OLEH KELOMPOK 5 :
Rabiatun Adawiah
Irhasy
Zulpia Saputri
Tifa Desyana Saputri
Rina Puji Lestari
Lala Hanum Salsabila
PENGERTIAN
Menurut Bachtiar, et al. (2015) gangguan jalan napas adalah
kondisi yang menyebabkan terganggunya aliran udara masuk ke
dalam saluran napas melalui mulut dan hidung
Bersihan jalan nafas tidak efektif yaitu suatu hal yang terjadi
pada seseorang yang sedang mengalami ancaman nyawa
ataupun potensial yang terdapat di saluran nafas, dikarenakan
penderita tidak mampu untuk melakukan batuk efektif.
(Carpenito & Moyet, 2013).
Faktor yang dapat mempengaruhi bersihan jalan nafas tidak efektif menurut Tim Pokja SDKI SDPP PPNI (2018) yaitu:
Terdapat benda asing pada saluran Proses infeksi
Faktor fisiologis
PATOFISIOLOGI
Kerongkongan sebagai jalan masuknya makanan dan
minuman secara anatomis terletak di belakang tenggorokan
(jalan napas). Kedua saluran ini sama – sama berhubungan
dengan lubang hidung maupun mulut. Agar tidak terjadi
salah masuk, maka diantara kerongkongan dan
tenggorokan terdapat sebuah katup epiglotis yang bergerak
secara bergantian menutup tenggorokan dan kerongkongan
seperti layaknya daun pintu.
Saat bernapas, katup menutup kerongkongan agar udara
menutup tenggorokan agar makanan lewat kerongkongan.
Tersedak dapat terjadi bila makanan yang seharusnya
menuju kerongkongan , malah menuju tenggorokan karena
berbagai sebab (Romdzati, 2016).
MANIFESTASI KLINIK
Tanda sumbatan jalan nafas total :
Klien tidak dapat bicara
Tidak dapat bernafas
Tidak dapat batuk
Dapat terjadi Sianosis
Klien sering memegang lehernya diantara ibu jari dan jari lainnya
Dapat terjadi penurunan kesadaran
Circulation
Look : Warna tangan dan jari, pucat,CRT, periksa perdarahan eksternal.
Listen : Ukur tekanan darah, lakukan auskultasi jantung.
Feel : Palpasi suhu, denyut nadi perifer dan sentral,akral dingin.
Disability
Menggunakan GCS, Periksa pupil, Penyebab perubahan tingkat kesadaran,
perfusi serebral buruk.
Exposure
Membuka baju pasien dengan tujuan untuk memeriksa
secara detail dipusatkan pada bagian tubuh yang
mengalami gangguan seperti pada pasien dengan
kecurigaan syok anafilaksis ditemukan urtikaria pada
seluruh tubuh.
2. Pengkajian Sekunder
Edukasi
1. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan
jenis relaksasi yang tersedia (mis, music,
meditasi, napas dalam, relaksasi otot
progresif)
2. Jelaskan secara rinci intervensi
relaksasi yang dipilih
3. Anjurkan mengambil posisi nyaman
4. Anjurkan sering mengulangi atau
melatih teknik yang dipilih
5. Demonstrasikan dan latih teknik
relaksasi (mis, napas dalam, peregangan,
atau imajinasi terbimbing
TINDAKAN KEPERAWATAN
Dalam tahap ini perawat harus mengetahui beberapa hal
diantaranya bahaya-bahaya fisik dan perlindungan pada
klien, tiknik komunikasi, kemampuan dalam prosedur
tindakan, pemahaman tentang hak-hak dari pasien serta
dalam memahami tingkat perkembangan psaien. Dalam
pelaksanaan rencana tindakan terdapat dua jenis
tindakan, yaitu tindakan jenis mandiri dan tindakan
kolaborasi. Sebagai profesi, perawat mempunyai
kewenangan dan tanggung jawab dalam menentukan
asuhan keperawatan.
EVALUASI KEPERAWATAN
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien
dalam mencapai tujuan. Hal ini dapat dilakukan dengan
melihat respon klien terhadap asuhan keperawatan yang
diberikan sehingga perawat dapat mengambil keputusan.
Mengakhiri rencana asuhan keperawatan (jika klien
telah mencapai tujuan yang ditetapkan).
Memodifikasi rencana asuhan keperawatan (jika klien
mengalami kesulitan untuk mencapai tujuan)
Meneruskan rencana asuhan keperawatan (jika klien
memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai
tujuan)