Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

HIV / AIDS PADA LANSIA


Kelompok VIII :

1. Elita Maskikit

2. Lilis Putri Utami

3. Ranny Cristine Apanga

4. Sri Zuwita Tumilaar

5. Tumbol B.K Thimotty


Konsep Asuhan Keperawatan HIV/AIDS
Pada Lansia

1. Pemeriksaan Fisik

a. 1. Identitas Klien Meliputi : nama, tempat/ tanggal lahir, jenis kelamin, status kawin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, diagnosa
medis, No. MR
b. Keluhan utama
Dapat ditemukan pada pasien AIDS dengan manifestasi respiratori ditemui keluhan utama sesak nafas. Keluhan utama lainnya
ditemui pada pasien HIV AIDS yaitu, demam yang berkepanjangan (lebih dari 3 bulan), diare kronis lebih dari satu bulan berulang
maupun terus menerus, penurunan berat badan lebih dari 10.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Pada lansia, atropi kelenjar timus dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi. Banyak penyakit kronik yang berhubungan
dengan melemahnya fungsi imun. Diabetes meilitus, anemia aplastik, kanker adalah beberapa penyakit yang kronis, keberadaan
penyakit seperti ini harus dianggap sebagai factor penunjang saat mengkaji status imunokompetens pada pasien.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya pasien pernah dirawat karena penyakit yang sama. Adanya riwayat penggunaan narkotika suntik, hubungan seks bebas
atau berhubungan seks dengan penderita HIV/AIDS, terkena cairan tubuh penderita HIV/AIDS.
2. Pola aktivitas sehari-hari (ADL)
a. Pola presepsi dan tata laksanaan hidup sehat
b. Pola Nutrisi
c. Pola Eliminasi
d. Pola Istirahat dan tidur
e. Pola aktivitas dan Latihan
f. Pola presepsi dan konsep diri
g. Pola sensori kognitif
h. Pola hubungan peran
i. Pola penanggulangan stress
j. Pola reproduksi seksual
k. Pola tata nilai dan kepercayaan
3. Pemeriksaan Fisik

a. Gambaran Umum : ditemukan pasien tampak lemah.


b. Kesadaran pasien : Compos mentis cooperatif, sampai terjadi penurunan tingkat kesadaran, apatis, samnolen, stupor bahkan coma.
c. Vital sign : TD : Biasanya ditemukan dalam batas normal Nadi : Terkadang ditemukan frekuensi nadi meningkat Pernafasan
:Biasanya ditemukan frekuensi pernafasan meningkat Suhu :Biasanya ditemukan Suhu tubuh menigkat karena demam.
d. BB : Biasanya mengalami penurunan (bahkan hingga 10% BB) TB : Biasanya tidak mengalami peningkatan (tinggi badan tetap)
e. Kepala : Biasanya ditemukan kulit kepala kering karena dermatitis seboreika
f. Mata : Biasanya ditemukan konjungtiva anemis, sclera tidak ikhterik, pupil isokor, reflek pupil terganggu,
g. Hidung : Biasanya ditemukan adanya pernafasan cuping hidung.
h. Gigi dan Mulut: Biasanya ditemukan ulserasi dan adanya bercak-bercak putih seperti krim yang menunjukkan kandidiasi.
i. Leher : kaku kuduk ( penyebab kelainan neurologic karena infeksi jamur Cryptococcus neoformans), biasanya ada pembesaran
kelenjer getah bening,
j. Jantung : Biasanya tidak ditemukan kelainan
k. Paru-paru : Biasanya terdapat yeri dada, terdapat retraksi dinding dada pada pasien AIDS yang disertai dengan TB, Napas pendek
(cusmaul), sesak nafas (dipsnea).
l. Abdomen : Biasanya terdengar bising usus yang Hiperaktif
m. Kulit : Biasanya ditemukan turgor kulit jelek, terdapatnya tanda-tanda lesi (lesi sarkoma kaposi).
n. Ekstremitas : Biasanya terjadi kelemahan otot, tonus otot menurun, akral dingin.
4. Pemeriksaan Penunjang

a. Mendeteksi antigen virus dengan PCR (Polimerase Chain Reaction)


b. Tes ELSA memberikan hasil positif 2-3 bulan sesudah infeksi
c. Hasil positif dikonfirmasi dengan pemeriksaan western blot
d. Serologis: skrining HIV dengan ELISA,Tes western blot,limfosit T
e. Pemeriksaan darah rutin
f. Pemeriksaan neurologist
g. Tes fungsi paru,Broskoscop
5. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan pola napas b.d jalan napas terganggu akibat spasme


otot-otot pernapasan dan penurunan ekspansi paru

2. Resiko Infeksi dibuktikan dengan adanya penyakit kronis AIDS

3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d pasien merasa lemah setelah


melakukan aktivitas

4. Defisit Nutrisi b.d penurunan asupan oral


6. Intervensi
Diagnosa Keperawatan (SDKI) Tujuan & Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi
(SIKI)
L.01004 I.01011
- I.01011 Ketidakefektifan pola napas b.d
Ekspektasi : Membaik Observasi
jalan napas terganggu akibat spasme otot- Kriteria Hasil : - Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
otot pernapasan dan penurunan ekspansi - Ventilasi Semenit - Monitor bunyi napas tambahan

paru - Frekuensi napas dalam - Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)


batas normal
Terapeutik
 
- Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-
lift
- Posisikan semi fowler
- Berikan minum hangat
- Lakukan fisioterapi dada
- Lakukan penghisapan lendir
- Berikan oksigen bila perlu
Edukasi
- Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari
- Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
L. 14137 I. 145639
- 0142 Resiko Infeksi dibuktikan Ekspetasi : Resiko infeksi Observasi :
Menurun - Monitor tanda dan gejala infeksi
dengan adanya penyakit kronis
Kriteria Hasil Terapeutik :
AIDS - Kebersihan tangan - Batasi Jumlah pengunjung
  meningkat
- Cuci tangan sebelum dan kontak dengan
- Kebersihan Badan pasien
Meningkat
- Pertahankan teknik Aseptik pada pasien
- Nafsu Makan meningkat berisiko tinggi
  Edukasi :
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan yang baik
dan benar
- Ajarkan meningkatkan Asupan nutrisi
 
- D. 0056 Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d pasien merasa lemah L.05047 I.05178 Manajemen Energi
setelah melakukan aktivitas
Ekspetasi : Meningkat Observasi
 
Kriteria Hasil : - Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
- Kemudahan Dalam Melakukan aktivitas sehari- - Monitor kelelahan fisik dan emosional
hari
- Monitor pola dan jam tidur
- Jarak berjalan Meningkat
- Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
- Kekuatan tubuh bagian atas meningkat
Terapeutik
- Perasaan Lemah menurun
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya, suara, kunjungan)
- Tingkat keletihan Menurun
- Lakukan latihan rentang gerak pasin dan/atau aktif
 
- Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan - Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur,
jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
-Anjurkan melakukkan aktivitas secara bertahap
- Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
- Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
I.05186 Terapi Aktivitas Observasi
- Identifikasi defisit tingkat aktivitas - Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam
aktivitas tertentu
- Identifikasi sumber daya untuk aktivitas yang diinginkan - Identifikasi strategi
meningkatkan partisipasi dalam aktivitas
- Identifikasi makna aktivitas rutin (mis. bekerja) dan waktu luang
- Monitor respons emosional, fisik, sosial, dan spiritual terhadap aktivitas Terapeutik -
Fasilitasi fokus pada kemampuan, buka defisit yang dialami
- Sepakati komitmen untuk meningkatkan frekuensi dan rentang aktivitas
- Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas yang konsisten sesuai
kemampuan fisik, psikologis, dan sosial
- Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai usia - Fasilitasi makna aktivitas yang
dipilih
L. 03031 I. 03119
- D.0019
Ekspetasi : Membaik Observasi :
Kriteria Hasil - Identifikasi Status Nutrisi
Defisit Nutrisi b.d penurunan asupan oral
- Kekuatan otot pengujah - Monitor Asupan Makanan
meningkat Terapeutik :
- Verbalisasi keinginan untuk - Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
meningkatkan nurtrisi
- Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
meningkat
Piramida makanan)
- Pengetahuan tentang standar
- Berikan makanan yang tinggi serat untuk
nutrisi yang tepat meningkat
mencegah onstipasi
Edukasi :
- Anjurkan posisi duduk
- Anjurkan diet yang di programkan
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah nutrisi yang dibutuhkan

Anda mungkin juga menyukai