cuping hidung
Fase ekspirasi memanjang
Ortopnoe
Pernafasan bibir
Tacipnea
Penggunaan otot bantu nafas
Menggunakan 3 titik posisi
75
Faktor yang berhubungan :
Ansietas, nyeri
Posisi tubuh
Kelelahan otot pernafasan
Deformitas dinding dada
Penurunan energi dan kelelahan
Hiperventilasi
Sindroma hipoventilasi
Kerusakan otot-otot pernafasan
Immaturitas neurologi
Cedera tulang belakang
NOC
Status pernafasan : Ventilasi
Respon penyapihan ventilasi mekanik orang dewasa
Status pernafasan : Kepatenan jalan nafas
Kreteria Evaluasi
Menunjukkan pola pernafasan efektif: dibuktikan
dengan status pernafasan (ventilasi tidak
terganggu) :
Kemudahan bernafas, ekpansi dada simetris,
skala 5
Frekuensi dan irama pernafasan, skala 5
Suara nafas tambahan, penggunaan otot bantu
nafas, skala 5
Ket : gangguan ekstrim(1), berat (2), sedang(3),
ringan(4), tidak ada gangguan (5).
3. Gangguan pertukaran gas
Kelebihan atau kekurangan oksigen atau eliminasi
karbondioksida di membran kapiler-alveolar
Batasan Karakteristik :
Gas darah arteri tidak normal
PH arteri tidak normal
Pola nafas abnormal (jumlah, irama, kedalaman)
Warna kulit abnormal (pucat, cyanosis)
Konfusi
Penururnan CO2
Diaforesis, Dypsnoe
Hiperkapnia, hiperkarbia, hipoksemia
Iritabel, gelisah
Nafas cuping hidung
79
Faktor yang berhubungan :
Faktor metabolik : alkalemia, hopokalemia,
hipofaspatemia, anemia
Keletihan otot pernafasan
NOC
Status pernafasan : Pertukaran gas
Respon ventilasi mekanik: Orang dewasa
Status pernafasan : Ventilasi
Perfusi jaringan: Paru
Keseimbangan asam basa
Kreteria Evaluasi
Menunjukkan status pernafasan: pertukaran gas
tidak terganggu, dibuktikan dengan :
PaO2, PCO2, PH, saturasi O2, skala 5
Keseimbangan ventilasi-perfusi, gelisah,
sianosis, somnolen, dispnoe, skala 5
o Menunjukkan status pernafasan: ventilasi tidak
terganggu, di buktikan dengan:
Frekuensi, irama, kedalaman, dipsnoe, bunyi
nafas, skala 5
Ket : gangguan ekstrim(1), berat (2), sedang(3),
ringan(4), tidak ada gangguan (5).
4. Gangguan ventilasi spontan
Penurunan simpanan energi yang mengakibatkan
ketidakmampuanindividu untuk mempertahankan
pernafasan yang adequat untuk mendukung hidup
Batasan Karakteristik :
Penurunan saturasi oksigen
Penurunan PO2
Penurunan volume tidal
Peningkatan frekuensi jantung
Peningkatan laju metabolik
Peningkatan PCO2
Peningkatan otot bantu pernafasan
Dispnea
83
Faktor yang berhubungan :
Perubahan membran alveoli-kapiler
Keridakseimbangan ventilasi-perfusi
NOC
Status pernafasan : Pertukaran gas
Status pernafasan : Ventilasi
Respon ventilasi mekanik: Orang dewasa
Kreteria Evaluasi
Menunjukkan status pernafasan: pertukaran gas
tidak terganggu, dibuktikan dengan :
PaO2, PCO2, PH, saturasi O2, skala 5
Keseimbangan ventilasi-perfusi, gelisah,
sianosis, somnolen, dispnoe, skala 5
o Menunjukkan status pernafasan: ventilasi tidak
terganggu, di buktikan dengan:
Frekuensi, irama, kedalaman, dipsnoe, bunyi
nafas, skala 5
Ket : gangguan ekstrim(1), berat (2), sedang(3),
ringan(4), tidak ada gangguan (5).
5. Disfungsi respon penyapihan ventilator
Ketidakmampuan dalam penyesuaian pelepasan
ventilator mekanik dan proses penyapihan penggunaan
yang lama.
Batasan Karakteristik :
Penurunan saturasi oksigen
Penurunan PO2
Penurunan volume tidal
Peningkatan frekuensi jantung
Peningkatan laju metabolik
Peningkatan PCO2
Peningkatan otot bantu pernafasan
Dispnea
87
Faktor yang berhubungan :
Perubahan membran alveoli-kapiler
Keridakseimbangan ventilasi-perfusi
NOC
Respon ventilasi mekanik: Orang dewasa
Status pernafasan : Pertukaran gas
Status pernafasan : Ventilasi
Kreteria Evaluasi
Menunjukkan status pernafasan: pertukaran gas
tidak terganggu, dibuktikan dengan :
Jumlah, irama dan kedalaman nafas spontan,
skala 5
PO2, PCO2, PH, SO2,, skala 5
TD, VC, X-ray , skala 5
Ket : gangguan ekstrim(1), berat (2), sedang(3),
ringan(4), tidak ada gangguan (5).
6. Intoleransi aktivitas
Ketidakcukupan energi fisiologis atau psikologis untuk
menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang ingin
dilakukan
Batasan Karakteristik :
Ketidaknyamanan atau dispnoe saat beraktivitas
Melaporkan keletihan atau kelemahan
Frekuensi jantung atau TD tidak normal sebagai
responterhadap aktivitas
Perubahan EKG (aritmia, iskemia)
91
Faktor yang berhubungan :
Immobilisasi atau tirah baring
Kelemahan umum
Ketidaksimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
Gaya hidup kurang gerak
Intoleransi aktivitas menurut Gordon :
1. Tingkat I : berjalan dengan kecepatan yang
teratur pada bidang datar, tetapi pernafasan
menjadi lebih pendek dari normalketika memanjat
satu atau dua anak tangga
2. Tingkat II : berjalan satu blok kotak mendatar 15
meter atau memanjat satu anak tangga dengan
perlahan tanpa berhenti
3. Tingkat III: berjalan mendatar tidak lebih dari
15 meter tanpa berhenti dan tidak mampu
memanjat satu anak tangga tanpa berhenti
4. Tingkat IV: dispnoe dan keletihan ketika istirahat
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Pengaturan posisi tidur
2. Napas dalam dan batuk efektif
3. Hydrasi adekuat
4. Tehnik pengembangan paru
5. Postural drainase
6. Perkusi fibrasi
7. Humidifier
8. Mobilisasi
9. Peningkatan pola hidup
94
Terima kasih
Semoga Bermanfaat
95