Anda di halaman 1dari 10

Diagnosa Rencana Tindakkan Keperawatan

No Rasional
Keperawatan Tujuan Intervensi
1. Bersihan jalan nafas Setelah dilaksanakan tindakan Manajemen Nutrisi
tidak efektif keperawatan selama 3 x 24 Observasi
berhubungan dengan jam, masalah gangguan pola 1. Monitor pola napas (frekuensi, 1. Untuk mengetahui perkembangan
adanya penumpukkan nafas tidak efektif dapat kedalaman, usaha napas) status kesehatan pasien dan
sekret teratasi dengan kriteria hasil : mencegah komplkasi lanjutan
1. Jelan nafas paten 2. Monitor bunyi napas tambahan 2. Makna 'gargling' atau 'gurgling' itu
2. Suara nafas vesikuler (mis. gurgling, mengi, bagaikan suara ketika
3. RR dalam batas normal : 30 wheezing, ronkhi kering) menggelogok, Wheezing adalah
– 60 x/m adalah suara pernapasan frekuensi
4. SPO2 : 95 – 100 % tinggi nyaring yang terdengar di
akhir ekspirasi. Hal ini disebabkan
penyempitan saluran respiratorik
distal. Mengi adalah adalah istilah
untuk menggambarkan suara
bernada tinggi saat bernapas.
Suara ini biasanya terdengar saat
mengembuskan napas
Terapeutik
1. Pertahankan kepatenan jalan 1. hin Lift maneuver (tindakan
napas dengan head-tilt dan chin- mengangkat dagu) Jaw thrust
lift (jaw-thrust jika curiga maneuver (tindakan mengangkat
trauma survikal) sudut rahang bawah)Head Tilt
maneuver (tindakan menekan
dahi)
2. Posisikan semi-fowler atau 2. semi flower (setengah duduk)
fowler adalah posisi berbaring dengan
menaikan kepala dan badan 30-45
deraja. Flower adalah posisi
berbaring dengan menaikan kepala
dan badan 80-90 derajat
3. Berikan minuman hangat 3. Minuman hangat berguna untuk
membantu menjaga daya tahan
tubuh
4. Berikan oksigen, jika perlu 4. Oksigen sangat diperlukan oleh
mahluk hidup untuk bernafas
Edukasi
1. Anjurkn asupan cairan 2000 1. Kontraindikasi adalah
ml/hari, jika tidak kontraindikasi pertentangan dua hal yang sangat
berlawanan atau bertentangan.
Pemberian osikgen kurang dari
40%.
2. Ajarkan teknik batuk efektif, 2. Membantu mengeluarkan sekret
jika memungkinkan.
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian Pemberian bronkodilator dapat di
bronkodilator , ekspektoran, gunakan untuk meredakan gejala
mukolitik, jika perlu penyakit obstruktif paru kronis,
bronkodilator bekerja dengan cara
melebarkan bronkus dan
merelaksasi otot-otot pada saluran
pernafasan. Ekspektoran adalah
bahan yang bisa membantu
melonggarkan lendir di
tenggorokan. Mukolitik adalah
golongan obat yang bekerja
dengan cara memecah ikatan kimia
sehingga dahak menjadi lebih
encer
2. Pola nafas tidak Setelah dilaksanakan tindakan Pemantauan respirasi
efektif berhubungan keperawatan selama 2 x 24 Observasi
dengan depresi pusat jam, masalah gangguan pola 1. Monitor frekuensi, irama, 1. Mengetahui status penafasan,
pernafasan nafas tidak efektif dapat kedalaman, dan upaya napas dan menentukan tindakkan
teratasi dengan kriteria hasil : selanjutnya
1. Irama nafas teratur 2. Monitor pola napas (seperti 2. Pola nafas yang abnormal dapat
2. Suara nafas vesikuler bradipnea, takipnea, menunjukkan kondisi pasien
3. RR dalam batas normal : 30 hiperventilasi, Kussmaul, dan untuk menentukan tidakkan
– 60 x/m Cheyne-Stokes, Biot, ataksik) selanjutnya.
4. SPO2 : 95 – 100 % 3. Monitor kemampuan batuk 3. Mengetahui kemampuan klien
efektif dalam latihan batuk efektif
4. Monitor adanya produksi 4. Mengetahui penyebab
sputum gangguan pola nafas
5. Monitor adanya sumbatan jalan 5. Mengetahui kepatenan jalan
napas nafas
6. Palpasi kesimetrisan ekspansi 6. Mengetahui adanya kelainan
paru pada fungsi pernafasan
7. Auskultasi bunyi napas 7. Mengetahi bunyi nafas
8. Monitor saturasi oksigen 8. Mengathui kadar oksigen
didalam darah
9. Monitor nilai AGD 9. Mengetahui kondisi klien
10.Monitor hasil x-ray toraks 10. Mengetahui kondisi toraks klien
Terapeutik
1. Atur interval waktu pemantauan 1. Memberi jarak dalam
respirasi sesuai kondisi pasien pemantauan untuk menentukan
2. Dokumentasikan hasil perkembangan dari kondisi
pemantauan pernafsan klien
2. Memberikan bukti fisik dari
hasil pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur 1. Memberi pengetahuan pada
pemantauan klien mengenai tindakkan yang
dilakukan
2. Informasikan hasil pemantauan, 2. Berkolaborasi dalam
jika perlu memberikan asuhan sehingga
dapat memaksimalkan tujuan
yang diharapkan.
3. Defisit nutrisi Setelah dilaksanakan tindakan Manajemen Nutrisi
berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24 Observasi
intake yang adekuat jam, diharapkan klien status 1. identifikasi status nutrisi 1. menentukkan tindakkan
nutri klien dapat meningkat/ selanjutnya.
membaik dengan kriteria hasil : 2. identifikasi alergi dan 2. Dapat menghindari alergi yang
- Makan habis 1 porsi intoleransi makanan disebabkan oleh makanan
- Nafsu makan membaik 3. identifikasi makanan yang di 3. Meningkatkan nafsu makan
- Tidak terjadi penurunan sukai klien
berat badan 4. Identifikasi kebutuhan kalori 4. Meningkatkan dan
- Frekuensi makan membaik dan jenis nutrient mempertahankan jumlah kalori
- Berat badan dalam batas dan niutrisi yang di butuhkan
normal 8 – 10 kg dengan 5. monitor asupan makanan 5. Memngetahui jumlah intake
panjang 70 – 75 cm dan maknan
lingkar kepala 41 – 46 cm 6. monitor berat badan 6. Mengetahui ada atau tidaknya
peningkatakan BB klien
7. monitor hasil pemeriksaan 7. Mengetahui kondisi klien
laboratorium
Terapeutik :
1. melakukan oral hygiene 1. Untuk mempertahaankan pola
sebelum makan, jika perlu makan yang benar untuk klien
2. sajikan makanan secara menarik 2. Meningkatan keinginan klien
dan suhu yang sesuai untuk makan
3. berikan makana tinggi serat utuk 3. Memberikan makan tinggi serat
mencegah konstipasi bagi klien untuk menghidari
konstipasi
4. berikan makanan tinggi kalori 4. Meningkatkan status nutrisi
dan tinggi protein klien
5. berikan suplemen makanan ,
jika perlu 5. Meningkatkan nafsu makan
Edukasi
1. anjurkan untuk makan sedikit 1. Meningkatkan status nutrisi
tapi sering
2. ajarkan diet yang diprogramkan 2. Mengetahui nutrisi yang
diperlukan tubuh
Kolaborasi
kolaborasi dengan ahli giji Untuk meningkatkan status
untuk menentukan jumlah kalori nutrisi klien sesuai dengan
dan jenis nutrient yang di kebutuhan.
butuhkan, jika perlu
4. Defisit pengetahuan Setelah dilaksanakan tindakan Edukasi Kesehatan
berhubungan kurang keperawatan selama 1 x 24 Observasi
terpapar informasi dan jam, diharapkan tingkat 1. Identifikasi kesiapan dan 1. Kesiapan menerima informasi
keterbatasan kognitif pengetahuan membaik dengan kemampuan menerima akan mempengaruhi
keluarga kriteria hasil : informasi penerimaan informasi
- Keluarga menyatakan 2. Identifikasi faktor faktor yang 2. Faktor-faktor yang dapat
pemahaman tentang dapat meningkatkan dan mempengaruhi hidup bersih
penyebab penyakit/ kondisi menurunkan motivasi perilaku dan sehat antara lain umur;
yang dialami klien, cara hidup bersih dan sehat tingkat pengetahuan
pencegahan dan bagaimana masyarakat; tingkat pendidikan;
cara penanganannya. fasilitas dan sarana; serta
- Keluarga mampu perilaku petusa kesehatan. Jika
menjelaskan kembali hal ini berjalan dan berfungsi
penyebab penyakit/ kondisi sebagaimana mestinya maka
yang dialami klien, cara perilaku hidup bersih dan sehat
pencegahan dan bagaimana akan terlaksanakan.
cara penanganannya. Terapeutik
1. Sediakan materi dan media 1. Materi dan media yang
pendidikan kesehatan memadai akan mendukung atau
meningkatkan penerimaan
informasi
2. Berikan kesempatan untuk 2. Mengetahui kemampuan
bertanya penerimaan klien terhadap
Edukasi informasi yang telah diberikan
1. Jelaskan faktor resiko yang 1. Menjelaskan faktor resiko
dapat mempengaruhi kesehatan yang dapat mempengaruhi
kesehatan pada pasien
bertujuan untuk memberikan
pengetahuan lebih agar pasien
dapat menghindari faktor-
faktor tersebut dan mampu
menjaga kesehatan
2. Jelaskan penyebab terjadinya 2. Menjelaskan penyebab
kondisi klien saat ini terjadinya kondisi klien saat
ini dapat memberikan
pengetahuan lebih agar
keluarga dapat menghindari
penyebab dari kondisi tersebut.
3. Ajarkan cara penanganan pada 3. Mengajarkan cara penanganan
kondisi klien saat ini dapat memberikan
pengetahuan pada klien
terhdap cara penanganan yang
baik dan benar
4. Ajarkan cara pencegahan pada 4. Mengajarkan cara pencegahan
kondisi klien saat ini pada klien dapat membantu
keluarag mencegah resiko
terjadinya penyakit kembali.

Anda mungkin juga menyukai