Anda di halaman 1dari 6

PENGKAJIAN

1. Identitas
Umur : biasannya terjadi pada anak-aak umur 2-10 tahun dan jarang di temukan pada bayi
berumur dibawah 6 bulan dari pada orang dewasa diatas 15tahun
Suku bangsa : dapat terjadi diseluruh dunia terutama di Negara-negara miskin
Tempat tinggal : biasannya terjadi pada penduduk di tempat-tempat pemungkiman yang
rapat-rapat higien dan sanitas jelek dan fasilitas kesehatan yang kurang
2. Keluhan utama
Klien merasakan demam yang tidak terlalu tinggi, lesu, pucat, sakit kepala, anoreksia,
lemah
3. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengalami demam yang tidak terlalu tinggi, lesu, pucat, sakit kepala, anoreksia
4. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengalami peradangan kronis pada tonsil, sinus, faring, laring dan saluran nafas
atas dan mengalami pilek dengan secret bercampur darah
5. Riwayat penyakit keluarga
Adannya keluarga yang mengalami difteri
6. Pola fungsi kesehatan
a. Pola nutrisi dan metabolism jumlah asupan nutrisi kurang disebabkan oleh
anoreksia
b. Pola aktivitas klien mengalami gangguan aktivitas karena malaise dan demam
c. Pola istirahat dan tidur klien mengalami sesak nafas sehingga menggangu istirahat
tidur
d. Pola eliminasi klien mengalami penurunan jumlah urine dan feses karena jumlah
asupan nutrisi kurang disebabkan oleh anoreksia
7. Pemeriksaan fisik
Memeriksa TTV pada anak dan melakukan observasi secara IPPA dari kepala sampai
kaki (head to toe) dan yang terpenting adalah kaji tanda-tanda yang terjadi pada nasal,
tonsil/fasil dan laring. Lihat dari manifestasi klinis berbadasrkan alur patofiologi
a. B1 : breathing (respiratory ystem) RR tak efektif (sesak nafas), edema laring,
obstruksi laring, penumpukan secret dihidung
b. B2 : blood (cardiovascular system) tachicardi, kelemahan otot jantung, sianosis
c. B3 : brain (nervous system) normal
d. B4 : bladder (genitourinary system) normal
e. B5 : bowel (gastrointestinal system) anorexia, nyeri menelan, kekurangan nutrisi
f. B6 : bone (bone-muscle-integument) lemah pada lengan, tugor kulit
8. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan terhadap apus tenggorokan dan uji shick di laboratorium
b. Untuk melihat kelainan jantung, bisa dilakukan pemeriksaan EKG.
c.
9. Penatalaksanaan
Penderita diisolasi sampai biakan negative 3 kali berturut-turut setelah masa akut
terlampaui. Kontak penderita diisolasi sampai tindakan-tindakan berikut terlaksana :
a. Biakan hidung dan tenggorokan
b. Sebaikanya dilakukan tes schick (tes kerentanan terhadap diphtheria)
c. Diikuti gejala klinis setiap hari sampai masa tunas terlewati.
d. Anak yang telah mendapat imunisasi dasar diberikan booster dengan toksoid
diphtheria.

Masalah yang lazim muncul


Ada beberapa diagnose keperawatan yang lazim muncul dalam pasien dengan kasus
difteri, antara lain (NANDA internasional,2015):
1. Ketidak efektifan pola napas
2. Penurunan curah jantung
3. Gangguan menelan
4. Kelebihan volume cairan
5. Inkontinesia urine aliran berlebihan
6. Anisietas
7. Resiko infeksi
8. Hambatan komunikasi verbal

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan sesak nafas


2. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan obstruksi pada jalan nafas.
3. Perubahan njtrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang
kurang.
4. Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan proses penyakit (metabolisme
meningkat, intek cairan menurun).

INTERVENSI
1. Berhubungan dengan sesak nafas

TUJUAN

Pola pernafasan menjadi efektif setelah dilaksanakan tindakan perawatan dalam 1X 30 menit

KRITERIA HASIL

1. Respirasi 18-24 kali permenit


2. Tidak ada tanda-tanda sionasis
3. Pasien mengatakan sesak nafas berkurang/hilang
intervensi Rasional
1. Kaji frekuensi kedalam pernapasan Kedalaman pernapasan bervariasi
dan ekspansi dada tergantung derajat kegagalan napas
2. Auskultasi bunyi napas dan catat Bunyi napas menurun bila jalan nafas
adanya bunyi napas tambahan terdapat gangguan (obstruksi, perdarahan,
kolaps)
3. Tinggikan kepala dan bantu Duduk tinggi memungkinkan ekspansi
mengubah posisi paru dan memudahkan pernapasan
4. Bantu pasien dalam napas dalam Dapat meningkatkan pernapasan karena
dan latihan batuk adanya obstruksi
5. Kolaborasi berikan oksigen Memaksimalkan bernapas dan menurun
tambahan kerja napas

2. Ketidak efektifan jalan nafas b.d obstruksi pada jalan nafas

TUJUAN :
Perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan GDA dalam rentang normal
dan tidak ada distress pernafasan.

KRITERIA HASIL
1. Menunjukan adannya perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan
2. Berpartisipasi pada tindakan untuk memaksimalkan oksigenasi

intervensi rasional
Observasi 1. Takypnea pernafasan dangkal,
1. Kaji frekuensi atau kedalaman dan gerakan dada tidak simetris
pernafasan dan gerakan dada sering terjadi karena ketidak
2. Auskultasi area paru, satat area nyamanan gerakan dindig dada
penurunan atau tidak ada aliran dan atau cairan paru
udara dan bunyi nafas 2. Penurunan aliran udara terjadi
adventisius,mis crakles, mengi. pada area konsolidasi dengan
3. Bantu pasien latihan nafas cairan. Bunyi nafas bronchial
sering. Tunjukan atau bantu dapat juga terjadi pada area
pasien mempelajari melakukan konsolidasi. Crackles, ronchi
batuk, misalnya menekan dada dan mengi terdengar pada
dan batuk efektif sementara inspirasi dan atau ekspirasi pada
posisi duduk tinggi. respon terhadap pengupulan
4. Berikan cairan sedikitnya cairan, secret kental dan spasme
2500ml perhari (kecuali jalan nafas atau obstrukai.
kontraindikasi). Tawarkan air 3. Nafas dalam memudahkan
hangat dari pada dingin. ekspansi maksimum paru-paru
Kaloborasi atau jalan nafas lebih kecil.
5. Bantu mengawasi efek Batuk adalah mekanisme
pengobatan nebulizer dan pembersihan jalan nafas lebih
fisioterapi lain, mis. Spirometer kecil. Batuk adalah mekanisme
insentif, IPPB, tiupan botol, pembersian jalan nafas alami,
perkusi, postural drainage. membantu silia untuk
Lakukan tindakan diantara mempertahankan jalan nafas
waktu makan dan batasi cairan paten.
bila mungkin Penekanan menurunkan
Berikan obat sesuai indikasi ketidaknyamanan dada dan
mukolitik, ekspektoran, posisi duduk memungkinkan
bronchodilator, analgesic. upaya nafas lebih dalam dan
lebih kuat.
4. Cairan (khususnya yang hangat)
memobilisasi dan mengeluarkan
secret. Memudahkan
pengeceran dan pembuangan
secret
5. Alat untuk menurunan spasme
bronkus dengan mobilisasi
secret. Analgesic diberikan
untuk memperbaiki batuk
dengan menurunkan ketidak
nyamanan tetapi harus
digunakan secara hati-hati,
karena dapat menurunkan upaya
batuk dan menekan pernafasan.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake


nutrisi yang kurang

TUJUAN
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1X24 jam kebutuhan nutrisi pasien
terpenuhi.

KRITERIA HASIL
1. Klien tidak ada mual montah
2. penambahan berat badan pasien
3. Peningkatan nafsu makan
Intervensi rasional
a. Identivikasi faktor yang a. Pilihan intervensi tergantung pada
menimbulkan mual dan muntah penyebab masalah
b. Berikan wadah tertutup untuk b. Menghilangkan bahaya, rasa, bau
sputum,dan buang sesering dari lingkungan pasien dan dapat
mungkin, bantu kebersihan menurunkan mual
mulut. c. Menurunkan efek mual yang
c. Jadwalkan pengobatan berhubungan dengan pengobatan
pernafasan sedikitnya 1 jam ini
sebelum makan. d. Bunyi usus mungkin menurun bila
d. Auskultasi bunyi usus, observasi proses infeksi berat, distensi
atau palpasi distensi abdomen abdomen terjadi sebagai akibat
e. Berikan makan porsi kecil dan menelan udara dan menunjukkan
sering termasuk makanan kering pengaruh toksin bakteri pada
atau makanan yang menarik saluran gastro intestinal
untuk pasien. e. Tindakan ini dapat meningkatkan
f. Evaluasi status nutrisi umum, masukan meskipun nafsu makan
ukur berat badan dasar. mungkin lambat untuk kembali
f. Adanya kondisi kronis dapat
menimbulkan malnutrisi,
rendahnya tahanan terhadap
infeksi, atau lambatnya respon
terhadap terapi

4. Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan proses penyakit (metabolisme


meningkat, intake cairan menurun).

TUJUAN
Volume cairan pasien akan menjadi adekuat.

KRITERIA HASIL
Intake cairan meningkatkan kulit lembab membrane mukosa oral lembab intervensi
intervensi rasional
1. Timbang pasien 1. Periksa tambahan atau
2. Mengukur intake dan output kehilangan cairan
cairan 2. Menetapkan data
3. Kaji turgor kulit keseimbangan cairan
4. Observasi konsistensi sputum 3. Kulit tetap baik berkaitan
5. Observasi konsentrasi urine dengan inadekuat cairan
6. Monitor hemoglobin dan intersititial
hematocrit 4. Sputum tebal menunjukan
7. Observasi lidah dan mukosa kebutuhan cairan
membrane 5. Urine terkonsentrasi mungkin
8. Bantu pasien mengidentifikasi menunjukan kekurangan
cara untuk mencegah cairan
kekurangan cairan 6. Peninggian mungkin
menunjukan hemokonsentrasi
tepatnya kekurangan cairan
7. Kekeringan menunjukan
kekurangan cairan
8. Mencegah kambah dan
melibatkan pasien dalam
perawatan

EVALUASI
1. Anak tidak menunjukan tanda dan gejala adannya komplikasi atau infeksi
2. Fungsi pernafasan anak membaik
3. Tingkat aktifitas anak sesuai dengan usiannya

Anda mungkin juga menyukai