Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

PNEMONIA THORAX
DIRUANG 26 PARU RUMAH SAKIT DR. SAIFUL ANWAR

Disusun Oleh :
Fika Anggilia (1710008)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA III


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN
2020
KONSEP MULTIPLE FRAKTUR

A. Definisi
Penumonia adalah inflasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan
pengisian cairan di dalam alveoli.Hal ini terjadi ini terjadi akibat adanya
invaksi agen atau infeksius adalah adanya kondisi yang mengganggu tahanan
saluran.Trakhabrnkialis, adalah beberapa keadaan yang mengganggu
mekanisme pertahanan sehingga timbul infeksi paru misalnya, kesadaran
menurun, umur tua, trakheastomi, pipa endotrakheal, dan lain-lain.Dengan
demikian flora endogen yang menjadi patogen ketika memasuki saluran
pernapasan.( Ngasriyal, Perawatan Anak Sakit, 1997)

B. Etiologi
Pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti:
1. Bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah staphylococcus
aureus, streptococus, aeruginosa, legionella, hemophillus, influenza,
eneterobacter. Bakteri-bakteri tersebut berada pada kerongkongan manusia
sehat, setelah system pertahanan menurun oleh sakit, usia tua, atau
malnutrisi, bakteri tersebut segera memperbanyak diri dan menyebabkan
kerusakan.
2. Virus penyebab pneumonia diantaranya yaitu virus influenza,
adenovirus,chicken-pox (cacar air). Meskipun virus-virus ini menyerang
saluran pernafasan bagian atas, tetapi gangguan ini dapat memicu
pneumonia, terutama pada anak-anak.
3. Organism mirip bakteri yaituMicoplasma pneumonia. Pneumonia jenis ini
berbeda dengan pneumonia pada umumnya. Karena itu pneumonia yang
diduga disebabkan oleh virus yang belum ditemukan ini sering disebut
pneumonia yang tidak tipikal. Mikoplasma ini menyerang segala jenis
usia.
4. Jamur penyebab pneumonia yaitu candida albicans
C. Manifestasi Klinis
Beberapa gejala pneumonia :
1. Menggigil, demam
2. Nyeri dada
3. Takipnea
4. Sakit kepala
5. Ronki
6. Bibir dan kuku sianosis
7. Sesak nafas
8. Batuk
9. Kelelahan

D. Klasifikasi
Secara garis besar pneumonia dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
1. Aspirasi pneumonia
Terjadi bila bayi tersedak dan ada cairan /makanan masuk ke paru-
paru.Pada bayi baru lahir, biasanya tersedak karena air ketuban atau ASI.
2. Pneumonia karena infeksi virus, bakteri, atau jamur
Umumnya penyebab infeksi paru adalah virus dan bakteri seperti
streptococcus pneumonia dan haemophylus influenzae. Gejala akan
muncul 1-2 hari setelah terinfeksi. Gejala yang muncul mulai dari
demam,batuk lalu sesak nafas.
3. Pneumonia akibat faktor lingkungan
Polusi udara menyebabkan sesak nafas terutama bagi yang alergi. Bila
tidak segera dilakukan pengobatan maka akan mengakibatkan bronchitis
dan selanjutnya menjadi pneumonia.

E. Patofisiologis
Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel infektif seperti
menghirup bibit penyakit di uadara.Ada beberapa mekanisme yang pada
keadaan normal melindungi paru dari infeksi.Partikel infeksius difiltrasi di
hidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia di
saluran napas. Bila suatu partikel dapat mencapai paru-paru, partikel tersebut
akan berhadapan dengan makrofag alveoler, dan juga dengan mekanisme
imun sistemik, dan humoral.
Setelah mencapai parenkim paru, bakteri menyebabkan respons inflamasi
akut yang meliputi eksudasi cairan, deposit fibrin, dan infiltrasi leukosit
polimorfonuklear di alveoli yang diikuti infitrasi makrofag. Cairan eksudatif
di alveoli menyebabkan konsolidasi lobaris yang khas pada foto toraks.Virus,
mikoplasma, dan klamidia menyebabkan inflamasi dengan dominasi infiltrat
mononuklear pada struktur submukosa dan interstisial.Hal ini menyebabkan
lepasnya sel-sel epitel ke dalam saluran napas, seperti yang terjadi pada
bronkiolitis.
F. Pathway

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Sinar X: mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar, bronchial);
dapat juga menyatakan abses)
2. Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah: untuk dapat mengidentifikasi
semua organisme yang ada.
3. Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis organisme
khusus.
4. Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru, menetapkan luas
berat penyakit dan membantu diagnosis keadaan.
5. Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis
6. Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi
7. Bronkostopi: untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing

H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai di
tentukan oleh pemeriksaan sputum mencangkup :
1. Oksigen 1-2 L/menit.
2. IVFD dekstrose 10 % : Nacl 0,9%.
3. Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu dan status hidrasi.
4. Jika sesak tidak terlalu berat dapat dimulai makanan enteral bertahap
melalui selang nasogastric dengan feeding drip.
5. Jika sekresi lendir berlebih dapat diberikan inhalasi dengan salin normal
dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier.
6. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Riwayat Keperawatan
1. Riwayat kesehatan saat ini
2. Riwayat kesehatan masa lalu
3. Riwayat penyakit keluarga
4. Diagnosa medis dan terapi
5. Pola fungsi kesehatan (Riwayat bio-psiko-sosial-spiritual)
6. Pemeriksaan fisik
7. Pemeriksaan penunjang

B. Diagnose Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d hiperekresi jalan nafas dibuktikan
dengan sputum berlebih dan adanya ronki pada apru-paru (D.0149).
2. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan membrane alveolus kapiler
dibuktikan dengan bunyi nafas tambahan
3. Hipertermia b/d proses penyakit berupa infeksi dibuktikan dengan suhu
tubuh diatas nilai normal (D.0130)

C. Intervensi
SDKI SLKI SIKI
D.0149 Tujuan : Observasi :
Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan 1. Monitor pola nafas
tidakefektif tindakan keperawatan (frekuensi,
selama 3x24 jam kedalaman, usaha
diharapkan bersihan jalan nafas)
nafas dapat meningkat. 2. Monitor sputum
Kriteria hasil : (jumlah, warna,
1. Batuk efektif (3) aroma)
menurun
2. Produksi sputum (4) Terapeutik :
cukup meningkat 3. Pertahankan jalan
3. Dipsnea (3) sedang nafas dengan head-
4. Pola nafas (4) cukup tilt chin-lift
membaik 4. Posisikan semi
fowler atau fowler
5. Berikan minuman
hangat
6. Lakukan fisioterapi
dada, jika perlu
7. Lakukan
penghisapan lendir
kurang dari 15 detik
8. Berikan oksigen,
jika perlu
Edukasi :
9. Ajarkan teknik
batuk efektif
Kolaborasi :
10. Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
D.0003 Tujuan : Terapi oksigen
Gangguan Setelah dilakukan Observasi :
pertukaran gas tindakan keperawatan 1. Monitor kecepatan
selama 3x24 jam aliran oksigen.
diharapkan oksigenasi 2. Monitor tanda-tanda
pada membrane alveolus hipoventilasi.
kapiler dalam batas 3. Monitor intergritas
normal. mukosa hidung
Kriteria hasil : akibat pemasangan
1. Tingkat kesadaran (4) oksigen.
cukup meningkat Terapeutik :
2. Dipsnea (4) cukup 4. Bersihkan secret
menurun pada mulut, hidung
3. Bunyi nafas tambahan dan trakea, jika
(4) cukup menurun perlu.
4. Nafas cuping hidung 5. Pertahankan
(4) cukup menurun kepatenan jalan
5. Pola nafas (4) cukup nafas.
membaik Kolaborasi :
6. Kolaborasi
penentuan dosis
oksigen.
D.0130 Tujuan : Menejemen hipertermi
Hipertermia Setelah dilakukan Observasi :
tindakan asuhan 1. Monitor suhu tubuh
keperawatan selam 3x24 2. Monitor kadar
jam diharapkan elektrolit
pengaturan suhu tubuh 3. Monitor haluaran
(termoregulasi) dapat urine
membaik. Terapeutik :
Kriteria hasil : 4. Longgarkan atau
1. Kulit memerah (5) lepaskan pakaian
menurun 5. Berikan cairan oral
2. Suhu tubuh (4) cukup 6. Lakukan
membaik pendinginan
3. \suhu kulit (4) cukup eksternal (kompres
membaik hangat)
Kolaborasi :
7. Kolaborasi
pemberian cairan
dan elektrolit intra
vena, jika perlu

D. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 1997).

E. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan dan
penatalaksanaanya sudah berhasil dicapai.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall (2000), Diagnosa Keperawatan edisi 8, EGC , Jakarta


Carpenito, Lynda Juall (1995), Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan,
EGC, Jakarta
Doengoes, Marilyn (1989), Nursing Care Plans Second Edition, FA Davis
Company, Philadelphia
Long, Barbara C (1989), Perawatan Medikal Bedah, Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Padjadjaran, Bandung
Luckmann’s Sorensen (1996), Medical Surgical Nursing, WB Saunders,
Philadelphia
Soeparman (1996), Ilmu Penyakit Dalam jilid 2, Balai Penerbit FKUI, Jakarta
Sjamsuhidajat, R (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah edisi revisi, EGC, Jakarta
Baughman C Diane.2000, Keperawatan medical bedah, EGC, Jakrta
Doenges E Mailyn.1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
perencanaandan pendokumentasian perawatan pasien. Ed3. EGC, Jakarta
Hudak,Carolyn M.1997,Keperawatan kritis : pendekatan holistic. Vol.1,
EGC,Jakarta
Purnawan J. Dkk.1982,Kapita Selekta Kedokteran, Ed2. Media Aesculapius.

Anda mungkin juga menyukai