Anda di halaman 1dari 19

MATA KULIAH INSTRUMEN KAMAR BEDAH

KONSEP MENYIAPKAN INSTRUMEN PADA JENIS-JENIS


TINDAKAN PEMBEDAHAN BESAR

KELOMPOK 1
I GEDE INDRA RESTIANA PUTRA
I MADE DEDE KRESNA
DONI SAPUTRA
ZAID AL ASBANA
NURRIN SABRINA
RATNA ANGGITA
AULIA KAURI
RAYI LARASATI
NOVEN ILHAM YOWANDA

POLITEKNI KESEHATAN TANJUNGKARANG

DIV KEPERAWATAN

2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung,

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................................ 1
1.2 TUJUAN ............................................................................................................. 2
BAB II................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 3
2.1 DEFINISI PEMBEDAHAN (OPERASI) ................................................................. 3
2.2 JENIS-JENIS PEMBEDAHAN (OPERASI) ........................................................... 3
2.2.1 Menurut Fungsinya (tujuannya) ......................................................................... 3
2.2.2 Menurut tingkat Urgensinya : ............................................................................ 4
2.2.3 Menurut Luas atau Tingkat Resiko : .................................................................. 5
2.3 ALAT-ALAT INSTRUMEN OPERASI BESAR .................................................... 6
2.3.1 Mayor Set ........................................................................................................... 6
2.3.2 Macam-Macam Mayor Set................................................................................. 6
2.4 MENYIAPKAN ALAT-ALAT INSTRUMEN PEMBEDAHAN MAYOR ......... 12
2.4.1 Prinsip Pembuatan Set Standar ........................................................................ 12
2.4.2 Perawatan Instrumen ........................................................................................ 12
2.4.3 Teknik Menata Intrumen .................................................................................. 13
2.4.4 Indikasi ............................................................................................................. 14
2.4.5 Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan ................................................................... 14
BAB III ............................................................................................................................. 15
PENUTUP ........................................................................................................................ 15
3.1 KESIMPULAN ....................................................................................................... 15
3.2 SARAN ................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dengan adanya kemajuan ilmu dan teknologi canggih dalam ilmu kedokteran,
khususnya ilmu bedah, maka pelu perawat bedah memiliki pengetahuan dan
katerampilan . Adanya cara – cara baru di tunjang teknologi moderen dengan
menggunakan elektronik, teknik pembedahan yang mutakhir berdarsarkan perkembangan
ilmu bedah dalam spesialisme, yang menuntut pula teknik – teknik khusus serta sarana
kamar operasi yang tersendiri, sehingga perawat kamar bedah harus memiliki
pengetahuan dan keterampilan.
Pelayanan keperawatan profesional di kamar operasi meliputi kegiatan
mengidentifikasikan kebutuhan fisiologis, psikologis, sosial dan spiritual serta
mengimplementasikan asuhan keperawatan yang bersifat individualistik,
mengkoordinasikan semua kegiatan keperawatan berdasarkan ilmu keperawatan, ilmu
biomedis, ilmu perilaku dan ilmu alam dasar dalam rangka memulihkan dan
mempertahankan kesehatan kesejahteraan pasien sebelum, selama dan sesudah tindakan
operasi atau yang lebih dikenal dengan asuhan keperawatan perioperatif sehingga
pelayanan di kamar operasi menjadi lebih baik.
Etika dan tata kerja di kamar bedah merupakan suatu aturan tentang bagaimana
cara kerja di kamar bedah dengan baik dan benar, dengan tujuan agar tidak terjadi
penyulit akibat tindakan pembedahan. Oleh karena itu semua orang yang bekerja di
kamar bedah harus memahami serta melaksanakan tehnik kamar bedah.
Pasien yang menjalani pembedahan tetaplah seorang individu yang memiliki
kebutuhan, ketakutan, dan masalah-masalah yang sangat nyata seperti individu yang lain,
serta menghadapi peristiwa-peristiwa besar yang sering terjadi dalam kehidupan. Bagi
pasien yang akan menjalani pembedahan, melewati perawatan dari banyak kelompok
perawat yang berbeda merupakan suatu masalah. Biasanya kelompok dokter yang
merawat pasien di bangsal dan yang melakukan pembedahan adalah kelompok yang
sama. Di dalam suatu bangsal bedah, jumlah kelompok perawat bisa mencapai 6 orang,
yang semuanya memiliki ketrampilan spesialis, dan mereka terlibat dalam perawatan
sejak pasien masuk ke bangsal bedah untuk dilakukan pembedahan, sampai pasien
kembali ke bangsal, hingga pasien pulih dari efek dini pembedahan.

1
Pembedahan merupakan tindakan pengobatan yang menggunakan teknik
invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani
melalui sayatan yang diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka (Susetyowati
et al., 2010). Pembedahan dilakukan karena beberapa alasan seperti diagnostik
(biopsi, laparotomi eksplorasi), kuratif (eksisi massa tumor, pengangkatan
apendiks yang mengalami inflamasi), reparatif (memperbaiki luka multiplek),
rekonstruksi dan paliatif (Smeltzer & Bare, 2002). Pembedahan menurut jenisnya
dibedakan menjadi dua jenis yaitu bedah mayor dan bedah minor. Bedah mayor
merupakan tindakan bedah yang menggunakan anestesi umum/general anesthesi
yang merupakan salah satu bentuk dari pembedahan yang sering dilakukan.
Indikasi yang dilakukan dengan tindakan bedah mayor antara lain kolesistektomi,
nefrektomi, kolostomi, histerektomi, mastektomi, amputasi dan operasi akibat
trauma (Nadeak & Jenita, 2011).

Sebelum pembedahan dilakukan, hal yang perlu dilakukan adalah


mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan. Sebelum melakukan pembedahan
pengetahuan mengenai sarana maupun prasarana penunjang dalam pembedahan
perlu dimiliki sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan alat tersebut,
karena setiap alat memiliki fungsi tertentu.

1.2 TUJUAN
1. Setelah membaca makalah ini pembaca mampu mengerti tentang definisi
pembedahan.
2. Setelah membaca makalah ini pembaca mampu mengetahui jenis-jenis tindakan
pembedahan.
3. Setelah membaca makalah ini pembaca mangetahui alat-alat instrumen yang
digunakan untuk pembedahan besar
4. Setelah membaca makalah ini pembaca mengetahui cara menyiapkan alat-alat
instrumen pembedahan besar

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI PEMBEDAHAN (OPERASI)


 Operasi merupakan tindakan pembedahan pada suatu bagian tubuh(Hancock,
1999).
 Operasi (elektif atau kedaruratan) pada umumnya merupakan peristiwa kompleks
yang menegangkan (Brunner & Suddarth, 2002).
 Perioperatif adalah suatu istilah gabungan yang mencakup tiga fase pengalaman
pembedahan — praoperatif, intraoperatif, dan pascaoperatif.

Kesimpulan :

Operasi (perioperatif) merupakan tindakan pembedahan pada suatu bagian tubuh


yang mencakup fase praoperatif, intraoperatif dan pascaoperatif (postoperatif)
yang pada umumnya merupakan suatu peristiwa kompleks yang menegangkan
bagi individu yang bersangkutan.

2.2 JENIS-JENIS PEMBEDAHAN (OPERASI)


2.2.1 Menurut Fungsinya (tujuannya)

1. Diagnostik : biopsi, laparotomi eksplorasi

2. Kuratif (ablatif) : tumor, appendiktomi

3. Reparatif : memperbaiki luka multiple

4. Rekonstruktif atau kosmetik : mammoplasti, perbaikan wajah

5. Paliatif : menghilangkan nyeri, memperbaiki


masalah (gastrostomi —
ketidakmampuan menelan)

6. Transplantasi : penanaman organ tubuh untuk


menggantikan organ atau struktur tubuh
yang malfungsi (cangkok ginjal, kornea).

3
2.2.2 Menurut tingkat Urgensinya :

1. Kedaruratan

Klien membutuhkan perhatian dengan segera, gangguan yang diakibatkannya


diperkirakan dapat mengancam jiwa (kematian atau kecacatan fisik), tidak dapat
ditunda.

Contoh :

– perdarahan hebat

– luka tembak atau tusuk

– luka bakar luas

– obstruksi kandung kemih atau usus

– fraktur tulang tengkorak

2. Urgen

Klien membutuhkan perhatian segera, dilaksanakan dalam 24 – 30 jam.

Contoh :

– infeksi kandung kemih akut

– batu ginjal atau batu pada uretra

3. Diperlukan

Klien harus menjalani pembedahan, direncanakan dalam beberapa minggu atau


bulan.

Contoh :

– katarak

4
– gangguan tiroid

– hiperplasia prostat tanpa obstruksi kandung kemih

4. Elektif

Klien harus dioperasi ketika diperlukan, tidak terlalu membahayakan jika tidak
dilakukan.

Contoh :

– hernia simpel

– perbaikan vagina

– perbaikan skar/cikatrik/jaringan parut

5. Pilihan

Keputusan operasi atau tidaknya tergantung kepada klien (pilihan pribadi klien).

Contoh : bedah kosmetik.

2.2.3 Menurut Luas atau Tingkat Resiko :

1. Mayor

Operasi yang melibatkan organ tubuh secara luas dan mempunyai tingkat resiko
yang tinggi terhadap kelangsungan hidup klien.

Contoh : bypass arteri koroner

2. Minor

Operasi pada sebagian kecil dari tubuh yang mempunyai resiko komplikasi lebih
kecil dibandingkan dengan operasi mayor.

5
Contoh :

– katarak

– operasi plastik pada wajah

2.3 ALAT-ALAT INSTRUMEN OPERASI BESAR

2.3.1 Mayor Set


Mayor set adalah seperangkat instrument/ alat-alat kesehatan yang digunakan
oleh para operator di ruang bedah. Mayor set biasanya digunakan dalam proses
pembedahan/ operasi besar.

2.3.2 Macam-Macam Mayor Set


Alat-alat mayor set terdiri dari:

1. Scalpel dan scalpel handle


2. Gunting
3. Forceps
4. Needle Holders
5. Probes
6. Instrument tray
7. Instrument tray w/ cover

1. Scalpel dan scalpel Handle


Scalpel adalah pisau operasi atau pisau bedah.
Scalpel handle adalah gagang atau tangkai pisau yang fungsinya sebagai
pegangan pisau operasi atau scalpel.

2. Gunting ( scissors)
Gunting adalah suatu alat ynag digunakan untuk memotong suatu barang
atau benda. Gunting terdiri dari beberapa macam, yaitu

6
a. Bandage scissor

Alat ini berfungsi untuk menggunting perban atau kain has. Ada beberapa
macam type yang terkenal diantaranya:

 Type Lister ( bersudut)


 Type kanowles ( tidak bersudut)

b. Liguster scissor

Liguster scissor adalah gunting yang digunakan untuk menggunting


jahitan luka-luka. Umumnya ujung gunting satu melengkung.
Ada beberapa tipe yang terkenal, yaitu:
 Type Spencer
 Type Littauer
 Type Northben
 Type Haeth
 Type Sistrunk

c. Surgical scissor

Surgical scissor adalah gunting yang digunakan dalam pembedahan. Ada


beberapa type yang terkenal, yaitu:

 Type Strully
 Type Sathinsky

Gunting ini khusus untuk pembedahan Kardiovaskuler.

d. Dissecting scissor

Dissecting scissor adalah gunting yang digunakan untuk memotong


jaringan tubuh.

Alat ini terdiri dari beberapa type, yaitu:

7
 Type Medzenbaung
 Type Kliner
 Type littler
 Type Debakey
 Type Tendon

e. Umbilical cord scissor

Alat ini digunakan untuk memotong pusar bayi.

f. Episiotomy scissor

Alat ini digunakan untuk memotong vulva.

Alat ini terbagi lagi menjadi 2, yaitu:

 Aunstadler
 Lawsontait

3. Forceps

Forceps adalah suatu alat yang terdiri dari 2 keping yang saling berhadapan,
yang dapat dikontrol ( dapat dijepitkan dan dilepaskan) oleh pegangan atau oleh
tekanan langsung pada keping-keping tersebut.
Forcep terdiri dari beberapa macam, yaitu:

a. Pinset

Pinset terbagi dalam beberapa bagian, yaitu

 Anatomi pinset
Anatomi pinset dgnakan untuk menjepit jaringan lunak saat
menjahit luka.
 Chirurgische pinset
Pinset ini adalah pinset yang digunakan untuk menjepit jaringan
keras saat menjahit luka, dengan cirri ujung keduanya bergerigi.
 Cilia pinset
Cilia pinset adalah pinset untuk menjepit dan mencabut rambut,
alis matadan janggut.

8
 Splinter pinset
Alat ini ada yang berupa pinset dan tang, dengan ciri:
Kedua ujung runcing seperti ujung tombak yang digunakan untuk
mencabut pecahan atau kepingan apap[un yang menancap di
permukaan kulit tubuh.
 Pinset Telinga.
Type yang terkenal yaitu Wilde dan Lucae. Pinset ini berfungsi
untuk mengeluarkan benda asing dari rongga dalam telinga.
 Pinset agrave
Pinset ini digunakan untuk menjepit elip pada luka-luka sehingga
tidak terbuka. Cirri-cirinya yaitu kedua ujung bergerigi dan di
bawah kedua gigi terdapat lekukan yang berfungsi untuk tempat
ujung elip supaya dapat ditekan.
 Steriliseer pinset
Alat ini digunakan untuk menjepit benda yang akan disterilisir.

b. Klem ( Stamp )

Klem adalah suatu alat untuk menjepit ( memegang dan menekan ) sesuatu
benda. Klem bias berupa jepitan dan ada juga yang penggunaannya
menggunakan alat mur bersayap yang diputar.
Klem terdiri dari beberapa macam, yaitu :
 Arteri klem
Arteri klem tergolong alat seperti pegangan gunting dengan
setelan, sedangkan kedua tepi kepingnya dihubungkan yang satu
dengan yang lainnya. Kedua jepitan bagian atas ada yang lurus
(straight), bengkok (curvet).
 Buldog klem
Alat ini juga termasuk arterio klem. Alat ini digunakan untuk
menjepit luka agar darah tidak mengalir keluar. Bentuknya seperti
pinset, hanya cara menggunakannya berbeda yaitu bila ditekan
dengan jempol klemnya akan terbuka.
type bulldog klem, yaitu :

9
 Type dieffer bach
 Type hopkims
 Type de bakey
 Peritonium klem
Klem yang ujungnya bergerigi dan bentuk klemnya bengkok,
bagian dalam ujung klem ada yang bergaris horizontal dan
vertikal.
 Hysterekromie Klem
Alat ini digunakan dalam ginaekologi untuk menjepit ketika
pembedahan uterus.
 Doeck klem
Alat ini digunakan untuik menjepit kain operasi (berlubang tengah ).
 Circumsission klems
Alat ini berbentuk spesifik, menjepit bila diputar mur bersayap.
Alat ini digunakan untuk menyunati kulit luar.
 Abdominal klem
Alat ini untuk menjepit isi perut. Abdominal klem terdiri dari :
 Darm klem
 Maag klem
 Pyiorus klem
 Apendikotomy klem
 Anastomosis klem
 Umbilikal cord klem
Alat untuk menjepit tali pusar bayi.

c. Tang
Tang terdiri dari :
 Korentang
Koorntang digunakan untuk menjepit dan mengikat alat bedah dari
dalam instrumenten bak.
 Steriliser tang
Alat ini berfungsi untuk menjepit dan mengangkat alat yang
disterilisir terutama yang bulat dan agak berat.

10
 Tong tang
Tong tang yaitu alat untuk menjepit lidah agar terjulur keluar dan
tidak mengganggu pernafasan saat pemberian sonde.
 Kongel tang
Alat ini digunakan untuk menjepit dan mengangkat organ jaringan
tubuh dan benda asing yang berada dalam tubuh termasuk peluruh.
 Knabbel tang
Alat ini digunakan untuk memotong tulang ( jari tangan dan kaki).
 Verlos tang
Alat ini digunakan untuk membantu persalinan yang ada
kelainannya.
 Bortus tang
Alat ini digunakan untuk keperluan abortus.
 Haken tang
Alat yang digunakan untuk pengguguran kandungan atau abotus
 Uterus tang
Fungsi alat ini yaitu untuk mengangkat uterus.
 Tampong tang
Alat untuk memasukan tampon kedalam vagina atau
mengeluarkannya.
 Suture forceps
Suture forceps adalah alat untuk menjepit luka yang terbuka dan
mengangkat elipnya

d. Needle holders
Alat ini berfungsi untuk menjepit jarum jahit ( hechtnaald) serta menjahit
luka terbuka.

e. Probers
Alat yang digunakan untuk mengukur dalamnya suatu rongga dalam
tubuh.

11
f. Instrument tray
Alat ini digunakan untuk meletakkan alat-alat kesehatan yang belum steril.
Pada alat ini tidak manggunakan penutup.

g. Instrument tray / cover


Alat ini digunakan untuk meletakkan alat-alat kesehatan yang telah steril.
Pada alat ini menggunakan penutup.

2.4 MENYIAPKAN ALAT-ALAT INSTRUMEN PEMBEDAHAN MAYOR

2.4.1 Prinsip Pembuatan Set Standar


1. Memenuhi empat kelompok instrumen
2. Urutan jenis instrumen sesuai penggunaan
3. Biasakan menggunakan bahasa katalog
4. Cantumkan nomer catalog untuk tiap item instrumen
5. Sesuaikan jumlah item dengan kasus

2.4.2 Perawatan Instrumen


1. Gunakan instrumen sesuai dengan kegunaan
2. Pisahkan alat-alat tajam dan halus dengan alat-alat kasar (buat tempat khusus)
dan beri lapisan saat sterilisasi
3. Selama operasi berlangsung bersihkan segera instrumen dari darah yang
menempel pada permukaan atau celah-celah instrumen sehingga tidak sampai
kering
4. Sesudah pelaksanaan operasi ikuti prosedur yang berlaku
5. Rendam semua alat bekas pakai menggunakan larutan natrium hipoklorit 0,5%
atau larutan enzimatik selama 10 menit (dekontaminasi)
6. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan plastik
7. Keluarkan semua peralatan dari larutan perendam
8. Urai/buka pengunci alat-alat agar dapat membersihkan tiap-tiap bagian tersebut
dengan baik
9. Gosok setiap permukaan peralatan dengan sikat lunak menggunakan detergent
lunak
10. Bilas peralatan secara sempurna dengan air kran dan keringkan dengan pemanas
khusus atau handuk

12
11. Beri instrumen dengan minyak pelumas intrumen (parafin)
12. Khusus alat-alat yang tajam dan halus dilindungi dengan kassa pembungkus, baik
saat penyimpanan atau streilisasi.

2.4.3 Teknik Menata Intrumen


1. Prinsip-prinsip penataan intrumen steril :
a. Diurutkan sesuai dengan fungsi instrumen selama pembedahan
b. Ditata dalam dua baris untuk mempermudah pengambilan
c. Instrumen yang jarang penggunaannya bisa diletakkan terpisah supaya meja
mayo tidak terkesan penuh, yang penting kita menggingat tempatnya.
d. Jangan sekali-kali meletakkan jarum diatas kassa.
e. Jumlah intrumen yang disiapkan sesuai dengan kebutuhan
f. Siapkan segala instrumen yang kira-kira diperlukan di bawah meja instrumen
yang belum dibuka sehingga mempermudah sirkuLasi nurse.

2. Prinsip Penataan instrumen non steril :


Penempatan alat-alat ini pada prinsipnya tidak mengganggu kerja operator, asisten
dan perawat intrumen serta tidak mengganggu mobilisasi tim bedah lainnya
(seperti : dokter anastesi dan perawat anastesi).

Contoh penataan set standar di meja mayo:

11 10 9 8 7 12

6 5 4 3 2 1

Keterangan :
1. Scapel + mess : 1/1
2. Pinset anatomis/sirurgis : 2/2

13
3. Gunting benang/ Jaringan : 2/2
4. Klem pean kecil/sedang/besar + klem ovarium : 6/2/2 + 2
5. Kocher : 4
6. Hak sedang/besar : 4 /2
7. Klem usus/elis : 2
8. Duk Klem : 6
9. Nail Foder : 2
10. Jarum benang : Chromik O: fasia, Plain 2/0: sub cutis, Silk/ethilon 3/0: kulit
11. Tumor Klem : 2
12. Kassa : 4 Meter

2.4.4 Indikasi
Indikasi dilakukannya penataan instrumen adalah untuk :
1. Memperlancar kegiatan operasi dan diagnostik
2. Menjaga sterilitas alat-alat operasi dan alat-alat diagnostik
3. Menjaga keselamatan klien dari bahaya injury maupun kontaminasi kuman
4. Menjaga keutuhan alat agar tidak cepat rusak

2.4.5 Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan


1. Penataan instrumen dilakukuan oleh srub nurse sebelum dan setelah prosedur
srubbing, gowning dan gloving.
2. Penataan sebelum prosedur srubbing, gowning dan gloving meliputi penataan
alat-alat operasi non steril dan membuka penutup meja alat operasi steril dan
membuka lapisan pertama dari bungkus bak set instrumen steril

14
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Operasi (perioperatif) merupakan tindakan pembedahan pada suatu bagian
tubuh yang mencakup fase praoperatif, intraoperatif dan pascaoperatif
(postoperatif) yang pada umumnya merupakan suatu peristiwa kompleks yang
menegangkan bagi individu yang bersangkutan. Berdasarkan jenis pembedahan
dibagi menjadi beberapa klasifikasi diantaranya

Menurut Fungsinya (tujuannya)

Menurut tingkat Urgensinya

Menurut Luas atau Tingkat Resiko

Mayor set adalah seperangkat instrument/ alat-alat kesehatan yang digunakan


oleh para operator di ruang bedah. Mayor set biasanya digunakan dalam proses
pembedahan/ operasi besar.
Macam-Macam Mayor Set

Alat-alat mayor set terdiri dari:

1. Scalpel dan scalpel handle


2. Gunting
3. Forceps
4. Needle Holders
5. Probes
6. Instrument tray
7. Instrument tray w/ cover

3.2 SARAN
Penyusun berharap adanya peningkatan koordinasi antara pengelenggara ,
pembimbing, dan penyusun sehingga proses pendidikan menjadi lebih maju dan
berkembang sehingga wawasan pembaca dapat lebih bertambah dalam hal
keperawatan perioperatif.

15
DAFTAR PUSTAKA

Shodiq, Abror, 2004, Teknik Asepsis Dan Anti Sepsis, Intalasi Bedah Sentral RS.
Dr. Sardjito Yogyakarta, Tidak dipublikasikan, Yogyakarta

Sjamsulhidayat, R dan Wim de Jong, 1998, Buku Ajar Ilmu Bedah edisi revisi,
EGC, Jakarta

Smeltzer, Suzanne C. And Brenda G. Bare, 2002, Buku Ajar Keperawatan


Medikal Bedah Vol.1, EGC, Jakarta

Wibowo, Soetamto, dkk, 2001, Pedoman Teknik Operasi OPTEK, Airlangga


University Press, Surabaya.

R.K Arya, Jain Vijay. 2013. Journal, Indian Academy of Clinical Medicine l Vol.
14, No. 2l April-June, 2013.

Sjamsuhidajat R, De Jong Wim. 2006. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

16

Anda mungkin juga menyukai