Anda di halaman 1dari 16

RESUME 1 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ASMA DI RSUD

DR.PIRNGADI KOTA MEDAN


I. IDENTITAS KLIEN
Nama : By. A
Tanggal lahir/Umur : 2 Hari
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : Belum Sekolah
Agama : ISLAM

Identitas Penanggung jawab


Nama : Tn.F
Umur : 45Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Suku/bangsa : Jawa

II. PENGKAJIAN
a. Keluhan Utama:
Ayah klien mengatakan anaknya bernafas dengan cepat
b. Riwayat Penyakit Dahulu:
Anak Tn.F merupakan bayi yang lahir melalui operasi section caesarea di usia kehamilan 36 mgg dikarenakan k
panggul ibu sempit
c. Riwayat Penyakit Sekarang:
Ayah klien mengatakan anaknya lahir dengan BBLR:1800 gr kemudian anaknya bernafas dengan cepat dan tidak teratu
karena terjadi penurunan BB pada anaknya menjadi BB:1500 gr
d. Riwayat Keluarga:
Keluarga mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan dalam
keluarganya

III.DATA FOKUS

A. Data Subjektif
Ayah klien mengatakan anaknya bernafas dengan cepat dan tidak teratur
B. Data Objektif
Keadaan umum lemah
Kesadaran composmentis
Pola napas dispnea
Terlihat adanya retraksi otot bantu napas diafragma
Suara napas ronchi
Pola napas tidak efektif
Perut kembung
Tampak gelisah
Klien memakai O2 CPAP Modif 4 lpm
10. SpO2 : 94%
RR : 70 x/menit
HR : 107 x/menit
Suhu : 35.4oC

IV. Analisis Data

DATA KLIEN
MASALAH
No (Data Subjektif & Data ETIOLOGI
KEPERAWATAN
Objektif)
1. DS: Pola Nafas Tidak Imaturasi System Pernafasan
Ayah klien mengatakan anaknya Efektif
ebrnafas dengan cepat dan tidak
Vaskuler Paru Imatur
teratur
DO:
Keadaan umum lemah
Peningkatak Kerja Otot Pernafasan
Kesadaran composmentis
Pola napas dispnea
Terlihat adanya retraksi
otot bantu napas
diafragma
Suara napas ronchi
Pola napas tidak efektif
Perut kembung
Tampak gelisah
Klien memakai O2 CPAP
Modif 4 lpm
10. SpO2 : 94%
RR : 70 x/menit
DS: Defisit Nutrisi
Ayah klien mengatakan anakanya Refleks Menelan Dan
kecil dan terjadi penurunan berat
badan
Menghisap Belum Baik
DO:
Mukosa bibir kering
Keadaan umum lemah Intake Nutrisi Tidak
Kesadaran composmentis Adekuat
Daya hisap lemah
BBL :1800 gr
Asupan Gizi Kurang
BBS: 1500 gr
Terpasang OGT ASI 100 cc/24 jam
Sel-Sel Kekurangan Nutrisi

Kerusakan Sel

Penurunan BB

V. Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafa stidak efektif
2. Defisit Nutrisi

VI. Rencana Keperawatan


No Diagnosis Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan (SIKI)
Keperawatan (SLKI)
(SDKI) Pola Napas (L.01004) Manajemen Jalan Napas
Pola Napas Setelah dilakukan tindakan (I.01011)
Tidak Efektif keperawatan selama 3x24 jam Definisi
(D.0005) masalah gangguan pola napas
Mengidentifikasi dan mengelola
tidak efektif dapat teratasi
dengan kriteria hasil : kepatenan jalan napas
1. Dispnea dari skala 1 Tindakan
meningkat menjadi skala 5 Observasi
menurun 1. Monitor pola napas
2. Penggunaan otot bantu napas (frekuensi, kedalaman, usaha
dari skala 1 meningkat napas)
menjadi skala 3 sedang 2. Monitor bunyi napas
3. Frekuensi napas dari 1 tambahan (mis. gurgling,
memburuk menjadi skala 5 mengi, wheezing, ronkhi
membaik kering)
3. Monitor sputum (jumlah,
warna, aroma)
Terapeutik
1. Pertahankan kepatenan jalan
napas dengan head-tilt dan
chin-lift (jaw-thrust jika
curiga trauma survikal)
2. Posisikan semi-fowler atau
fowler
3. Berikan minuman hangat
4. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
1. Anjurkn asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
2. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator , ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
Defisit Nutrisi L. 03030 I.03119
Berhubungan Setelah dilakukan tindakan “Manajemen Nutrisi”
Dengan Intake keperawatan selama 3x24 jam Observasi
Nutrisi diharapkan keadekuatan asupan 1. Identifikasi status nutrisi
Berkurang (D. nutrisi untuk memenuhi 2. Identifikasi alergi
0019) kebutuhan metabolisme danintoleransi makanan
membaik. 3. Identifikasi makanan yang
Dengan kriteria hasil: disukai
1. Porsi makan yang 4. Identifikasi kebutuhan kalori
dihabiskan 4 (cukup dan jenis nutrien
meningkat) 5. Monitor asupan makanan
2. Berat badan 3 (sedang) 6. Monitor berat badan
3. Nafsu makan 4 (cukup 7. Monitoor hasil pemeriksaan
membaik) laboratorium
4. Bising usus 3 (sedang) Teraupetik
Membran mukosa 4 (cukup 1. Lakukan oral hygine
membaik)
sebelum makan jika perlu
2. Fasilitasi menentukan
pedoman diet
3. Sajikan makanan secara
menarik
4. Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
5. Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
6. Berikan suplemen makanan,
jika perlu
Edukasi
7. Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
8. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
9. Kolaborasi pmberian
medikasi sebelum makan
Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan jika perlu

VII.Implementasi dan Evaluasi


Nomor Dx
Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
Keperawatan
Pola nafas tidak Manajemen Jalan Napas S:
efektif (D.0005) (I.01011) Ayah klien mengatakan anaknya
Definisi bernafas dengan cepat dan tidak teratur
Mengidentifikasi dan O:
mengelola kepatenan jalan Keadaan umum lemah
napas Kesadaran composmentis
Tindakan
Observasi Pola napas dispnea
1. Memonitor pola napas Terlihat adanya retraksi otot
(frekuensi, kedalaman,
bantu napas diafragma
usaha napas)
2. Memonitor bunyi napas Suara napas ronchi
tambahan (mis. Pola napas tidak efektif
gurgling, mengi,
Perut kembung
wheezing, ronkhi
kering) Tampak gelisah
3. Memonitor sputum Klien memakai O2 CPAP Modif 4
(jumlah, warna, aroma)
Terapeutik lpm
4. Mempertahankan 10. SpO2 : 94%
kepatenan jalan napas
RR : 70 x/menitA:
dengan head-tilt dan
Masalah Belum Teratasi
chin-lift (jaw-thrust jika P:
curiga trauma survikal) Intervensi dilanjutkan
5. Memposisikan semi- Manajemen Jalan Napas
fowler atau fowler (I.01011)
6. Memberikan minuman Definisi
hangat Mengidentifikasi dan mengelola
kepatenan jalan napas
7. Memberikan oksigen,
Tindakan
jika perlu Observasi
Edukasi 1. Monitor pola napas
8. Menganjurkn asupan cairan (frekuensi, kedalaman,
2000 ml/hari, jika tidak usaha napas)
kontraindikasi 2. Monitor bunyi napas
9. Mengajarkan teknik batuk tambahan (mis. gurgling,
efektif mengi, wheezing, ronkhi
10. Mengajarkan diafragma kering)
breathing exercise 3. Monitor sputum (jumlah,
warna, aroma)
Kolaborasi Terapeutik
11. olaborasi pemberian 4. Pertahankan kepatenan jalan
bronkodilator , napas dengan head-tilt dan
ekspektoran, mukolitik, chin-lift (jaw-thrust jika
jika perlu
curiga trauma survikal)
5. Posisikan semi-fowler atau
fowler
6. Berikan minuman hangat
7. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
8. Anjurkn asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
9. Ajarkan teknik batuk efektif
10. Ajarkan diafragma
breathing exercise
Kolaborasi
11. Kolaborasi pemberian
bronkodilator , ekspektoran,
mukolitik, jika perlu

Defisit Nutrisi I.03119 S:


Berhubungan “Manajemen Nutrisi” Ayah klien mengatakan anakanya
Dengan Katabolisme Observasi kecil dan terjadi penurunan berat
(D. 0019) 1. Memonitor asupan badan
makanan O:
2. Memonitor berat badan Mukosa bibir kering
3. Memonitoor hasil Keadaan umum lemah
pemeriksaan laboratorium Kesadaran composmentis
Teraupetik Daya hisap lemah
4. Melakukan oral hygine BBL :1800 gr
sebelum makan jika perlu BBS: 1500 gr
5. Memfasilitasi menentukan Terpasang OGT ASI 100 cc/24 jam
pedoman diet A:
6. Menyajikan makanan Masalah Belum Teratasi
secara menarik P:
7. Memberikan makanan 1. Monitor asupan makanan
tinggi serat untuk 2. Monitor berat badan
mencegah konstipasi 3. Monitoor hasil pemeriksaan
8. Memberikan makanan laboratorium
tinggi kalori dan tinggi Teraupetik
protein 4. Lakukan oral hygine sebelum
9. Memberikan suplemen makan jika perlu
makanan, jika perlu 5. Fasilitasi menentukan
Edukasi pedoman diet
10. Menganjurkan posisi 6. Sajikan makanan secara
duduk, jika mampu menarik
11. Mengajarkan diet yang 7. Berikan makanan tinggi serat
diprogramkan untuk mencegah konstipasi
Kolaborasi 8. Berikan makanan tinggi kalori
12. Berkolaborasi pmberian dan tinggi protein
medikasi sebelum makan 9. Berikan suplemen makanan,
Berkolaborasi dengan ahli gizi jika perlu
untuk menentukan jumlah Edukasi
kalori dan jenis nutrien yang 10. Anjurkan posisi duduk, jika
dibutuhkan jika perlu mampu
11. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
12. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan jika perlu
RESUME 3 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ASMA DI RSUD
DR.PIRNGADI KOTA MEDAN
VIII. IDENTITAS KLIEN
Nama : By.P
Tanggal lahir/Umur : 1 Hari
Jenis kelamin : Laki-Laki
Pendidikan : Belum Sekolah
Agama : ISLAM

Identitas Penanggung jawab


Nama : Tn.F
Umur : 37Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Suku/bangsa : Jawa

IX. PENGKAJIAN
a. Keluhan Utama:
Ayah klien mengatakan anaknya bernafas cepat dan tidak teratur
b. Riwayat Penyakit Dahulu:
By.P merupakan bayi yang lahir dengan cara section caesarea diusia kehamilan 37 mgg diakrenakan ibu preeklamsia d
c. Riwayat Penyakit Sekarang:
Ayah klien mengatakan anaknya bernafas dengan cepat.
d. Riwayat Keluarga:
Keluarga mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan dalam
keluarganya

X. DATA FOKUS

C. Data Subjektif
Ayah klien mengatakan anaknya bernafas dengan cepat.
D. Data Objektif
Keadaan umum lemah
Kesadaran composmentis
Pola napas dispnea
Terlihat adanya retraksi otot bantu napas diafragma
Suara napas ronchi
Pola napas tidak efektif
Perut kembung
Tampak gelisah
Klien memakai O2 CPAP Modif 6 lpm
10. SpO2 : 94%
RR : 73 x/menit
XI. Analisis Data

DATA KLIEN
MASALAH
No (Data Subjektif & Data ETIOLOGI
KEPERAWATAN
Objektif)
1. DS: Pola Nafas Tidak Imaturasi System Pernafasan
Ayah klien mengatakan anaknya Efektif
bernafas dengan cepat.
Vaskuler Paru Imatur
DO:
Keadaan umum lemah
Kesadaran composmentis Peningkatak Kerja Otot Pernafasan
Pola napas dispnea
Terlihat adanya retraksi otot
bantu napas diafragma
Suara napas ronchi
Pola napas tidak efektif
Perut kembung
Tampak gelisah
Klien memakai O2 CPAP
Modif 6 lpm
10. SpO2 : 94%
RR : 73 x/menit

XII. Diagnosa Keperawatan


1. Pola nafas tidak efektif

XIII. Rencana Keperawatan


No Diagnosis Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan (SIKI)
Keperawatan (SLKI)
(SDKI) Pola Napas (L.01004) Manajemen Jalan Napas
Pola Napas Setelah dilakukan tindakan (I.01011)
Tidak Efektif keperawatan selama 3x24 jam Definisi
(D.0005) masalah gangguan pola napas
Mengidentifikasi dan mengelola
tidak efektif dapat teratasi
dengan kriteria hasil : kepatenan jalan napas
1. Dispnea dari skala 1 Tindakan
meningkat menjadi skala 5 Observasi
menurun 1. Monitor pola napas
2. Penggunaan otot bantu napas (frekuensi, kedalaman, usaha
dari skala 1 meningkat napas)
menjadi skala 3 sedang 2. Monitor bunyi napas
3. Frekuensi napas dari 1 tambahan (mis. gurgling,
memburuk menjadi skala 5 mengi, wheezing, ronkhi
membaik kering)
3. Monitor sputum (jumlah,
warna, aroma)
Terapeutik
5. Pertahankan kepatenan jalan
napas dengan head-tilt dan
chin-lift (jaw-thrust jika
curiga trauma survikal)
6. Posisikan semi-fowler atau
fowler
7. Berikan minuman hangat
8. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
3. Anjurkn asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
4. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator , ekspektoran,
mukolitik, jika perlu

XIV. Implementasi dan Evaluasi


Nomor Dx
Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
Keperawatan
Pola nafas tidak Manajemen Jalan Napas S:
efektif (D.0005) (I.01011) Ayah klien mengatakan anaknya
Definisi
bernafas dengan cepat.
Mengidentifikasi dan
mengelola kepatenan jalan O:
napas
Keadaan umum lemah
Tindakan
Observasi Kesadaran composmentis
1. Memonitor pola napas
Pola napas dispnea
(frekuensi, kedalaman,
usaha napas) Terlihat adanya retraksi otot
2. Memonitor bunyi napas bantu napas diafragma
tambahan (mis. Suara napas ronchi
gurgling, mengi,
wheezing, ronkhi Pola napas tidak efektif
kering) Perut kembung
3. Memonitor sputum Tampak gelisah
(jumlah, warna, aroma)
Klien memakai O2 CPAP Modif
Terapeutik
4. Mempertahankan 6 lpm
kepatenan jalan napas 10. SpO2 : 94%
dengan head-tilt dan
RR : 73 x/menit
chin-lift (jaw-thrust jika
curiga trauma survikal) A:
5. Memposisikan semi- Masalah Belum Teratasi
P:
fowler atau fowler
Intervensi dilanjutkan
6. Memberikan minuman Manajemen Jalan Napas
hangat (I.01011)
7. Memberikan oksigen, Definisi
jika perlu Mengidentifikasi dan mengelola
Edukasi kepatenan jalan napas
8. Menganjurkn asupan cairan Tindakan
Observasi
2000 ml/hari, jika tidak
1. Monitor pola napas
kontraindikasi
(frekuensi, kedalaman,
9. Mengajarkan teknik batuk
usaha napas)
efektif
2. Monitor bunyi napas
10. Mengajarkan diafragma
tambahan (mis. gurgling,
breathing exercise
mengi, wheezing, ronkhi
kering)
Kolaborasi
3. Monitor sputum (jumlah,
11. olaborasi pemberian
warna, aroma)
bronkodilator ,
Terapeutik
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu 4. Pertahankan kepatenan jalan
napas dengan head-tilt dan
chin-lift (jaw-thrust jika
curiga trauma survikal)
5. Posisikan semi-fowler atau
fowler
6. Berikan minuman hangat
7. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
8. Anjurkn asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
9. Ajarkan teknik batuk efektif
10. Ajarkan diafragma
breathing exercise
Kolaborasi
11. Kolaborasi pemberian
bronkodilator , ekspektoran,
mukolitik, jika perlu

RESUME 3 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ASMA DI RSUD


DR.PIRNGADI KOTA MEDAN
XV. IDENTITAS KLIEN
Nama : By . M
Tanggal lahir/Umur : 3 Hari
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : Belum Sekolah
Agama : ISLAM

Identitas Penanggung jawab


Nama : Tn.L
Umur : 32Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Suku/bangsa : Jawa

XVI. PENGKAJIAN
a. Keluhan Utama:
Ayah klien mengatakan anaknya bernafas dengan cepat.
b. Riwayat Penyakit Dahulu:
Ayah klien mengatakan anaknya lahir secara section caesarea dikarenakan ketuban pecah dini diusia kehamilan 36 m
gr.
c. Riwayat Penyakit Sekarang:
Ayah klien mengatakan anaknya bernafas dengan cepat dan tidak beraturan .
d. Riwayat Keluarga:
Keluarga mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan dalam
keluarganya

XVII. DATA FOKUS

E. Data Subjektif
Ayah klien mengatakan anaknya bernafas dengan cepat.
F. Data Objektif
Keadaan umum lemah
Kesadaran composmentis
Pola napas dispnea
Terlihat adanya retraksi otot bantu napas diafragma
Suara napas ronchi
Pola napas tidak efektif
Perut kembung
Tampak gelisah
Klien memakai O2 CPAP Modif 8 lpm
10. SpO2 : 94%
RR : 72 x/menit

XVIII. Analisis Data

DATA KLIEN
MASALAH
No (Data Subjektif & Data ETIOLOGI
KEPERAWATAN
Objektif)
1. DS: Pola Nafas Tidak Imaturasi System Pernafasan
Ayah klien mengatakan anaknya Efektif
bernafas dengan cepat.
Vaskuler Paru Imatur
DO:
Keadaan umum lemah
Kesadaran composmentis Peningkatak Kerja Otot Pernafasan
Pola napas dispnea
Terlihat adanya retraksi otot
bantu napas diafragma
Suara napas ronchi
Pola napas tidak efektif
Perut kembung
Tampak gelisah
Klien memakai O2 CPAP Modif
8 lpm
10. SpO2 : 94%
RR : 72 x/menit

XIX. Diagnosa Keperawatan


1. Pola nafa stidak efektif
XX. Rencana Keperawatan
Diagnosis Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan (SIKI)
Keperawatan (SLKI)
(SDKI) Pola Napas (L.01004) Manajemen Jalan Napas
Pola Napas Setelah dilakukan tindakan (I.01011)
Tidak Efektif keperawatan selama 3x24 jam Definisi
(D.0005) masalah gangguan pola napas
Mengidentifikasi dan mengelola
tidak efektif dapat teratasi
dengan kriteria hasil : kepatenan jalan napas
4. Dispnea dari skala 1 Tindakan
meningkat menjadi skala 5 Observasi
menurun 4. Monitor pola napas
5. Penggunaan otot bantu napas (frekuensi, kedalaman, usaha
dari skala 1 meningkat napas)
menjadi skala 3 sedang 5. Monitor bunyi napas
6. Frekuensi napas dari 1 tambahan (mis. gurgling,
memburuk menjadi skala 5 mengi, wheezing, ronkhi
membaik kering)
6. Monitor sputum (jumlah,
warna, aroma)
No
Terapeutik
9. Pertahankan kepatenan jalan
napas dengan head-tilt dan
chin-lift (jaw-thrust jika
curiga trauma survikal)
10. Posisikan semi-fowler atau
fowler
11. Berikan minuman hangat
12. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
5. Anjurkn asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
6. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator , ekspektoran,
mukolitik, jika perlu

XXI. Implementasi dan Evaluasi


Nomor Dx
Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
Keperawatan
Pola nafas tidak Manajemen Jalan Napas S:
efektif (D.0005) (I.01011) Ayah klien mengatakan anaknya
Definisi bernafas dengan cepat dan tidak
Mengidentifikasi dan beraturan
mengelola kepatenan jalan O:
napas Keadaan umum lemah
Tindakan
Kesadaran composmentis
Observasi
1. Memonitor pola napas Pola napas dispnea
(frekuensi, kedalaman, Terlihat adanya retraksi otot
usaha napas)
bantu napas diafragma
2. Memonitor bunyi napas
tambahan (mis. Suara napas ronchi
gurgling, mengi, Pola napas tidak efektif
wheezing, ronkhi
Perut kembung
kering)
3. Memonitor sputum Tampak gelisah
(jumlah, warna, aroma) Klien memakai O2 CPAP Modif 8
Terapeutik
lpm
4. Mempertahankan
kepatenan jalan napas 10. SpO2 : 94%
dengan head-tilt dan RR : 72 x/menit
chin-lift (jaw-thrust jika A:
curiga trauma survikal) Masalah Belum Teratasi
5. Memposisikan semi- P:
fowler atau fowler Intervensi dilanjutkan
6. Memberikan minuman Manajemen Jalan Napas
hangat (I.01011)
Definisi
7. Memberikan oksigen,
Mengidentifikasi dan mengelola
jika perlu kepatenan jalan napas
Edukasi Tindakan
8. Menganjurkn asupan cairan Observasi
2000 ml/hari, jika tidak 1. Monitor pola napas
kontraindikasi (frekuensi, kedalaman,
9. Mengajarkan teknik batuk usaha napas)
efektif 2. Monitor bunyi napas
10. Mengajarkan diafragma tambahan (mis. gurgling,
breathing exercise mengi, wheezing, ronkhi
kering)
Kolaborasi 3. Monitor sputum (jumlah,
11. olaborasi pemberian warna, aroma)
bronkodilator , Terapeutik
ekspektoran, mukolitik, 4. Pertahankan kepatenan jalan
jika perlu napas dengan head-tilt dan
chin-lift (jaw-thrust jika
curiga trauma survikal)
5. Posisikan semi-fowler atau
fowler
6. Berikan minuman hangat
7. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
8. Anjurkn asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
9. Ajarkan teknik batuk efektif
10. Ajarkan diafragma
breathing exercise
Kolaborasi
11. Kolaborasi pemberian
bronkodilator , ekspektoran,
mukolitik, jika perlu

Anda mungkin juga menyukai