DO:
Pasien tampak sesak
Pasien tampak
menggunakan otot bantu
pernafasan
Terdapat suara nafas
tambahan: ronchi
RR: 27 x/menit
Pasien tampak gelisah
1. DS: Pasien mengatakan sesak Hambatan upaya nafas Pola nafas tidak efektif
nafas
DO:
Pasien tampak sesak
Pasien tampak
menggunakan otot bantu
pernafasan
Fase inspirasi
memanjang
RR: 27 x/menit
2. DS: Pasien mengatakan batuk Sekresi yang tertahan Bersihan jalan nafas tidak
berdahak efektif
DO:
Pasien tampak batuk
berdahak
Suara nafas tambahan:
Ronki
RR: 27 x/menit
Pasien batuk tidak efektif
Terapi oksigen
Observasi
1. Monitor kecepatan aliran 1.Untuk mencegah oksigen
oksigen yang berlebihan dalam
tubuh
2. Monitor posisi alat terapi 2.Untuk memantau posisi
oksigen yang tepat
3. Monitor tanda-tanda 3.Untuk mencegah
hipoventilasi terjadinya hipoventilasi
Terapeutik
1. Pertahankan kepatenan 1.Untuk mempertahankan
jalan nafas jalan nafas
Terapi oksigen
Observasi
1. Monitor kecepatan aliran 4.Untuk mencegah oksigen
oksigen yang berlebihan dalam
tubuh
2. Monitor posisi alat terapi 5.Untuk memantau posisi
oksigen yang tepat
3. Monitor tanda-tanda 6.Untuk mencegah
hipoventilasi terjadinya hipoventilasi
Terapeutik
1. Pertahankan kepatenan Untuk mempertahankan
jalan nafas jalan nafas
Edukasi
1. Ajarkan Teknik batuk 1. Untuk membantu
efektif pengeluaran sekret
Terapeutik
1. Berikan Teknik non- 1.Membantu mengurangi
farmakologi untuk nyeri
mengurangi rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan yang 2.Mempertahankan rasa
memperberat rasa nyeri nyaman pada pasien
3. Fasilitasi istirahat dan tidur 3.Meningkatkan kualitas
tidur pasien
Edukasi
1. Jelaskan penyebab periode 1.Meningkatkan
dan pemicu nyeri pengetahuan pasien
terhadap nyeri
2. Jelaskan strategi pereda 2.Menentukan strategi
nyeri yang tepat untuk
mengurangi rasa nyeri
3.Mengajarkan pasien cara
mengurangi nyeri
3. Ajarkan Teknik non-
farmakologis untuk
mengurangi nyeri
1. Pengobatan dan
Kolaborasi mempercepat proses
1. Kolaborasi pemberian penyembuhan
analgetik
Edukasi:
1. Ajarkan diet yang 1. Agar pasien dapat
diprogramkan menjalankan diet yang
sesuai
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian 1. Untuk mencegah
medikasi sebelum makan terjadinya mual dan
muntah
2. Kolaborasi dengan ahli 2. Untuk menentukan
gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
jumlah kalori dan jenis nutrien yang
nutrien yang dibutuhkan dibutuhkan oleh pasien
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
I:
1. Frekuensi nafas 25x/menit
2. Saturasi oksigen 93%
3. Terdapat Suara nafas ronchi
4. Aliran oksigen 4 L/menit
5. Tidak terdapat kebiruan pada tubuh pasien
E:
Gangguan pertukaran belum teratasi karena
pasien masih dispnea, terdapat suara nafas
tambahan, dan tampak gelisah.
R: Lanjutkan intervensi
I:
1. Frekuensi nafas 25x/menit
2. Terdapat sekret
3. Terdapat suara nafas tambahan ronchi
4. Posisi pasien dalam keadaan semi fowler
5. Pasien terpasang nasal kanul dengan 4L/
menit
6. Pasien sudah diberikan terapi nebulizer
ventoline 1 resp dan flixotide 1 resp
E:
Pola nafas tidak efektif belum teratasi karena
pasien masih sesak dan menggunakan otot bantu
pernafasan, frekuensi dan kedalaman nafas
belum menurun
R: Lanjutkan intervensi
Selasa/ III 1. Melakukan monitor bunyi nafas S: Pasien mengatakan batuk berdahak
01-02-2022 tambahan
2. Melakukan monitor sputum O:
(jumlah, warna, aroma) Pasien tampak batuk berdahak
3. Melakukan fisioterapi dada Suara nafas tambahan: Ronki
4. Memberikan minum air hangat RR: 27 x/menit
5. Melakukan penghisapan lendir Pasien batuk tidak efektif
kurang dari 15 detik
6. Mengajarkan Teknik batuk A: Bersihan jalan nafas tidak efektif
efektif
P:
1. Monitor bunyi nafas tambahan
2. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
3. Anjurkan minum air hangat
4. Ajarkan Teknik batuk efektif
5. Kolaborasi pemberian obat
I:
1. Terdapat suara nafas tambahan ronchi
2. Terdapat sekret pada pasien
3. Pasien tampak sudah minum air hangat
4. Pasien sudah diajarkan Teknik batuk efektif
5. Pemberian Erdomex 1 tablet/ 8 jam
E:
Bersihan jalan nafas tidak efektif belum teratasi
karena batuk efektif masih belum meningkat,
produksi sputum belum menurun, ronchi masih
ada, gelisah masih ada, frekuensi nafas belum
membaik.
R: Lanjutkan intervensi
I:
1. P: nyeri timbul saat pasien bernafas
Q: nyeri seperti tertekan dan menjalar
R: nyeri di dada dan abdomen
S: Skala nyeri 6
T: nyeri sekitar 10-20 detik
2. Skala nyeri 6
3. Pasien tampak meringis saat nyeri timbul
4. Pasien kurang mengetahui tentang nyeri
5. Lingkungan kamar pasien tampak tenang
E:
Nyeri akut belum teratasi karena frekuensi nadi
dan nafas masih tinggi, skala nyeri belum
menurun, pasien masih gelisah dan kadang sulit
tidur.
R: Lanjutkan intervensi
I:
1. Identifikasi status nutrisi
2. Pasien tidak memiliki alergi terhadap
makanan
3. Berat badan pasien 50 kg
4. Menganjurkan pasien untuk makan makanan
tinggi serat untuk mencegah konstipasi
5. Berikan suplemen makanan: Curcuma 1
tablet/ 8 jam
6. Memberikan obat Omeprazole/ 24 jam
melalui IV
E:
Defisit nutrisi belum teratasi karena porsi
makanan yang dihabiskan belum meningkat,
berat badan, frekuensi dan nafsu makan belum
meningkat
R: Intervensi dilanjutkan
CATATAN PERKEMBANGAN
P:
1. Monitor frekuensi nafas
2. Monitor saturasi oksigen
3. Monitor adanya suara nafas tambahan
4. Melakukan monitor kecepatan aliran oksigen
5. Monitor tanda-tanda hipoventilasi
I:
1. Frekuensi nafas 24x/menit
2. Saturasi oksigen 94%
3. Terdapat Suara nafas ronchi
4. Aliran oksigen 4 L/m
5. Tidak terdapat kebiruan pada tubuh pasien
E:
Gangguan pertukaran belum teratasi karena pasien masih dispnea,
terdapat suara nafas tambahan, dan tampak gelisah.
R: Lanjutkan intervensi
P:
1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya nafas
2. Monitor adanya sumbatan jalan nafas
3. Monitor adanya suara nafas tambahan
4. Monitor kecepatan aliran oksigen
5. Posisikan semi fowler
6. Memantau aliran oksigen
7. Kolaborasi pemberian bronkodilator
I:
1. Frekuensi nafas 24x/menit
2. Terdapat sekret
3. Terdapat suara nafas tambahan ronchi
4. Posisi pasien dalam keadaan semi fowler
5. Pasien terpasang nasal kanul dengan 4L/ menit
6. Pasien sudah diberikan terapi nebulizer ventoline 1 resp dan
flixotide 1 resp
E:
Pola nafas tidak efektif belum teratasi karena pasien masih sesak
dan menggunkan otot bantu pernafasan, frekuensi dan kedalaman
nafas belum menurun
R: Lanjutkan intervensi
P:
1. Monitor bunyi nafas tambahan
2. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
3. Anjurkan minum air hangat
4. Ajarkan kembali teknik batuk efektif
5. Kolaborasi pemberian obat
I:
1. Terdapat suara nafas tambahan ronchi
2. Terdapat sekret pada pasien
3. Pasien tampak sudah minum air hangat
4. Pasien sudah diajarkan kembali teknik batuk efektif
5. Pemberian Erdomex 1 tablet/ 8 jam
E:
Bersihan jalan nafas tidak efektif belum teratasi karena batuk
efektif masih belum meningkat, produksi sputum belum menurun,
ronchi masih ada, gelisah masih ada, frekuensi nafas belum
membaik.
R: Lanjutkan intervensi
Rabu/ IV S: Pasien mengatakan masih merasakan nyeri bagian perut kiri dan
02-02-2022 saat sesak nafas
O:
Pasien tampak meringis
Pasien mengatakan masih sulit tidur di malam hari
Pasien tampak sedikit gelisah
HR: 116 x/menit
A: Nyeri akut
P:
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan
insensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri non-verbal
4. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
I:
1. P: nyeri timbul saat pasien bernafas
Q: nyeri seperti tertekan dan menjalar
R: nyeri di dada dan abdomen
S: Skala nyeri 5
T: nyeri sekitar 10-20 detik
2. Skala nyeri 5
3. Pasien tampak meringis saat nyeri timbul
4. Lingkungan kamar pasien tampak tenang dan tidak bising
E:
Nyeri akut belum teratasi karena frekuensi nadi dan nafas masih
tinggi, skala nyeri belum menurun, pasien masih gelisah dan
kadang sulit tidur.
R: Lanjutkan intervensi
O:
Pasien hanya menghabiskan ½ porsi makanan
Pasien mendapatkan obat penambah nafsu makan: Curcuma 1
tablet/8 jam
Pasien mendapatkan obat Omeprazole 4 mg/ 24 jam melalui IV
A: Defisit Nutrisi
P:
1. Timbang berat badan
2. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
3. Berikan suplemen makanan
4. Anjurkan makanan tinggi kalori dan protein
5. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
I:
1. Berat badan pasien masih 50 kg
2. Menganjurkan pasien untuk makan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
3. Berikan suplemen makanan: Curcuma 1 tablet/ 8 jam
4. Menganjurkan pasien untuk makan makanan tinggi kalori dan
protein
5. Memberikan obat Omeprazole/ 24 jam melalui IV
E:
Defisit nutrisi teratasi sebagian karena mual sudah berkurang,
porsi makanan yang dihabiskan belum meningkat, berat badan,
frekuensi dan nafsu makan belum meningkat
R: Intervensi dilanjutkan
P:
1. Monitor frekuensi nafas
2. Monitor saturasi oksigen
3. Monitor adanya suara nafas tambahan
4. Melakukan monitor kecepatan aliran oksigen
5. Monitor tanda-tanda hipoventilasi
I:
1. Frekuensi nafas 24x/menit
2. Saturasi oksigen 95%
3. Terdapat Suara nafas ronchi
4. Aliran oksigen 4 L/m
5. Tidak terdapat kebiruan pada tubuh pasien
E:
Gangguan pertukaran belum teratasi karena pasien masih dispnea,
terdapat suara nafas tambahan, dan tampak gelisah.
R: Lanjutkan intervensi
P:
1. Monitor frekuensi nafas
2. Monitor adanya sumbatan jalan nafas
3. Monitor adanya suara nafas tambahan
4. Monitor kecepatan aliran oksigen
5. Posisikan semi fowler
6. Memantau aliran oksigen
7. Kolaborasi pemberian bronkodilator
I:
1. Frekuensi nafas 24x/menit
2. Terdapat sekret
3. Terdapat suara nafas tambahan ronchi
4. Posisi pasien dalam keadaan semi fowler
5. Pasien terpasang nasal kanul dengan 4L/ menit
6. Pasien sudah diberikan terapi nebulizer ventoline 1 resp dan
flixotide 1 resp
E:
Pola nafas tidak efektif belum teratasi karena pasien masih sesak
dan menggunkan otot bantu pernafasan, frekuensi dan kedalaman
nafas belum menurun
R: Lanjutkan intervensi
P:
1. Monitor bunyi nafas tambahan
2. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
3. Anjurkan minum air hangat
4. Evaluasi kembali teknik batuk efektif
5. Kolaborasi pemberian obat
I:
1. Terdapat suara nafas tambahan ronchi
2. Tidak ada lagi produksi sputum
3. Pasien tampak sudah minum air hangat
4. Pasien sudah bisa melakukan teknik batuk efektif
6. Pemberian Erdomex 1 tablet/ 8 jam
E:
Bersihan jalan nafas tidak efektif sudah teratasi karena batuk
efektif masih sudah meningkat, produksi sputum menurun, gelisah
sudah berkurang, frekuensi nafas mulai membaik.
R: Intervensi dihentikan
A: Nyeri akut
P:
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan
insensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri non-verbal
4. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
I:
1. P: nyeri timbul saat pasien bernafas
Q: nyeri seperti tertekan dan menjalar
R: nyeri di dada dan abdomen
S: Skala nyeri 4
T: nyeri sekitar 10-15 detik
2. Skala nyeri 4
3. Pasien tampak meringis saat nyeri timbul
4. Lingkungan kamar pasien tampak tenang dan tidak bising
E:
Nyeri akut teratasi sebagian karena frekuensi nadi dan nafas mulai
membaik, skala nyeri sudah berkurang, pasien masih sedikit
gelisah dan kadang sulit tidur.
R: Lanjutkan intervensi
O:
Pasien menghabiskan 1 porsi makanan
Pasien mendapatkan obat penambah nafsu makan: Curcuma 1
tablet/8 jam
Pasien mendapatkan obat Omeprazole 4 mg/ 24 jam melalui IV
A: Defisit Nutrisi
P:
1. Timbang berat badan
2. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
3. Berikan suplemen makanan
4. Anjurkan makanan tinggi kalori dan protein
5. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
I:
1. Berat badan pasien masih 50 kg
2. Menganjurkan pasien untuk makan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
3. Berikan suplemen makanan: Curcuma 1 tablet/ 8 jam
4. Menganjurkan pasien untuk makan makanan tinggi kalori dan
protein
5. Memberikan obat Omeprazole/ 24 jam melalui IV
E:
Defisit nutrisi sudah teratasi karena mual sudah tidak ada, porsi
makanan yang dihabiskan sudah meningkat, frekuensi dan nafsu
makan sudah meningkat
R: Intervensi dihentikan
P:
1. Monitor frekuensi nafas
2. Monitor saturasi oksigen
3. Monitor adanya suara nafas tambahan
4. Melakukan monitor kecepatan aliran oksigen
5. Monitor tanda-tanda hipoventilasi
I:
1. Frekuensi nafas 23x/menit
2. Saturasi oksigen 95%
3. Terdapat Suara nafas ronchi
4. Aliran oksigen 4 L/m
5. Tidak terdapat kebiruan pada tubuh pasien
E:
Gangguan pertukaran teratasi Sebagian karena dispnea sudah
menurun, terdapat suara nafas tambahan, dan pasien sudah tidka
gelisah.
R: Lanjutkan intervensi
P:
1. Monitor frekuensi nafas
2. Monitor adanya sumbatan jalan nafas
3. Monitor adanya suara nafas tambahan
4. Monitor kecepatan aliran oksigen
5. Posisikan semi fowler
6. Memantau aliran oksigen
7. Kolaborasi pemberian bronkodilator
I:
1. Frekuensi nafas 23x/menit
2. Terdapat sekret
3. Terdapat suara nafas tambahan ronchi
4. Posisi pasien dalam keadaan semi fowler
5. Pasien terpasang nasal kanul dengan 4L/ menit
6. Pasien sudah diberikan terapi nebulizer ventoline 1 resp dan
flixotide 1 resp
E:
Pola nafas tidak efektif teratasi sebagian karena pasien masih
sesak dan menggunakan otot bantu pernafasan tetapi frekuensi dan
kedalaman nafas membaik.
R: Lanjutkan intervensi
A: Nyeri akut
P:
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan
insensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri non-verbal
4. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
I:
1. P: nyeri timbul saat pasien bernafas
Q: nyeri seperti tertekan dan menjalar
R: nyeri di dada dan abdomen
S: Skala nyeri 3
T: nyeri sekitar 10-15 detik
2. Skala nyeri 3
3. Pasien tampak meringis saat nyeri timbul
4. Lingkungan kamar pasien tampak tenang dan tidak bising
E:
Nyeri akut teratasi sebagian karena frekuensi nadi dan nafas mulai
membaik, skala nyeri sudah berkurang, pasien masih sedikit
gelisah dan kadang sulit tidur.
R: Lanjutkan intervensi
Hari/ Tanggal Nomor Diagnosa Catatan Perkembangan
Sabtu/ I S: Pasien mengatakan sesak nafas sudah berkurang
05-02-2022
O:
Pasien tampak sesak
Pasien tampak menggunakan otot bantu pernafasan
Terdapat suara nafas tambahan: ronchi
RR: 23 x/menit
Pasien tampak gelisah
P:
1. Monitor frekuensi nafas
2. Monitor saturasi oksigen
3. Monitor adanya suara nafas tambahan
4. Melakukan monitor kecepatan aliran oksigen
5. Monitor tanda-tanda hipoventilasi
I:
1. Frekuensi nafas 21x/menit
2. Saturasi oksigen 98%
3. Suara nafas tambahan sudah tidak ada lagi
4. Aliran oksigen 4 L/m
5. Tidak terdapat kebiruan pada tubuh pasien
E:
Gangguan pertukaran teratasi sebagian karena dispnea masih ada,
suara nafas tambahan sudah tidak ada dan pasien sudah tidak
gelisah.
R: Lanjutkan intervensi
I:
1. Frekuensi nafas 21x/menit
2. Terdapat sekret
3. Terdapat suara nafas tambahan ronchi
4. Posisi pasien dalam keadaan semi fowler
5. Pasien terpasang nasal kanul dengan 4L/ menit
6. Pasien sudah diberikan terapi nebulizer ventoline 1 resp dan
flixotide 1 resp
E:
Pola nafas tidak efektif teratasi sebagian karena pasien masih
sesak dan menggunakan otot bantu pernafasan tetapi frekuensi dan
kedalaman nafas sudah membaik.
R: Lanjutkan intervensi
A: Nyeri akut
P:
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan
insensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri non-verbal
4. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
I:
1. P: nyeri timbul saat pasien bernafas
Q: nyeri seperti tertekan dan menjalar
R: nyeri di dada dan abdomen
S: Skala nyeri 2
T: nyeri sekitar 5 detik
2. Skala nyeri 2
3. Pasien tampak meringis saat nyeri timbul
4. Lingkungan kamar pasien tampak tenang dan tidak bising
E:
Nyeri akut teratasi sebagian karena frekuensi nadi dan nafas mulai
membaik, skala nyeri sudah berkurang, pasien tidak gelisah dan
sudah bisa tidur.
R: Lanjutkan intervensi
P:
1. Monitor frekuensi nafas
2. Monitor saturasi oksigen
3. Monitor adanya suara nafas tambahan
4. Melakukan monitor kecepatan aliran oksigen
5. Monitor tanda-tanda hipoventilasi
I:
1. Frekuensi nafas 20x/menit
2. Saturasi oksigen 99%
3. Suara nafas tambahan sudah tidak ada lagi
4. Aliran oksigen 3 L/m
5. Tidak terdapat kebiruan pada tubuh pasien
E:
Gangguan pertukaran gas teratasi karena dispnea tidak ada, suara
nafas tambahan sudah tidak ada dan pasien sudah tidak gelisah.
R: Intervensi dihentikan
Minggu/ II S: Pasien mengatakan Sudah tidak sesak lagi
06-02-2022
O:
Pasien terlihat masih sesak nafas sesekali
Pasien tampak tidak menggunakan otot bantu pernafasan
RR: 22 x/menit
Pasien terpasang nasal kanul 3 L/menit
P:
1. Monitor frekuensi nafas
2. Monitor adanya sumbatan jalan nafas
3. Monitor adanya suara nafas tambahan
4. Monitor kecepatan aliran oksigen
5. Posisikan semi fowler
6. Memantau aliran oksigen
7. Kolaborasi pemberian bronkodilator
I:
1. Frekuensi nafas 20x/menit
2. Terdapat sekret
3. Tidak terdapat suara nafas tambahan ronchi
4. Posisi pasien dalam keadaan semi fowler
5. Pasien terpasang nasal kanul dengan 3 L/ menit
6. Pasien sudah diberikan terapi nebulizer ventoline 1 resp dan
flixotide 1 resp
E:
Pola nafas tidak efektif teratasi karena pasien tidak sesak dan tidak
menggunakan otot bantu pernafasan lagi,frekuensi dan kedalaman
nafas sudah membaik.
R: Intervensi dihentikan
P: Intervensi dihentikan