PNEUMONIA
DI UPF ANAK RSUD DR.AGOESDJAM KETAPANG
OLEH :
RUSLINA
RP 23320128
2024
A. DEFINISI
B. ETIOLOGI
Pneumonia biasa disebabkan karena beberapa faktor (Fadilah, 2018), diantaranya
adalah:
1. Infeksi
a. Bakteri
( Pneumokokus, streptokokus, stafilokokus, H. Influenza, klebsiela
mycoplasma pneumon Influenza, klebsiela mycoplasma pneumonia).
b. Virus
(influenza, parainfluenza, adenovirus).
c. Jamur
(candida abicang, histoplasma, capsulatum, koksidiodes).
d. Protozoa
(Pneumokistis karinti).
2. Bahan kimia
a. Aspirasi makan / susu / isi lambung
b. Keracunan hidrokarbon (minyak tanah, bensin dll).
Menurut (Gumelar & Universa, 2020) tanda dan gejala pneumonia, yaitu :
Blog-ruangguru.blogspot.com/2017/2005/patofisiologi-dan-pathway.html?m=1
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Nurarif & Kusuma (2015) pemeriksaan diagnostic pada pasien dengan
pneumonia adalah :
1. Sinar x : Mengidentifikasikan distribusi structural (misa labor, bronchial),
dapat juga meyatakan abses.
2. Biopsy paru : Untuk menetapkan diagnosis.
3. Pemeriksaan gram atau kultur, sputum dan darah untuk dapat
mengidentifikasi semua organisme yang ada.
4. Pemeriksaan serologi : Membantu dalam membedakan diagnosis
organisme khusus.
5. Hitung darah lengkap/ complete blood count ( CBC ): leukositosis
biasanya timbul, meskipun nilai SDP rendah pada infeksi virus serta
Laju endap darah ( LED ): meningkat
6. Pemeriksaan fungsi paru : untuk mengetahui paru-paru, menetapkan luas
berat penyakit dan membantu diagnosis keadaan.
7. Spirometrik static: Untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi
8. Bronkostopi : Untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada Pneumonia, antara lain :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Gangguan pertukaran gas
3. Hypertermi
4. Defisit nutrisi
5. Risiko ketidakseimbangan cairan
G. PENATALAKSANAAN
RENCANA KEPERAWATAN
NO Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Intervensi Keperawatan
keperawatan Hasil
1. Bersihan jalan nafas Manajemen
Setelah
tidak efektif Jalan Napas
dilakukan
(1..01011)
intervensi
Penyebab Observasi :
selama 1x24
Fisiologis : a. Monitor pola
jam diharapkan
1. Spasme jalan napas napas (frekuensi,
bersihan jalan
2. Hipersekresi jalan kedalaman, usaha
napas menjadi
napas napas)
efektif dengan
3. Disfungsi b. Monitor bunyi
kriteria hasil :
neuromuskuler napas tambahan
a. Batuk efektif dari
4. Benda asing dalam (mis. Gurgling,
skala 2 (cukup
jalan napas mengi, wheezing,
menurun) menjadi 4
5. Adanya jalan napas ronkhi kering)
(cukup meningkat)
buatan c. Monitor sputum
b. Produksi sputum dari
6. Sekresi yang (jumlah, warna,
skala 3 (sedang)
tertelan aroma)
menjadi 5 (menurun)
7. Hiperplasia dinding Terapeutik :
c. Dispnea dari skala 2
jalan napas a. Posisikan semi
(cukup meningkat)
8. Proses infeksi fowler atau
menjadi 4 (cukup
9. Respon alergi fowler
menurun)
10. Efek agen b. Berikan minum
d. Frekuensi napas
farmakologis hangat
dari skala 3
(mis. c. Lakukan
(sedang) menjadi 5
Anastesi) fisioterapi dada
(membaik)
e. Pola napas dari jika perlu
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik
Manajemen
Batuk Efektif
(1.01006)
Observasi :
a. Identifikasi
kemampuan batuk
b. Monitor adanya
retensi
sputum
c. Monitor tanda dan
gejala infeksi saluran
napas
Terapeutik :
a. Atur posisi semi
fowler / fowler
b. Pasang perlak dan
bengkok di
pangkuan pasien
c. Buang sekret pada
tempat sputum
Edukasi :
a. Jelaskan tujuan dan
prosedur batuk
efektif
b. Anjurkan tarik napas
dalam melalui
hidung selama 4
detik, ditahan
selama 2 detik,
kemudian keluarkan
dari mulut dengan
bibir dibulatkan
selama 8 detik
c.Anjurkan
mengulangi Tarik
nafas dalam hingga
3 kali
d.Anjurkan batuk
dengan kuat
langsung setelah
tarikan nafas yang
ketiga
Kolaborasi :
Pemberian mukolitik,
ekspektoran
Terapi Oksigen
(1.01026)
Observasi :
a. Monitor kecepatan
aliran O2
b. Monitor posisi alat
terapi O2
c. Monitor aliran
oksigen secara
periodik dan
pastikan fraksi
yang diberikan
cukup
d. Monitor efektifitas
terapi O2
e. Monitor tanda-
tanda hipoventilasi
f. Monitor tanda
dan gejala
toksitasi
g. Monitor tingkat
kecemasan akibat
terapi O2
Terapeutik :
a. Bersihkan sekret pada
mulut, hidung, trakea
(jika perlu)
b. Pertahankan
kepatenan jalan napas
c. Siapkan dan atur
peralatan
pemberian O2
d.Gunakan perangkat
O2 yang sesuai dengan
tingkat mobilitas pasien
Edukasi :
Ajarkan pasien
dan keluarga
cara
menggunakan
O2 dirumah
Kolaborasi :
a. Kolaborasi
penentuan
dosis O2
b.Kolaborasi
penggunaan O2 saat
aktivitas dan tidur
a. Lakukan oral
hygiene sebelum
makan, jika perlu
b. Fasilitasi
menentukan
pedoman diet (mis.
Piramida makanan)
c. Sajikan makanan
secara menarik dan
suhu yang sesuai
d. Berikan makan
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
e. Berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
f. Berikan suplemen
makanan, jika perlu
g. Hentikan pemberian
makan melalui
selang nasogastrik
jika asupan oral
dapat ditoleransi
Edukasi :
a. Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
b. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi :
a. Kolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan
(mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika
perlu Kolaborasi
b. Dengan ahli gizi
untuk menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika
perlu
DAFTAR PUSTAKA
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (2nd ed.). DPP PPNI
Ridha N. 2014. Buku Ajar Keperawatan Pada Anak. Jakarta: Pustaka Pelajar