Anda di halaman 1dari 56

KDM

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

Oleh :
Ns. Ni Luh Cica Kusumadewi, S.Kep

SMK SANJIWANI GIANYAR


TAHUN AJARAN 2022/2023
⦿ Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara
dari luar yang mengandung Oksigen (O2)
kedalam tubuh serta menghembuskan
Karbondioksida (CO2) sebagai hasil sisa
oksidasi.
⦿ Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh
ditentukan oleh sistem respirasi
(pernafasan), kardiovaskuler dan hematology.
⦿ Saluran pernapasan bagian atas
⦿ Saluran pernapasan bagian bawah
⦿ Paru
Paru-paru
Saluran Pernapasan: faring, laring, trakea,
bronkus, dan bronkiolus

Bentuk pipa (saluran) , tersusun dari gabungan rawan


dan serabut-serabut elastin dan otot polos. sifat: kaku
tapi elastis

Fungsi :

Kontinyuitas udara yang keluar masuk


Supaya udara yang masuk bisa berlangsung terus
menerus
⦿ Proses respirasi:

1. Ventilasi Pulmoner → Proses pertukaran


udara alveoli dan atmosfir /
udara luar.
2. Difusi Gas antara alveoli dan Kapiler Paru
Difusi adalah pergerakan gas/partikel dari
tempat bertekanan tinggi ke tempat
bertekanan rendah.
3. Transport O2 dan CO2 melalui darah ke sel
– sel jaringan
⦿ Oksigen ke jaringan – jaringan, dan
karbondioksida dari jaringan ke paru.
⦿ Normalnya 97 % O2 berikatan dengan
hemoglobin dalam sel darah merah secara
bebas, dan dibawa ke jaringan sebagai
oxyhemoglobin.
1. Lingkungan / Enviroment : Ketinggian, panas, dingin, dan
polusi udara berpengaruh pada oksigenasi.

2.Latihan / Exercise : Aktifitas atau latihan fisik →


meningkatkan respiratory dan heart rate , dan suplai O2 di dalam
tubuh.
3. Emosi / Emotions
4. Gaya Hidup / Life Style
Asbestosis → pada pekerja asbes
Petani → penyakit debu organic
Rokok cigarret → faktor predisposisi pada penyakit paru
5. Status Kesehatan / Health Status
6.Narcotics : Menurunkan rata – rata dan kedalaman pernafasan
oleh karena depresi pusat respirasi pada medulla.
HYPOXIA
Merupakan kondisi ketidakcukupan oksigen dalam tubuh,

PERUBAHAN POLA NAFAS


1. Tachypnea → nafas yang cepat ( penurunan O2 dalam
darah ).
2. Bradypnea → nafas yang lambat ( penyebab depresi
respirasi ) → injuri otak ).

3. Hyperventilasi → jumlah udara dalam paru berlebihan.


udara dalam alveoli melebihi kebutuhan tubuh.
4. Hypoventilasi → ketidakcukupan ventilasi alveoli ( ventilasi
tidak mencukupi kebutuhan tubuh ), sehingga CO2
dipertahankan dalam aliran darah. Hypoventilasi dapat terjadi
sebagai akibat dari kollaps alveoli, obstruksi jalan nafas, atau
efek samping dari beberapa obat.
1. PENGKAJIAN
Riwayat keperawatan: riwayat gangguan
pernapasan
🞤 Pola batuk dan produksi sputum
🞤 Sakit dada
🞤 2. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama
(PQRST)
Keluhan utama adalah keluhan yang paling
dirasakan mengganggu oleh klien pada saat
perawat mengkaji, mengandung unsur PQRST
(Paliatif/Provokatif, Quality, Regio, Skala,
dan Time)
• Riwayat perkembangan : Neonatus : 30 - 60
x/mnt; Bayi : 44 x/mnt; Anak : 20 - 25 x/mnt;
Dewasa : 15-20 x/mnt; Dewasa tua : volume
residu meningkat, kapasitas vital menurun

• Riwayat kesehatan keluarga : anggota keluarga


yang mengalami masalah / penyakit yang sama.

• Riwayat sosial : merokok, pekerjaan,


rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-faktor
alergen dll.

• Riwayat psikologis : tanggapan pasien &


keluarga terhdp penyakit
a. Hidung dan sinus
Inspeksi : cuping hidung, deviasi septum,
perforasi, mukosa (warna, bengkak, eksudat,
darah), kesimetrisan hidung.
Palpasi : sinus frontalis, sinus maksilaris
b. Faring
Inspeksi : warna, simetris, eksudat ulserasi,
bengkak
c. Trakhea
Palpasi : dengan cara berdiri dibelakang
pasien, letakkan jari tengah pada bagian
bawah trakhea dan raba trakhea ke atas, ke
bawah dan ke samping sehingga kedudukan
trakhea dapat diketahui.
d. Thoraks
Inspeksi :
•Postur, Bentuk dada, Pigeon chest (sternum
menonjol ke depan), Funnel chest (sternum ke
dalam) ,Barrel chest, Kiposis, Lordosis, Skoliosis.
•Pola napas : kecepatan/frekuensi :
1. eupnea (normal : 16 - 24 x/mnt),
2. tachipnea (lebih dari 24 x/mnt),
3. bradipnea ( kurang dari 16 x/mnt),
4. apnea (henti napas).
5. hiperventilasi (pernapasan dalam dan
panjang), hipoventilasi ( pernapasan lambat).
• pernapasan dada yaitu pernapasan yang
ditandai dengan pengembangan dada,
ataukah pernapasan perut yaitu pernapasan
yang ditandai dengan pengembangan
perut.
• Ritme/irama pernapasan yaitu reguler atau
irreguler, yaitu pernapasan yang cepat
kemudian menjadi lambat dan kadang
diselingi apnea
⦿ Bunyi napas :
stridor/mendengkur yang terjadi karena
adanya obstruksi jalan napas bagian atas, atau
stridor (bunyi kering dan nyaring , didengar saat
inspirasi),
wheezing yaitu bunyi napas (seperti bersiul),
rales (mendesak atau bergelembung dan
didengar saat inspirasi),
ronchi (bunyi napas kasar dan kering saat
ekspirasi).
Batuk produktif , batuk non produktif ,
hemoptue
 SUARA TAMBAHAN
 RALES:
oakibat eksudat lengket saat saluran napas
mengembang (inspirasi)
o peradangan jaringan paru (pneumonia-TBC)
 Halus: “meritik” pada akhir inspirasi; pendek
 Sedang: lebih kasar di tengah-akhir inspirasi

 Kasar: lebih lama; pada seluruh fase inspirasi


Rales tidak hilang saat pasien disuruh batuk

 RONCHI:
o akibat terkumpulnya cairan m u ku s
dalam trakhea
/ bronkus besar (edema paru)
o nada rendah, sangat kasar; pada inspirasi &
ekspirasi
o hilang bila pasien disuruh batuk
…….lanjutan
 WHEEZING:
o akibat ada eksudat lengket tertiup aliran
udara & bergetar nyaring (bronkitis akut)
o bunyi musikal….ngiiiiik…..
o pada ekspirasi dan inspirasi, lebih jelas
pada ekspirasi

 PLEURAL-FRICTION RUB:
o akibat peradangan pleura, terdengar sepanjang
fase pernapasan
o kering seperti gosokan amplas pada kayu
o Paling jelas oada posteri-lateral bawah dinding
thoraks
⦿ Untukmengkaji keadaan kulit pada dinding
dada, nyeri tekan, massa, peradangan,
kesimetrisan ekspansi dan taktil vremitus.

Taktil vremitus adalah vibrasi yang dapat


dihantarkan melalui sistem bronkhopulmonal
selama seseorang berbicara. Normalnya
getaran lebih terasa pada apeks paru dan
dinding dada kanan karena bronkhus kanan
lebih besar. Pada pria lebih mudah terasa
karena suara pria besar
Suara perkusi normal : SONOR ( dug-dug)
Tidak normal : redup. Pekak, Hipersonor,Timpani,
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
b.d.

: Produksi Sekresi yang kenta atau berlebihan
 Imobilisasi
 Efek sedatif obat
 Depresi refleks batuk
 Penurunan oksigen dalam udara inspirasi
 Berkurangnya mekanisme pembersihan silia atau respon
peradangan
 Obstruksi trakea
2. Pola napas tidak efektif b.d.
 Penyakit infeksi pada paru
 Depresi pisat pernapasan
 Lemahnya otot pernapasan
 Turunnya ekspansi paru

3. Kerusakan pertukaran gas b.d. :


 Perubahan suplai oksigen
 Obstruksi Saluran pernapasan
 Adanya penumpukan cairan dalam paru
 Atelekstasis,Bronkospasme,adanya edema paru
 Tindakan pembedahan paru
4. Gangguan perfusi jaringan
b.d.
◾ Imobilisasi
◾ Menurunnya Aliran darah
◾ Vasokonstriksi
◾ Hipovolemik
A.
TUJUAN
 Mempertahankan jalan napas agar efektif
 Mempertahankan pola napas agar kembali efektif
 Mempertahankan pertukaran gas
 Memperbaiki perfusi jaringan
• Mempertahankan jalan napas agar efektif
1. Awasi perubahan status jalan napas dengan
monitor
jumlah, bunyi atau status kebersihannya
2. Berikan Humidifier ( pelembab )
3. fibrasi,clapping
Lakukan tindakan atau psotural jalan napas dengan
pembersihan
drainage suction ) ( jika perlu
4. Ajarkan Teknik batuk
efektif

• Mempertahankan pola napas agar kembali efektif


1. Awasi perubahan status pola pernapasan
2. Atur posisi sesuai dengan kebutuhan semifowler)
3. Berikan oksigenasi
4. Ajarkan teknik bernapas yang benar
⦿ Mempertahankan pertukaran gas
1. Awasi perubahan status pernapasan
2. Atur posisi sesuai dengan
kebutuhan ( semifowler )
3. Berikan oksigenasi
4. Lakukan suction bila
memungkinkan
5. Pertahankan berkembangnya
paru dengan memasang ventilasi
mekanis, chest tube dan chest
drainage
⦿ Memperbaiki perfusi jaringan
1. Kaji perubahan tingkat perfusi jaringan
( Capillary Refill time )
2. Berikan Oksigenasi sesuai kebutuhan
3. Pertahankan asupan
4. Cegah adanya perdarahan
5. Hindari terjadinya valsah manufer seperti
mengedan, menahan napas, batuk
6. Pertahankan perfusi dengan transfusi
⚫ Mempertahankan jalan napas agar efektif
1. Awasi perubahan status jalan napas dengan
monitor
jumlah, bunyi atau status kebersihannya
2. Berikan Humidifier ( pelembab )
Lakukan tindakan
3. fibrasi,clapping pembersihan
atau postural jalan napas dengan
drainage suction )
4. Ajarkan Teknik batuk efektif
5. Pasang jalan napas buatan :
oropharingeal/nasopharingeal airway,intubasi trakea,
trakeostomy
 Mempertahankan pola napas agar kembali efektif
1. Awasi perubahan status pola pernapasan
2. Atur posisi sesuai dengan kebutuhan
( semifowler )
3. Berikan oksigenasi
4. Ajarkan teknik bernapas yang benar
⦿ Mempertahankan pertukaran gas
1. Awasi perubahan status pernapasan
2. Atur posisi sesuai dengan kebutuhan
( semifowler )
3. Berikan oksigenasi
4. Lakukan suction bila memungkinkan
5. Pertahankan berkembangnya paru
dengan memasang
ventilasi mekanis, chest tube dan
chest drainage
⦿ Memperbaiki perfusi jaringan
1. Kaji perubahan tingkat perfusi jaringan
( Capillary Refill time )
2. Berikan Oksigenasi sesuai kebutuhan
3. Pertahankan asupan
4. Cegah adanya perdarahan
5. Hindari terjadinya valsah manufer seperti
mengedan, menahan napas, batuk
6. Pertahankan perfusi dengan transfusi
1. Mempertahankan terbukanya jalan napas
A. Pemasangan jalan napas buatan
Jalan napas buatan (artificial airway) adalah suatu alat pipa
(tube) yang dimasukkan ke dalam mulut atau hidung
sampai pada tingkat ke-2 dan ke-3 dari lingkaran trakhea
untuk memfasilitasi ventilasi dan atau pembuangan sekresi
• Intubasi endotrakheal
B. Latihan napas dalam dan batuk efektif
Biasanya dilakukan pada pasien yang bedrest atau post
operasi Cara kerja :
• Pasien dalam posisi duduk atau baring
• Letakkan tangan di atas dada
• Tarik napas perlahan melalui hidung sampai dada
mengembang
• Tahan napas untuk beberapa detik
• Keluarkan napas secara perlahan melalui mulut dampai
dada berkontraksi
• Ulangi langkah ke-3 sampai ke-5 sebanyak 2-3 kali
• Tarik napas dalam melalui hidung kemudian tahan untuk
beberapa detik
lalu keluarkan secara cepat disertai batuk yang bersuara
• Ulangi sesuai kemampuan pasien
• Pada pasien pot op. Perawat meletakkan telapak tangan atau bantal
pada daerah bekas operasi dan menekannya secara perlahan ketika
pasien batuk, untuk menghindari terbukanya luka insisi dan
mengurangi nyeri
C. Posisi yang baik
Posisi semi fowler atau high fowler, Orthopneic,
memungkinkan pengembangan paru maksimal
karena isi abdomen tidak menekan diafragma

D. Pengisapan lendir (suctioning)


Melepaskan sekresi yang berlebihan pada jalan
napas, suction dapat dilakukan pada oral,
nasopharingeal, trakheal, endotrakheal atau
trakheostomi tube.
E. Pemberian obat bronkhodilator
Melebarkan jalan napas dan mengurangi
obstruksi dan meningkatkan pertukaran
udara.
Diberikan peroral, sub kutan, intra vena,
rektal dan nebulisasi atau menghisap atau
menyemprotkan obat ke dalam saluran
napas.
2. Mobilisasi sekresi paru
A. Hidrasi
Pasien minum banyak - 2,5 liter perhari,
tetapi dalam batas kemampuan/cadangan
jantung.
B. Humidifikasi
Pengisapan uap panas untuk membantu mengencerkan atau
melarutkan lendir.
C. Postural drainage
Gunakan kekuatan gravitasi untuk pelepasan sekresi
bronkhial dari bronkhiolus supaya dapat membatukkan
atau dihisap sekresinya.
Biasanya dilakukan 2 - 4 kali sebelum makan dan
sebelum tidur / istirahat.
Tekniknya :
• Sebelum postural drainage, lakukan :
- Nebulisasi untuk mengalirkan sekret
- Perkusi sekitar 1 - 2 menit
- Vibrasi 4 - 5 kali dalam satu periode
• Lakukan postural drainage, tergantung letak sekret
dalam paru.
4.Mengurangi / mengoreksi hipoksia dan kompensasi
tubuh akibat hipoksia Dengan pemberian O2 dapat
melalui :
• Nasal canule
• Simple mask
• Aerosol mask / trakheostomy collars
• ETT (endo trakheal tube)
Health promotion
• Ventilasi yang memadai
• Hindari rokok
• Pelindung / masker saat bekerja
• Hindari inhaler, tetes hidung, spray (yang
dapat menekan nervus 1)
• Pakaian yang nyaman
1. Latihan Napas
Latihan napas merupakan cara bernapas
untuk memperbaiki ventilasi alveoli atau
memelihara pertukaran gas, mencegah
atelektasis, meningkatkan efisiensi batuk, dan
mengurangi stres.
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Atur posisi( duduk atau tidur terlentang )
4. Anjurkan untuk mulai latihan dengan cara
napas melalui hidung dengan mulut tertutup.
5. Anjurkan untuk menahan napas selama 1-1,5
detik, kemudian disusul dengan
menghembuskan napas melalui bibir mencucu
6. Catat respon yang terjadi
7. Cuci tangan
Latihan batuk untuk membersihkan laring,trakea, dan
bronkiolus dari sekret atau benda asing di jalan napas
PROSEDUR KERJA :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur
3. Atur posisi pasien dengan duduk di tepi
tempat membungkuk ke depan
4. Anjurkan menarik napas secara pelan dan
dalam dengan menggunakan pernapasan
diafragma
5. Setelah itu tahan napas kurang lebih 2 detik
6. Batukan 2 kali dengan mulut terbuka
7. Tarik napas dengan ringan
8. Catat respon yang terjadi
9. Cuci tangan
⦿ Memberikan oksigen ke dalam paru-paru
melalui saluran pernapasan dengan
menggunakan alat bantu oksigen: melalui
kanul, nasal, masker untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dan mencegah hipoksia.

⦿ Oksigenyang diberikan dengan


konsentrasi yang rendah dengan kecepatan
1-6 liter/menit
1. Alat dan Bahan
a. Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifer
b. Nasal kateter, kanula, masker
c. Pelumas/ Jeli.
d. Plester
2. Prosedur Kerja
a. Periksa program terapi medik
b. Ucapkan salam teraupetik
c. Cuci tangan
d. Jelaskan prosedur kerja dan kaji gejala hipoksia dan sekret pada
jalan napas
e. Cek Flowmeter dan Humidifier
f. Sambungkan kanul nasal ke selang oksigen dan ke sumber oksigen
g. Hidupkan tabung oksigen
h. Atur pasien pada posisi semifowler atau sesuai dengan kondisi
pasien
i. Berikan oksigen melalui kanul
j. Pastikan aliran oksigen berfungsi dengan baik :
selang tidak tertekuk, terasa udara keluar melalui kanul
a. Catat pemberian dan lakukan observasi
b. Cuci tangan
⦿ Memberikan oksigen dengan konsentrasi 90%
dan kecepatan aliran pada kecepatan 10-12
liter/menit
⦿ Persiapan alat
◾ Fase mask, sesuai dengan kebutuhan dan ukuran
pasien
◾ Selang oksigen
◾ Hudimifier
◾ Cairan steril
◾ Tabung Oksigen dengan flowmeter
◾ Pita/Tali palstik
1. Lakukan 1-5 seperti pada pemberian oksigen melalui
kanul nasal
2. Sambungkan masker ke selang dan ke sumber oksigen
3. Atur pita elastik ke telinga sampai masker terasa pas dan
nyaman
4. Berikan aliran oksigen sesuai dengan kecepatan aliran
5. Periksa masker,aliran oksigen setiap 2 jam atau lebih
cepat tergantung kondisi dan keadaan umum
6. Pertahankan batas air pada botol humidifier setiap
waktu
7. Periksa jumlah kecepatan aliran oksigen dan program
terapi setiap 8 jam
8. Kaji iritasi pada membran mukosa
9. Cuci tangan
10. Evaluasi respon pasien
11. Catat hasil tindakan yang telah dilakukan
⦿ Postural drainage
⦿ Clapping
⦿ Vibrating
⦿ Alat dan Bahan :
1. Pot sputum berisi desinfektan
2. Kertas Tisu
3. Dua balok tempat tidur ( postural drainage )
4. Satu bantal ( postural drainage )
⦿ Postural Drainage
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur
3. Miringkan tubuh pasien ke arah kiri ( untuk
membersihkan paru bagian kanan )
4. Miringkan tubuh pasien ke arah kanan ( untuk
membersihkan paru bagian kiri )
5. Miringkan tubuh pasien ke kiri dan tubuh bagian belakang
kanan di sokong dengan satu bantal
membersihkan bagian lobus tengah )
6. Lakukan postual drainage ± 10-15
menit
7. Observasi TTV selama prosedur
8. Setelah pelaksanaan postural
drainage lakukan Clapping,
Vibrating, dan suction
9. Lakukan hingga lendir bersih
10. Cuci tangan
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur
3. Atur posisi pasien sesuai dengan kondisinya
4. Lakukan clapping dengan cara kedua tangan
perawat menepuk punggung pasien secara
bergantian untuk merangsang terjadinya batuk
5. Bila pasien sudah batuk, berhenti sebentar
dan anjurkan menampung sputum pada pot
sputum
6. Lakukan hingga lendir bersih
7. Catat respon yang terjadi
8. Cuci tangan
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
3. Atur posisi pasien sesuai dengan kondisi
4. Lakukan vibrating dengan anjurkan pasien untuk
menarik napas dalam dan mengeluarkan secara
perlahan. Kedua tangan perawat diletakan di bagian
atas samping depan cekungan iga,kemudian
getarkan secara perlahan dan lakukan berkali-kali
hingga pasien batuk
5. Bila pasien sudah batuk berhenti sebentar dan
anjurkan untuk menampungnya pada pot sputum
6. Lakukan hingga lendir bersih
7. Catat respon yang terjadi
8. Cuci tangan
Dilakukan saat pasien tidak mampu mengeluarkan
sekret sendiri untuk membersihkan jalan
napas dan memenuhi kebutuhan oksigen
Alat dan bahan :
⦿ Alat pengisap lendir dengan botol berisi
larutan desinfektan
⦿ Kateter pengisap lendir
⦿ Pinset steril
⦿ Sarung tangan steril
⦿ Dua buah kom berisi larutan aquades atau
NaCl 0.9% dan larutan desinfektan
⦿ Kasa steril
⦿ Kertas Tissue
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
3. Atur pasien pada posisi terlentang dengan kepala
miring ke arah perawat
4. Gunakan sarung tangan
5. Hubungkan kateter pengisap dengan selang pengisap
6. Hidupkan mesin pengisap
7. Lakukan pengisapan lendir dengan memasukan kateter
pengisap ke dalam kom berisi aquades atau NaCl 0,9 %
untuk mencegah trauma mukosa
8. Masukan kateter pengisap dalam keadaan tidak
mengisap
9. Tarik dengan memutar kateter pengisap kurang dari
3-5
detik
10. Bilas kateter dengan aguades atau NaCl 0,9%
11. Lakukan hingga lendir bersih
12. Catat respon yang terjadi
13. Cuci tangan
⦿ Jalan napas efektif
⦿ Pola napas efektif
⦿ Pertukaran gas efektif
⦿ Perfusi jaringan efektif

Anda mungkin juga menyukai