10.PNEUMONIA
Pengertian ( Definisi ) Pneumonia adalah suatu penyakit peradangan akut parenkim paru yang biasanya dari suatu penyakit infeksi
saluran nafas bawah akut dan ditandai dengan gejala batuk disertai dengan sesak nafas yang disebabkan oleh
agen infeksiusseperti virus , bakteri dan microplasma dan substansi asing, berupa radang paru -paru diseertai
eksudasi dan konsolidasi dan dapat dilihat pada gambaran radiologi ( Nurarif, 2015 )
Asesmen keperawatan 1. Menggigil mendadak dan berubah menjadi demam ( 38,5 °C – 40,5 °C )
2. Nyeri dada pleuritic yang semaikn meningkat Ketika batuk dan bernafas
3. Takipnea
4. ISPA, sakit kepala, demam, nyeri pleuritic, myalgia, ruam faringitis,
5. Sputum purulent, berwarna seperti kotor, bercampur darah, kental dan hijau bergantung pada penyebab
6. Nafsu makan menurun
Diagnosa Keperawatan 1. Bersihan jalan napas tidak efektif
2. Pola nafas tidak efektif
3. Gangguan pertukaran gas
4. Hipertermi
5. Resiko defisit nutrisi
Kriteria Hasil Bersihan jalan napas tidak efektif
Definisi: Ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan
bersihan jalan nafas.
Kriteria hasil :
Definisi : kelebihan atau kekurangan oksigenisasi dan/atau elliminasi karbondioksida pada membrane
alveolus – kapiler
Gangguan pertukaran gas meningkat dengan kriteria hasil :
a. Dispnea menurun
b. Bunyi nafas tambahan menurun
c. Gelisah menurun
d. PCO2 membaik
e. PO2 membaik
f. Takikardia membaik
pH arteri membaik
4. Hipertermi
Definisi : Suhu tunuh meningkat di atas rentang tubuh normal
a. Menggigil menurun
b. Tidak tampak kulit yang memerah
c. Tidak ada kejang
d. Tidak tampak Akrosianosis
e. Konsumsi oksigen menurun
f. Piloereksi menurun
g. Idak tampak pucat
h. Tidak terdapat takikardia
i. Tidak tampak takipnea
j. Tidak terdapat bradikardia
k. Tidak ada hipoksia
l. Suhu tubuh membaik
m. Suhu kulit membaik
n. Kadar glukosa membaik
SIKI
1. Manajemen Jalan Napas
Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering)
Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head tilt dan chin lift (jaw thrust) jika curiga trauma servikal
Posisikan semi fowler atau fowler
Berikan minum hangat
Lakukan fisioterapi dada
Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik
Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep Mcgill
Berikan oksigen
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari jika tidak kontraindikasi
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik
3.Terapi Oksigen
Monitor kecepatan aliran oksigen
Monitor posisi alat terapi oksigen
Monitor aliran oksigen secara periodic dan pastikan fraksi yang diberikan cukup
Monitor efektifitas terapi oksigen (mis oksimetri, analisa gas darah)
Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat makan
Monitor tanda-tanda hipoventilasi
Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan atelektasis
Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen
Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen
Bersihkan secret pada mulut, hidung dan trakea, jika perlu
Pertahankan kepatenan jalan napas
Siapkan danatur peralatan pemberian oksigen
Berikan oksigen tambahan, jika perlu
Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi
Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengan tingkat mobilitas pasien
Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen di rumah
Kolaborasi penentuan dosis oksigen
Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan atau tidur
SIKI
Manajemen jalan nafas
Observasi
Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
Monitor bunyi nafas tambahan (mis. Gurgling, mengi, wheezing, ronkhi)
Terapeutik
Posisikan semi fowler
Berikan minuman hangat
Berikan oksigen
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 200 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu
Pemantauan respirasi
Observasi
Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya nafas
Monitor pola nafas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokes, ataksisk)
Monitor saturasi oksigen
Auskultasi bunyi nafas
Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Monitor nilai AGD
Monitor hasil x-ray thoraks
Terapeutik
Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
SIKI
Respirasi
Pemantauan respirasi
1. Observasi
o Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya nafas
o Monitor pola nafas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokes, ataksisk)
o Monitor saturasi oksigen
o Auskultasi bunyi nafas
o Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
o Monitor nilai AGD
o Monitor hasil x-ray thoraks
2. Terapeutik
o Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
o Dokumentasikan hasil pemantauan
3. Edukasi
o Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
o Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Terapi oksigen
1. Observasi
o Monitor kecepatan aliran oksigen
o Monitor alat terapi oksigen
o Monitor aliran oksigen secara periodic dan pastikan fraksi yang diberikan cukup
o Monitor efektifitas terapi oksigen (mis. Oksimetri, AGD), jika perlu
o Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat makan
o Monitor tanda tanda hipoventilasi
o Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan atelektasis
o Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen
o Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen
2. Terapeutik
o Bersihkan secret pada mulut, hidung, dan trakea, jika perlu
o Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen
o Berikan oksigen tambahan, jika perlu
o Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi
o Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengan tingkat mobilitas pasien
3. Edukasi
o Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen dirumah
4. Kolaborasi
o Kolaborasi penentuan dosis oksigen
o Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan/atau tidur
D. Hipertermi
Evaluasi Mengevaluasi respon subjektif dan objektif setelah dilaksanakan intervensi dan dibandingkan dengan analisis
terhadap perkembangan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan
Kepustakaan A. Ardiansyah. 2012. Medikal Bedah untuk Mahasiswa. Diva Press : Yogyakarta.
B. Capernito. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. FKUI : Jakarta.
C. Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, Edisi 1. Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia : Jakarta.
D. Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Edisi 1. Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia : Jakarta.
2. Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia, Edisi 1. Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia : Jakarta.
3. Suradi,Rita Yuliani. 2011. Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Dalam, Edisi 1. Agung Seto. Jakarta.
4. Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 volume 2. EGC : Jakarta.