Anda di halaman 1dari 18

PNEUMONIA

NAMA KELOMPOK:
Sridia Awalia Ningsih Garnis Widiya Rahayu
Nur Fitriyah Indah Adi Tyaningsih
Ratnaningtyas Putri W Rosmita Herlina
Febryana Ardhieta W Nadya Husna R
Hosea Alexander Santi Dwi Suharti
Elita Lifianingrum Azizah Ainul Rahma
Rizki Ikhwan Ika Nurzannah

Lina Hasna Fatimah Uffaerotul Abdiyah


Winna Ariyani Dina Rosdianti
Pengertian Pneumonia
 Pneumonia adalah radang paru-paru yang dapat
disebabkan oleh bermacam-macam
mikroorganisme, seperti bakteri, virus, jamur, dan
benda-benda asing.
  Pneumonia: merupakan peradangan yang

mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus


terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius
dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan
paru dan gangguan pertukaran gas setempat.
Klasifikasi
Berdasarkan anatomiknya, pneumonia dibagi :
  Pneumonia lobaris
  Pneumonia lobularis (bronchopneumonia)
  Pneumonia interstitial (bronchitis).
Etiologi
1. Bakteri Pneumokok, Steptokokus, sering merupakan komplikasi
dari penyakit virus lain: seperti morbili dan varisela atau
komplikasi penyakit kuman lainnya seperti: pertusis, Basil gram
negatif seperti Hemophilus influensa, Pneumokokus aureginosa,
Tubberculosa.
2. Virus Virus respiratory syncytial, virus influenza, virus adeno,
virus sistomegalik.
3. Aspirasi: karena makanan, benda asing dll
4. Pneumonia hipostatik Penyakit ini disebabkan tidur terlentang
terlalu lama.
5. Jamur: candida albicans, dll
6. Sindroma Loeffler.
Patofisiologi
 Terjadinya pneumonia tergantung kepada virulensi mikroorganisme,
tingkat kemudahan dan luasnya daerah paru yang terkena serta penurunan
daya tahan tubuh. Pneumonia dapat terjadi pada orang normal tanpa
kelainan imunitas yang jelas.
 Faktor predisposisi antara lain berupa kebiasaan merokok,pasca infeksi
virus, penyakit jantung kronik, diabetes mellitus,keadaan imunodefisiensi,
kelainan atau kelemahan strukturorgan dada dan penurunan kesadaran.
 Juga adanya tindakan invasife: infuse, intubasi, trakeostomi, pemasangan
ventilator. Lingkungan tempat tinggal, misalnya dipanti jompo,
penggunaan antibiotic, dan obat suntik IV serta keadaan alkoholik
meningkatkan kemungkinanterinfeksi kuman gram negative.
 Pneumonia diharapkan akan sembuh setelah terapi 2-3 minggu.Bila lebih
lama perlu dicurigai adanya infeksi kronik olehbakteri anaerob atau non
bakteri seperti oleh jamur,mikrobakterium atau parasit.
Gejala Klinik
 Bronchopneumoni biasanya didahului oleh infeksi
traktus respiratorius bagian atas selama beberapa hari.
 Suhu dapat naik mendadak sampai 30-40C dan

mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi.


 Pasien sangat gelisah, sesak dan sianosis sekunder

hidung dan mulut, pernapasan cuping


hidung merupakan trias gejala patognomik.
 Kadang-kadang disertai muntah dan diare. Batuk mula-

mula kering kemudian jadi produktif.


Pemeriksaan Fisik
• Pada stadium awal sukar dibuat diagnosa dengan pemeriksaan
fisik. Tapi dengan adanya napas cepat dan dangkal,
pernapasan cuping hidung, serta sianosis sekitar hidung dan
mulut.
• Harus dipikirkan kemungkinan pneumonia. Hasil pemeriksaan
fisik tergantung dari pada luas daerah yang terkena.
• Pada perkusi toraks sering tidak ditemukan kelainan.
• Pada auskultasi suara napas vesikuler dan lemah. Terdapat
ronchi basah halus dan nyaring. Jika sering
bronchopneumonia menjadi satu(confluens) mungkin pada
perkusi terdengar keredupan dan suara napas mengeras
Pemeriksaan Penunjang
 Secara laboratorik ditemukan lekositosis, biasanya 15.000-40.000/m dengan
pergeseran ke kiri. LED meninggi.
 Pengambilan sekret secara broncoskopi dan fungsi paru-paru untuk preparat

langsung; biakan dan test resistensidapat menentukan/mencari etiologinya.


Tetapi cara ini tidak rutin dilakukan karena sukar.
 Pada punksi misalnya dapat terjadi salah tusuk dan memasukkan kuman dari

luar.
 Foto rontgen dilakukan untuk melihat : Komplikasi seperti empiema,

atelektasis, perikarditis, pleuritis, dan OMA. Luas daerah paru yang terkena.


Evaluasi pengobatan
 Pada bronchopnemonia bercak-bercak infiltrat ditemukan pada salah satu atau

beberapa lobus.
 Analisa gas darah
 Pemeriksaan khusus unntuk menentukan kuman penyebab
Komplikasi
 Syok dan gagal napas
 Atelektasis,efusi pleura
 Sepsis
 Abses, emfisema
 pneumothorak
Penatalaksanaan
1. Antibiotik
2. Terapi supportif umum
a. Terapi oksigen.
b. Humidifikasi dengan nebulizerc.
c. Fisioterapi dada.
d. Pengaturan cairan.
e. Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat.
f. Obat inotropik.
g. Ventilasi mekanish.
h. Drainase empiema.
i. Bila terdapat gagal nafas, diberikan nutrisidengan kalori
cukup
Prognosis
Dengan menggunakan antibiotika yang tepat dan
cukup, mortalitas dapat diturunkan sampai
kurang dari 1 %.
MASALAH KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d inflamasi dan
obstruksi jalan nafas
2. Defisit Volume cairan b/d intake oral tidakadekuat,
takipneu, demam
3. Intoleransi aktivitas b/d isolasi respiratory
4. Defisit pengetahuan b/d kurang terpaparinformasi
Pathway Pneumonia
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1 Ketidakefektifan bersihan jalan NOC: NIC
napas 1. Respiratory status: Airway suction
Definisi ventilation 1. Pastikan
Ketidakmampuan untuk 2. Respiratory status: kebutuhan oral
membersihkan sekresi atau airway patency atau tracheal
obstruksi dari saluran Kriteria hasil: suction.
pernafasan untuk 1) Mendemonstrasikan 2. Auskultasi suara
mempertahankan kebersihan batuk efektif dan nafas sebelum
jalan nafas. suara nafas yang dan sesudah
Batasan karakteristik bersih, tidak ada suction.
1. Tidak ada batuk. sianosis dan 3. Informasikan
2. Suara napas tambahan. dyspnea (mampu pada klien dan
3. Perubahan frekuensi napas. mengeluarkan keluarga tentang
4. Perubahan irama napas sputum, mampu suction.
5. Kesulitan berbicara atau bernafas dengan 4. Minta klien
mengeluarkan suara mudah, tidak ada nafas dalam
6. Penurunan bunyi napas. pursed lips). sebelum suction
7. Dipsneu. dilakukan.
8. Sputum dalam jumlah yang
berlebihan
Faktor-faktor yang 2) Menunjukkan jalan 5. Berikan O2
berhubungan: nafas yang paten (klien dengan
Lingkungan tidak merasa tercekik, menggunakan
1. Perokok pasif irama nafas, frekuensi nasal untuk
2. Menghisap rokok pernafasan dalam memfasilitasi
3. Merokok rentang normal, tidak suksion
Obstruksi jalan nafas: ada suara nafas nasotrakeal.
4. Spasme jalan napas. abnormal. 6. Gunakan alat
5. Mokus dalam jumlah 3) Mampu yang steril setiap
berlebihan. mengidentifikasikan melakukan
6. Eksudat dalam jalan dan mencegah factor tindakan.
alveoli. yang dapat 7. Anjurkan pasien
7. Materi asing dalam menghambat jalan untuk istirahat
jalan napas. nafas. dan napas dalam
Fisiologis: setelah kateter
8. Jalan napas alergik. dikeluarkan
9. Infeksi. nasotrakeal
8. Monitor status
oksigen pasien.
9. Ajarkan keluarga
bagaimana cara
melakukan suksion.
10.Hentikan suksion dan
berikan oksigen apabila
pasien menunjukkan
bradikardi, peningkatan
saturasi O2.
Airway Management
11. Buka jalan nafas,
gunakan teknik chin lift
atau jaw thrust bila perlu.
12.Posisikan pasien untuk
memaksimalkan
ventilasi.
13.Identifikasi pasien
perlunya pemasangan
alat jalan nafas buatan.
14.Pasang mayo bila perlu.
5. Lakukan fisioterapi
dada bila perlu
6. Keluarkan secret
dengan batuk atau
suction.
7. Auskultasi suara
nafas, catat adanya
suara tambahan.
8. Monitor respirasi
dan status O2.

Anda mungkin juga menyukai