OLEH :
EPRAN AGUSTIN
NPM : 214120091
CIMAHI
2020
Kasus 4
Seorang klien laki-laki berusia 56 tahun dirawat di ruang isolasi sebuah RS dengan kondisi
demam sejak 2 hari yang lalu dan batuk tanpa sputum. Hasil pemeriksaan tanggal 17 juli
2020 didapatkan TD : 150/100 mmHg. HR : 105x/menit, RR: 32x/menit, saturasi oksigen
90%, BB 45 kg, TB : 165 cm retraksi otot bantu pernapasan di leher, dyspnea, tampak kotor,
bau belum mandi dari kemarin. Klien baru mudik 2 minggu yang lalu dari daerah zona
merah. Pihak rumah sakit sudah menerapkan protokol kesehatan covid 19 dengan
mewajibkan penggunaan alat pelindung diri lengkap saat melakukan perawatan pada klien
PDP, perawat akan memberian terapi oksigen binasal canul 5 ml/menit kepada klien,
memberikan azitromycin 1x500 mg, membantu memandikan klien di tempat tidur. Keesokan
harinya perawat mengecek kembali kondisi klien didapatkan RR: 28x/menit, saturasi oksigen
94%, hasil swab PCR negative, klien dapat ke kamar mandi untuk melakukan mandi.
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas klien
Nama : Tn. L
Jenis kelamin : laki-laki
Umur : 56 tahun
b. Identitas penanggung jawab
-
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Demam sejak 2hari yang lalu dan batuk tanpa sputum
b. Riwayat penyakit sekarang
Saat pengkajian pada tanggal 17 juli 2020, retraksi otot bantu pernapasan di leher,
dyspnea, tampak kotor, bau belum mandi dari kemarin. klien baru mudik 2 minggu
yang lalu dari zona merah.
c. Riwayat penyakit dahulu
Tidak terkaji
d. Riwayat alergi
Tidak ada alergi
e. Riwayat keluarga
Tidak terkaji
f. Riwayat psikososial dan spiritual
Tidak terkaji
g. Pola aktivitas sehari-hari
h. Terapi obat-obatan
B. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa data
PATHWAY MASALAH
DATA
PENYAKIT KEPERAWATAN
DS : Kondisi kesehatan Defisit perawatan
- Klien menurun diri
mengatakan
belum mandi
dari kemarin Demam dan sesak
DO :
- Tampak kotor Kemampuan individu
- Badan tercium dalam beraktivitas dan
bau merawat diri menurun
Dyspnea
Ketidakefektifan pola
nafas
2. Diagnosa keperawatan
a. Ketidak efektifan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi ditandai
dengan penggunaan otot bantu pernafasan leher.
b. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan badan
tercium bau.
3. Planning
NURSING NURSING
DIAGNOSA
OUTCOME INTERVENTION
KEPERAWATAN
CLASSIFICATION CLASSFICATION
Ketidak efektifan Setelah dilakukan 1. Pantau TTV
pola napas b.d 2. Pantau adanya pucat
tindakan
hiperventilasi dan sianosis
keperawatan selama 3. Pantau kecepatan,
irama, kedalaman
1x24jam diharapkan
dan upaya
pola nafas efektif pernafasan
4. Perhatikan
dengan kriteria hasil:
pergerakan dada,
1. Tanda-tanda vital amati kesimetrisan
dan penggunaan
dalam batas
otot bantu
normal 5. Kolaborasi
pemberian terapi
2. Tidak ada otot
oksigen binasal
bantu pernafasan canul 5 ml/menit
3. Saturasi oksigen
dalam batas
normal
Defisit perawatan Setelah dilakukan 1. Kaji kemampuan
diri berhubungan untuk menggunakan
tindakan
dengan kelemahan alat bantu
keperawatan selama 2. Dukung
kemandirian dalam
1x24jam diharapkan
melakukan personal
perawatan diri higyene, bantu
adekuat dengan pasien jika
diperlukan
kriteria hasil:
3. Dukung pasien
1. Mampu untuk mengatur
langkahnya sendiri
melakukan
selama perawatan
personal hygiene diri
dengan mandiri.
2. Mampu
mempertahankan
personal hygiene.
3. Klien tampak
bersih dan
harum.
IMPLEMENTASI EVALUASI
1. Mengkaji tanda-tanda vital S:-
2. Memantau adanya pucat dan
O:
sianosis
3. Memantau kecepatan, irama, - Tanda-tanda vital dalam
kedalaman dan upaya
batas normal
pernafasan
4. Memperhatikan pergerakan - RR: 28x/menit
dada, amati kesimetrisan dan
- Saturasi oksigen 94%
penggunaan otot bantu
5. Melakukan kolaborasi A : masalah belum teratasi
pemberian terapi oksigen
P : intervensi dilanjutkan
binasal canul 5 ml/menit