Anda di halaman 1dari 10

PENUNTUN SKILL LAB-1

PEMERIKSAAN FISIK PARU


BLOK RESPIRASI
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM (PULMONOLOGI)
FAKULTAS KEDOKTERAN UHKBPN
DisusunOleh :
dr. Pantas Hasibuan, M.Ked (Paru), SpP(K), Onc
dr. Parluhutan Siagian, M.Ked (Paru), SpP
dr. Dina O. Marpaung, M.Ked(Paru), SpP
dr. Elisabeth Napitupulu, M.Ked (Paru), SpP

PEMERIKSAAN FISIK TORAKS

RancanganAcaraPembelajaran
Waktu dalam Aktifitas Belajar Mengajar Keterangan
menit
30 Menit Introduksi pada kelas besar dan Narasumber
demonstrasi.
10 Menit Mahasiswa dibagi dalam 5 kelompok Instruktor
kecil (1 kelompok terdiri dari ±10 org)

Coaching:
Mahasiswa dibimbing oleh Instruktur
90 Menit Mahasiswa melakukan sendiri secara Instruktor
bergantian.

A. Pendahuluan
Pada Skills Lab ini diharapkan mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik toraks pada
pasien , dan dapat mengarahkan diagnosa sementara.

B. Tata cara pemeriksaan fisik paru pada orang dewasa


1. Observasi
Memperhatikan pasien saat masuk ruangan periksa:
 Cara berjalan:
 Mengalami kesulitan melangkah/berjalan harus di papah.
 Berjalan dengan badan membungkuk.
 Berjalan dengan tangan memegang dada
 Penampilan wajah:
 Wajah pucat.
 Wajah meringis.
 Kelihatan kesulitan bernapas.
 penampilan fisik:
 Bentuk tubuh gemuk, tinggi atau pendek.
 Bentuk tubuh kurus, tinggi atau pendek.
2. Memposisikan Pasien sesuai kondisinya:
 Kemudian pasien dipersilahkan naik dan duduk ke atas tempat pemeriksaan/tempat tidur
 Pasien dipersilahkan untuk membuka pakaian atas/baju.

3. Inspeksi :
Mengamati secara cermat mulai dari
 Kepala: deformity dan massa
 Wajah:
- Edema
- Sianosis
- Tanda-tanda sindroma cushing ( moon face, acne, plethora, oral candiasis, hirsute)
- Ptosis :
o Kelemahan N.III
o Horner’s syndrome
o Myastenia gravis (bilateral ptosis)
o Idiopathic
- Anemia : conjunctiva palpebra pucat
- Sianosis sentral:
o Blue discoloration to skin and mucous membrane
o Disease cause by marked ventilation – perfusion mismatch will cause central
cyanosis such as :
o Severe pulmonary fibrosis
o Right – left shunts
o Pneumonia
o Respiratory failure
o Bronchiectasis
o Chronic obstructive
o Pulmonary disease
 Pemeriksaan Leher
Inspeksi :Pembendungan vena leher
Palpasi :Pembesaran kelenjar getah bening (Cervical lymphadenopathy)
Tekanan vena jugular.
 Differential diagnostic enlargement of lymph node
- Infection ( Viral or bacterial )
- Carcinoma ( Lung carcinoma of Lymphoma)
- Tuberculosis
- Sarcoidosis
 Pengamatan rongga toraks
- Bentuk toraks: Normal, Abnormal/ada kelainan bentuk, Simetris (tidak tampak
deformitas rangka) atau asimetris.
 Barrel chest =>seperti tong(AP > lateral )
 Funnel chest =>seperti cerobong (pectusexcavatum)
 Pigeon breast =>seperti dada burung (pectuscarinatum)
 Skoliosis mirip huruf S
 Kifosis mirip huruf C

Dada berbentuk tong ( Barrel Chest )

Funnel chest / Pectusexcavatum

Dada dengan skoliosis berat

- Pergerakan pernapasan: Perhatikan


o Kecepatan.
o Kedalaman
o Simetris
o Pola pernapasan
Pergerakan pernapasan normal
Inspirasi normal
• Diapragma bergerak ke arah bawah
• Rongga dada bergerak ke arah atas dan ke arah luar.
Ekspirasi normal
• Otot pernapasan mengalami relaksasi dan rongga dada kembali ke posisi
semula.
• Waktu ekspirasi lebih panjang dari inspirasi

Normal : 16 – 20 kali/menit.
Tachypnea
• Pola pernapasan cepat, dangkal
• Frekwensi :> 24 kali/menit.
Bradynea
• Pola pernapasan melambat.
Frekwensi :< 10 kali/menit

PergerakanPernapasan
RITME :

Normal :Reguler
Cheyne-stokes

Non Reguler
*. Dapat terhenti beberapa saat-kembali bernapas
*. Cepat dangkal, frekwensi 30 kali / menit

Biot’s
*. Non reguler
*. Ekpirasi sedikit memanjang
*. Terkadang cepat --- lambat --- superfisal
*. Terkadang pola napas dalam

Kusmaul
*. Non reguler
*. Cepat dan dalam

Type
*. Abdominal thorakal
*. Thorakal abdominal

Gerakan
*. Dangkal
*. Dalam

Gambar : Vena cava syndrome (tumor paru)


PALPASI

PalpasiToraks
1. Memeriksa keadaan daerah toraks depan dan belakang
2. Memeriksa daerah leher dan axilla.

Palpasi toraks depan dan belakang


 Lakukan perabaan dengan kedua telapak tangan yang masing-masing pada sisi
hemitoraks mulai dari toraks depan dari daerah diapragma --- sedikit kelateral --- naik
keatas secara perlahan dengan ibu jari berada di daerah line a mid clavikularis sampai
kedekat masing-masing clavikula.
 Rasakan apakah ada kelainan pada :
 Dinding toraks
 Iga dan selaiga
 Kelenjar lymph regiokoli, superclavikula dan axilla

CHEST EXPANSION
PERKUSI

 Perkusi adalah mengetuk dinding toraks depan dan belakang.


 Letakkan jari telunjuk kiri pada daerah intercostalis (selaiga).
 Jari tengah kanan sebagai pemukul dengan pergelangan tangan kanan cukup fleksibel.
 Mulailah dari apeks menuju kearah basal/diafragma, bandingkan suara resonan kanan dan
kiri
 Dimulai dari toraks depan kemudian baru toraks belakang
 Mengetuk dinding dada --- menangkap sifat getaran yang didengar telinga dan dirasakan
oleh jari.

Sifat nada perkusi dipengaruhi :


1. Kemampuan dinding dada untuk bergetar.
2. Respon getaran paru-paru.
3. Pengaruh peredaman oleh organ lesi padat

Penilaian
 Batas jantung kanan dan kiri
 Batas paru – hati
 Ada tidaknya hambatan oleh massa.
 Ada tidaknya pemadatan dalam rongga pleura.
 Ada tidaknya udara di rongga pleura.

Resonan suara perkusi


 Resonance
 Hiperresonance
 Dull
 Stonny dull

Perkusi sonar
Perkusi paru-paru sehat dengan resonan yang khas : nada ketukan duk-duk antara padat dan
udara.

Perkusi sonar memendek


Resonan suara yang dihasilkan menunjukkan adanya perbatasan antara daerah normal dengan
memasuki daerah padat sehingga nada ketukan sedikit redup.

Perkusi sonar hipersonor


Resonan suara lebih jelas dimana terdapat suara ketukan musikal :suara genderang ini
menandakan ketukan pada daerah pleura telah dipenuhi udara.

Perkusi pekak-bedah
Resonan suara ketukan mengalami hambatan sehingga terdengar suara redup atau padat.

AUSKULTASI
 Salah satu penilaian suara resonan paru yang lebih objektif.
 Kita mendengarkan secara langsung suara desah pernapasan pasien, pada daerah dinding
toraks depan dan belakang. Dengan menggunakan alat “stetoskop “.

• Kita meletakkan stestoskop didaerah hemithoraks kanan ataupun kiri.


• Mulailah mendengarkan suara resonan paru-pleura---dinding dada.
• Mulailah dari toraks apeks depan----menuju kearah diapragma.,dan toraks belakang mulai
dari supra klavikua kiri-kanan kearah bawah, bandingkan suara pernapasan kanan dan kiri.

BREATH SOUND
 Vesiculer
 Bronchial
 Bronchovesiculer
 Tracheal

Auskultasi suara pernapasan


1. SUARA PERNAPASAN

Vesikuler
- normal suara pernapasan, halus
- fase inspirasi panjang dan lebih panjang
fase ekspirasi
- tidak putus dari inpirasi ke ekspirasi

Vesikuler mengeras
- Seperti vesikuler biasa tapi lebih panjang
fase ekspirasinya
- Inspirasi dan ekspirasi sama

Suarapernapasan
• Bronkhial :
> Nada suarakasar,dan tinggi.
>Inspirasi lebih panjang dari ekspirasi.
>Diantarainspirasi dan ekspirasi ada
keadaan dimana suara pernapasan tidak
terdengar.

Suara tambahan
1. Ronkhi basah (crackles / rales) :
• Suara mirip air mendidih.
• Suara nada kasar, dankeras.
2. Mengi :
• Nada suara meninggi.
• Terdengar suara berdecit.
3. Stridor
4. Pleural friction rub
5. Succutio hipocrates
6. Amphorik
• Nada suara mirip tiupan pada botol kosong
7. Nada suara berdengung
Additional sounds
 Egofoni : iiiieeee
 Whispered pectoriloquy
 Bronkofoni
CLUBBING FINGGER
Nama Mahasiswa : Tanggal:

NPM : Group :

LEMBAR PENGAMATAN PEMERIKSAAN FISIK RESPIRATORY SYSTEM


LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN
PEMERIKSAAN FISIK TORAKS 0 1 2
I. Observasi pasien saat masuk ruang
II. Pasien disuruh duduk diatas tempat tidur, baju atas dibuka/dilepas
III. MELAKUKAN PEMERIKSAAN INSPEKSI
1. Kepala:
 Apakah ada pembengkakan wajah
 mata (adakah ptosis)
 lidah (adakah sianosis)
 hidung: adakah pernapasan cuping hidung
 leher: Apakah ada pembengkakan pada daerah leher
2. Toraks:
 Bentuk dada: fusiform, barrel chest, pigeon chest, pectum
excavatum chest, kifosis, skoliosis. Normal: diameter
transversal lebih besar dari diameter anteroposterior (2;1 atau
7;5)
 Apakah dada simetris atau tidak
 Pola pernapasan (thoracoabdominal, abdominothoracal)
 Ketinggalan bernapas (ada/tidak ada)
 Pemakaian otot-otot pernapasan tambahan (ada/tidak ada)
 Venektasi/vena kolateral
3. Ekstremitas: Kedua tangan (clubbing, sianosis) dan kedua kaki (pitting
edema)
IV. MELAKUKAN PEMERIKSAAN PALPASI
1. Leher:
 Palpasi pada kelenjar leher dan regio supraklavikula
Kelenjar getah bening:
 Dimulai dari, daerah sub mental, sub mandibular, rantai
yugular bagian atas, tengah, bawah, supraklavikula dan
trigonum posterior leher.
 Bila ditemukan benjolan, perhatikan lokasi, jumlah, nyeri,
permukaan, konsistensi, konglumerasi, batas, pergerakan
dan ukuran (mm)
 Perabaan posisi trakea
2. Toraks:
 Menilai ekspansi dinding toraks (tangan pada posisi ujung
skapula kiri dan kanan)
 Meraba emphysema subcutis
 Meletakkan kedua telapak tangan pada dinding toraks atas
kanan dan kiri
 Pasien disuruh mengatakan 77 berulang-ulang
 Memindahkan posisi telapak tangan pada seluruh dinding
toraks (atas, tengah dan kebawah)
 Menilai getaran suara yang terjadi pada dinding toraks pasien

V. MELAKUKAN PERKUSI
1. Meletakkan jari tengah lengan kiri diatas dinding torak pasien lalu
memukul jari tersebut dengan jari tengah lengan kanan
2. Berganti posisi dari mulai toraks atas, tengah dan bawah. Dari toraks
kanan bergeser ke toraks kiri
3. Menilai batas paru-hati. Pada lokasi sekitar diatas hepar, perkusi toraks
sambil pasien disuruh ekspirasi dan tahan napas hingga perkusi
berubah dari sonor ke beda dan diberi tanda. Kemudian sambil
diperkusi pasien disuruh tarik napas dalam kemudian ditahan dan lokasi
perkusi sonor menjadi beda diberi tanda.
4. Menilai suara perkusi yang terjadi pada dinding toraks pasien
VI. MELAKUKAN AUSKULTASI
1. Meletakkan stetoskop pada dinding toraks pasien dan pasien disuruh
melakukan inspirasi dan ekspirasi dalam secara terus menerus
2. Meletakkan posisi stetoskop pada seluruh dinding toraks secara
sistematis lapangan atas, tengah dan bawah dari paru kanan ke paru
kiri
3. Menilai suara pernapasan dan suara tambahan yang terdengar dari
stetoskop

VII. MENCATAT HASIL PEMERIKSAAN PADA STATUS PASIEN

Note: 0 = mahasiswa tidak melakukan


1 = mahasiswa melakukan tidak sempurna
2 = mahassiwa melakukan sempurna

Instruktor

( )

Anda mungkin juga menyukai