Anda di halaman 1dari 16

Makalah

“Perioperatif Care”

Disusun oleh

Vidya Aurelya Putri Ilam ( 841421105 )

Mata Kuliah : Keperawatan Anak Sakit Kronis & Terminal

Dosen Pengampuh : Ns. Rini Wahyuni Mohamad, M.Kep

JURUSAN ILMU S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Mata Kuliah Keperawatan
Anak Sakit Kronis & Terminal yang berjudul “Perioperatif Care."

Saya menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan
ini saya menghaturkan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak
yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, saya telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh
karenanya, saya dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul
guna penyempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
C. Tujuan Masalah ............................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 2

A. Definisi Perioperatif Care . ........................................................................................... 2


B. Fase- Fase Pelayanan Perioperatif Care ........................................................................ 2
C. Peran Perawat Dalam Perioperatif Care . ...................................................................... 3

BAB III KONSEP KEPERAWATAN ................................................................................... 4

A. Proses Asuhan Keperawatan Pre Operatif ..................................................................... 5


1. Pengkajian ........................................................................................................ 5
2. Diagnosa Keperawatan ...................................................................................... 5
3. Intervensi Keperawatan ..................................................................................... 6
4. Implementasi dan Evaluasi ................................................................................ 7
B. Proses Asuhan Keperawatan Intra Operasi ................................................................... 8
1. Pengkajian ........................................................................................................ 8
2. Diagnosa Keperawatan ...................................................................................... 8
3. Intervensi Keperawatan ..................................................................................... 9
4. Implementasi dan Evaluasi ................................................................................ 9
C. Proses Keperawatan Pasca Operasi. .............................................................................. 9
1. Pengkajian ........................................................................................................ 9
2. Diagnosa Keperawatan ...................................................................................... 10
3. Intervensi Keperawatan ..................................................................................... 10
4. Implementasi dan Evaluasi ................................................................................ 11

BAB IV PENUTUP ............................................................................................................... 12

A. Kesimpulan .................................................................................................................. 12
B. Saran. ........................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Operasi adalah suatu tindakan medis dilakukan secara invasive untuk mengobati
penyakit, injuri, sampai deformitas tubuh. Data yang diperoleh dari World Health
Organization (WHO) jumlah pasien dengan tindakan operasi mengalami peningkatan yang
signifikan dari tahun ke tahun. (Ainia, dkk 2020).
Tindakan pembedahan ini biasanya menimbulkan pencederaan jaringan yang
berdampak langsung pada perubahan fisiologis maupun psikologis pada tubuh pasien.
Perioperatif merupakan tahapan dari pembedahan baik pra bedah (pre operasi), bedah (intra
operasi), dan pasca bedah (post operasi). Pre operasi merupakan fase atau proses tindakan
sebelum pembedahan dimulai sejak persiapan pembedahan sampai ke tahap intra bedah
(Ainia, dkk 2020).
Dampak yang muncul dari tindakan operasi atau pembedahan ini lebih ke rasa
kecemasan sebelum operasi (pre operasi), yang disebabkan oleh factor diagnosis
keganasan, anastesi nyeri perubahan penampilan, keterbatasan permanen. Selain itu pasien
menghadapi pembedahan dilingkupi rasa takut akan ketidaktahuan, takut dengan anastesi
kehilangan pekerjaan, tanggung jawab mendukung keluarga, dan ancaman
ketidakmampuan permanen (Fitriana, 2020).
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Perioperatif Care ?
2. Apa Saja Fase Pelayanan Perioperatif Care ?
3. Bagaimana Peran Perawat Dalam Perioperatif Care ?
4. Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Fase-Fase Perioperatif Care ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Perioperatif Care
2. Untuk Mengetahui Fase Pelayanan Perioperatif Care
3. Untuk Mengetahui Peran Perawat Dalam Perioperatif Care
4. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Pada Fase- Fase Perioperatif Care

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Perioperatif Care


Keperawatan perioperatif sebelumnya disebut sebagai "keperawatan ruang
operasi," sebuah istilah yang secara historis mengacu pada perawatan pasien yang
diberikan pada periode intraoperatif dan diberikan di dalam ruang operasi itu sendiri.
Namun, sebagai tanggung jawab perawat ruang operasi diperluas untuk memasukkan
perawatan pada periode pra operasi dan pasca operasi, istilah "perioperatif" diakui lebih
tepat. Perawat perioperatif memberikan asuhan pasien dalam kerangka proses
keperawatan. Mereka menggunakan alat penilaian pasien, perencanaan perawatan,
intervensi, dan evaluasi hasil pasien untuk memenuhi kebutuhan pasien yang menjalani
operasi atau prosedur invasif lainnya. Setiap pasien adalah unik, dan rencana perawatan
disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan spesifik pasien. Rencana tersebut membahas
aspek fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual perawatan.
Tujuan keperawatan perioperatif adalah memberikan asuhan kepada pasien dan
dukungan kepada keluarganya, menggunakan proses keperawatan untuk membantu pasien
dan keluarganya dalam membuat keputusan dan untuk memenuhi dan mendukung
kebutuhan pasien yang menjalani pembedahan atau prosedur invasif lainnya. ( Munandar,
2022 )
B. Fase Pelayanan Perioperatif
a. Fase Praoperasi dimulai dari saat pasien dirawat di unit bedah, hingga saat
dipersiapkan untuk prosedur pembedahan, sampai dipindahkan ke ruang operasi.
Dimana tujuannya adalah :
1. Menilai dan mengoreksi masalah fisiologis dan psikologis yang dapat
meningkatkan risiko pembedahan.
2. Memberikan pedoman pembelajaran pengajaran lengkap kepada pasien dan
keluarga mengenai pembedahan.
3. Menginstruksikan dan mendemonstrasikan latihan yang akan bermanfaat
bagi pasien selama periode pascaoperasi.
4. Perencanaan pemulangan dan proyeksi perubahan gaya hidup akibat
pembedahan.
b. Fase Intraoperatif dimulai dari saat pasien masuk ke OR, hingga saat pemberian
anestesi, prosedur pembedahan dilakukan, sampai dia dipindahkan ke RR/PACU.
Tujuannya antara lain: asepsis, homeostatis, dan administrasi anestesi yang aman.
Selama periode intraoperatif, pasien dipantau, dibius, disiapkan, dan prosedur
dilakukan. Kegiatan keperawatan pada periode intraoperatif berpusat pada
keselamatan pasien, fasilitasi prosedur, pencegahan infeksi, dan respons fisiologis
yang memuaskan terhadap anestesi dan intervensi bedah.

2
c. Fase pasca operasi dimulai dari saat klien masuk ke ruang pemulihan, hingga saat
dibawa kembali ke unit bedah, pemulangan dari rumah sakit, hingga perawatan
lanjutan, dengan tujuan :
1. Mengembalikan homeostasis dan mencegah komplikasi Pertahankan perfusi
kardiovaskular dan jaringan yang adekuat. Pertahankan fungssi pernapasan yang memadai.
2. Mempertahankan Nutrisi Dan Eliminasi Yang memadai
3. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat.
4. Mempertahankan fungsi ginjal yang memadai.
5. Meningkatkan istirahat yang cukup, kenyamanan dan keamanan.
6. Mempromosikan penyembuhan luka yang memadai.
7. Mempromosikan dan mempertahankan aktivitas dan mobilitas.
8. Memberikan dukungan psikologis yang memadai.

C. Peran Perawat Dalam Perioperatif Care


Fungsi perawat perioperatif dalam berbagai peran, termasuk manajer/direktur,
praktisi klinis (misalnya, perawat scrub, perawat sirkulasi, spesialis perawat klinis, asisten
pertama perawat terdaftar, pendidik, dan peneliti.
Dalam peran ini, tanggung jawab perawat perioperatif termasuk, tetapi tidak
terbatas pada, sebagai berikut:
1. Penilaian pasien sebelum, selama, dan setelah operasi
2. Pengajaran pasien dan keluarga
3. Dukungan dan jaminan pasien dan keluarga 4. Advokasi pasien
4. Berperan sebagai scrub atau perawat sirkulasi
5. Selama operasi
6. Pengendalian lingkungan 8. Penyediaan sumber daya yang efisien
7. Koordinasi kegiatan yang berhubungan dengan perawatan pasien
8. Komunikasi, kolaborasi, dan konsultasi dengan anggota tim kesehatan
lainnya
9. Pemantauan berkelanjutan terhadap status fisiologis dan psikologis pasien
10. Pengawasan personel tambahan.

Tim Bedah

Terdiri dari Ahli Anestesi, Ahli Bedah, Perawat Scrub, Perawat Sirkulasi, Asisten ahli
bedah (Holcomb, 1997)

1. Ahli bedah, memiliki tanggung jawab:


a) Bertanggung jawab atas riwayat medis pra operasi dan penilaian fisik.
b) Pelaksanaan prosedur operasi sesuai dengan kebutuhan pasien.
c) Pengambil keputusan utama mengenai teknik bedah yang akan digunakan selama
prosedur.

3
d) Dapat membantu memposisikan dan mempersiapkan pasien atau dapat mendelegasikan
tugas ini kepada anggota tim lainnya.
2. Asisten Ahli Bedah (Mungkin residen, magang, asisten dokter atau perawat perioperative),
memiliki tanggung jawab:
a) membantu retraksi
b) hemostasis
c) penjahitan
d) dan tugas lain yang diminta oleh ahli bedah untuk memfasilitasi kecepatan sambil
mempertahankan kualitas selama prosedur.
3. Ahli anestesi, memiliki tanggung jawab:
a) memilih anestesi, mengelolanya, mengintubasi klien jika perlu
b) mengelola masalah teknis yang berkaitan dengan pemberian agen anestesi
c) dan mengawasi kondisi klien selama prosedur pembedahan.
d) Seorang dokter yang mengkhususkan diri dalam administrasi dan pemantauan anestesi
sambil menjaga kesehatan pasien secara keseluruhan.
4. Perawat scrub, memiliki tanggung jawab:
a) Bisa jadi perawat atau teknisi bedah.
b) Mengkaji anatomi, fisiologi dan prosedur pembedahan.
c) Membantu persiapan ruangan. Scrub, gaun pelindung dan sarung tangan sendiri dan
anggota tim bedah lainnya
d) Menyiapkan meja instrumen dan mengatur peralatan steril untuk penggunaan
fungsional.
e) Membantu prosedur drapping.
f) Memberikan instrumen kepada ahli bedah dan asisten dengan mengantisipasi
kebutuhan mereka.
g) Menghitung spons, jarum dan instrumen.
h) Pantau praktik teknik aseptik pada diri sendiri dan orang lain.
i) Melacak irigasi yang digunakan untuk menghitung kehilangan darah
5. Perawat Circulate, memiliki tanggung jawab:
a) Harus menjadi perawat terdaftar yang, setelah Pendidikan dan pelatihan tambahan,
berspesialisasi dalam praktik keperawatan Perioperatif
b) Bertanggung jawab dan akuntabel untuk semua kegiatan yang terjadi selama prosedur

4
BAB III

KONSEP KEPERAWATAN

A. Proses Asuhan Keperawatan Pre Operatif

1. Pengkajian Pre Operatif

Beberapa hal yang harus dikaji pada pasien pre operasi adalah (Togatorop & Via. 2020)

a. Identitas klien: nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, agama, pekerjaan. Pendidikan,
golongan darah, alamat, nomor rekam medis, tanggal masuk RS, dan diagnosa medis.
b. Ringkasan anamnesa pre operasi: keluhan ketika pasien dirawat inap hingga sebelum
dilakukan tindakan operasi.
c. Pengkajian psikologis: perasaan takut/cemas dan emosi klien d. Pengkajian fisik tanda-
tanda vital (tekanan darah, frekuensi nafas, nadi, dan suhu).
d. Sistem integument: lihat apakah klien pucat, sianosis, dan adakah penyakit kulit di badan
klien.
e. Sistem kardiovaskuler: identifikasi adanya gangguan pada sistem kardiovaskuler,
validasi apakah klien memiliki riwayat penyakit jantung, kebiasaan konsumsi obat
jantung, kebiasaari merokok, minum alcohol, oedem, irama dan frekuensi jantung.
f. Sistem pernafasan bagaimana frekuensi dan pola nafas klien. h. Sistem gastrointestinal:
apakah klien diare.
g. Sistem reproduksi apabila wanita, apakah klien sedang menstruasi. J. Validasi kesiapan
fisik: apakah klien masih puasa, lavement. kapter, menggunakan make up dan perhiasan,
perlengkapan pakaian operasi, dan validasi alergi obat.
2. Diagnosa Keperawatan Pre Operatif
Beberapa dignosa yang muncul pada klien pre operasi adalah:
a. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
b. Nyeri akut berhubungan dengan adanya agen pencedera baik fisiologi, kimiawi, maupun
fisik
c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi.
3. Intervensi Keperawatan Pre Operatif
NO SDKI SLKI SIKI

1. Ansietas (D. 0080 ) Setelah dilakukan intervensi a) Intervensi utama


Definisi : keperawatan maka tingkat - Reduksi
Kondisi emosi dan ansietas menurun dengan Ansietas
pengalaman subyektif kriteria hasil : - Terapi
individu terhadap objek 1. Verbalisasi Relaksasi
yang tidak jelas dan kebingungan b) Intervensi
spesifik akibat antisipasi menurun Pendukung

5
bahaya yang 2. Verbalisasi khawatir - Persiapan
memungkinkan individu akibat kondisi yang Pembedahan
melakukan Tindakan dihadapi menurun - Intervensi krisis
untuk menghadapi 3. Perilaku gelisah - Konseling
ancaman. menurun
4. Frekuensi nadi
DS dan DO yang membaik
mendukung : 5. Tekanan darah
Ds : membaik
1. Merasa bingung
2. Merasa khawatir
dengan akibat dari
kondisi yang
dihadapi
3. Sulit
berkonsentrasi

Do :

1. Tampak gelisah
2. Tampak tegang
3. Sulit tidur
4. Frekuensi napas
meningkat
5. Tekanan darah
meningkat
6. Tremor
7. Muka tampak
pucat
2. Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan intervensi 1. Edukasi Kesehtan
( D.0111 ) keperawatan maka tingkat 2. Edukasi
Definisi : pengetahuan membaik Perioperatif
Keadaan atau kurangnya dengan kriteria hasil :
informasi kognitif yang 1. Kemampuan
berkaitan dengan topik menjjelaskan
tertentu pengetahuan tentang
suatu topik
DS dan DO yang meningkat
mendukung : 2. Pertanyaan tentang
masalah yang
dihadapi menurun

6
Ds : 3. Perilaku membaik
1. Menanyakan
masalah yang
dihadapi

Do :

1. Menunjukkan
perilaku tidak
sesuai anjuran
2. Menunjukkan
persepsi yang
keliru terhadap
masalah
3. Menjalani
pemeriksaan tidak
tepat
4. Menunjukkan
perilaku berlebih
(Misalnya Apatis,
Bermusuhan,
Agitasi, Histeris)
1.

4. Implementasi Dan Evaluasi


a. Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat.
Saat implementasi intervensi akan dilakukan tindakan observasi, teraupetik.
edukasi dan kolaborasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan
implementasi intervensi dilaksanakan sesuai rencana setelah dilakukan validasi,
penguasaan kemampuan interpersonal, intelektual, dan teknikal, intervensi harus
dilakukan dengan cermat dan efisien paa situasi yang tepat, keamanan fisik dan
fisiologi dilindungi dan didokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan
pelaporan.
b. Evaluasi
Kriteria yang diharapkan pada pembedahan meliputi: kelancaran persiapan (
identitas, status rekam medik, data penunjang, informed consent) pembedahan
optimal dilaksanakan terdapat penurunan tingkat nyeri, terpenuhinya dukungan
pra bedah dan pemenuhan informasi, serta kelengkapan alat dan sarana (seperti
benang, cairan intravena).

7
B. Proses Asuhan Keperawatan Intra Operasi
1. Pengkajian
Hal-hal yang dikaji selama dilaksanakannya operasi bagi pasien yang diberi Anastesi
total adalah bersifat fisik saja, sedangkan pada pasien yang diberi anastesi umum dan
anastesi lokal ditambah dengan pengkajian psikososial. Secara garis besaryang perlu
dikaji adalah:
a. Pengkajian mental, bila pasien diberi anaesthesi lokal dan pasien masih sadar
atau terjagamaka sebaiknya perawat menjelaskan prosedur yang sedang
dilakukan terhadapnya dan memberi dukungan agar pasien tidak cemas atau
takut menghadapi prosedur tersebut.
b. Pengkajian fisik, tanda-tanda vital (bila terjadi ketidaknormalan maka
perawat harusmemberitahukan ketidaknormalan tersebut kepada ahli bedah).
c. Transfusi dan infuse, monitor flabot sudah habis apa belum.
d. Pengeluaran urin, normalnya pasien akan mengeluarkan urin sebanyak 1
cc/kgBB/jam
2. Diagonsa Keperawatan
Beberapa dignosa yang muncul pada klien intra operasi adalah:
a. Risiko Perdarahan berhubungan dengan tindakan pembedahan
b. Risiko Hipotermi berhubungan dengan suhu lingkungan rendah
3. Intervensi Keperawatan Intra Operasi
No SDKI SLKI SIKI

1. Resiko Pendarahan Setelah dilakukan 1. Pencegahan


intervensi keperawatan perdarahan
Definisi : maka tingkat pendarahan 2. Pemantauan
Berisiko mengalami menurun dengan kriteria cairan
kehilangan baik internal hasil : 3. Pemantauan
(Terjadi di dalam tubuh) 1. Kelmbapan tanda vital
maupun eksternal (terjadi membran mukosa
hingga keluar tubuh). meningkat
2. Kelembapan kulit
meningkat
3. Perdarahan
menurun
4. Tekanan darah
membaik
1.
2. Risiko Hipotermi Setelah dilakukan 1. Manajemen
intervensi keperawatan hipotermia
Definisi : maka termoregulasi

8
Berisiko menglamai membaik dengan kriteria 2. Pemantauan
kegagalan termoregulasi hasil : hemodinamik
yang dapat mengakibatkan 1. Menggigil invaif
suhu tubuh berada dibawah menurun 3. Induksi
rentang normal 2. Purcat menurun hipotermia
3. Suhu tubuh
membaik
4. Suhu kulit
membaik
5. Pengisian kapiler
membaik
4. Implementasi dan Evaluasi
a. Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat.
Saat implementasi intervensi akan dilakukan tindakan observasi, teraupetik,
edukasi dan kolaborasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan ketikan melakukan
implementasi intervensi dilaksanakan sesuai rencana setelah dilakukan validasi,
penguasaan kemampuan interpersonal, intelektual, dan teknikal, intervensi harus
dilakukan dengan cermat dan efisien paa situasi yang tepat, keamanan fisik dan
fisiologi dilindungi dan didokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan
pelaporan.
b. Evaluasi
Evaluasi merupakan hasil perkembangan ibu dan berpedoman kepada hasil dan
tujuan yang hendak di capai didefinisikan sebagai keputusan dari efektifitas
asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan
dengan respon prilaku klien yang tampil.

C. Proses Asuhan Keperawatan Pasca Operasi


1. Pengkajian
Pengkajian pasca bedah herniorafi dilakukan sejak pasien mulai dipindahkan dari
kamar operasi ke ruang pemulihan. pengkajian dilakukan saat memindahkan
pasien yang berada di atas brankar, perawat mengkaji dan melakukan intervensi
tentang kondisi jalan nafas, tingkat kesadaran, status vaskuler,sirkulasi,
perdarahan, suhu tubuh dan saturasi oksigen. Posisi kepala pada saat pemindahan
sangat penting dilakukan untuk menjaga kepatenan jalan nafas. Pengkajian di
ruang pemulihan berfokus pada keselamatan jiwa pasien fokus pengkajian
meliputi pengkajian respirasi, sirkulasi, status neurologis, suhu tubuh, kondisi
luka dan drainase, nyeri,gastrointestinal, genitourinari, cairan dan elektrolit,
psikologi dan keamanan peralatan.

9
2. Diagnosa Keperawatan Pasca Operasi
Diagnosa yang sering muncul pada post operasi adalah :

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencidera fisik

b. Risiko hipotermi perioperatif berhubungan dengan suhu lingkungan rendah

3. Intervensi Keperawatan
NO SDKI SLKI SIKI

1. Nyeri Akut Setelah dilakukan 1. Manajemen


intervensi keperawatan nyeri
Definisi : maka tingkat nyeri 2. Pemberian
Pengalaman sensorik menurun dengan kriteria analgetik
atau emosional yang hasil : 3. Latihan
berkaitan dengan 1. Keluhan nyeri pernapasan
kerusakan jaringan menurun 4. Terapi relaksasi
aktual atau fungsional 2. Meringis menurun 5. Pemberian obat
dengan onset 3. Sikap protektif
mendadak atau lambat menurun
dan berintensitas ringan 4. Frekuensi nadi
hingga berat yang membaik
berlangsung kurang 5. Tekanan darah
dari 3 bulan. membaik

Ds dan Do yang
Mendukung :

Ds :
1. Mengeluh nyeri

Do :

1. Tampak
meringis
2. Bersikap
protektif
(misalnya
waspada, posisi
menghindari
nyeri )

10
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi
meningkat
5. Sulit tidur
6. Tekanan darah
meningkat
2. Risiko Hipotermi Setelah dilakukan 1. Manajemen
intervensi keperawatan hipotermia
Definisi : maka termoregulasi 2. Pemantauan
Berisiko mengalami membaik dengan kriteria hemodinamik
penurunan suhu tubuh hasil : invasive
dibawah 36oC secara 1. Menggigil 3. Induksi
tiba-tiba yang terjadi menurun hipotermi
satu jam sebelum 2. Pucat menurun
pembedahan hingga 24 3. Suhu tubuh
jam setelah membaik
pembedahan 4. Suhu kulit
membaik
5. Pengisian kapiler
membaik

4. Implementasi dan Evaluasi


a. Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan ketikan melakukan implementasi intervensi
dilaksanakan sesuai rencana setelah dilakukan validasi, penguasaan
kemampuan interpersonal, intelektual, dan teknikal, intervensi harus
dilakukan dengan cermat dan efisien paa situasi yang tepat, keamanan fisik
dan fisiologi dilindungi dan didokumentasi keperawatan berupa pencatatan
dan pelaporan.
b. Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan pada pasien pasca operatif meliputi:
1. Kembalinya fungsi fisiologis pada seluruh sistem secara normal
2. Tidak terjadi komplikasi pasca bedah
3. Pasien dapat beristirahat dan memperoleh rasa nyaman
4. Tidak terjadi luka operasi
5. Hilangnya rasa cemas

11
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan fungsi
keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan pasien. Kata "perioperatif"
adalah suatu istilah gabungan yang mencakup tiga fase pengalaman pembedahan, yaitu
praoperatif, intraoperatif, dan pascaoperatif. Dalam setiap fase tersebut dimuali dan
diakhiri dalam waktu tertentu dalam urutan peristiwa yang membentuk pengalaman bedah,
dan masingmasing mencakup rentang perilaku dan aktivitas keperawatan yang luas yang
dilakukan okh perawat dengan menggunakan proses keperawatan dan standart
keperawatan.
B. Saran
Diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan edukasi dalam mengatasi pasien hernia
inguinalis dengan tindakan operasi Herniatomy sesuai dengan standar operasional yang
berlaku sesuai dengan tahapan pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, pembuatan
intervensi keperawatan, pelaksanaan implementasi dan evaluasi baik pre operasi, intra
operasi, maupun post operasi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ainia. N, & Fauzia. R. (2020). Kombinasi Virtual Reality Therapy Dan Asmaul Husna Terhadap
Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Rumah Sakit Roemani Semarang
: Tesis

Arif. M, Novita. V dkk. (2022). Keperawatan perioperative dan medical bedah. Kota Bandung :
Media Sains Indonesia dan Penulis

Fitriani, & Chandra. (2020). Manajemen Non Farmakologis Terhadap Penurunan Tingkat
Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi : Literature Review

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
indikator diagnostik. Jakarta Selatan : Dewan pengurus pusat persatuan Perawat Nasional
Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan keperawatan. Jakarta Selatan : Dewan pengurus pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia

13

Anda mungkin juga menyukai