Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL NAFAS

MATA KULIAH KEPERAWATAN KRITIS

DI SUSUN OLEH :

Eko Nugroho H Wibowo (202201265)

UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA

PRODI

ALIH JENJANG S1 KEPERAWATAN TAHUN 2022


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah S.w.t yang telah


melimpahkan rahmat-Nya, Sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini.
Kehadiran makalah ini dapat membantu rekan-rekan sejawat perawat dapat
melakukan asuhan keperawatan pada pasien gagal nafas..

Saya menyadari bahwa penyusun makalah ini masih sangat kurang dari
kesempurnaan dan tidak terlepas dari kesalahan, oleh karna itu krtik dan saran dari
pembaca sangatlah di harapkan guna penyempurnaan makalah saya ini.

Palu,12 Januari 2023

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Paru-paru manusia terletak pada rongga dada, bentuk dari paruparu
adalah berbentuk kerucut yang ujungnya berada di atas tulang iga pertama dan
dasarnya berada pada diafragma. Paru terbagi menjadi dua yaitu bagian yaitu,
paru kanan dan paru kiri. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus sedangkan
paru-paru kiri mempunyai dua lobus. Setiap paruparu terbagi lagi menjadi
beberapa sub-bagian, terdapat sekitar sepuluh unit terkecil yang disebut
bronchopulmonary segments. Paru-paru bagian kanan dan bagian kiri
dipisahkan oleh sebuah ruang yang disebut mediastinum .(Evelyn, 2009).
Fungsi utama dari paru-paru adalah untuk pertukaran gas antara darah dan
atmosfer. Pertukaran gas tersebut bertujuan untuk menyediakan oksigen bagi
jaringan dan mengeluarkan karbondioksida. Kebutuhan oksigen dan karbon
dioksida terus berubah sesuai dengan tingkat aktivitas dan metabolisme
seseorang, akan tetapi pernafasan harus tetap dapat berjalan agar pasokan
kandungan oksigen dan karbondioksida bisa normal.
Gagal napas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap karbon
dioksida dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju konsumsi oksigen (O2)
dan pembentukan karbon dioksida (CO2) dalam sel-sel tubuh. Hal ini
mengakibatkan tekanan oksigen arteri kurang dari 50 mmHg (Hipoksemia)
dan peningkatan tekanan karbon dioksida lebih besar dari 45 mmHg
(Hiperkapnia). Ketidakefektifan bersihan jalan nafas menjadi masalah utama,
karena dampak dari pengeluaran dahak yang tidak lancar dapat menyebabkan
penderita mengalami kesulitan bernafas dan gangguan pertukaran gas didalam
paru-paru.
Gagal napas dapat memicu terjadinya serangan jantung, gagal jantung,
dan kelainan irama detak jantung atau aritmia akibat kekurangan oksigen pada
jantung, walaupun kemajuan teknik diagnosis dan terapi intervensi telah
berkembang dengan pesat, namun gagal napas masih menjadi penyebab angka
kesakitan dan kematian yang tinggi di ruang perawatan intensif (Musliha
2010).
BAB II

DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN GAGAL NAFAS


No Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan
Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Bersihan jalan nafas tidak efektif Tujuan: Manajemen Jalan napas


berhubungan dengan sekresi yang
tertahan Setelah dilakukan intervensi 1. Monitor pola napas dengan
keperawatan selama 24 jam melihat monitor
Di buktikan dengan : di harapkan Bersihan jalan 2. Monitor bunyi napas
napas tambahan (mis. Gurgling,
Gejala dan Tanda Mayor Subjektif: Meningkat dengan kriteria mengi, wheezing, ronkhi)
hasil 3. Monitor sputum
tidak tersedia
4. Posisikan 60°
• Batuk efektif meningkat 5. Berikan minumair hangat
Objektif:
• Produksi sputum menurun 6. Lakukan fisioterapi dada
1. Batuk tidak efektif atau tidak mampu • Mengi menurun 7. Lakukan penghisapan
batuk • Wheezing menurun lender kurang dari 15 detik
2. Sputum berlebih/obstruksi di jalan • Dispnea menurun 8. Hiperoksigenasi
napas/meconium di jalan napas (pada • Gelisah menurun 9. Ajarkan batuk efektif
neonates) • Frekuensi napas membaik 10. Kolaborasi pemberian
3. Mengi, wheezing, dan/atau ronkhi • Pola napas membaik bronkodilator, ekspetoran,
Gejala dan Tanda Minor Subjektif: mukolitik, jika perlu

1. Dispnea Pemantauan Respirasi


2. Sulit bicara 1. Palpasi kesimetrisan
3. Ortopnea ekspansi paru
2. Auskultasi bunyi napas
Objektif 3. Monitor saturasi oksigen
1. Gelisah 4. Dokumentasikan hasil
2. Sianosis pemantauan
3. Bunyi napas menurun
4. Frekuensi napas berubah
5. Pola napas berubah
2 Gangguan pertukaran gas Tujuan: Pemantauan Respirasi
berhubungan dengan perubahan
membrane alveoluskapiler Setelah dilakukan intervensi 1. Monitor frekuensi,
keperawatan selama 24 jam irama,kedalaman dan upaya
Dibuktikan dengan : pertukaran napas dengan melihat ke
gas Meningkat dengan monitor
Gejala dan Tanda Mayor Subjektif:
kriteria hasil 2. Monitor pola napas( seperti
Dispnea
bradipnea, takipnea,
1. Tingkat kesadaran hiperventilasi, kussmaul,
Objektif:
meningkat cheyne-stokes, biot, atksik)
1. PCO2 meningkat/menurun 2. Dispnea menurun 3. Monitor kemampuan batuk
2. PO2 menurun 3. Bunyi napas tambahan efektif
3. Takikardia menurun 4. Monitor adanya sumbatan
4. Pusing menurun jalan napas
4. Ph arteri meningkat/menurun
5. diaforesis menurun 5. Palpasi kesimetrisan
5. Bunyi napas tambahan
6. Gelisah menurun ekspansi paru
Gejala dan Tanda Minor Subjektif: 7. Napas cuping hidung 6. Auskultasi bunyi napas
menurun 7. Monitor saturasi oksigen
1. Pusing 8. PCO2 membaik 8. Monitor nilai AGD
2. Penglihatan kabur 9. PO2 membaik 9. Monitor hasil X-ray Toraks
10. Takikardia membaik 10. Atur interval
Objektif:
11. Ph membaik pemantauan respirasi sesuai
1. Sianosis 12. Sianosis membaik kondisi pasien
2. Diaforesis 13. Pola napas membaik 11. Dokumnetasikan hasil
14. Warna kulit pemantauan
3. Gelisah
membaik 12. Jelaskan tujuan dan
4. Napas cuping hidung
prosedur pemantauan
5. Pola napas abnormal
6. Warna kulit abnormal Terapi oksigen
7. Kesadaran menurun
1. Monitor kecepatan aliran
oksigen
2. Monitor efktifitas terapi
oksigen
3. Monitor tanda-tanda
hipoventilasi
4. Bersihkan secret pada
mulut, hidung, dan trakea
jika perlu
5. Pertahankan kepatenan
jalan napas
6. Berikan oksigen
tambahan
7. Ajarkan teknik relaksasi
8. Kolaborasi penentuan dosis
oksigen

3 Defisist perawatan diri berhubungan Setelah dilakukan tindakan Pemantauan personal


dengan kelemahan dan intoleransi keperawatan 1x24 jam di hygiene
aktivitas harpkan deficit perawatan
diri terpenuhi dengan 1. Melakukan personal
Dibuktikan dengan tanda mayor kriteria hasil: hygiene pagi dan sore hari
2. Membantu dan
subjektif: Kelemahan tubuh
1. Pasien bisa melakukan mengajarkan keluarga
Objektif: perwatan diri walaupun di tentang personal hygiene
tempat tidur
1. Tidak mampu berjalan atau intoleransi 2. Sesak napas berkurang
aktivitas atau tdak ada
2. Sesak nafas saat beraktifitas 3. Kebersihan diri terpenuhi

4 Gangguan komunikasi verbal Setekah dilakukan tindakan Pemantauan respirasi:


berhubungan dengan penggunaan keperawatan 1x48 jam di
ventilator harapkan komunikasi verbal 1. Monitor frekuensi,
bisa terjadi yang dibuktikan irama,kedalaman dan upaya
Dibuktikan dengan tanda mayor dengan: napas dengan melihat ke
monitor
subjektif: Tidak tersedia 1. Warna kulit normal, tidak 2. Monitor pola napas( seperti
sianosis bradipnea, takipnea,
Objektif:
2. Peralatan ventilasi hiperventilasi, kussmaul,
1. Penggunaan ventilasi mekanik meknaik di lepas cheyne-stokes, biot, atksik)
2. Saturasi oksigen menurun 3. Kesadaran membaik 3. Cek saturasi dan
3. Sianosis 4. Nilai AGD membaik penggunaan oksigen
4. Lemah
5. Agitasi
6. Nilai gas darah arteri abnormal
BAB III

PENUTUP
Berpikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan
mencakup interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Pikiran atau memori
menyimpan segala sesuatu dan hanya mengingat apa yang diperlukan dan apa yang
berarti dalam kehidupan. Dengan demikian seseorang mampu menganalisis informasi
yang didapat dan mengembangkan kreativitas serta lebih berhasil dalam pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan.

Pengkajian keperawatan adalah proses pengumpulan, pengujian, analisa, dan


mengkomunikasikan data tentang pasien.

Anda mungkin juga menyukai