Anda di halaman 1dari 47

Intervensi Keperawatan

NO Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI Rasional

1. Pola Napas Tidak Efektif (D.0005) Pola napas Manajemen jalan napas 1. Bernafas ialah tindakan
Kategori:Fisiologis Kriteria hasil : Observasi disadari, diatur oleh batang
Subkategori: Respirasi Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor pola napas (frekuensi, dilakukan dengan bantuan
Definisi : keperawatan selama 3 x 24 jam kedalaman, usaha napas) interkostalis berkontraksi m
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak maka masalah pola napas tidak 2. Monitor bunyi napas tambahan (mis. rongga toraks dan memekar
memberikan ventilasi adekuat. efektif dapat teratasi dengan Gurgling, mengi, wheezing, ronkhi Dinding dada akan bergera
Penyebab : indikator: kering) lateral, dan diafragma bergerak
1. Depresi pusat pernapasan 1. Dipsnea membaik Terapeutik Setelah inspirasi berhenti m
2. Hambatan upaya napas (mis. 2. Ortopnea membaik 1. Posisikan semi-fowler atau fowler paru akan mengerut, diafra
Nyeri saat bernapas, kelemahan 3. Frekuensi nafas cukup 2. Berikan minum hangat secara pasif dan dinding dada k
otot pernapasan) membaik 3. Berikan oksigen, jika perlu posisi semula. Memonitor p
3. Deformitas dinding dada 4. Kedalaman nafas cukup Health Education Ialah memantau frekuensi nap
4. Deformitas tulang dada membaik 1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, kedalam dan usaha napa
5. Gangguan neuromuskular 5. Ekskursi dada cukup jika tidak kontraindikasi meminimalkan terjadinya opst
6. Gangguan neurologis (mis. membaik 2. Ajarkan teknik batuk efektif napas secara mendadak.
Elektroensefalogram [EEG] Kolaborasi 2. Gurgling adalah pernapasan sep
positif, cedera kepala, 1. Kolaborasi pemberian bronkodilator, obunti orang yang sedang berk
gangguan kejang) ekspektoran, mukolitik, jika perlu ini berarti di jalan pernafasan p
7. Imaturitas neurologis terdapat cairan. Sedangkan men
8. Penurunan energi untuk menggambarkan suara be
9. Obesitas tinggi saat bernapas. Suara ini b
10. Posisi tubuh yang menghambat terdengar saat mengembuskan
ekspansi paru Mengi merupakan gejala dari g
11. Sindrom hipoventilasi pernapasan serius yang membu
12. Kerusakan inervasi diafragma pertolongan dokter sesegera mu
(kerusakan saraf C5 ke atas) Mengi ditandai dengan bunyi n
13. Cedera pada medula spinalis seperti bersiul, dan bisa diserta
14. Efek agen farmakologis sesak di dada. Mengi akan terd
15. Kecemasan lebih keras dan jelas jika menu
Gejala dan tanda mayor saat mengembuskan napas. Wh
Subjektif : adalah suara pernapasan frekue
1. Dispnea nyaring yang terdengar di akhir
Objektif : ekspirasi. Hal ini disebabkan
1. Penggunaan otot bantu penyempitan saluran respirator
pernapasan Untuk mendengarkan wheezing
2. Fase ekspirasi memanjang pada kasus ringan, letakkan teli
3. Pola napas abnormal (mis. dekat mulut anak dan dengarka
takipnea, bradipnea, napas sewaktu anak tenang, ata
hiperventilasi, kussmaul, menggunakan stetoskop untuk
cheyne-stokes) mendengarkan wheezing atau c
Gejala dan tanda minor ronki. Pada umur dua tahun
Subjektif : pertama, wheezing pada umum
1. Ortopnea disebabkan oleh infeksi saluran
Objektif : respiratorik akut akibat virus, s
1. Pernapasan pursed-lip bronkiolitis atau batuk dan pile
2. Pernapasan cuping hidung sendiri merupakan bunyi nafas
3. Diameter thoraks anterior- yang dihasilkan karena adanya
posterior meningkat pergerakan atau gerakan mukus
4. Ventilasi semenit menurun udara yang lewat, konsistensi m
5. Kapasitas vital menurun yang tidak solid menyebabkan
6. Tekanan ekspirasi menurun vibrasi dan menghasilkan buny
7. Tekanan inspirasi menurun rhonki. Maka dari itu Pernafasa
8. Ekskursi dada berubah adalah proses terjadinya pertuk
Kondisi klinis terkait 02 dengan C02 dalam tubuh kh
1. Depresi sistem saraf pusat di paru-paru dengan suara napa
2. Cedera kepala jika terlambat dan tidak sesuai
3. Trauma thoraks penanganannya maka akan fat
4. Gullian barre syndrome akibatnya.
5. Mutiple sclerosis 3. Posisi fowler
6. Myasthenia gravis adalah posisi setengah duduk a
7. Stroke dimana bagian kepala tempat ti
8. Kuadriplegia nggi atau dinaikkan. Posisi ini
9. Intoksikasi alkohol untuk mempertahankan kenyam
memfasilitasi fungsi pernapasa
Semi fowler
adalah sikap dalam posisi seten
2. k 15-60 derajat tujuannya adala
mobilisasi, memberikan perasa
Manajemen nyeri pada pasien, serta memudahkan
Observasi : perawatan seperti makan.
Nyeri kronis (D.0078) Tingkat nyeri 1. Identifikasi skala nyeri 4. Pengobatan Tiongkok dan Indi
Kategori : Psikologis Kriteria hasil : 2. Identifikasi faktor yang memperberat bahkan meyakini bahwa memu
Subkategori : Nyeri dan Kenyamanan Setelah dilakukan tindakan dan memperingan nyeri dengan segelas air hangat bisa
Definisi : keperawatan selama 3 x 24 jam memperlancar sistem pencerna
Pengalaman sensorik atau emosional maka masalah pola napas tidak Terapeutik : memberi sejumlah manfaat kes
yang berkaitan dengan kerusakan efektif dapat teratasi dengan 1. Kontrol lingkungan yang memperberat Sejumlah peneliti menemukan
jaringan aktual atau fungsional, indikator: rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, hangat bisa melancarkan hidun
dengan onset mendadak atau lambat pencahayaan, kebisingan) tersumbat dan membuat diri me
dan berintensitas ringan hingga berat 1. Keluhan nyeri cukup 2. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri tenang.Maka tujuan di berikann
dan konstan, yang berlangsung lebih menurun dalam pemilihan strategi meredakan intervensi ini adalah untuk mem
dari 3 bulan. 2. Meringis cukup menurun nyeri saluran jalan napas pasien deng
Penyebab : 3. Sikap protektif menurun Health education : alami sehingga menimalkan ter
1. Kondisi muskuloskeletal kronis 4. Gelisah cukup menurun 1. Jelaskan penyebab, periode, dan obstruksi jalan napas.
2. Kerusakan sistem saraf 5. Frekuensi nadi membaik pemicu nyeri 5. (O2) adalah unsur yang penting
3. Penekanan saraf 6. Pola nafas membaik 2. Jelaskan strategi meredakan nyeri kehidupan kita. Ciri-ciri oksige
4. Infiltrasi tumor 7. Tekanan darah membaik Kolaborasi : tidak berwarna, tidak berasa, da
5. Ketidakseimbangan 1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika memiliki bau.Jumlah oksigen d
neurotransmiter, perlu bumi cukup banyak.
neuromodulator, dan reseptor Bahkan oksigen mencapai urut
6. Gangguan imunitas (mis. dari gas yang melimpah di bum
Neuropati terkait HIV, virus helium dan hidrogen. Tanpa
varicella-zoster) adanya oksigen di dunia ini, ma
7. Gangguan fungsi metabolik akan ada kehidupan. Oksigen ju
8. Riwayat posisi kerja statis sebagai sumber energy bagi tub
9. Peningkatan indeks massa manusia. Maka dari itu perlu di
tubuh adakannya intervensi ini untuk
10. Kondisi pasca trauma agar asupan oksigen di dalam t
11. Tekanan emosional pasien masih tercukupi.
12. Riwayat penganiayaan (mis. 6. Tubuh manusia sangat memerlu
Fisik, psikologis, seksual) adanya cairan diantaranya untu
13. Riwayat penyalahgunaan Pemantauan respirasi mencegah dehidrasi tubuh, men
obat/zat Observasi : kesegaran kulit, melindungi sar
Gejala dan tanda mayor : 1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman jaringan tubuh, serta mendukun
Subjektif : dan upaya napas dan sendi. Setiap hari tubuh
1. Mengeluh nyeri 2. Monitor kemampuan batuk efektif kehilangan air melalui perna
2. Merasa depresi Terapeutik : keringat, urine dan feses. Ag
Objektif : 1. Alur interval pemantauan respirasi Anda dapat berfungsi dengan
1. Tampak meringis sesuai kondisi pasien maka manusia harus mengga
2. Gelisah 2. Dokumentasikan hasil pemantauan yang hilang tersebut dengan
3. Tidak mampu menuntaskan Edukasi : mengonsumsi makanan atau
aktivitas 1. Jelaskan tujuan dan prosedur yang mengandung air. Oleh k
Gejala dan tanda minor : pemantauan itu, penting sekali menjaga a
Subjektif : 2. Informasikan hasil pemantauan, jika cairan (air) untuk menjaga ag
1. Merasa takut mengalami perlu tidak mengalami kekurangan
cedera berulang atau dehidrasi dan organ-org
Objektif : dapat bekerja secara
1. Bersikap protektif (mis. Posisi optimal. Kebutuhan air per h
menghindari nyeri) tiap-tiap orang berbeda berga
2. Waspada pada kondisi-kondisi tertentu
3. Pola tidur berubah aktivitas fisik, cuaca, diet, be
4. Anoreksia badan, jenis kelamin, dan ko
5. Fokus menyempit kesehatan. Konsumsi 8 gelas
6. Berfokus pada diri sendiri hari atau setara dengan 1,9 li
Kondisi klinis terkait : digeneralisasikan bagi orang
3. 1. Kondisi kronis (mis. Arthritis aktivitas fisik yang normal d
reumatoid) Peertukaran gas kondisi fisik yang sehat.Perlu
2. Infeksi Kriteria hasil : adakannya intervensi ini untu
3. Cedera medula spinalis Setelah dilakukan tindakan memaksimalkan tubuh pasien
4. Kondisi pasca trauma keperawatan selama 3 x 24 jam dalam memperoleh asupan ca
5. Tumor maka masalah pola napas tidak 7. Teknik batuk efektif adalah t
efektif dapat teratasi dengan nbatuk yang benar untuk
Gangguan pertukaran gas (D.0003) indikator: mengeluarkan secret secara m
Kategori : Fisiologis 1. Dpsnea cukup menurun Perlu di adakannya intervens
Subkategori : Respirasi 2. Bunyi nafas tambahan pasien dapat melakukan tinda
Definisi: sedang batuk efektif secara mandiri.
Kelebihan atau kekurangan oksigenasi 3. Pola nafas cukup 8. Bronkodilator adalah kelompok
dan/atau eliminasi karbondioksida membaik yang digunakan untuk melegak
pada membran alveolus-kapiler. pernapasan, terutama pada pen
Penyebab : penyakit asma. Penderita asma
1. Ketidakseimbangan ventilasi- mengalami penyempitan dan
perfusi penumpukan lendir atau dahak
2. Perubahan membran alveolus- pernapasan. Kondisi ini dapat
kapiler menyebabkan gangguan berupa
Gejala dan tanda mayor : sesak napas, dan mengi. Untuk
Subjektif : meredakan kondisi tersebut, da
1. Dispnea diberikan obat bronkodilator. S
Objektif : Manajemen energi untuk meredakan asma, bronko
1. PCO2 meningkat/menurun Observasi : juga dapat digunakan untuk me
2. PO2 menurun 1. Monitor pola dan jam tidur gejala penyakit obstruktif paru
3. Takikardi 2. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan kronis.Perlu di adakannya inter
4. pH arteri meningkat/menurun selama melakukan aktivitas untuk membuka jalan nafas yan
5. Bunyi napas tambahan Terapeutik : mengalami obstruksi sehingga
Gejala dan tanda minor : 1. Sediakan lingkungan nyaman dan dapat merasa lega setelah di lak
Subjektif : rendah stimulus (mis. Cahaya, suara, pemasangan bronkodilator
1. Pusing kunjungan)
1. Nyeri atau rasa sakit merupa
2. Penglihatan kabur 2. Berikan aktivitas distraksi yang
pengalaman sensorik dan emos
Objektif : menenangkan
tidak menyenangkan, biasanya
1. Sianosis Edukasi :
dengan adanya kerusakan jari
2. Diaforesis 1. Anjurkan melakukan aktivitas secara
yang berpotensi menimbulkan
3. Gelisah bertahap
jaringan tubuh. Nyeri yang
4. Napas cuping hidung 2. Ajarkan strategi koping untuk
seseorang memiliki
5. Pola napas abnormal mengurangi kelelahan
yakni nyeri ringan, sedang, a
(cepat/lambat, regular/ireguler,
Nyeri memiliki rentang skala, o
dalam/dangkal) Kolaborasi :
perlu di adakannya identifik
6. Warna kulit abnormal (mis. 1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
nyeri untuk memantau seber
Pucat, kebiruan) cara meningkatkan asupan makanan.
frekuensi nyeri yang di alami p
7. Kesadaran menurun
2. Perlu di adakannya identifik
Kondisi klinis terkait :
1. Penyakit paru obstruktif kronis penyebab nyeri untuk dapat m
(PPOK) hal apa saja yang me
2. Gagal jantung kongestif timbulnya rasa nyeri pada pasie
3. Asma 3. Lingkungan dapat mempengaru
4. Pneumonia nyeri yang di alami pasien
5. Tuberkulosis paru suhu, ruangan, dan kebisingan
6. Penyakit membran hialin Toleransi aktivitas itu perlu di adakannya inte
4. 7. Asfiksia Kriteria hasil : untuk mengontrol keadaan
8. Persistent pulmonary Setelah dilakukan tindakan lingkungan pasien yang dapa
hypertension of newborn keperawatan selama 3 x 24 jam peningkatan rasa nyeri.
(PPHN) maka masalah pola napas tidak pengaturan suhu ruangan dan
9. Prematuritas efektif dapat teratasi dengan di area pasien.
10. Infeksi saluran napas indikator: 4. Perlu di adakannya Pertimban
Dukungan tidur dan sumber nyeri dalam
1. Frekuensi nadi cukup Observasi : strategi meredakan nyeri deng
membaik 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur agar dapat di lakukan
Intoleransi aktivitas (D.0056) 2. Saturasi oksigen cukup 2. Identifikasi faktor pengganggu tidur pencegahan atas dasar sum
Kategori : fisiologis membaik (fisik dan/atau psikologis) sehingga dapat di pilih strat
Subkategori : aktivitas/istirahat 3. Frekuensi nafas cukup Terapeutik : meredahkan rasa nyeri pasi
Definisi : membaik 1. Modifikasi lingkungan (mis. menganjurkan pasien untuk
Ketidakcukupan energi untuk Pencahayaan, kebisingan, suhu, napas sesuai aturan yang benar
melakukan aktivitas sehari-hari. matras, dan tempat tidur) 5. Perlu di adakannya intervens
Gejala dan tanda mayor : 2. Fasilitasi menghilangkan stres pasien dapat menegtahui
Subjektif : sebelum tidur periode, dan pemicu nyeri sehin
1. Mengeluh lelah Edukasi : di lakukan tindakan pencega
Objektif 1. Jelaskan pentingnya tidur cukup meminimalisir terjadinya ny
1. Frekuensi jantung meningkat selama sakit berat.
>20% dari kondisi istirahat 2. Anjurkan menepati kebiasaan waktu 6. Perlu di adakannya intervens
Gejala dan tanda minor : tidur pasien dapat melakukan stra
Subjektif : 3. Anjurkan menghindari secara mandiri jikalau terjadi
1. Dispnea saat/setelah aktivitas makanan/minuman yang menganggu nyeri mendadak.
2. Merasa tidak nyaman setelah tidur 7. Analgesik ialah istilah yang dig
beraktivitas untuk mewakili sekelompok ob
3. Merasa lemah digunakan sebagai pereda nyeri
Objektif : Analgesik termasuk obat anti-in
1. Tekanan darah berubah >20% nonsteroid (OAINS) seperti sal
dari kondisi istirahat obat narkotika seperti morfin, d
2. Gambaran EKG menunjukkan
aritmia saat/setelah aktivitas sintesis bersifat narkotik
3. Gambaran EKG menunjukkan seperti tramadol. OAINS
iskemia seperti aspirin, naproksen,
4. Sianosis dan ibuprofen tidak hanya mere
Kondisi klinis terkait : nyeri, obat-obat ini juga bisa
1. Anemia Pola nafas menurunkan demam dan panas
5. 2. Gagal jantung kongestif Kriteria hasil : Analgesik bersifat narkotik
3. Penyakit jantung koroner Setelah dilakukan tindakan seperti opioid dan opidium bisa
4. Penyakit katup jantung keperawatan selama 3 x 24 jam menekan sistem saraf pusat dan
5. Aritmia maka masalah pola napas tidak mengubah persepsi terhadap ny
6. Penyakit paru obstruktif kronis efektif dapat teratasi dengan (noisepsi). Obat jenis ini lebih k
(PPOK) indikator: dalam mengurangi nyeri diband
7. Gangguan metabolik OAINS. Analgesik seringkali d
8. Gangguan muskuloskeletal 1. Keluhan sulit tidur cukup dalam bentuk kombinasi,
menurun misalnya parasetamol dan kode
2. Keluhan sering terjaga Dukungan perawatan diri ai di dalam obat penahan sakit
cukup menurun Observasi : resep). Perlu di adakannya inter
Gangguan pola tidur (D.0055) 3. Keluhan pola tidur 1. Identifikasi kebiasaan aktivitas untuk meredahkan rasa nyeri ya
Kategori : fisiologis berubah cukup mrnurun perawatan diri sesuai usia alami pasien jikalau nyerinya s
Subkategori : aktivitas/istirahat 4. Keluhan istirahat tidak 2. Monitor tingkat kemandirian mampu di atasi dengan strategi
Definisi : cukup, cukup menurun 3. Identifikasi kebutuhan alat bantu sebagaimana mestinya.
Gangguan kualitas dan kuantitas kebersihan diri, berpakaian, berhias,
waktu tidur akibat faktor eksternal. dan makan
Penyebab : Terapeutik :
1. Hambatan lingkungan (mis. 1. Sediakan lingkungan yang terapeutik 1. Frekuensi, irama, dan kedalam
Kelembapan lingkungan (mis. Suasana hangat, rileks, privasi) adalah tiga hal yang sanagt
sekitar, suhu lingkungan, 2. Siapkan keperluan pribadi (mis. control dalam proses bernapas
pencahayaan, kebisingan, bau Parfum, sikat gigi, dan sabun mandi) adakannya intervensi in
tidak sedap, jadwal 3. Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak mengontrol proses brnapas pas
pemantauan/pemeriksaan/tinda mampu melakukan perawatan diri normal,sehingga ketika terjadi
kan) Edukasi : frekuensi, irama, dan sebagai
2. Kurangnya kontrol tidur 1. Anjurkan melakukan perawatan diri langsung di lakukan tindakan m
3. Kurangnya privasi secara konsisten sesuai kemampuan 2. Batuk efektif adalah
4. Restraint fisik metode batuk dengan benar, dim
5. Ketiadaan teman tidur
dapat menghemat energi sehin
6. Tidak familiar dengan mudah lelah mengeluarkan dah
peralatan tidur maksimal. Perlu di adakanny
Gejala dan tanda mayor :
Subjektif : batuk efektif untuk m
1. Mengeluh sulit tidur kemampuan pasien dalam m
2. Mengeluh sering terjaga batuk efektif sehingga pen
3. Mengeluh tidak puas tidur sputum dapat di lakukan ket
4. Mengeluh pola tidur berubah terlalu berlebih.
5. Mengeluh istirahat tidak cukup 3. Perlu di adakannya Alur inte
Objektif : mengetahui proses secara
(tidak tersedia) interval demi pemantauan respi
Gejala dan tanda minor : Perawatan diri kondisi pasien sehingga
6. Subjektif : Kriteria hasil : adakannya tindakan keperawat
1. Mengeluh kemampuan Setelah dilakukan tindakan terjadi maslah di dalam prose
beraktivitas menurun keperawatan selama 3 x 24 jam Latihan batuk efektif pasien.
Objektif : maka masalah pola napas tidak Observasi : 4. Perlu di adakannya dokumen
(tidak tersedia) efektif dapat teratasi dengan 1. Identifikasi kemampuan batuk pemantauan agar perawat
Kondisi klinis terkait : indikator: 2. Monitor tanda dan gejala infeksi mengetahui perbedaan serta
1. Nyeri/kolik saluran napas perubahan terhadap apa yang
2. Hipertiroidisme 1. Kemampuan mandi cukup Terapeutik : sehingga mampu menetukan s
3. Kecemasan meningkat 1. Atur posisi semi-fowler atau fowler yang akan di ambil dalam tind
4. Penyakit paru obstruktif kronis 2. Kemampuan mengenakan 2. Pasang perlak dan bengkok di implementasi keperawatan.
5. Kehamilan pakaian cukup meningkat pangkuan pasien 5. Perlu di adakannya komunik
6. Periode pasca partum 3. Kemampuan makan 3. Buang sputum pada tempat sputum dan prosedur pemantauan ag
7. Kondisi pasca operasi meningkat Edukasi : dapatmengetahui tujuan di
4. Kemampuan ke toilet 1. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk pemantauan dan memahami
Defisit perawatan diri (D.0109) (BAB/BAK) cukup efektif yang akan di lakukan oleh pera
Kategori : perilaku meningkat 2. Anjurkan tarik napas dalam melalui 6. Informasi dan komunikas
Subkategori : kebersihan diri hidung selama 4 detik, ditahan selama beketerkaitan, adanya komuni
Definisi : 2 detik, kemudian keluarkan dari baik antar perawat dan pas
Tidak mampu melakukan atau mulut dengan bibir mencucu memaksimalkan proses
menyelesaikan aktivitas perawatan diri (dibulatkan) selama 8 detik pasien. Perlu di adakannya
Penyebab : Kolaborasi : pemberian informasi pemanta
1. Gangguan muskuloskeletal 1. Kolaborasi pemberian mukolitik atau pasien agar pasien m
2. Gangguan neuromuskuler ekspektoran, jika perlu perkembangan kesehatannya
3. Kelemahan mampu melakukan stategi seva
4. Gangguan psikologis dan/atau sesuai anjuran yang berlaku.
psikotik
5. Penurunan motivasi/minat
Gejala dan tanda mayor :
Subjektif :
1. Menolak melakukan perawatan 1. Kebutuhan jam tidur manus
diri kurang lebih 8 jam p
Objektif : Kebutuhan istirahat menjadi
1. Tidak mampu kdasar manusia yang
mandi/mengenakan terpenuhi.olehnya itu jika
pakaian/makan/ke tidur atau kebutuhan istira
toilet/berhias secara mandiri terpenuhi maka agar terjadi
2. Minat melakukan perawatan kesehatan termasuk intoleran
diri kurang Bersihan jalan nafas Perlu di adakannya intervens
7. Gejala dan tanda minor : Kriteria hasil : pola dan jam tidur pasien
Subjektif : Setelah dilakukan tindakan sebagaimana mestinya sehin
(tidak tersedia) keperawatan selama 3 x 24 jam berjalan normal.
Objektif : maka masalah pola napas tidak 2. Perlu di adakannya monitor
(tidak tersedia) efektif dapat teratasi dengan ketidaknyamanan dalam m
Kondisi klinis terkait : indikator: aktivitas agar perawat dapat m
1. Stroke penyebab gangguan keseha
2. Cedera medula spinalis 1. Batuk efektif cukup pasien yang berhubungan
3. Depresi meningkat obstruksi jalan napas
4. Arthritis reumatoid 2. Produksi sputum cukup 3. Perlu di adakannya intervens
5. Retardasi mental berkurang pasien dapat merasa nyama
6. Delirium 3. Mengi cukup menurun masa perawatan.
7. Demensia 4. Wheezing cukup menurun 4. Distraksi adalah mengalihkan
8. Gangguan amnestik 5. Dipsnea cukup menurun klien ke hal yang lain sehin
9. Skizofrenia dan gangguan 6. Frekuensi nafas cukup menurunkan kewaspadaan
psikotik lain membaik nyeri, bahkan meningkatkan
10. Fungsi penilaian terganggu 7. Pola nafas cukup terhadap nyeri. Perlu di
membaik intervensi ini agar pasien dap
Bersihan jalan napas tidak efektif nyaman dan tidak monoton foc
(D.0001) rasa nyerinya.
Kategori : fisiologis 5. Perlu di adaknnya intervensi
Subkategori : respirasi Dukungan pengambilan keputusan pasien dapat melakukan
Definisi : Observasi : sebagaimana mestinya.
Ketidakmampuan membersihkan 1. Identifikasi persepsi mengenai meminimalisir terjadinya
sekret atau obstruksi jalan napas untuk masalah dan informasi yang memicu aktivitas.
mempertahankan jalan napas tetap konflik 6. Koping berarti menginvestasi
paten. Terapeutik : sadar seseorang, untuk me
Penyebab : 1. Fasilitasi pengambilan keputusan masalah pribadi dan antarprib
Fisiologis secara kolaboratif mencoba menguasai, meminim
1. Spasme jalan napas 2. Fasilitasi hubungan antara pasien, mentolerir stres dan konflik. M
2. Hipersekresi jalan napas keluarga, dan tenaga kesehatan koping psikologis umumny
3. Disfungsi neuromuskuler lainnya strategi koping atau keterampil
4. Benda asing dalam jalan napas Edukasi : Perlu diadakannya intervensi
5. Adanya jalan napas buatan 1. Informasikan alternatif solusi secara pasien dapat melakukan m
6. Sekresi yang tertahan jelas control di dalam beraktivitas.
7. Hiperplasia dinding jalan napas 2. Berikan informasi yang diminta pasien 7. Setiap mahluk hidup mem
8. Proses infeksi Kolaborasi : makanan. Tanpa makanan,
9. Respon alergi 1. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan hidup akan sulit dalam me
10. Efel agen farmakologis (mis. lain dalam memfasilitasi pengambilan aktifitas sehari-harinya. Maka
Anastesi) keputusan membantu kita dalam me
Situasional energi, membantu pe
1. Merokok aktif badandan otak. Memakan mak
2. Merokok pasif bergizi akan membantu pe
3. Terpajan polutan kita, baik otak maupun bad
Gejala dan tanda mayor : makanan mempunyai k
Subjektif : gizi yang berbeda. lemak,
(tidak tersedia) karbohidrat dan lain-lain ada
Objektif : satu contoh gizi yang akan kita
1. Batuk tidak efektif atau tidak dari makanan. Setiap jenis giz
mampu batuk dapatkan mempunyai fung
2. Sputum berlebih / obstruksi di berbeda. Karbohidrat merupak
jalan napas / mekonium di tenaga yang kita dapatkan s
jalan napas (pada neonatus) Salah satu contoh makan
3. Mengi, wheezing dan/atau mengandung karbohidrat a
ronkhi kering protein digunakan oleh tub
Gejala dan tanda minor : membantu pertumbuhan kita,
Subjektif : maupun tubuh kita. lemakdigun
1. Dispnea tubuh kita sebaga
2. Sulit bicara makanan dan sebagai cadang
3. Ortopnea Lemak akan digunakan sa
8. Objektif : Status koping kekurangan karbohidrat, dan le
1. Gelisah Kriteria hasil : memecah menjadi glukosa ya
2. Sianosis Setelah dilakukan tindakan berguna bagi tubuh kita
3. Bunyi napas menurun keperawatan selama 3 x 24 jam membutuhkan energi. Olehnya
4. Frekuensi napas berubah maka masalah pola napas tidak di adakan intervensi kolabora
5. Pola napas berubah efektif dapat teratasi dengan ahli gizi untuk meningkatka
Kondisi klinis terkait : indikator: makan pasien.
1. Gullian barre syndrome 1. Istirahat dan tidur berperan
2. Sklerosis multipel 1. Kemampuan memenuhi dalam menjaga kesehatan tu
3. Myasthenia gravis peran sesuai usia cukup Jam tidur yang kurang
4. Prosedur diagnostik (mis. meningkat meningkatkan risiko penyak
Bronkoskopi, transesophageal 2. Perilaku koping adaptif jantung, stroke, tekanan dar
echocardiography [TEE]) cukup mrningkat detak jantung tidak teratur, ho
5. Depresi sistem saraf pusat 3. Verbalisasi kemampuan naik, dan diabetes. Olehnya it
6. Cedera kepala mengatasi masalah cukup Pencegahan syok adakan intervensi ini untuk m
7. Stroke meningkat Observasi : pola aktivitas dan tidur pasien.
8. Kuadriplegia 1. Monitor status oksigenasi (oksimetri 2. Banyak factor pengganggu t
9. Sindrom aspirasi mekonium nadi, AGD) satunya adalah batuk.Olehnya i
10. Infeksi saluran napas 2. Monitor status cairan (masukan dan adakannya intervensi in
11. Asma haluaran, turgor kulit, CRT) meminimalisir factor penggan
3. Monitor tingkat kesadaran dan respon sehingga waktu tidur pasi
Koping tidak efektif (D. 0096) pupil maksimal.
Kategori : psikologis Terapeutik : 3. Lingkungan dapat mem
Subkategori : integritas ego 1. Berikan oksigen untuk kualitas tidur seseorang
Definisi : mempertahankan saturasi oksigen pencahayaan, suara, suhu, m
Ketidakmampuan menilai dan >94% tempat tidur.lingkungan
merespons stresor dan/atau 2. Lakukan skin test untuk mencegah mendukung dapat menciptaka
ketidakmampuan menggunakan reaksi alergi tidur yang baik bagi seseorang
sumber-sumber yang ada untuk adakannya intervensi in
mengatasi masalah. Edukasi : memaksimalkan kualitas tidu
Penyebab : 1. Jelaskan penyebab/faktor risiko syok pasien.
1. Ketidakpercayaan terhadap 2. Jelaskan tanda dan gejala awal syok 4. Stres adalah gangguan me
kemampuan diri mengatasi Kolaborasi : dihadapi seseorang akibat
masalah 1. Kolaborasi pemberian IV, jika perlu tekanan. Tekanan ini mu
2. Ketidakadekuatan sistem kegagalan individu dalam
pendukung kebutuhan atau keinginannya
3. Ketidakadekuatan strategi ini bisa berasal dari dalam diri
koping luar.Perlu di adakannya inte
4. Ketidakteraturan atau agar pasien dapat melakukan
kekacauan lingkungan mandiri dalam menghilangk
5. Ketidakcukupan persiapan sebelum tidur agar jam tid
untuk menghadapi stresor menjadi efektif,
6. Disfungsi sistem keluarga 5. Perlu di adakannya intervens
7. Krisis situasional pasien mengetahui pentingn
8. Krisis maturasional cukup selama sakit. Se
9. Kerentanan personalitas Manajemen hipovolemia mestinya bahwa tidur yang cu
10. Ketidakpastian Observasi berpengaruh terhadap kesehata
Gejala dan tanda mayor : 1. Periksa tanda dan gejala 6. Kebiasaan waktu tidur seri
Subjektif : hipovolemia(mis. Frekuensi nadi abaikan, sehingga pola tidu
1. Mengungkapkan tidak mampu meningkat, nadi teraba lemah, tekanan tidak efektif. Hal ini tentun
mengatasi masalah darah menurun, tekanan nadi berpengaruh terhadap
Objektif : menyempit, turgor kulit seseorang. Olehnya itu perlu d
1. Tidak mampu memenuhi peran menurun,membran mukosa kering, intervensi ini agar pasie
yang diharapkan (sesuai usia) volume urine menurun, hematokrit mengetahui dan menaati kebias
2. Menggunakan mekanisme meningkat, haus,lemah) tidurnya
9. koping yang tidak sesuai Tingkat syok 2. Monitor intake dan output cairan 7. Makanan dan minuman
Gejala dan tanda minor : Kriteria hasil : Terapeutik mempengaruhi waktu tidu
Subjektif : Setelah dilakukan tindakan 1. Hitung kebutuhan cairan minuman yang mengandun
1. Tidak mampu memenuhi keperawatan selama 3 x 24 jam 2. Berkan posisi modified seperti kopi. Olehnya itu perlu
kebutuhan dasar maka masalah pola napas tidak trendelernburg intervensi ini agar pasie
2. Kekhawatiran kronis efektif dapat teratasi dengan 3. Berikan asupan cairan oral menghindari makanan ataupun
Objektif : indikator: Edukasi yang dapat menganggu pola tid
1. Penyalahgunaan zat 1. Anjurkan memperbanyak asupan
2. Memanipulasi orang lain untuk 1. Kekuuatan nadi cukup cairan oral
memenuhi keinginannya membaik 2. Anjurkanmenghindari perubahan 1. Personal hygiene berasal da
sendiri 2. Output urine cukup posisi mendaak Yunani yang berarti Perso
3. Perilaku tidak asertif membaik Kolaborasi artinya perorangan dan
4. Partisipasi sosial kurang 3. Tingkat kesadaran cukup 1. Kolaborasi pemberian cairan IV berarti sehat kebersihan p
Kondisi klinis terkait : meningkat isotonis (mis. NsCl,RL) adalah suatu tindakan untuk m
1. Kondisi perawatan kritis 4. Saturasi oksigen cukup 2. Kolaborasi pemberian cairan IV kebersihan dan kesehatan
2. Attention deficit/hyperactivty membaik isotonis (mis. Glukosa 25%, NaCl 0,4 untuk kesejahteraan fisik d
disorder (ADHD) 5. Tekanan nadi cukup %) sesuai kondisi kesehatannya.
3. Gangguan perilaku membaik 3. Kolaborasi pemberian cairan diri dapat dimulai dari
4. Oppositional defiant disorder 6. Frekuensi nadi membaik koloid(mis. Albumin, plasmanate) Olehnya itu perlu di adakan int
5. Gangguan kecemasan 7. Frekuensi nafas cukup 4. Kolaborasi pemberian produk darah untuk mengetahui kebiasaan
perpisahan membaik yang berdampak pada peraw
6. Delirium seseorang sehingga dapat
7. Demensia timbulnya suatu gangguan kese
8. Gangguan amnestik 2. Perlu di adakan intervensi
9. Intoksikasi zat mengukur tingkat kemandirian
10. Putus zat dalam perawatan dirinya
mendukung proses perawata
Risiko syok (D. 0039) efektif
Kategori : fisiologis 3. Kebutuhan alat bantu keber
Subkategori : nutrisi/cairan menjadi hal utama dan penting
Definisi : perawatan dii, seperti alat-ala
Berisiko mengalami ketidakcukupan gunakan untuk mandi,
aliran darah ke jaringan tubuh, yang berhias,dan sebagainya. Alat-
dapat mengakibatkan disfungsi seluler terkontaminasi dengan kum
10. yang mengancam jiwa Status cairan menyebabkan timbulnya suatu
Faktor risiko : Kriteria hasil : kesehatan.olehnya itu perlu
1. Hipoksemia Setelah dilakukan tindakan intervensi ini agar dapat m
2. Hipoksia keperawatan selama 3 x 24 jam factor yang menyebakan
3. Hipotensi maka masalah pola napas tidak gangguan kesehatan.
4. Kekurangan volume cairan efektif dapat teratasi dengan 4. Terapeutik berarti pende
5. Sepsis indikator: lingkungan yang berbasis p
6. Sindrom respons inflamasi 1. Kekuautan nadi dapat mendukung aktivitas
sistemik (systemic inflamatory meningkat diri seseorang dalam ha in
response syndrome [SIRS]) 2. Turgor kulit cukup Misalnya dukungan agar pa
Kondisi klinis terkait : meningkat mandiri dalam perawatan
1. Perdarahan 3. Output urin higienis. Olehnya itu perlu
2. Trauma multipel cukupmeningkat intervensi ini dengan tujuan di
3. Pneumothoraks 4. Frekuensi nadi cukup 5. Perlu di adakan intervensi ini
4. Infark miokard meningkat alat untuk menjaga kehigieni
5. Kardiomiopati 5. Tekanan darah cukup dapat optimal.mulai dari al
6. Cedera medula spinalis membaik makan,dan sebagianya ag
7. Anafilaksis 6. Tekanan nadi cukup terkontaminasi dengan bakteri
8. Sepsis membaik 6. Perlu di adakan intervensi ini a
9. Koagulasi intravaskuler merasa ada dukungan d
diseminata perawatan dirinya.
10. Sindrom respons inflamasi 7. Perawatan diri secara konsist
sistemik (systemic inflamatory hal penting dalam
response syndrome [SIRS] kesehatan.Mulai dari kebers
) hingga kebersihan lingkunga
Olehnya itu perlu di adakan int
agar pasien dapat menget
memahami serta menerapkan
Hipovolemia (D.0023) diri yang sesuai dengan
Kategori : fisiologis kesehatan
Subkategori : nutrisi dan cairan
Definisi :
Penurunan volume cairan 1. Perlu di adakannya intervensi
intravaskuler, interstisiel, mengetahui kemampuan batu
dan/ataunintraseluler sehingga dapat disaranka
Penyebab : melakukan batuk efektif
1. Kehilangan cairan aktif 2. Gejala infeksi saluran pernapas
2. Kegagalan mekanisme regulasi umumnya berlangsung selama
3. Peningkatan permeabilitas 14 hari, antara lain: Batuk. Hid
kapiler tersumbat. Pilek. Bersin-bersin
4. Kekurangan intake cairan otot. Nyeri tenggorokan. Nyeri
5. Evaporasi Demam. Olehnya itu perlu di a
Gejala dan tanda mayor intervensi ini untuk segara men
Subjektif : adanya gejala dan tanda sehing
(Tidak tersedia) di putuskan tindakan pencegaha
Objektif : sebelum bertambah parah
1. Nadi teraba lemah 3. Posisi
2. Tekanan darah menurun adalah posisi setengah duduk a
3. Turgor kulit menurun dimana bagian kepala tempat ti
4. Membran mukosa kering nggi atau dinaikkan. Posisi ini d
5. Volume urine menurun untuk mempertahankan kenyam
Gejala dan tanda minor memfasilitasi fungsi pernapasa
Subjektif : Semi
1. Merasa lemah adalah sikap dalam posisi seten
Objektif : k 15-60 derajat tujuannya ada
1. Pengisian vena menurun mobilisasi, memberikan pera
pada pasien, serta me
perawatan seperti makan.
4. Fungsi bengkok ialah untuk te
alat yang sudah terpakai,
perlak sendiri adalah untuk pen
pasien ketika di bersihkan. O
perlu di adakan intervensi
melakukan tindakan keperaw
berkaitan dengan pengeluara
pasien
5. Perlu di adakan intervensi
lingkungan sekitar pasien dapa
higienis dengan membuang sp
tempatnya
6. Komunikasi yang baik perlu d
oleh perawat kepada pasien a
dapat mengetahui,mem
melakukan instruksi yang d
demi peningkatan kualitas kes
terutama dalam pengajaran batu
7. Perlu di adakan intervensi in
teknik peredam nyeri ataupu
teknik relaksasi napas dalam
8. Mukolitik (mucolytic) ada

jenis obat yang digunaka


mengencerkan mukus (dah
kental sehingga
dikeluarkan. Obat ini
dengan cara melepas ikata
sulfidril pada mucoprot
mukopolisakarida
menurunkan v
mucus.Olehnya itu perlu d
intervensi ini jika latiha
efektif masih belum juga
lakukan oleh pasien
1. Oksigen (O2) memegang pera
dalam semua proses tubu
fungsional. Oksigen (O2) m
salah satu komponen gas dan
dalam proses metabolism
mempertahankan kelangsung
seluruh sel tubuh. Secara norm
ini diperoleh dengan cara
udara ruangan dalam se
bernafas. Penyampaian O2 k
tubuh ditentukan oleh interak
respirasi, kardiovaskuler dan
hematologis. Tidak adanya oks
menyebabkan tubuh m
kemunduran atau bahka
menimbulkan kematian Oleh k
kebutuhan oksigen m
kebutuhan yang sangat ut
sangat vital bagi tubuh. P
kebutuhan oksigen ini tidak te
kondisi sistem pernapasan
fungsional. Bila ada gangg
salah satu organ sistem respi
kebutuhan oksigen akan m
gangguan banyak kondi
menyebabkan seseorang m
gangguan dalam pemenuhan
oksigen. Olehnya itu perlu
intervensi ini untuk mengeta
oksigen pasien
2. Untuk menjaga kebugaran tubuh
penting dilakukan secara rutin
kita tetap harus menjaga kes
cairan dalam tubuh agar terh
dehidrasi. Ketika kita sudah
dehidrasi, apalagi dalam ting
parah dengan jumlah cairan ya
keluar, justru bisa m
jiwa. Cairan sangat penting b
manusia, terutama yang beras
putih. Tanpa cairan, tub
dehidrasi, lemah, dan kesehatan
terganggu. Itulah sebabnya ban
yang menyarankan untuk mem
putih setidaknya 8 gelas per
memenuhi kebutuhan caira
Mungkin kamu bisa menahan
lama, tapi kamu tidak akan sa
menahan haus lebih lama. O
perlu di adakannya monitor sta
tubuh sehingga dapat di
tindakan apa yang akan di laku
3. Kesadaran (consciousness)
kesiagaan (awareness)
terhadap peristiwa-peristiw
lingkungannya (seperti pemand
suara-suara dari lingkungan s
serta peristiwa-peristiwa kog
meliputi memori, pikiran, pera
sensasi-sensasi fisik.
dilakukan seseorang atas ke
sendiri berdasarkan keputusa
berdasarkan insting maupunp
reflek. Tingkat kesadaran te
Compos Mentis (consciou
kesadaran normal, sadar se
dapat menjawab semua p
tentang keadaan sekelilingny
yaitu keadaan kesadaran ya
untuk berhubungan dengan s
sikapnya acuh tak acuh, Delir
gelisah, disorientasi (orang
waktu), memberontak, berter
berhalusinasi, kadang
Somnolen (Obtundasi, Letar
kesadaran menurun, respon p
yang lambat, mudah tertidu
kesadaran dapat pulih bila d
(mudah dibangunkan) tetapi jat
lagi, mampu memberi jawab
Stupor (soporo koma), yaitu
seperti tertidur lelap, tetapi a
terhadap nyeri, Coma (comato
tidak bisa dibangunkan, tidak a
terhadap rangsangan apapun
respon kornea maupun reflek
mungkin juga tidak ada res
terhadap cahaya). Olehnya
dilakukan intervensi ini
mengontrol tingkat kesadaran p
4. Oksigen sangat berguna bagi tu
satunya adalah sumber energ
itu perlu di lakukan monito
oksigen untuk memnatau
kebutuhan oksigen pasien.
5. Perlu di adakan intervensi
mengetahui adanya riwayat ale
terhadap obat.
6. Perlu di adakan intervensi ini a
dapat mengetahui dan me
dirinya dalam pencegahan syo
mengetahui factor penyebab sy
7. Perlu di adakan intervensi ini
mengetahui geja dan tanda a
sehingga dapat di ambil
penanganan maupun p
terhadap syok
8. Injeksi intravena adalah pemb
dengan cara memasukkan obat
pembuluh darah vena
menggunakan spuit. Perlu d
intervensi ini untuk penanga
lanjut kepada pasien demi
kebutuhan cairan dalam tubuh p
1. Perlu di adakan intervensi
mengetahui tanda dan gejala hi
sehingga dapat di lakukan
pencegahan dan upaya penanga
2. Seperti halnya cairan sangat d
oleh tubuh maka intake dan ou
harus sama. Perlu dilakukan
ini untuk mengetahui dan m
input serta ouput cairan pada pa
3. Perlu di adakan intervensi
mengetahui jumlah kebutuh
tubuh, sehingga dapat di lakua
penanganan ketika tubuh k
asupan cairan.
4. Posisi modifikasi trendelembu
posisi dengan menempatkan ke
rendah dari kaki. Perlu d
intervensi ini untuk m
peredaran darah ke otak.
5. Cairan oral adalah pemasuk
melalui oral. Perlu di adakan
ini untuk memenuhi kebutuh
pasien.
6. Perlu di adakan intervensi ini a
senantiasa menjaga dan m
pemasukan intake cairan oral
mencegah terjadi dehidrasi. K
efektif perlu di terapkan dala
agar oasien mengetahui, mem
dapat melakukannya secara ma
7. Perlu di adakan intervensi
menghindari terjadinya cedera
kondisi hipovolemia
8. Perlu di adakan pemberian
sebagai tindakan penanganan p
cairan elektrolit bagi tubuh pas
9. Cairan isotonis adalah suat
dengan konsentrasi zat terl
sama artinya larutan yang
Perlu di adakan intervensi
pemenuhan kebutuhan cairan p
10. Cairan koloid adalah cai
dibutukan pada syok hopovole
atas albumin 4%, dan hi
seperti dekstran. Perlu d
intervensi ini untuk memenuhi
cairan pasien.
11. Produk darah adalah setiap
terapeutik yang di buat d
manusia. Ini dapat di lakuka
transfusi darah. Perlu diadakan
ini untuk mencegah terjad
hipovolemik.
3.5 Implementasi Keperawatan

No DiagnosaKeperawatan Jam Implementasi Evaluasi


Subjektif:
Observasi
-
1. Memeriksa sirkulasi perifer
(MIS,nadi perifer,edema,pengisian Objektif :

kapiler,warna,suhu,ankle brachial -
index).
Assesment :
2. Mengidentifikasi faktor resiko
3 X 24 gangguan sirkulasi (Mis diabetes -
1. Perfusi perifer tidak efektif ,perokok,orang tua,hipertensi dan
Planning :
kadar kolestrol tinggi)
-
Terapeutik
1. Menghindari pemasangan infuse atau
pengambilan darah di area
keterbatasan perfusi
2. Melakukan pencegahan infeksi
3. Melakukan perawatan kaki dan kuku
Health Education
1. Menganjurkan berhenti merokok
2. Menganjurkan berolahraga rutin
3. Menganjurkan melakukan perawatan
kulit yang tepat (mis. Melembabkan
kulit kering pada kaki).

Observasi : Subjektif : -
1. Memonitor posisi selang endotrakeal
2. pola nafas tidak efektif 3 x 24 2. Memonitor tekanan balon ETT setiap Objektif : -
4-8 jam
Assesment :-
Terapeutik
1. Mengurangi tekanan balon secara Planning :-
periodic tiap shift
2. Memasang oropharingeal airway
(OPA) untuk mencegah ETT tergigit
3. Mencegah ETT terlipat (kingking)
Health education :
1.Menjelaskan kepada pasien atau
keluarga tentang tujuan dan prosedur
pemasangan jalan nafas buatan.

S Subjektif : -
Observasi : Objektif : -
3. intoleransi aktivitas 3 x 24 1 Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang Assesment : -
mengakibatkan kelelahan Planning: -
2.Memonitor kelelahan fisik dan emosional
3.Memonitor pola dan jam tidur
Terapeutik
1.Menyediakan lingkungan nyaman dan rendah
stimulus (mis,cahaya suara kunjungan)
2.Melakukan latihan rentang gerak pasif atau
aktif
3.Memberikan aktivitas distraksi yang
menenagkan
Health education :
1.Menganjurkan tirah baring

4. Defisit nutrisi Observasi : ssubjektif : -


1 Mengidentifikasi status nutrisi Objektif : -
2 Mengidentifikasi alergi dan intoleransi Assesment : -
makanan Planning: -
2 Mengidentifikasi makanan yang di sukai
4. Mengidentifikasi kalori dan jenis nutrient
Terapeutik
1.Melakukan oral hygiene sebelum makan,jika
perlu
2.Memberikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
3.Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
Health education
1.Menganjurkan posisi duduk jika mampu
2.Menganjurkan diet yang di programkan
Pathway
Terhentinya pembuatan sel
Pendarahan masif Kurang bahan baku Penghancuran eritrosit
pembuatan sel darah merah darah oleh sum-sum tulang
secara berlebihan
belakang

ANEMIA

kadar Hb menurun Penurunan jumlah eritrosit


Peredaran darah tidak lancar

Suplai O2 yang terikat pada HB Penurunan kadar Penurunan kadar hb


mengalami penurunan kejaringan nutrisi kejaringan

Kompensasi paru
Ketidakefektifan perfusi Anoreksia dan BB menurun
242 perifer
jaringan

Peningkatan frekuensi nafas


Ketidakseimbangan
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

Kesulitan bernafas

Penurunan transpor O2

Hipoksia

Ketidakefektifan Pola Nafas


BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya
hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit
dibawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).Anemia adalah
berkurangnya hingga dibawah nilai normal sel darah merah,
kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells
(hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 : 256). Anemia sering
di jumpai di masyarakat dan mudah di kenali (di diagnosa
). Tanda dan gejalanya beragam, seperti pucat, lemah,
maul,dll. Pendiagnosaan anemia dapat di tunjang dengan
pemeriksaan laborat yakni adanya penurunan kadar Hb.
1.2 Saran
Kesehatan adalah harta yang paling penting dalam
kehidupan kita, maka dari itu selayaknya kita menjaga kesehatan
dari kerusakan dan penyakit. Dengancarapolahidup yang
sehatdapatmencegahpenyakit anemia,
hidupterasalebihnyamandanindahdenganmelakukanpencegahanterh
adappenyakit anemia daripadakitasudahterkenadampaknya.
Daftar Pustaka

Kang L S,. Pengobatan Vertigo dengan Akupunktur, Cermin Dunia Kedokteran


No. 144, Jakarta, 2004.
Doenges, Marilynn E, dkk, 2000, rencana asuhan keperawatan, edisi 3, EGC.
Jakarta.

Brunner dan sudarth. 1997. Buku ajar keperawatan medikal bedah. Jakarta : EGC

AMK, Drs. H Syaifuddin. 2012. AnatomiFisiologisEdisi 4. Jakarta: EGC

Herdman, t.h., danKamitsuru. s. 2015. DignosisKeperawatanEdisi 10. Jakarta:


EGC

Price, s.a, & Wilson, l.m (2012). Patofisiologi Edisi 6, Jakarta : EGC

Wilkinson,J.M & ahern, n.r. (2011). Buku diagnosis keperawatan edisi 9. Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai