“ PNEUMONIA”
DISUSUN OLEH:
TAHUN 2020/2021
1. DEFINISI
Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan denganadanya
konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli.(Axton & Fugate,
1993).
Peradangan akut parenkim paru yang biasanya berasal dari suatu infeksi,
disebut pneumonia. (Sylvia) Penumonia adalah inflasi parenkim paru,biasanya
berhubungan dengan pengisian cairan di dalam alveoli.
2. ETIOLOGI
Pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti:
Bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah
staphylococcusaureus, streptococus, aeruginosa, legionella,
hemophillus, influenza, eneterobacter. Bakteri-bakteri tersebut berada
pada kerongkongan manusias eh at , s et el ah s ys t em p er ta ha na n
m en ur un ol eh s a ki t, us ia tu a, at au
Virus penyebab pneumonia diantaranya yaitu virus
i n f l u e n z a , adenovirus,chicken-pox (cacar air). Meskipun virus-
virus ini menyerangs a l u r a n p e r n a f a s a n b a g i a n a t a s , t e t a p i
g a n g g u a n i n i d a p a t m e m i c u pneumonia, terutama pada anak-anak
3. MANIFESTASI KLINIS
Pasien dengan bronkopneumoni dapat mengalami demam tinggi
denganpeningkata suhu secara mendadak sampai 40º. Anak sangat gelisah, sesak
nafasdan sianosis sekunder hidung dan mulut, pernafasan cuping hidung merupakan
trias gejala yang patognomotik. Kadang-kadang disertai muntah dan
diare,batuk mula-mula kering kemudian menjadi produktif. Manifestasi yang lain
yang sering adalah nyeri dada saat batuk ataupun bernafas, batuk produktif
disertai dahak purulen, sesak nafas, dyspnea sampai
4. KOMPLIKASI PENYAKIT
kondisi ini bisa menyebabkan ginjal berhenti bekerja. Gagal ginjal dapat ditandai
dengan jarang buang air kecil; pembengkakan pada pergelangan kaki, tungkai, atau
kaki; sulit bernapas; kebingungan; mual; lesu; detak jantung tak normal; kejang; nyeri
dada; atau koma.
5. PENATALAKSANAAN
Jika pneumonia tidak ditatalaksana dengan baik maka akan terjadi beberapa
komplikasi seperti, pneumonia ekstrapulmoner, pneumonia pneumokokus dengan
bakterimia, pneumonia ekstrapulmoner non infeksius gagal ginjal, gagal jantung,
emboli paru dan infark miokard akut, ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome),
sepsis, gagal napas, syok, abses paru dan efusi pleura.
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan fungsi paru paru: volume makin menurun ( kongesti dan kolaps
alveolar) : tekanan saluran udara meningkat dan kapasitas pemenuhan udara
menurun, hipoksemia.
Analisis gas darah ( analysis blood gasses –ABGS) dan pulse oximetry :
Abnormalitas mungkin timbul tergantung dari luasnya kerusakan paru –paru.
Sinar x : mengidentifikasi distribusi struktural; dapat juga menyatakan abses
luas/infiltrat, empiema(stapilococcus); infiltrasi menyebar atau terlokalisasi
(bakterial); atau penyebaran /perluasan infiltrat nodul (virus).
Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah : diambil dengan biopsi jarum,
aspirasi transtrakeal, bronkoskopifiberotik atau biopsi pembukaan paru untuk
mengatasi organisme penyebab.
Periksa darah lengkap : untuk mengetahui kadar leukosit dalam tubuh
7. PATHWAY
VIRUS,JAMUR,BAKTERI
ISPA
BRONKOPNEUMONIA PNEUMONIA
Aktivitas/istirahat
Sirkulasi
o Gejala: Riwayat adany/GJK kronis.
o Tanda: Takikardia, penampilan kemerahan atau pucat.
Integritas ego
o Gejala: Banyaknya stresor, problem finansial.
Makanan/cairan
o Gejala: Kehilangan nafsu makan, mual/muntah, riwayat diabetes melitus.
o Tanda: Distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus, kulit kering dengan turgor
buruk, penampilan kakeksia (malnutrisi).
Neurosensori
o Gejala: Sakit kepala tempat frontal (influenza).
o Tanda: Perubahan mental (bingung, somnolen).
Nyeri/keamanan
o Gejala: Sakit kepala, nyeri dada (pleuritik), meningkat oleh batuk; nyeri dada
substernal (influenza), mialgia, artralgia.
o Tanda: Melindungi area yang sakit (pasien umumnya tidur pada sisi yang sakit
untuk membatasi gerakan).
Pernapasan
o Gejala: Riwayat adanya/ISK kronis, PPOM, merokok sigaret, takpnea, dispnea
progresif, pernapasan dangkal, penggunaan otot aksesori, pelebaran nasal.
o Tanda: Sputum: merah muda, berkarat, atau purulen, perkusi: pekak di atas
area yang konsolidasi, fremitus: taktil dan vokal sedikit demi sedikit
meningkat dengan konsolidasi, ukiran friksi pleural, bunyi napas: menurun
atau tak ada di atas area yang terlibat, atau napas bronkial, warna: pucat atau
sianosis bibir/kuku.
b. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan ventilasi spontan berhubungan dengan gangguan metabolism
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mucus berlebihan
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen
c. INTERVENSI
NO DX NOC NIC
KEPERAWATAN
1 Gangguan Respiratori Mechanical ventilator management: invasive
ventilasi spontan status: airway a. Pastikan alarm ventilator aktif
berhubungan patency b. Pantau adanya kegagalan nafas yang
dengan gangguan Setelah kemungkinan terjadi
metabolism dilakukan c. Pantau adanya penurunan volume
asuhan ekhalasi dan peningkatan tekanan
keperawatan inspirasi pada pasien
selama 3x24 jam d. Pantau adanya efek merugikan dari
kepatenan jalan ventilasi mekanik:infeksi dan
nafas dapat penurunan curah jantung
mencapai e. Pantau efek pemasangan ventilator
kriteria hasil: terhadap oksigenasi
1.Status
pernafasan gas
darah
pertukaran
CO2 dan O2 di
alveolus untuk
mempertahanka
n konsentrasi
gas darah arteri
dalam rentan
normal
2. Status
pernafasan
ventilasi:
pergerakan
udara keluar
masuk paru
adekuat
3. TTV dalam
batas normal
Menerima
nutrisi adekuat
selama di
pasang
ventilator
DAFTAR PUSTAKA
Hudak & Gallo. 2007. Keperawatan kritis: pendekatan holistik. Edisi VI. Volume II.EGC.
Jakarta.
Cynthia L. Terry & Aurora Weaver., 2013. Keperawatan Kritis. Rapha Publising Yogyakarta.
Lumbantoruan, P & Nazmudin, T. 2015. BTCLS dan Disaster Management. Tangerang
Selatan: Medhatama Restyan
Heegaard WG, Biros MH, Head injury. In: Marx JA, Hockberger RS, Walls RM, et