Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIENNy. N DENGAN TUBERCULOSIS DI RUANG NON INFEKSIRSUD


PALEMBANG
Asuhan Keperawatan
Nama pasien: Ny. N Diagnosa Medis : TB Paru
Jenis Kelamin: Perempuan Hari Tanggal: Jumat/30 September 2022
Ruang/kamar : PDL/K4 No.4 Shift : Pagi

Intervensi

No Standar Diagnosa Keperawatan Standar Luaran Keperawatan Indonesia Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia (SDKI) (SLKI) Indonesia (SIKI)

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif Bersihan Jalan Nafas Manajemen Jalan Nafas
b.d sekresi yang tertahan
Setelah diberikan asuhan keperawatan Observasi :
DS: 2x24 jam, diharapkan bersihan jalan nafas
1. Monitor pola nafas (frekuensi,
pasien mengeluh sesak sejak 3hari meningkat dengan kriteria hasil :
kedalaman, usaha nafas)
yang lalu, pasien mengalami batuk
1. Batuk efektif (meningkat) 2. Monitor sputum ( jumlah, warna,
berdahak dan sulit mengeluarkan
dahak 2. Produksi sputum (menurun) aroma)

DO: 3. Dyspnea cukup (membaik) Terapeutik :


4. Gelisah (menurun)
- Pasien tampak batuk dan sulit 1. Pertahahankan kepatenan jalan
5. Frekuensi nafas (membaik)
mngeluarkan dahak nafas dengan head-tilt chin lift (jaw
6. Pola nafas (membaik)
- Pasien tampak sesak pada thrust jika curiga trauma servikal)
pernfasan 2. Posisikan semi fowler atau fowler
TD: 140/100mmhg 3. Berikan minum hangat
RR: 32x/m 4. Lakukan penghisapan lendir
T: 36,70C kurang dari 15 detik
N:115x/m 5. Berikan oksigen, jika perlu
- Sputum (+) Edukasi :
- Ronchi (+) 1. Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak terkontraindikasi
2. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi :

Kolaborasi pemberian bronkodilator,


ekspektoran, moukolitik, jika perlu.
2. Pola nafas tidak efektif b.d Pola Nafas Manajemen Jalan Nafas
hambatan upaya nafas nyeri saat
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :
bernafas, kelemahan otot
2x24 jam diharapkan pola nafas pasien
pernafasan 1. Monitor pola nafas (frekuensi,
dapat teratasi dengan kriteria hasil :
kedalaman, usaha nafas)
DS:
1. Ventilasi semenit (meningkat) 2. Monitor sputum ( jumlah, warna,
Pasien mengatakan nafas masih 2. Kapasitas vital (meningkat) aroma)
sesak saat melakukan aktivitas 3. Tekanan ekspirasi (meningkat) 3. Terapeutik :
sedang 4. Tekanan inspirasi (meningkat) 4. Pertahahankan kepatenan jalan
DO: 5. Dyspnea (menurun) nafas dengan head-tilt chin lift (jaw
6. Pernapasan cuping hidung (menurun) thrust jika curiga trauma servikal)
- Pasien tampak lemah
7. Frekuensi nafas (membaik) 5. Posisikan semi fowler atau fowler
- Pasien terpasang kanul
8. Kedalaman nafas (membaik) 6. Berikan minum hangat
- Pasien tampak sesak
7. Lakukan penghisapan lendir
pada pernfasan
kurang dari 15 detik
TD: 140/100mmhg
8. Berikan oksigen, jika perlu
RR: 32x/m
T: 36,70C
N:78x/m Edukasi :
1. Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak terkontraindikasi
2. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi :

1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
moukolitik, jika perlu.

3. Defisit nutrisi berhubungan dengan Status Nutrisi Manajemen Nutrisi


ketidakmampuan menelan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi :
makanan
2x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi
1. Identifikasi status nutrisi
DS : terpenuhi dengan kriteria hasil :
2. Identifikasi makanan yang disukai
1. Pasien mengatakan cepat 1. Porsi makanan yang dihabiskan 3. Identifikasi alergi dan intoleransi
kenyang setelah makan meningkat makanan
2. Pasien mengatakan kram/nyeri 2. Kekuatan otot pengunyah meningkat 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan
abdomen 3. Kekuatan otot menelan meningkat jenis nutrient
3. Pasien mengatakan nafsu 4. Perasaan cepat kenyang menurun 5. Monitor asupan makanan
makan menurun semenjak sakit 5. Nyeri abdomen menurun 6. Monitor berat badan
4. Pasien mengatakan makan tidak 6. Berat badan massa tubuh (IMT) Terapeutik :
pernah habis membaik
1. Lakukan oral hygine sebelum
DO: 7. Frekuensi makan membaik
makan, jika perlu
- Berat badan pasien 8. Nafsu makan membaik
2. Sajikan makanan secara menarik
Menurun 9. Membran mukosa membaik
dan suhu yang sesuai
- Porsi makan pasien hanya3-4 3. Berikan makanan tinggi serat untuk
sendok mencegah konstipasi
- Pasien tampak lemas 4. Berikan makanan tinggi kalori dan
- Membran mukosa pucat tinggi protein
TD: 140/100mmhg 5. Berikan suplemen makanan, bila
RR: 32x/m perlu
T: 36,7 C0
Edukasi :
N:78x/m
1. Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
2. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. pereda nyeri)
jika perlu
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
nutrient yang dibutuhkan, jika
perlu
Implementasi dan Evaluasi

No Tanggal/ Implementasi Evaluasi

Jam

1. 30/09/2022 - Memonitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, S: Pasien mengatakan sesak sudah mulai berkurang,

10.30 WIB usaha nafas) batuk sudah bisa, mengeluarkan dahak sudah bisa

- Memonitor sputum ( jumlah, warna, aroma) O: Pasien tampak nyaman, sesak nafas sudah
berkurang, batuk efektif meningkat, produksi
- Mempertahahankan kepatenan jalan nafas dengan
sputum tidak ada, batuk masih ada. Dispnea
head-tilt chin lift (jaw thrust jika curiga trauma
menurun, ronchi berkurang
servikal)
TD: 130/90mmhg
- Memposisikan semi fowler atau fowler
RR: 23x/m
- Memberikan minum hangat
T: 36,50C
- Melakukan penghisapan lendir kurang dari 15 N:100x/m
detik
SPO2: 97%
- Memberikan oksigen, jika perlu
A: Bersihan jalan nafas teratasi
- Menganjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika
tidak terkontraindikasi P: Intervensi dihentikan

- Mengajarkan teknik batuk efektif

2. 30/09/2022 - Memonitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, S: pasien mengatakan masih sesak saat melakukan

10.30 WIB usaha nafas) aktivitas sedang


- Memonitor sputum ( jumlah, warna, aroma) O: Pasien tampak lemah, pasien terpasang kanul,
- Mempertahahankan kepatenan jalan nafas dengan pasien tampak sesak
head-tilt chin lift (jaw thrust jika curiga trauma
TD: 130/90mmhg
servikal)
- Memposisikan semi fowler atau fowler RR: 23x/m

- Memberikan minum hangat T: 36,50C


- Melakukan penghisapan lendir kurang dari 15 N:100x/m
detik
SPO2: 97%
- Memberikan oksigen
A: Pola nafas belum teratasi

P: Lanjutkan Intervensi
3. 30/09/2022 - Mengidentifikasi status nutrisi S: pasien mengatakan sudah bisa menghabiskan

10.45 makanan satu piring penuh


- Mengidentifikasi makanan yang disukai
- Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan O: Pasien sudah bisa duduk seperti biasa dan sudah
- Memenuhi kebutuhan kalori dan jenis nutrient tampak sedikit kuat
- Memonitor asupan makanan TD: 130/90mmhg
- Memonitor berat badan
RR: 23x/m
- Melakukan oral hygine sebelum makan, jika perlu
T: 36,50C
- Menyajikan makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai N:100x/m

- Memberikan makanan tinggi serat untuk SPO2: 97%


mencegah konstipasi
A: Masalah teratasi
- Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi
P: Intervensi dihentikan
protein
- Memberikan suplemen makanan
- Menganjurkan posisi duduk, jika mampu

Anda mungkin juga menyukai