Anda di halaman 1dari 20

Intervensi Keperawatan

No. SDKI SLKI SIKI Rasional


1. Gangguan Ventilasi Spontan Sirkulasi Spontan (L.02015) Dukungan Ventilasi (I.01002)
(D.0004)
Kategori : Fisiologis Definisi Definisi
Subkategori : Respirasi Kemampuan untuk Memfasilitasi dalam
mempertahankan sirkulasi yang mempertahankan pernapasan
Definisi adekuat untuk menunjang spontan untuk memaksimalkan
Penurunan cadangan energi kehidupan pertukaran gas di paru-paru
yang mengakibatkan individu
tidak mampu bernapas dengan Setelah dilakukan intervensi Tindakan
adekuat keperawatan 3x24 jam masalah
terhadap sirkulasi spontan dapat Observasi
Penyebab diatasi dengan indikator : - Identifiksi adanya
1. Gangguan metabolisme kelelahan otot bantu
2. Kelemahan otot 1. Tingkat kesadaran (5) napas
pernapasan 2. Saturasi oksigen (5) - Identifikasi efek
3. Gambaran EKG aritmia (1) perubahan posisi
Gejala dan Tanda Mayor 4. Frekuensi nadi (5) terhadap status
5. Tekanan darah (5) pernapasan
Subjektif 6. Frekuensi napas (5) - Monitor status respirasi
1. Dispnea 7. Suhu tubuh (5) dan oksigenasi (mis.
Objektif 8. ETCO2 (5) Frekuensi dan
1. Penggunaan otot bantu 9. Produksi urine (5) kedalaman napas,
napas meningkat penggunaan otot bantu
2. Volume tidal menurun napas, bunyi napas
3. PCO2 meningkat tambahan, saturasi
4. PO2 menurun oksigen)
5. SaO2 menurun Terapeutik
Gejala dan Tanda Minor - Pertahankan kepatenan
jalan napas
Subjektif - Berikan posisi semi
(tidak tersedia fowler atau fowler
- Fasilitasi mengubah
Objektif posisi senyaman
1. Gelisah mungkin
2. Takikardia - Berikan oksigenasi
sesuai kebutuhan (mis.
Kondisi Klinis Terkait Nasal kanul, masker
1. Penyakit paru obstruktif wajah, masker
kronis (PPOK) rebreathing atau non
2. Asma rebreathing)
3. Cedera kepala - Gunakan beg-valve
4. Gagal napas mask, jika perlu
5. Bedah jantung Edukasi
6. Adult respiratory - Ajarkan melakukan
distress syndrome teknik relaksasi napas
(ARDS) dalam
7. Persistent pulmonart - Ajarkan mengubah
hypertension of posisi secara mandiri
newborn (PPHN) - Ajarkan teknik batuk
8. Prematuritas efektif
9. Infeksi saluran napas Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
Bronkhodilator, jika
perlu
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Bersihan Jalan Napas (L.01001) Latihan Batuk Efektif
Efektif (D.0001) (I.01006)
Kategori : Fisiologis Definisi
Subkategori : Respirasi Kemampuan membersihkan sekret Definisi
atau obstruksi jalan napas untuk Melatih pasien yang tidak
Definisi mempertahankan jalan napas tetap memiliki kemampuan batuk
Ketidakmampuan paten secara efektif untuk
membersihkan sekret atau membersihkan laring, trakea
obstruksi jalan napas untuk Setelah dilakukan intervensi dan bronkiolus dari sekret atau
mempertahankan jalan napas keperawatan 3x24 jam masalah benda asing di jalan napas
tetap paten terhadap bersihan jalan napas
dapat diatasi dengan indikator : Tindakan
Penyebab
Fisiologis 1. Batuk efektif (5) Observasi
1. Spasme jalan napas 2. Produksi sputum (1) - Identifikasi kemampuan
2. Hipersekresi jalan napas 3. Mengi (1) batuk
3. Disfungsi 4. Wheezing (1) - Monitor adanya retensi
neuromuskuler 5. Meconium (pada neonatus sputum
4. Benda asing dalam jalan (1) - Monitor tanda dan gejala
napas 6. Dyspnea (1) infeksi saluran napas
5. Adanya jalan napas 7. Ortopnea (1) - Monitor input dan
buatan 8. Sulit bicara (1) output cairan (mis.
6. Sekresi yang tertahan 9. Sianosis (1) Jumlah dan
7. Hiperplasia dinding 10. Gelisah (1) karakteristik)
jalan napas 11. Frekuensi napas (5) Terapeutik
8. Proses infeksi 12. Pola napas (5) - Atur posisi semi-Fowler
9. Respon alergi atau Fowler
10. Efek agen farmakologis - Pasang perlak dan
(mis. Anastesi) bengkok di pangkuan
pasien
Situasional
- Buang sekret pada
1. Merokok aktif
tempat sputum
2. Merokok pasif
Edukasi
3. Terpajan polutan
- Jelaskan tujuan dan
Gejala dan Tanda Mayor prosedur batuk efektif
- Anjurkan tarik napas
Subjektif dalam melalui hidung
(tidak tersedia) selama 4 detik, ditahan
selama 2 detik,
Objektif kemudian keluarkan dari
1. Batuk tidak efektif atau mulut dengan bibir
tidak mampu batuk mencucu (dibulatkan)
2. Sputum berlebih / selama 8 detik
obstruksi di jalan - Anjurkan mengulangi
napas / meconium di tarik napas dalam hingga
jalan napas (pada 3 kali
neonatus) - Anjurkan batuk dengan
3. Mengo, wheezing kuat langsung setelah
dan/atau ronkhi kering tarik napas dalam yang
ke-3
Gejala dan Tanda Minor Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
Subjektif mukolitik atau
1. Dyspnea ekspektoran, jika perlu
2. Sulit bicara
3. Ortopnea
Objektif
1. Gelisah
2. Sianosis
3. Bunyi napas menurun
4. Frekuensi napas
berubah
5. Pola napas berubah
Kondisi Klinis Terkait
1. Gullian barre syndrome
2. Sclerosis multiple
3. Myasthenia gravis
4. Prosedur diagnostik
(mis. Bronkoskopi,
transesophageal
echocardiography
[TEE])
5. Depresi sistem saraf
pusat
6. Cedera kepala
7. Stroke
8. Kuadriplegia
9. Sindrom aspirasi
mekonium
10. Infeksi saluran napas
11. Asma
3. Pola Napas Tidak Efektif Pola Napas (L.01004) Manajemen Jalan Napas
(D.0005) Buatan (I.01012)
Definisi
Kategori : Fisiologis Inspirasi dan/atau ekspirasi yang Definisi
Subkategori : Respirasi memberikan ventilasi adekuat Mengidentifikasi dan mengelola
selang endotrakeal dan
Definisi Setelah dilakukan intervensi trakeostomi
Inspirasi dan/atau ekspirasi keperawatan 3x24 jam masalah
yang tidak ventilasi adekuat terhadap pola napas dapat diatasi Tindakan
dengan indikator :
Penyebab Observasi
1. Depresi pusat 1. Dyspnea (1) - Monitor posisi selang
pernapasan 2. Penggunaan otot bantu endotrakeal (ETT),
2. Hambatan upaya napas napas (1) terutama setelah
(mis. Nyeri saat 3. Pemanjangan fase ekspirasi mengubah posisi
bernapas, kelemahan (1) - Monitor tekanan balon
otot pernapasan) 4. Ortopnea (1) ETT setiap 4-8 jam
3. Deformitas dinding 5. Pernapasan pursed-lip (1) - Monitor kulit area
dada 6. Pernapasan cuping hidung stroma trakeostomi (mis.
4. Deformitas tulang dada (1) Kemerahan, drainase,
5. Gangguan 7. Frekuensi napas (5) perdarahan)
neuromuskular 8. Kedalaman napas (5) Terapeutik
6. Gangguan neurologis 9. Ekskursi dada (5) - Kurangi tekanan balon
(mis. 10. Ventilasi semenit (5) secara periodik tiap shift
Elektroensefalogram 11. Kapasitas vital (5) - Pasang ortopharingeal
[EEG] positif, cedera 12. Diameter thoraks anterior- airway (OPA) untuk
kepala, gangguan posterior (5) mencegah ETT tergigit
kejang) 13. Tekanan ekspirasi (5) - Cegah ETT terlipat
7. Imaturitas neurologis 14. Tekanan inspirasi (5) (kinking)
8. Penurunan energi - Berikan pre-oksigenasi
9. Obesitas
10. Posisi tubuh yang 100% selama 30 detik
menghambat ekspansi (3-6 kali ventilasi)
paru sebelum dan setelah
11. Sindrom hipoventilasi penghisapan
12. Kerusakan inervasi - Berikan volume pre-
diafragma (kerusakan oksigenasi (bagging atau
saraf C5 ke atas) ventilasi mekanik) 1,5
13. Cedera pada medulla kali volume tidal
spinalis - Lakukan penghisapan
14. Efek agen farmakologis lendir kurang dari 15
15. Kecemasan detik jika diperlukan
(bukan secara berkala /
Gejala dan Tanda Mayor rutin)
- Ganti fiksasi ETT setiap
Subjektif 24 jam
1. Dyspnea - Ubah posisi ETT secara
bergantian (kiri dan
Objektif
kanan) setiap 24 jam
1. Penggunaan otot bantu
- Lakukan perawatan
pernapasan
mulut (mis. Dengan
2. Fase ekspirasi
sikat gigi, kasa,
memanjang
pelembab bibir)
3. Pola napas abnormal
(mis. Takipnea, - Lakukan perawatan
bradipnea, stoma trakeostomi
hiperventilasi, kussmaul, Edukasi
cheynea-stokes) - Jelaskan pasien dan/atau
keluarga tujuan dan
Gejala dan Tanda Minor prosedur pemsangan
jalan napas buatan
Subjektif Kolaborasi
1. Ortopnea - Kolaborasi intubasi
ulang jika terbentuk
Objektif mucous plug yang tidak
1. Pernapasan pursed-lip dapat dilakukan
2. Pernapasan cuping penghisapan
hidung
3. Diameter thoraks
anterior-posterior
meningkat
4. Ventilasi semenit
menurun
5. Kapasitas vital menurun
6. Tekanan ekspirasi
menurun
7. Tekanan inspirasi
menurun
8. Ekskursi dada berubah

Kondisi Klinis Terkait


1. Depresi sistem saraf
pusat
2. Cedera kepala
3. Trauma thoraks
4. Gullian barre syndrome
5. Sclerosis multiple
6. Myasthenia gravis
7. Stroke
8. Kuadriplegia
9. Intoksikasi alkohol
4. Gangguan Pertukaran Gas Pertukaran Gas (L.01003) Pemantauan Respirasi
(D.0003) (I.01014)

Kategori : Fisiologis Definisi Definisi


Subkategori : Respirasi Oksigenasi dan/atau eliminasi Mengumpulkan dan
karbon dioksida pada membran menganalisis data untuk
Definisi alveolus-kapiler dalam batas memastikan kepatenan jalan
kelebihan atau kekuarangan normal
oksigenasi dan/atau eliminasi napas dan keefektifan
karbon dioksida pada membran Setelah dilakukan intervensi pertukaran gas
alveolus-kapiler keperawatan 3x24 jam masalah
terhadap pertukaran gas dapat Tindakan
Penyebab diatasi dengan indikator :
1. Ketidakseimbangan Observasi
ventilasi-perfusi 1. Tingkat kesadaran (5) - Monitor frekuensi,
2. Perubahan membran 2. Dyspnea (1) irama, kedalaman dan
alveolus-kapiler 3. Bunyi napas tambahan (1) upaya napas
4. Takikardia (1) - Monitor pola napas
Gejala dan Tanda Mayor 5. Pusing (1) (seperti bradipnea,
6. Penglihatan kabur (1) takipnea, hiperventilasi,
Subjektif 7. Diaphoresis (1) kussmaul, Cheyne-
1. Dyspnea 8. Gelisah (1) Stokes, biot, ataksik)
9. Napas cuping hidung (1) - Monitor kemampuan
Objektif 10. PCO2 (5) batuk efektif
1. PCO2 11. PO2 (5) - Monitor adanya
meningkat/menurun 12. pH arteri (5) produksi sputum
2. PO2 menurun 13. Sianosis (5) - Monitor adanya
3. Takikardia 14. Pola napas (5) sumbatan jalan napas
4. pH arteri 15. Warna kulit (5) - Palpasi kesimetrisan
meningkat/menurun
ekspansi paru
5. Bunyi napas tambahan
- Auskultasi bunyi napas
Gejala dan Tanda Minor - Monitor saturasi oksigen
- Monitor nilai AGD
Subjektif - Monitor hasil x-ray
1. Pusing toraks
2. Penglihatan kabur Terapeutik
- Atur interval
Objektif pemantauan respirasi
1. Sianosis sesuai kondisi pasien
2. Diaforesis - Dokumentasikan hasil
3. Gelisah pemantauan
4. Napas cuping hidung Edukasi
5. Pola napas abnormal - Jelaskan tujuan dan
(cepat/lambat, prosedur pemantauan
regular/ireguler, - Informasikan hasil
dalam/dangkal) pemantauan, jika perlu
6. Warna kulit abnormal
(mis. Pucat, kebiruan)
7. Kesadaran menurun

Kondisi Klinis Terkait


1. Penyakit paru obstruktif
(PPOK)
2. Gagal jantung kongestif
3. Asma
4. Pneumonia
5. Tuberkolosis paru
6. Penyakit membran
hialin
7. Asfiksia
8. Persistent pulmonary
hypertension of
newborn (PPHN)
9. Prematuritas
10. Infeksi saluran napas
5. Gangguan Pola Tidur Pola Tidur (L.05045) Edukasi Aktivitas/Istirahat
(D.0055) (I.12362)

Kategori : Fisiologis Definisi Definisi


Subkategori : Aktivitas/istirahat Keadekuatan kualitas dan Mengajarkan pengaturan
kuantitas tidur aktivitas dan istirahat
Definisi
Gangguan kualitas dan Setelah dilakukan intervensi Tindakan
kuantitas waktu tidur akibat keperawatan 3x24 jam masalah
faktor eksternal terhadap pola tidur dapat diatasi Observasi
dengan indikator : - Identifikasi kesiapan dan
Penyebab kemampuan menerima
1. Hambatan lingkungan 1. Kemampuan beraktivitas informasi
(mis. Kelembaban (5) Terapeutik
lingkungan sekitar, suhu 2. Keluhan sulit tidur (1) - Sediakan materi dan
lingkungan, 3. Keluhan sering terjaga (1) media pengaturan
pencahayaan, 4. Keluhan tidak puas tidur aktivitas dan istirahat
kebisingan, bau tidak (1) - Jadwalkan pemberian
sedap, jadwal 5. Keluhan pola tidur berubah pendidikan kesehatan
pemantauan / (1) sesuai kesepakatan
pemeriksaan / tindakan 6. Keluhan istirahat tidak - Berikan kesempatan
2. Kurangnya kontrol tidur cukup (1) kepada pasien dan
3. Kurangnya privasi keluarga untuk bertanya
4. Restraint fisik Edukasi
5. Ketiadaan teman tidur - Jelaskan intinya
6. Tidak familiar dengan melakukan aktivitas
peralatan tidur fisik/olahraga secara
rutin
Gejala dan Tanda Mayor
- Anjurkan terlibat dalam
Subjektif aktivitas kelompok,
1. Mengeluh sulit tidur aktivitas bermain atau
2. Mengeluh sering terjaga aktivitas lainnya
3. Mengeluh tidak puas - Anjurkan menyusun
tidur jadwal aktivitas dan
4. Mengeluh pola tidur istirahat
berubah - Ajarkan cara
5. Mengeluh istirahat tidak mengidentifikasi
cukup kebutuhan istirahat (mis.
Kelelahan, sesak napas
Objektif saat aktivitas)
(tidak tersedia) - Ajarkan cara
mengidentifikasi target
Gejala dan Tanda Minor dan jenis aktivitas sesuai
kemampuan
Subjektif
1. Mengeluh kemampuan
beraktivitas menurun

Objektif
(tidak tersedia)

Kondisi Klinis Terkait


1. Nyeri/kolik
2. Hipertiroidisme
3. Kecemasan
4. Penyakit paru obstruksi
kronis (PPOK)
5. Kehamilan
6. Periode pasca partum
7. Kondisi pasca operasi
6. Keletihan (D.0057) Tingkat Keletihan (L.05046) Edukasi Aktivitas/Istirahat
(I.12362)
Kategori : Fisiologis Definisi
Subkategori : Aktivitas/Istirahat Kapasitas kerja fisik dan mental Definisi
yang tidak pulih dengan istirahat Mengajarkan pengaturan
Definisi aktivitas dan istirahat
Penurunan kapasitas kerja fisik Setelah dilakukan intervensi
dan mental yang tidak pulih keperawatan 3x24 jam masalah Tindakan
dengan istirahat terhadap tingkat keletihan dapat
diatasi dengan indikator : Observasi
Penyebab - Identifikasi kesiapan dan
1. Gangguan tidur 1. Verbalisasi kepulihan kemampuan menerima
2. Gaya hidup monoton energi (1) informasi
3. Kondisi fisiologis (mis. 2. Tenaga (1) Terapeutik
Penyakit kronis, penyakit 3. Kemampuan melakukan - Sediakan materi dan
terminal, anemia, malnutrisi, aktivitas rutin (1) media pengaturan
kehamilan) 4. Motivasi (1) aktivitas dan istirahat
4. Program 5. Verbalisasi lelah (5) - Jadwalkan pemberian
perawatan/pengobatan jangka 6. Lesu (5) pendidikan kesehatan
panjang 7. Gangguan konsentrasi (5) sesuai kesepakatan
5. Peristiwa hidup negative 8. Sakit kepala (5) - Berikan kesempatan
6. Stress berlebihan 9. Sakit tenggorokan (5) kepada pasien dan
7. Depresi 10. Mengi (5) keluarga untuk bertanya
11. Sianosis (5) Edukasi
Gejala dan Tanda Mayor 12. Gelisah (5) - Jelaskan intinya
Subjektif 13. Frekuensi napas (5) melakukan aktivitas
1. Merasa energi tidak 14. Perasaan bersalah (5) fisik/olahraga secara
pulih walaupun telah tidur 15. Nafsu makan (5) rutin
2. Merasa kurang tenaga 16. Pola napas (5) - Anjurkan terlibat dalam
3. Mengeluh lelah 17. Libido (5) aktivitas kelompok,
18. Pola istirahat (5) aktivitas bermain atau
Objektif aktivitas lainnya
1. Tidak mampu
- Anjurkan menyusun
mempertahankan hubungan
jadwal aktivitas dan
2. Tampak lesu
istirahat
Tanda dan Gejala Minor - Ajarkan cara
mengidentifikasi
Subjektif kebutuhan istirahat (mis.
1. Merasa bersalah akibat Kelelahan, sesak napas
tidak mampu menjalankan saat aktivitas)
tanggung jawab - Ajarkan cara
2. Libido menurun mengidentifikasi target
dan jenis aktivitas sesuai
Objektif kemampuan
1. Kebutuhan istirahat
meningkat

Kondisi Klinis Terkait


1. Anemia
2. Kanker
3. Hipotiroidisme/
hipertiroidisme
4. AIDS
5. Depresi
6. Menopause

Implementasi Keperawatan

NO No. Diagnosa Implementasi Evaluasi


1. (D.0004) Dukungan Ventilasi (I.01002) S:

Definisi O:
Memfasilitasi dalam mempertahankan
pernapasan spontan untuk memaksimalkan A:
pertukaran gas di paru-paru
P:
Tindakan

Observasi
- Mengidentifiksi adanya kelelahan otot
bantu napas
- Mengidentifikasi efek perubahan posisi
terhadap status pernapasan
- Memonitor status respirasi dan
oksigenasi (mis. Frekuensi dan
kedalaman napas, penggunaan otot
bantu napas, bunyi napas tambahan,
saturasi oksigen)
Terapeutik
- Mempertahankan kepatenan jalan napas
- Memberikan posisi semi fowler atau
fowler
- Memfasilitasi mengubah posisi
senyaman mungkin
- Memberikan oksigenasi sesuai
kebutuhan (mis. Nasal kanul, masker
wajah, masker rebreathing atau non
rebreathing)
- Menggunakan beg-valve mask, jika
perlu
Edukasi
- Mengajarkan melakukan teknik
relaksasi napas dalam
- Mengajarkan mengubah posisi secara
mandiri
- Mengajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
- Mengkolaborasi pemberian
bronkhodilator, jika perlu
2. (D.0001) Latihan Batuk Efektif (I.01006) S:

Definisi O:
Melatih pasien yang tidak memiliki
kemampuan batuk secara efektif untuk A:
membersihkan laring, trakea dan bronkiolus
dari sekret atau benda asing di jalan napas P:

Tindakan

Observasi
- Mengidentifikasi kemampuan batuk
- Memonitor adanya retensi sputum
- Memonitor tanda dan gejala infeksi
saluran napas
- Memonitor input dan output cairan (mis.
Jumlah dan karakteristik)
Terapeutik
- Mengatur posisi semi-Fowler atau
Fowler
- Memasang perlak dan bengkok di
pangkuan pasien
- Membuang sekret pada tempat sputum
Edukasi
- Menjelaskan tujuan dan prosedur batuk
efektif
- Menganjurkan tarik napas dalam
melalui hidung selama 4 detik, ditahan
selama 2 detik, kemudian keluarkan dari
mulut dengan bibir mencucu
(dibulatkan) selama 8 detik
- Menganjurkan mengulangi tarik napas
dalam hingga 3 kali
- Menganjurkan batuk dengan kuat
langsung setelah tarik napas dalam yang
ke-3
Kolaborasi
- Mengkolaborasi pemberian mukolitik
atau ekspektoran, jika perlu
3. (D.0005) Manajemen Jalan Napas Buatan (I.01012) S:

Definisi O:
Mengidentifikasi dan mengelola selang
endotrakeal dan trakeostomi A:

Tindakan P:

Observasi
- Memonitor posisi selang endotrakeal
(ETT), terutama setelah mengubah
posisi
- Memonitor tekanan balon ETT setiap 4-
8 jam
- Memonitor kulit area stroma
trakeostomi (mis. Kemerahan, drainase,
perdarahan)
Terapeutik
- Mengurangi tekanan balon secara
periodik tiap shift
- Memasang ortopharingeal airway
(OPA) untuk mencegah ETT tergigit
- Mencegah ETT terlipat (kinking)
- Memberikan pre-oksigenasi 100%
selama 30 detik (3-6 kali ventilasi)
sebelum dan setelah penghisapan
- Memberikan volume pre-oksigenasi
(bagging atau ventilasi mekanik) 1,5
kali volume tidal
- Melakukan penghisapan lendir kurang
dari 15 detik jika diperlukan (bukan
secara berkala / rutin)
- Mengganti fiksasi ETT setiap 24 jam
- Mengubah posisi ETT secara bergantian
(kiri dan kanan) setiap 24 jam
- Melakukan perawatan mulut (mis.
Dengan sikat gigi, kasa, pelembab bibir)
- Melakukan perawatan stoma
trakeostomi
Edukasi
- Menjelaskan pasien dan/atau keluarga
tujuan dan prosedur pemsangan jalan
napas buatan
Kolaborasi
- Mengolaborasi intubasi ulang jika
terbentuk mucous plug yang tidak dapat
dilakukan penghisapan
4. (D.0003) Pemantauan Respirasi (I.01014)

Definisi S:
Mengumpulkan dan menganalisis data untuk
memastikan kepatenan jalan napas dan O:
keefektifan pertukaran gas
A:
Tindakan
P:
Observasi
- Memonitor frekuensi, irama, kedalaman
dan upaya napas
- Memonitor pola napas (seperti
bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
kussmaul, Cheyne-Stokes, biot, ataksik)
- Memonitor kemampuan batuk efektif
- Memonitor adanya produksi sputum
- Memonitor adanya sumbatan jalan
napas
- Melakukan tindakan palpasi
kesimetrisan ekspansi paru
- Melakukan tindakan auskultasi bunyi
napas
- Memonitor saturasi oksigen
- Memonitor nilai AGD
- Memonitor hasil x-ray toraks
Terapeutik
- Mengatur interval pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
- Mendokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
- Menjelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
- Menginformasikan hasil pemantauan,
jika perlu
5. (D.0055) Edukasi Aktivitas/Istirahat (I.12362) S:

Definisi O:
Mengajarkan pengaturan aktivitas dan istirahat
A:
Tindakan
P:
Observasi
- Mengidentifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima informasi
Terapeutik
- Menyediakan materi dan media
pengaturan aktivitas dan istirahat
- Menjadwalkan pemberian pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
- Memberikan kesempatan kepada pasien
dan keluarga untuk bertanya
Edukasi
- Menjelaskan intinya melakukan
aktivitas fisik/olahraga secara rutin
- Menganjurkan terlibat dalam aktivitas
kelompok, aktivitas bermain atau
aktivitas lainnya
- Menganjurkan menyusun jadwal
aktivitas dan istirahat
- Mengajarkan cara mengidentifikasi
kebutuhan istirahat (mis. Kelelahan,
sesak napas saat aktivitas)
- Mengajarkan cara mengidentifikasi
target dan jenis aktivitas sesuai
kemampuan
6. (D.0057) Edukasi Aktivitas/Istirahat (I.12362)

Definisi S:
Mengajarkan pengaturan aktivitas dan istirahat
O:
Tindakan
A:
Observasi
- Mengidentifikasi kesiapan dan P:
kemampuan menerima informasi
Terapeutik
- Menyediakan materi dan media
pengaturan aktivitas dan istirahat
- Menjadwalkan pemberian pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
- Memberikan kesempatan kepada pasien
dan keluarga untuk bertanya
Edukasi
- Menjelaskan intinya melakukan
aktivitas fisik/olahraga secara rutin
- Menganjurkan terlibat dalam aktivitas
kelompok, aktivitas bermain atau
aktivitas lainnya
- Menganjurkan menyusun jadwal
aktivitas dan istirahat
- Mengajarkan cara mengidentifikasi
kebutuhan istirahat (mis. Kelelahan,
sesak napas saat aktivitas)
- Mengajarkan cara mengidentifikasi
target dan jenis aktivitas sesuai
kemampuan

Anda mungkin juga menyukai