Anda di halaman 1dari 16

Teori askep ckd

CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)


ANGGOTA KELOMPOK

NI KADEK DEVI ARIYANTI (203213218)

LUH DE NOVITARIANI (203213205)

NI MADE ARISKA (203213209)

NI MADE RATNIAWATI (203213207)

KOMANG IRA YUNITA APSARI (203213224)

ALIFIA ZAIN (203213210)

MAULIDIA PASYA (203213225)

SHONIA ALFIAH SAFITRI KAMAL [203213229]


PENGKAJIA
N
Riwayat Penyakit Sekarang

Pada klien dengan gagal ginjal kronik biasanya terjadi penurunan urine output, penurunan kesadaran,
perubahan pola napas karena komplikasi dari gangguan system ventilasi, fatigue, perubahan fisiologis
kulit, bau urea pada napas. Selain itu, karena berdampak pada proses metabolism (sekunder karena
intoksikasi), maka akanterjadi anoreksia, nausea dan vomit sehingga beresiko untuk terjadinya gangguan
nutrisi (Prabowo & Pranata, 2014, p. 205).
PEMERIKSAAN
FISIK
Keadaan Umum dan Tanda – Tanda Vital

 Kondisi klien gagal ginjal kronik biasanya lemah


(fatigue), tingkat kesadaran bergantung pada tingkat
toksisitas. Pada pemeriksaan TTV sering didapatkan
RR meningkat (tachypneu), hipertensi/hipotensi
sesuai dengan kondisi fluktuatif (Prabowo & Pranata,
2014, p. 2006).
SISTEM KARDIOVASKULER

 Penyakit yang berhubungan langsung dengan kejadian


gagal ginjal kronik salah satunya hipertensi. Tekanan
darah yang tinggi diatas ambang kewajaran akan
mmpengaruhi volume vaskuler. Stagnasi ini akan memicu
retensi natrium dan air sehingga akan meningkatkan
beban jantung.
SISTEM PERKEMIHAN

Dengan gangguan/kegagalan fungsi ginjal secara


kompleks (filtrasi, sekresi, reabsorbsi dan ekskresi ), maka
manifestasi yang paling menonjol adalah penurunan urine
output < 400 ml/hari bahkn sampai pada anuria (tidak
adanya urine output.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan ultrasono ginjal hanya untuk menentukan ukuran
ginjal dan ada atau tidaknya masa, kista obstruksi pada saluran
kemih bagian atas.

Endoskopi ginjal, nefroskopi Pemeriksaan ini untuk menetukan


pelvis ginjal, keluar batu, hematuria dan pengangkatan tumor
secara selektif.

Arteriogram ginjal Mengkaji sirkulasi ginjal dan


mengidentifikasi ekstravaskuler serta massa
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1)Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan pH pada cairan serebrospinal

2)Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret, edema saluran pernafasan

3)Penurunan curah jantung berhubungan dengan kelebihan cairan, ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit

4)Hipervolemia berhubungan dengan kelebihan cairan, edema

5)Defisit nutrisi berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah

6)Resiko perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan aliran darah, anemia

7)Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.


•  
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1 Pola nafas tidak efektif SLKI : Pola Nafas SIKI : Pemantauan Respirasi, 1. Mengetahui kondisi
berhubungan dengan Manajemen Jalan nafas pasien terkait jenis pola
 
penurunan pH pada cairan nafas
 
serebrospinal Setelah dilakukan tindakan 2. Bunyi nafas tambahan
keperawatan selama 3x24 jam Observasi: dapat mengindikasikan
diharapkan pola nafas membaik. adanya sumbatan jalan
1. Monitor pola nafas
nafas
Kriteria hasil: 2. Monitor bunyi nafas tambahan
3. Retensi sputum dapat
3. Monitor adanya retensi sputum
- Penggunaan otot bantu mempengaruhi pola nafas
 
pernafasan 5 (menurun) 4. Membantu membuka
- Pernapasan cuping hidung 5 Terapeutik: jalan nafas secara manual
menurun 5. Membantu meningkatkan
4. Pertahankan kepatenan jalan nafas
- Frekuensi nafas 5 ekspansi dada
dengan head tilt chin lift
(membaik) 6. Membantu
5. Posisikan semifowler atau fowler
- Kedalaman nafas 5 mengencerkan dahak
6. Berikan minum air hangat
(membaik) 7. Memenuhi kebutuhan
 
oksigen
Kolaborasi:
7. Kolaborasi dalam pemberian dosis
oksigen
2 Bersihan SLKI: Bersihan Jalan Nafas SIKI : Latihan Batuk Efektif 1. Batuk efektif perlu dikaji dan dilakukan
jalan nafas untuk mengurangi penumpukan secret
   
tidak efektif 2. Sebagai data dasar yang dapat
berhubunga Setelah dilakukan tindakan Observasi: membantu intervensi selanjutnya
n dengan keperawatan selama 3x24 3. Melihat kondisi pasien terkait masalah
1. Identifikasi kemampuan batuk
penumpuka jam diharapkan bersihan dalam proses pernafasan
2. Monitor adanya retensi sputum
n sputum. jalan nafas membaik. 4. Membantu meningkatkan ekspansi
3. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran
dada
  Kriteria hasil: pernafasan
5. Berguna untuk mencegah agar secret
- Produksi sputum 5   tidak tumpah ke pakaian
(membaik) 6. Mencegah terjadinya penularan akibat
Terapeutik:
- Frekuensi nafas 5 secret
(membaik) 4. Atur posisi semi fowler atau fowler 7. Membantu meningkatkan
5. Pasang perlak di pangkuan pasien pengetahuan pasien tentang batuk
6. Buang secret pada tempat sputum efektif
  8. Membantu mengencerkan dan
mengeluarkan dahak
Edukasi:
7. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
 
Kolaborasi:
8. Kolaborasi pemberian mukolitik,
ekspektoran atau bronkodilator
3 Resiko perfusi perifer tidak SLKI : Perfusi Perifer SIKI: Perawatan Sirkulasi 1. Sebagai data dasar terkait
masalah perfusi perifer
efektif berhubungan dengan    
2. Berguna untuk membantu
penurunan aliran darah, Setelah dilakukan tindakan Observasi: penentuan intervensi
anemia keperawatan selama 3x24 jam 3. Melihat kondisi pasien
1. Periksa sirkulasi perifer
diharapkan perfusi perifer terkait adanya gangguan
2. Identifikasi faktor resiko gangguan
  meningkat. sirkulasi perifer
sirkulasi
4. Mencegah terjadinya
Kriteria hasil: 3. Monitor panas, nyeri, bengkak pada
kompllikasi atau masalah
ekstermitas
- Denyut nadi 5 (meningkat) lain
- Warna kulit pucat 5 (menurun)   5. Membantu memperbaiki
- Edema perifer 5 (menurun) kondisi sirkulasi
Terapeutik:
- Pengisian kapiler 5 (membaik) 6. Mencegah terjadinya kulit
- Akral 5 (membaik) 4. Lakukan pencegahan infeksi kering yang dapat
5. Lakukan perawatan kaki dan kuku memperburuk kondisi
6. Lakukan hidrasi sirkulasi
  7. Berguna dalam mengontrol
tekanan darah pasien
Edukasi:
8. Membantu merawat kulit
7. Anjurkan minum obat pengontrol pasien
tekanan darah secara teratur 9. Melakukan antisipasi yang
8. Anjurkan menggunakan perawatan tepat terkait kondisi pasien
kulit yang tepat
9. Informasikan tanda dan gejala
darurat yang harus dilaporkan
4 Intoleransi aktivitas SLKI : Toleransi Aktivitas SIKI : Manajemen Energi 1. Sebagai data dasar untuk
berhubungan dengan membantu proses
   
kelemahan umum. intervensi selanjutnya
Setelah dilakukan tindakan Observasi: 2. Membantu meningkatkan
 
keperawatan selama 3x24 jam kenyamanan pasien
1. Monitor pola dan jam tidur
diharapkan toleransi aktivitas sehingga pasien dapat
 
membaik. beristirahat dengan baik
Terapeutik: dan tidak terganggu
Kriteria hasil:
3. Mencegah terjadinya
2. Sediakan lingkungan yang nyaman
- Keluhan lelah 5 (menurun) kekakuan sendi yang
dan rendah stimulus
- Perasaan lemah 5 dapat membatasi
3. Lakukan latihan rentang gerak
(menurun) aktivitas pasien nantinya.
pasif dan/atau aktif
4. Membantu pasien untuk
4. Fasilitasi duduk disisi tempat tidur,
berlatih agar tidak
jika tidak dapat berpindah atau
menimbulkan masalah
berjalan
lain spt luka decubitus
  akibat bed rest lama.
5. Membantu untuk
Edukasi
menghemat energi agar
5. Anjurkan melakukan aktivitas pasien terhindar dari
secara bertahap kelelahan dan
kelemahan.
Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan suatu tindakan dari sebuah
rencana yang telah disusun secara matang dan terperinci.
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang
diharapkan dapat mencapai tujuan dan kriteria hasil yang telah
direncanakan dalam tindakan keperawatan yang diprioritaskan.
EVALUASI
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan
terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perencanaan. Evaluasi terbagi atas dua jenis, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi
formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil tindakan keperawatan. Evaluasi formatif
ini dilakukan segera setelah perawat mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai ke
efektifan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Perumusan evaluasi formatif ini meliputi empat
komponen yang dikenal dengan istilah SOAP, yakni subjektif (data berupa keluhan pasien), objektif
(data hasil pemeriksaan), analisis data dan perencanaan.
SESI DISKUSI
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai