“Perioperatif Care”
Disusun oleh
2023
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Mata Kuliah Keperawatan
Anak Sakit Kronis & Terminal yang berjudul “Perioperatif Care."
Saya menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan
ini saya menghaturkan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak
yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, saya telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh
karenanya, saya dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul
guna penyempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 12
B. Saran. ........................................................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Operasi adalah suatu tindakan medis dilakukan secara invasive untuk mengobati
penyakit, injuri, sampai deformitas tubuh. Data yang diperoleh dari World Health
Organization (WHO) jumlah pasien dengan tindakan operasi mengalami peningkatan yang
signifikan dari tahun ke tahun. (Ainia, dkk 2020).
Tindakan pembedahan ini biasanya menimbulkan pencederaan jaringan yang
berdampak langsung pada perubahan fisiologis maupun psikologis pada tubuh pasien.
Perioperatif merupakan tahapan dari pembedahan baik pra bedah (pre operasi), bedah (intra
operasi), dan pasca bedah (post operasi). Pre operasi merupakan fase atau proses tindakan
sebelum pembedahan dimulai sejak persiapan pembedahan sampai ke tahap intra bedah
(Ainia, dkk 2020).
Dampak yang muncul dari tindakan operasi atau pembedahan ini lebih ke rasa
kecemasan sebelum operasi (pre operasi), yang disebabkan oleh factor diagnosis
keganasan, anastesi nyeri perubahan penampilan, keterbatasan permanen. Selain itu pasien
menghadapi pembedahan dilingkupi rasa takut akan ketidaktahuan, takut dengan anastesi
kehilangan pekerjaan, tanggung jawab mendukung keluarga, dan ancaman
ketidakmampuan permanen (Fitriana, 2020).
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Perioperatif Care ?
2. Apa Saja Fase Pelayanan Perioperatif Care ?
3. Bagaimana Peran Perawat Dalam Perioperatif Care ?
4. Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Fase-Fase Perioperatif Care ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Perioperatif Care
2. Untuk Mengetahui Fase Pelayanan Perioperatif Care
3. Untuk Mengetahui Peran Perawat Dalam Perioperatif Care
4. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Pada Fase- Fase Perioperatif Care
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
c. Fase pasca operasi dimulai dari saat klien masuk ke ruang pemulihan, hingga saat
dibawa kembali ke unit bedah, pemulangan dari rumah sakit, hingga perawatan
lanjutan, dengan tujuan :
1. Mengembalikan homeostasis dan mencegah komplikasi Pertahankan perfusi
kardiovaskular dan jaringan yang adekuat. Pertahankan fungssi pernapasan yang memadai.
2. Mempertahankan Nutrisi Dan Eliminasi Yang memadai
3. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat.
4. Mempertahankan fungsi ginjal yang memadai.
5. Meningkatkan istirahat yang cukup, kenyamanan dan keamanan.
6. Mempromosikan penyembuhan luka yang memadai.
7. Mempromosikan dan mempertahankan aktivitas dan mobilitas.
8. Memberikan dukungan psikologis yang memadai.
Tim Bedah
Terdiri dari Ahli Anestesi, Ahli Bedah, Perawat Scrub, Perawat Sirkulasi, Asisten ahli
bedah (Holcomb, 1997)
3
d) Dapat membantu memposisikan dan mempersiapkan pasien atau dapat mendelegasikan
tugas ini kepada anggota tim lainnya.
2. Asisten Ahli Bedah (Mungkin residen, magang, asisten dokter atau perawat perioperative),
memiliki tanggung jawab:
a) membantu retraksi
b) hemostasis
c) penjahitan
d) dan tugas lain yang diminta oleh ahli bedah untuk memfasilitasi kecepatan sambil
mempertahankan kualitas selama prosedur.
3. Ahli anestesi, memiliki tanggung jawab:
a) memilih anestesi, mengelolanya, mengintubasi klien jika perlu
b) mengelola masalah teknis yang berkaitan dengan pemberian agen anestesi
c) dan mengawasi kondisi klien selama prosedur pembedahan.
d) Seorang dokter yang mengkhususkan diri dalam administrasi dan pemantauan anestesi
sambil menjaga kesehatan pasien secara keseluruhan.
4. Perawat scrub, memiliki tanggung jawab:
a) Bisa jadi perawat atau teknisi bedah.
b) Mengkaji anatomi, fisiologi dan prosedur pembedahan.
c) Membantu persiapan ruangan. Scrub, gaun pelindung dan sarung tangan sendiri dan
anggota tim bedah lainnya
d) Menyiapkan meja instrumen dan mengatur peralatan steril untuk penggunaan
fungsional.
e) Membantu prosedur drapping.
f) Memberikan instrumen kepada ahli bedah dan asisten dengan mengantisipasi
kebutuhan mereka.
g) Menghitung spons, jarum dan instrumen.
h) Pantau praktik teknik aseptik pada diri sendiri dan orang lain.
i) Melacak irigasi yang digunakan untuk menghitung kehilangan darah
5. Perawat Circulate, memiliki tanggung jawab:
a) Harus menjadi perawat terdaftar yang, setelah Pendidikan dan pelatihan tambahan,
berspesialisasi dalam praktik keperawatan Perioperatif
b) Bertanggung jawab dan akuntabel untuk semua kegiatan yang terjadi selama prosedur
4
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
Beberapa hal yang harus dikaji pada pasien pre operasi adalah (Togatorop & Via. 2020)
a. Identitas klien: nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, agama, pekerjaan. Pendidikan,
golongan darah, alamat, nomor rekam medis, tanggal masuk RS, dan diagnosa medis.
b. Ringkasan anamnesa pre operasi: keluhan ketika pasien dirawat inap hingga sebelum
dilakukan tindakan operasi.
c. Pengkajian psikologis: perasaan takut/cemas dan emosi klien d. Pengkajian fisik tanda-
tanda vital (tekanan darah, frekuensi nafas, nadi, dan suhu).
d. Sistem integument: lihat apakah klien pucat, sianosis, dan adakah penyakit kulit di badan
klien.
e. Sistem kardiovaskuler: identifikasi adanya gangguan pada sistem kardiovaskuler,
validasi apakah klien memiliki riwayat penyakit jantung, kebiasaan konsumsi obat
jantung, kebiasaari merokok, minum alcohol, oedem, irama dan frekuensi jantung.
f. Sistem pernafasan bagaimana frekuensi dan pola nafas klien. h. Sistem gastrointestinal:
apakah klien diare.
g. Sistem reproduksi apabila wanita, apakah klien sedang menstruasi. J. Validasi kesiapan
fisik: apakah klien masih puasa, lavement. kapter, menggunakan make up dan perhiasan,
perlengkapan pakaian operasi, dan validasi alergi obat.
2. Diagnosa Keperawatan Pre Operatif
Beberapa dignosa yang muncul pada klien pre operasi adalah:
a. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
b. Nyeri akut berhubungan dengan adanya agen pencedera baik fisiologi, kimiawi, maupun
fisik
c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi.
3. Intervensi Keperawatan Pre Operatif
NO SDKI SLKI SIKI
5
bahaya yang 2. Verbalisasi khawatir - Persiapan
memungkinkan individu akibat kondisi yang Pembedahan
melakukan Tindakan dihadapi menurun - Intervensi krisis
untuk menghadapi 3. Perilaku gelisah - Konseling
ancaman. menurun
4. Frekuensi nadi
DS dan DO yang membaik
mendukung : 5. Tekanan darah
Ds : membaik
1. Merasa bingung
2. Merasa khawatir
dengan akibat dari
kondisi yang
dihadapi
3. Sulit
berkonsentrasi
Do :
1. Tampak gelisah
2. Tampak tegang
3. Sulit tidur
4. Frekuensi napas
meningkat
5. Tekanan darah
meningkat
6. Tremor
7. Muka tampak
pucat
2. Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan intervensi 1. Edukasi Kesehtan
( D.0111 ) keperawatan maka tingkat 2. Edukasi
Definisi : pengetahuan membaik Perioperatif
Keadaan atau kurangnya dengan kriteria hasil :
informasi kognitif yang 1. Kemampuan
berkaitan dengan topik menjjelaskan
tertentu pengetahuan tentang
suatu topik
DS dan DO yang meningkat
mendukung : 2. Pertanyaan tentang
masalah yang
dihadapi menurun
6
Ds : 3. Perilaku membaik
1. Menanyakan
masalah yang
dihadapi
Do :
1. Menunjukkan
perilaku tidak
sesuai anjuran
2. Menunjukkan
persepsi yang
keliru terhadap
masalah
3. Menjalani
pemeriksaan tidak
tepat
4. Menunjukkan
perilaku berlebih
(Misalnya Apatis,
Bermusuhan,
Agitasi, Histeris)
1.
7
B. Proses Asuhan Keperawatan Intra Operasi
1. Pengkajian
Hal-hal yang dikaji selama dilaksanakannya operasi bagi pasien yang diberi Anastesi
total adalah bersifat fisik saja, sedangkan pada pasien yang diberi anastesi umum dan
anastesi lokal ditambah dengan pengkajian psikososial. Secara garis besaryang perlu
dikaji adalah:
a. Pengkajian mental, bila pasien diberi anaesthesi lokal dan pasien masih sadar
atau terjagamaka sebaiknya perawat menjelaskan prosedur yang sedang
dilakukan terhadapnya dan memberi dukungan agar pasien tidak cemas atau
takut menghadapi prosedur tersebut.
b. Pengkajian fisik, tanda-tanda vital (bila terjadi ketidaknormalan maka
perawat harusmemberitahukan ketidaknormalan tersebut kepada ahli bedah).
c. Transfusi dan infuse, monitor flabot sudah habis apa belum.
d. Pengeluaran urin, normalnya pasien akan mengeluarkan urin sebanyak 1
cc/kgBB/jam
2. Diagonsa Keperawatan
Beberapa dignosa yang muncul pada klien intra operasi adalah:
a. Risiko Perdarahan berhubungan dengan tindakan pembedahan
b. Risiko Hipotermi berhubungan dengan suhu lingkungan rendah
3. Intervensi Keperawatan Intra Operasi
No SDKI SLKI SIKI
8
Berisiko menglamai membaik dengan kriteria 2. Pemantauan
kegagalan termoregulasi hasil : hemodinamik
yang dapat mengakibatkan 1. Menggigil invaif
suhu tubuh berada dibawah menurun 3. Induksi
rentang normal 2. Purcat menurun hipotermia
3. Suhu tubuh
membaik
4. Suhu kulit
membaik
5. Pengisian kapiler
membaik
4. Implementasi dan Evaluasi
a. Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat.
Saat implementasi intervensi akan dilakukan tindakan observasi, teraupetik,
edukasi dan kolaborasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan ketikan melakukan
implementasi intervensi dilaksanakan sesuai rencana setelah dilakukan validasi,
penguasaan kemampuan interpersonal, intelektual, dan teknikal, intervensi harus
dilakukan dengan cermat dan efisien paa situasi yang tepat, keamanan fisik dan
fisiologi dilindungi dan didokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan
pelaporan.
b. Evaluasi
Evaluasi merupakan hasil perkembangan ibu dan berpedoman kepada hasil dan
tujuan yang hendak di capai didefinisikan sebagai keputusan dari efektifitas
asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan
dengan respon prilaku klien yang tampil.
9
2. Diagnosa Keperawatan Pasca Operasi
Diagnosa yang sering muncul pada post operasi adalah :
3. Intervensi Keperawatan
NO SDKI SLKI SIKI
Ds dan Do yang
Mendukung :
Ds :
1. Mengeluh nyeri
Do :
1. Tampak
meringis
2. Bersikap
protektif
(misalnya
waspada, posisi
menghindari
nyeri )
10
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi
meningkat
5. Sulit tidur
6. Tekanan darah
meningkat
2. Risiko Hipotermi Setelah dilakukan 1. Manajemen
intervensi keperawatan hipotermia
Definisi : maka termoregulasi 2. Pemantauan
Berisiko mengalami membaik dengan kriteria hemodinamik
penurunan suhu tubuh hasil : invasive
dibawah 36oC secara 1. Menggigil 3. Induksi
tiba-tiba yang terjadi menurun hipotermi
satu jam sebelum 2. Pucat menurun
pembedahan hingga 24 3. Suhu tubuh
jam setelah membaik
pembedahan 4. Suhu kulit
membaik
5. Pengisian kapiler
membaik
11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan fungsi
keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan pasien. Kata "perioperatif"
adalah suatu istilah gabungan yang mencakup tiga fase pengalaman pembedahan, yaitu
praoperatif, intraoperatif, dan pascaoperatif. Dalam setiap fase tersebut dimuali dan
diakhiri dalam waktu tertentu dalam urutan peristiwa yang membentuk pengalaman bedah,
dan masingmasing mencakup rentang perilaku dan aktivitas keperawatan yang luas yang
dilakukan okh perawat dengan menggunakan proses keperawatan dan standart
keperawatan.
B. Saran
Diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan edukasi dalam mengatasi pasien hernia
inguinalis dengan tindakan operasi Herniatomy sesuai dengan standar operasional yang
berlaku sesuai dengan tahapan pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, pembuatan
intervensi keperawatan, pelaksanaan implementasi dan evaluasi baik pre operasi, intra
operasi, maupun post operasi.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ainia. N, & Fauzia. R. (2020). Kombinasi Virtual Reality Therapy Dan Asmaul Husna Terhadap
Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Rumah Sakit Roemani Semarang
: Tesis
Arif. M, Novita. V dkk. (2022). Keperawatan perioperative dan medical bedah. Kota Bandung :
Media Sains Indonesia dan Penulis
Fitriani, & Chandra. (2020). Manajemen Non Farmakologis Terhadap Penurunan Tingkat
Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi : Literature Review
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
indikator diagnostik. Jakarta Selatan : Dewan pengurus pusat persatuan Perawat Nasional
Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan keperawatan. Jakarta Selatan : Dewan pengurus pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia
13