TERMINAL
“PERIOPERATIF CARE”
Oleh :
NIWAYAN WIDIANI
841421129
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah (perioperatif care pada anak).Tugas dari mata kuliah
keperawatan anak sakit kronis dan terminal telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan dari beberapa sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada beberapa sumber yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini dan tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada
dosen pengampu mata kuliah ini Ns.Rini Wahyuni Mohammad,M.kep Terlepas dari
semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
dan cara pengeditan kerapiaan dalam tugas ini. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari dosen pengampu dan pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk banyak orang dan dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap para pembaca.
penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................2
A. Latar Belakang........................................................................................................................2
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................3
B.Tahap-tahap Perioperatif care....................................................................................................3
C.Indikasi Pembedahan..................................................................................................................8
D.Klasifikasi Pembedahan..............................................................................................................8
1) Kelompok operasi berdasarkan tujuan..............................................................................8
2) Kelompok operasi berdasarkan tingkat risiko......................................................................9
3) Kelompok operasi berdasarkan teknik..................................................................................9
Waktu yang tepat untuk melepas jahitan luka............................................................................10
BAB III..................................................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................................................11
A. Kesimpulan............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan perioperatif merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan
keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan
pasien. Istilah perioperatif adalah suatu istilah gabungan yang mencakup tiga fase
pengalaman pembedahan yaitu preoperative phase (fase praoperasi), intraoperative
phase (fase intraoperasi) dan post operativephase (fase pasca operasi). Masing-masing
fase ini dimulai pada waktu tertentu dan berakhir pada waktu tertentu pula dengan
urutan peristiwa yang membentuk pengalaman bedah dan masing-masing mencakup
rentang perilaku dan aktivitas keperawatan yang luas yang dilakukan oleh perawat
menggunakan proses keperawatan dan standar praktik keperawatan
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan definisi perioperatif care?
2. Apa saja tahap-tahap perioperative care?
3. Apa saja indikasi pembedahan?
4. Apa saja klasifikasi pembedahan?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui definisi perioperative care
2. Untuk Mengetahui tahap-tahap perioperatif care
3. Untuk Mengetahui indikasi pembedahan
4. Untuk Mengetahui klasifikasi pembedahan
iv
BAB II
PEMBAHASAN
A. A.Definisi Perioperatif Care
Pelayanan yang berkualitas tinggi dan perawatan yang berfokus pada keselamatan
klien
Kerja tim multidisiplin
Komunikasi terapeutik yang efektif dan kolaborasi dengan klien, keluarga klien,dan
tim bedah.
Pengkajian dan intervensi dalamsemua tahap operasi dengan efektif dan efisien.
Advokasi untuk klien dan keluarga klien
Memahami pengendalian biaya.
Fase pra operasi dimulai ketika dilakukan intervensi bedah dan diakhiri ketika pasien
berada di meja operasi sebelum pembedahan dilakukan. Lingkup aktivitas keperawatan
selama waktu tersebut dapat mencangkup pengkajian dasar pasien di tatanan klinik ataupun
v
rumah, wawancara praoperasi dan menyiapakan pasien untuk anestesi yang diberikan dan
pembedahan.
Dalam menerima pasien yang akan menjalani tindakan anestesia, perawat anestesi wajib
memeriksa kembali data dan persiapan anestesia, diantaranya :
1) Memeriksa :
4) Mencatat timbang terima pasien serta catatan medis lainnya yang menjadi pendukung data
saat pasien akan dioperasi.
Perawat anestesia juga bertugas memberikan pre-medikasi berdasarkan instruksi tertulis dari
Dokter Spesialis Anestesiologi atau dokter lain yang berwenang Hal-hal yang harus
diperhatikan adalah :
4) Memeriksa fungsi vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan) sebelum memberikan
premedikasi dan sesudahnya
vi
2. Fase intra operasi
Fase intra operasi dimulai ketika asien masuk atau dipindahkan ke instalasi bedah
(meja operasi) dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruangan pemulihan (recovery room)
atau istilah lainnya adalah post anestesi care unit (PACU). Pada fase ini ruangna lingkup
aktivitas keperawatan mencangkup pemasangan intravena kateter, pemberian medifikasi
intravena, melakukan pemantaun kondisi fisiologis menyeluruh sepanjang prosedur
pembedah dan menjaga keselametan pasien.Perawatan anestesi dimulai sejak pasien berada
di meja operasi sampai dengan pasien dipindahkan ke ruangan pulih sadar.
Tujuan:Mengupayaan fungsi vital pasien selama anestesi berada dalam kondisi optimal agar
pembedah dapat berjalan lancar dengan baik.
Pada fase ini terdapat juga pengisian checklist. Yang bertanggung jawab untuk
memeriksa checklist, yaitu perawat sirkuler tetapi dapat juga setiap dokter yang berpartisipasi
dalam operasi. Checklist dalam operasi dibagi menjadi tiga fase, masing-masing sesuai
dengan periode waktu tertentu dalam prosedur normal : periode sebelum induksi anestesi
(sign in), periode setelah induksi dan sebelum insisi (time out) dan periode selama atau
segera setelah penutupan luka (sign out)
Sign in yaitu sebelum induksi anestesia, koordinator pengisian checklist akan secara
verbal mengkonfirmasi dengan pasien (jika mungkin) identitasnya, lokasi operasi, prosedur
dan persetujuan operasi telah diperoleh. Koordinator akan selalu mengkonfirmasi bahwa
lokasi operasi sudah ditandai (jika perlu) dan akan meninjau secara lisan dengan anestesi
profesional mengenai resiko pasien kehilangan darah, penyulit pernapasan, alergi, dan juga
apakah persiapan mesin anestesi serta obat-obatan telah lengkap. Idealnya, ahli bedah akan
hadir untuk 'Sign in', karena ahli bedah mungkin memiliki gagasan yang lebih jelas tentang
kehilangan darah yang diantisipasi, alergi atau faktor-faktor penyulit potensial lainnya.
Namun kehadiran dokter bedah dalam melengkapi checklist tidak diwajibkan
Pada fase Time Out, tim akan berhenti sesaat sebelum sayatan kulit untuk
mengkonfirmasi dengan keras bahwa operasi yang sedang dilakukan pada pasien yang benar
dan lokasi yang benar. Semua anggota tim kemudian akan meninjau secara verbal satu sama
lain, pada gilirannya, unsur-unsur penting dari rencana mereka untuk operasi, menggunakan
pertanyaan checklist pada panduan. Mereka juga akan mengkonfirmasi bahwa antibiotik
vii
profilaksis telah diberikan dalam 60 menit sebelumnya dan bahwa pencitraan penting
ditampilkan sebagaimana mestinya
Pada fase Sign Out tim akan meninjau bersama operasi yang dilakukan,kelengkapan
jumlah spons dan instrumen serta label dari setiap spesimen bedah yang diperoleh.Mereka
juga akan meninjau setiap malfungsi peralatan atau masalah yang perlu ditangani. Pada
akhirnya tim akan meninjau rencana utama dan kekhawatiran untuk manajemen pasca operasi
serta pemulihan sebelum memindahkan pasien dari ruang operasi
Tujuan perawatan intra operasi yaitu untuk mengupayakan fungsi vital pasien selama
anestesi berada dalam kondisi optimal agar pembedahan dapat berjalan dengan lancar dan
baik. Sebelum tindakan anestesia, perawat anestesi wajib :
viii
6) Menanggulangi keadaan perawat darurat.
Fase pasca operasi dimulai dengan masuknya pasien ke ruangan pemulihan dan
berakhir dengan evaluasi tindakan lanjut pada tatanan klinik atau ruang perawatan bedah atau
dirumah. Ringkup ativitas keperawatan melipti rentang aktivitas yang luas selama periode ini.
Pada fase ini focus pengkajian efek agen atau obat anestesi dan memantau fungsi vital serta
mencegah komplikasi. Aktivitas perawat berfokus pada peningkatan penyembuhan dan
rehabilitasi dan pemulangna pasien. Perawatan pasca anestesi atau pembedahan di mulai
sejak pasien dipindahkan ke ruangan pulih sadar sampai diserah terimakan kembali pada
perawat di rungan rawat inap. Jika kondisi klien tetap kritis pasien dipindahkan ke ICU.
ix
5) Keputusan untuk memindahkan pasien dari kamar pulih sadar dibuat oleh
dokter yang bertugas.
C. Indikasi Pembedahan
Tindakan pembedahan (operasi) dilakukan berdasarkan indikasi. Beberapa indikasi
yang dapat dilakukan pembedahan diantaranya adalah indikasi :
D. Klasifikasi Pembedahan
Prosedur bedah pada dasarnya terbagi dalam tiga kelompok besar, yang di dalamnya
masih akan terbagi lagi sesuai kategorinya. Berikut rinciannya.
x
Mengembalikan. Operasi juga dilakukan untuk dapat mengembalikan suatu fungsi
tubuh menjadi normal kembali. Contohnya, pada rekonstruksi payudara yang
dilakukan oleh orang yang telah melakukan mastektomi.
Paliatif. Jenis operasi ini ditujukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh
pasien yang biasanya mengalami penyakit kronis stadium akhir.
Setiap operasi bedah pasti memiliki risiko, tetapi tingkat risikonya tentu berbeda-beda.
Berikut adalah pengelompokkan operasi berdasarkan tingkat risikonya:
Bedah mayor, merupakan operasi yang dilakukan di bagian tubuh seperti kepala,
dada, dan perut. Salah satu contoh operasi ini adalah operasi cangkok organ,
operasi tumor otak, atau operasi jantung. Pasien yang menjalani operasi ini biasanya
membutuhkan waktu yang lama untuk kembali pulih.
Bedah minor, kebalikan dari tindakan bedah mayor, operasi ini tidak membuat
pasiennya harus menunggu lama untuk pulih kembali. Bahkan dalam beberapa jenis
operasi, pasien diperbolehkan pulang pada hari yang sama. Contoh operasinya seperti
biopsi pada jaringan payudara.
Pembedahan itu sendiri dapat dilakukan dengan beragam teknik berbeda, tergantung dari
bagian tubuh mana yang harus dioperasi dan penyakit apa yang diderita oleh pasien. Lalu apa
saja teknik operasi yang ada?
Operasi bedah terbuka. Metode ini biasanya disebut dengan operasi konvensional,
yaitu tindakan medis yang membuat sayatan pada bagian tubuh dengan menggunakan
pisau khusus. Contohnya adalah operasi jantung, dokter menyayat bagian dada pasien
dan membukanya agar organ jantung terlihat jelas.
Laparaskopi. Jika sebelumnya operasi dilakukan dengan menyayat bagian tubuh,
pada laparaskopi, ahli bedah hanya akan menyayat sedikit dan membiarkan alat
seperti selang masuk ke dalam lubang yang telah dibuat, untuk mengetahui masalah
yang terjadi di dalam tubuh.
xi
Waktu yang tepat untuk melepas jahitan luka
Kapan suatu jahitan bekas operasi dilepas tergantung dari kondisi luka jahitan itu
sendiri. Apabila kedua sisi jaringan yang ditautkan sudah melekat cukup kuat dan pulih
dengan baik tanpa ada tanda-tanda infeksi, maka jahitan dapat dilepas. Jika jahitan dibuka
terlalu dini, luka bisa terbuka kembali dan berpotensi infeksi, atau jaringan parut bisa timbul
lebih buruk.
Berapa lama suatu jahitan dapat dilepas juga akan tergantung dari lokasi jahitannya. Sebagai
contoh, luka jahitan di persendian lutut atau lengan akan perlu “menginap” lebih lama
daripada jahitan di wajah atau paha. Hal itu disebabkan kulit di persendian hampir selalu
mengalami tekanan setiap kali menekuk dan memanjang untuk beraktivitas seperti duduk,
berdiri, berjalan, mengetik, menggenggam, dan seterusnya.
Berikut adalah panduan umum untuk mengetahui kapan jahitan luka bisa dilepas:
Konsultasikan dengan dokter tepatnya berapa lama Anda harus menunggu sebelum
melepaskan jahitan luka Anda. Selama menunggu, jaga agar area jahitan tetap bersih dan
kering. Bersihkan area luka secara berkala, dan ganti perban luka dengan yang baru jika
sudah terlihat kotor. Jika akan mengganti balutan luka, pastikan Anda cuci tangan terlebih
dahulu.
Amati juga tanda-tanda infeksi di sekitar jahitan, seperti pembengkakan, merah, bernanah,
atau area kulit yang terasa panas. Jika timbul gejala-gejala ini, tandanya jahitan Anda belum
boleh dibuka. Temui dokter Anda sesegera mungkin untuk penanganan infeksi.
xii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan perioperative adalah perawatan yang diberikan sebelum
(praoperasi), selama (intraoperasi), dan setelah operasi (pascaoperasi). Selain itu tahapan
bedah / perioperati itu sendiri di bagi menjadi 3 tahapan (praoperasi), selama
(intraoperasi), dan setelah operasi (pascaoperasi), Perawatan perioperative ini sendiri
merupakan perawatan yang diberikan kepada pasien sebelum, selama, dan setelah
prosedur medis. Perawatan ini bertujuan untuk membantu pasien menghadapi berbagai
kondisi fisik dan emosional yang dapat terjadi selama prosedur. Perawat harus
memastikan bahwa pasien mendapatkan evaluasi preoperatif yang tepat, pengobatan yang
sesuai, pemantauan yang tepat selama prosedur, pengaturan rasa sakit yang tepat, dan
perawatan postoperatif yang sesuai. Dengan menerapkan perawatan perioperatif yang
tepat, pasien akan mendapatkan manfaat yang lebih besar dari prosedur yang dilakukan.
xiii
DAFTAR PUSTAKA
https://hellosehat.com/sehat/operasi/jenis-operasi-bedah/
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.stik-
sintcarolus.ac.id/1007/3/BAB%2520II.pdf&ved=2ahUKEwjV7IT-
sez8AhUNcWwGHQSNAPYQFnoECCwQAQ&usg=AOvVaw2ZyD2oACDzbQ9U1i9k
Eukp
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
eprints.poltekkesjogja.ac.id/
3591/4/04%2520Chapter2.pdf&ved=2ahUKEwjyjO7nsOz8AhVASmwGHbU0BGgQFn
oECAkQAQ&usg=AOvVaw1LFAGtT-J4FCqrGSMKMlp3
http://repository.stik-sintcarolus.ac.id/1007/3/BAB%20II.pdf
xiv