RancanganAcaraPembelajaran
Waktu dalam Aktifitas Belajar Mengajar Keterangan
menit
30 Menit Introduksi pada kelas besar dan Narasumber
demonstrasi.
10 Menit Mahasiswa dibagi dalam 5 kelompok Instruktor
kecil (1 kelompok terdiri dari ±10 org)
Coaching:
Mahasiswa dibimbing oleh Instruktur
90 Menit Mahasiswa melakukan sendiri secara Instruktor
bergantian.
A. Pendahuluan
Pada Skills Lab ini diharapkan mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik toraks pada
pasien , dan dapat mengarahkan diagnosa sementara.
3. Inspeksi :
Mengamati secara cermat mulai dari
Kepala: deformity dan massa
Wajah:
- Edema
- Sianosis
- Tanda-tanda sindroma cushing ( moon face, acne, plethora, oral candiasis, hirsute)
- Ptosis :
o Kelemahan N.III
o Horner’s syndrome
o Myastenia gravis (bilateral ptosis)
o Idiopathic
- Anemia : conjunctiva palpebra pucat
- Sianosis sentral:
o Blue discoloration to skin and mucous membrane
o Disease cause by marked ventilation – perfusion mismatch will cause central
cyanosis such as :
o Severe pulmonary fibrosis
o Right – left shunts
o Pneumonia
o Respiratory failure
o Bronchiectasis
o Chronic obstructive
o Pulmonary disease
Pemeriksaan Leher
Inspeksi :Pembendungan vena leher
Palpasi :Pembesaran kelenjar getah bening (Cervical lymphadenopathy)
Tekanan vena jugular.
Differential diagnostic enlargement of lymph node
- Infection ( Viral or bacterial )
- Carcinoma ( Lung carcinoma of Lymphoma)
- Tuberculosis
- Sarcoidosis
Pengamatan rongga toraks
- Bentuk toraks: Normal, Abnormal/ada kelainan bentuk, Simetris (tidak tampak
deformitas rangka) atau asimetris.
Barrel chest =>seperti tong(AP > lateral )
Funnel chest =>seperti cerobong (pectusexcavatum)
Pigeon breast =>seperti dada burung (pectuscarinatum)
Skoliosis mirip huruf S
Kifosis mirip huruf C
Normal : 16 – 20 kali/menit.
Tachypnea
• Pola pernapasan cepat, dangkal
• Frekwensi :> 24 kali/menit.
Bradynea
• Pola pernapasan melambat.
Frekwensi :< 10 kali/menit
PergerakanPernapasan
RITME :
Normal :Reguler
Cheyne-stokes
Non Reguler
*. Dapat terhenti beberapa saat-kembali bernapas
*. Cepat dangkal, frekwensi 30 kali / menit
Biot’s
*. Non reguler
*. Ekpirasi sedikit memanjang
*. Terkadang cepat --- lambat --- superfisal
*. Terkadang pola napas dalam
Kusmaul
*. Non reguler
*. Cepat dan dalam
Type
*. Abdominal thorakal
*. Thorakal abdominal
Gerakan
*. Dangkal
*. Dalam
PalpasiToraks
1. Memeriksa keadaan daerah toraks depan dan belakang
2. Memeriksa daerah leher dan axilla.
CHEST EXPANSION
PERKUSI
Penilaian
Batas jantung kanan dan kiri
Batas paru – hati
Ada tidaknya hambatan oleh massa.
Ada tidaknya pemadatan dalam rongga pleura.
Ada tidaknya udara di rongga pleura.
Perkusi sonar
Perkusi paru-paru sehat dengan resonan yang khas : nada ketukan duk-duk antara padat dan
udara.
Perkusi pekak-bedah
Resonan suara ketukan mengalami hambatan sehingga terdengar suara redup atau padat.
AUSKULTASI
Salah satu penilaian suara resonan paru yang lebih objektif.
Kita mendengarkan secara langsung suara desah pernapasan pasien, pada daerah dinding
toraks depan dan belakang. Dengan menggunakan alat “stetoskop “.
BREATH SOUND
Vesiculer
Bronchial
Bronchovesiculer
Tracheal
Vesikuler
- normal suara pernapasan, halus
- fase inspirasi panjang dan lebih panjang
fase ekspirasi
- tidak putus dari inpirasi ke ekspirasi
Vesikuler mengeras
- Seperti vesikuler biasa tapi lebih panjang
fase ekspirasinya
- Inspirasi dan ekspirasi sama
Suarapernapasan
• Bronkhial :
> Nada suarakasar,dan tinggi.
>Inspirasi lebih panjang dari ekspirasi.
>Diantarainspirasi dan ekspirasi ada
keadaan dimana suara pernapasan tidak
terdengar.
Suara tambahan
1. Ronkhi basah (crackles / rales) :
• Suara mirip air mendidih.
• Suara nada kasar, dankeras.
2. Mengi :
• Nada suara meninggi.
• Terdengar suara berdecit.
3. Stridor
4. Pleural friction rub
5. Succutio hipocrates
6. Amphorik
• Nada suara mirip tiupan pada botol kosong
7. Nada suara berdengung
Additional sounds
Egofoni : iiiieeee
Whispered pectoriloquy
Bronkofoni
CLUBBING FINGGER
Nama Mahasiswa : Tanggal:
NPM : Group :
V. MELAKUKAN PERKUSI
1. Meletakkan jari tengah lengan kiri diatas dinding torak pasien lalu
memukul jari tersebut dengan jari tengah lengan kanan
2. Berganti posisi dari mulai toraks atas, tengah dan bawah. Dari toraks
kanan bergeser ke toraks kiri
3. Menilai batas paru-hati. Pada lokasi sekitar diatas hepar, perkusi toraks
sambil pasien disuruh ekspirasi dan tahan napas hingga perkusi
berubah dari sonor ke beda dan diberi tanda. Kemudian sambil
diperkusi pasien disuruh tarik napas dalam kemudian ditahan dan lokasi
perkusi sonor menjadi beda diberi tanda.
4. Menilai suara perkusi yang terjadi pada dinding toraks pasien
VI. MELAKUKAN AUSKULTASI
1. Meletakkan stetoskop pada dinding toraks pasien dan pasien disuruh
melakukan inspirasi dan ekspirasi dalam secara terus menerus
2. Meletakkan posisi stetoskop pada seluruh dinding toraks secara
sistematis lapangan atas, tengah dan bawah dari paru kanan ke paru
kiri
3. Menilai suara pernapasan dan suara tambahan yang terdengar dari
stetoskop
Instruktor
( )