Kategori :fisiologis Defenisi : Subkategori :Respirasi Ketidalmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan DiagnosaKeperawatan : napastetap paten. Bersihan jalan napas tidak efektif (D. 0149) Standart Diagnosa Standart Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Standart Intervensi Keperawatan Indonesia Keperawatan Indonesia (SIKI) (SDKI) Etiologi : Bersihan jalan Napas (L.09067) Oberservasi Fisiologis Ekspektasi : Meningkat o identifikasi kemampuan batuk 1. Spasme jalan napas Kriteria Hasil o monitor adanya retensi sputum 2. Hipersekresi jalan o monitor tanda dan gejala Indikator 1 2 3 4 5 napas infeksi saluran napas 3. Disfungsi Batuk efektif o monitor input dan output neuromuskuler cairan (mis. Jumlah dan 4. Benda asing dalan Produksi sputum karakteristik) jalan napas Mengi 5. Adanya jalan napas Wheezing buatan Mekonium (pada 6. Sekresi yang neonatus) tertahan Dispnes 7. Hiperplasia Ortopnea dinding napas Sulit bicara 8. Proses infeksi Sianosis 9. Respon alergi 10. Efek agen Gelisah farmakologis (mis. Frekuensi napas Anastesi) Situasional Pola napas 1. Merokok aktif Keterangan 2. Merokok pasif No Indikator 3. Terpajan polutan 1 2 3 4 5 Gejala & Tanda Mayor 1 Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat Subjektif menurun meningkat Objektif 2 Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun meningkat menurun o Batuk tidak efektif 3 Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik o Tidak mampu memburuk membaik batuk o Sputum berlebih o Mengi. Wheezing, dan/atau ronhki kering o Mekonium di jalan napas (pada neonatus) Gejala & Tanda Minor Subjektif o Dispnea o Sulit bicara o ortopnea Objektif o gelisah o sianosis o bunyi napas menurun o frekuensi napas berubah o pola napas berubah Kondisi Klinis Terkait a. gullian barre syndrome b. sklerosis multipel c. myasthenia gravis d. prosedur diagnostik ( mis. Bronskopi, transesophageal echocardiagraph y [TEE]) e. depresi sistem saraf pusat f. cedera kepala g. stroke h. kuadriplegia i. sindrom aspirasi mekonium j. infeksi saluran napas STANDART RENCANA KEPERAWATAN Kategori :Fisiologis Defenisi : Subkategori :Respirasi Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat. DiagnosaKeperawatan : Pola napas tidak efektif (D. 0005) Standart Diagnosa Standart Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Standart Intervensi Keperawatan Indonesia Keperawatan Indonesia (SIKI) (SDKI) Etiologi : Pola napas (L.01004) Oberservasi 1. Depresi pusat Ekspektasi : Membaik o Monitor pola napas pernapsan Kriteria Hasil ( frekuensi, kedalaman, usaha 2. Hambatan upaya napas) Ventilasi semenit 1 2 3 4 5 napas ( mis. Nyeri o Monitor bunyi napas saat bernapas, Kapasitas vital tambahan (mis. Gurgling, kelemahan otot mengi, wheezing, ronhki pernapasan) Diameter thoraks anterior- kering) 3. Deformitas dinding posterior dada Tekanan ekspirasi 4. Deformitas tulang Tekanan inspirasi dada Dispnea 5. Gangguan Penggunaan otot bantu neuromuskular napas 6. Gangguan Pemanjangan fase neurologis (mis. ekspirasi Elektroensefalogra Ortopnea m [EEG] positif, Pernapasan pursed-tip cedera kepala, gangguan kejang) Pernapasan cuping 7. Imaturitas hidung neurologis Frekuensi napas 8. Penurunan energi Kedalaman napas 9. Obesitas Ekskursi dada 10. Posisi tubuh yang menghambat Keterangan ekspansi paru No Indikator 11. Sindrom 1 2 3 4 5 hipoventilasi 1 Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat 12. Kerusakan inervasi menurun meningkat diafragma 2 Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun ( kerusakan sara meningkat menurun
C5 keatas) 3 Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
memburuk membaik 13. Cedera pada medula spinalis 14. Efek agen farmakologis 15. kecemasan Gejala & Tanda Mayor Subjektif o Dispnea Objektif o Penggunaan otot bantu pernapasan o Fase ekspirasi memanjang o Pola napas abnormal( mis. Takipnea, bradipnea, hiperventilasi kussmaul, cheyne- stokes) Gejala & Tanda Minor Subjektif Ortopnea Objektif o Pernapasan pursed-lip o Pernapasan cuping hidung o Diameter thoraks anterior-posterior meningkat o Ventilasi semenit menurun o Kapasitas vital menurun o Tekanan ekspirasi menurun o Tekanan inspirasi menurun o Ekskursi dada Kondisi Klinis Terkait a. Depresi sistem saraf pusat b. Cedera kepala c. Trauma thoraks d. Gullian barre syndrome e. Multiple sclerosis f. Myasthenia gravis g. Stroke h. Kuadriplegia i. Intoksikasi alkohol STANDART RENCANA KEPERAWATAN Kategori :Lingkungan Defenisi : Subkategori Keamanan dan Suhu tubuh meningkat diatas rentang normal tubuh. proteksi DiagnosaKeperawatan : Hipertermia (D. 0130) Standart Diagnosa Standart Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Standart Intervensi Keperawatan Indonesia Keperawatan Indonesia (SIKI) (SDKI) Etiologi : Termoregulasi (L.14134) Oberservasi 1. Dehidrasi Ekspektasi : Membaik o Identifikasi penyebab 2. Terpapar Kriteria Hasil hipertermia (mis. Dehidrasi, lingkungan panas terpapar lingkungan panas, Indikator 1 2 3 4 5 3. Proses penyakit penggunaan inkubator) ( mis. 1. Menggigil o Monitor suhu tubuh Infeksi,kanker) o Monitor kadae elektrolit 4. Ketidaksesuaian Kulit merah o Monitor haluaran urine pakaian dengan Kejang suhu lingkungan Akrosianosis 5. Peningkatan laju Konsumsi oksigen metabolisme Piloereksi 6. Respon trauma Vasokonstriksi perifer 7. Aktivitas Kulit memorata berlebihan Pucat 8. Penggunaan inkubator Takikardi Gejala & Tanda Mayor Takipnea Subjektif Objektif Bradikardi o Suhu tubuh diatas Dasar kuku sianolik nilai normal Hipoksia Gejala & Tanda Minor Subjektif Suhu tubuh Objektif Suhu kulit o Kulit merah Kadar glukosa darah o Kejang Pengisian kapiler o Takikardi Ventilasi o Takipnea Tekanan darah o Kulit terasa hangat Keterangan Kondisi Klinis Terkait a. Proses infeksi No Indikator 1 2 3 4 5 b. Hipertiroid 1 Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat c. Stroke menurun meningkat d. Dehidrasi 2 Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun meningkat menurun e. Trauma 3 Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik f. Prematuritas memburuk membaik