Q DENGAN
G1P0A0, ABORTUS IMMINENS DI RUANG
KEBIDANAN RUMAH SAKIT MARTHEN INDEY
DISUSUN OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas sebagai syarat dalam proses
pembelajaan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................. ii
BAB I........................................................................................................................................ 2
PENDAHULUAN....................................................................................................................... 2
1. LATAR BELAKANG............................................................................................................ 2
A. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................... 2
B. TUJUAN............................................................................................................................ 3
BAB II....................................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................................ 4
A. PENGERTIAN................................................................................................................. 4
B. ETIOLOGI....................................................................................................................... 5
C. PATOFISIOLOGI................................................................................................................ 8
E. KLASIFIKASI.................................................................................................................... 11
H. PENATALAKSANAAN................................................................................................... 15
I. KOMPLIKASI............................................................................................................... 17
1. PENGKAJIAN.................................................................................................................. 18
2. PEMERIKSAAN FISIK....................................................................................................... 20
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN............................................................................................ 22
4. RENCANA TINDAKAN..................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................. 28
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Berdasarkan variasi berbagai
batasan yang ada tentang usia / berat lahir janin viable ( yang mampu hidup di
luar kandungan ), akhirnya ditentukan suatu batasan abortus sebagai
pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 g.
A. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan abortus ?
2
10. Apa faktor resiko / predisposisi yang berhubungan dengan terjadinya
abortus ?
B. TUJUAN
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan abortus
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Abortus adalah suatu proses berakhirnya suatu kehamilan, dimana janin
belum mampu hidup di luar rahim (belum viable), dengan kriteria usia
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat badan janin kurang 500 gram.
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari
28 minggu atau berat janin kurang dari 1.000 gram. ( Junaidi,Purnawan 1982
Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga, jilid I, h1m:260 FKUI Jakarta:
Media. Aesculapius).
4
B. ETIOLOGI
a. Faktor kromosom.
5
2) Gizi ibu kurang karena anemia atau terlalu pendek jarak
kehamilan.
c. Pengaruh luar
6
1) Infeksi endometrium, endometrium tidak siap menerima hasil
konsepsi.
3. Penyakit Ibu
6
a. Penyebab Dari Segi Maternal
1) Infeksi Akut
2) Infeksi Kronis
a) hipertensi
b) nephritis
c) diabetes
d) anemia berat
e) penyakit jantung
f) toxemia gravidarum
6) Trauma fisik.
c. Retroversikronis.
b. Mola hidatidosa.
C. PATOFISIOLOGI
Pada permulaan, terjadinya perdarahan pada desidua basalis, diikuti oleh
nekrosis jaringan sekitarnya, kmudian sebagian atau seluruh hasil konsepsi
terlepas. Karena dianggap benda asing maka uterus berkontraksi untuk
mengeluarkannya. Pada kehamilan dibawah 8 minggu, hasil konsepsi
dikeluarkan seluruhnya, karena vili korealis belum menembus desidua terlalu
dalam; sedangkan pada kehamilan 8-14 minggu telah masuk agak dalam,
sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertinggal, karena itu akan
banyak terjadi pendarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin
dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta hasil konsepsi keluar dalam
bentuk seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas
bentuknya (blightes ovum),janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta,
fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.
8
9
D. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala pada abortus Imminen :
b. Uerdarahan sedikit
10
c. Canalis servikalis telah tertutup
E. KLASIFIKASI
11
Abortus Insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat
tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Dalam hal ini rasa mules
menjadi lebih sering dan kual perdarahan bertambah. Abortus
inkompletus : Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
12
progesterone. Pemakaian Hormone progesterone pada abortus imminens
mungkin juga dapat menyebabkan missed abortion.
Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih
berturut turut. Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, tetapi
kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu
Yaitu: menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu.
Pada umumnya dianggap bayi belum dapat hidup diluar kandungan apabila
kehamilan belum mencapai umur 28 minggu, atau berat badanbayi belum 1000
gram, walaupun terdapat kasus bahwa bayi dibawah 1000 gram dapat terus
hidup. Abortus ini terbagi menjadi dua yaitu :
13
2. Abortus kriminalis adal abortus yang terjadi oleh karena tindakan –
tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.
14
3. Kadar Hemoglobin Status Hemodinamika Penurunan (< 10 mg%) dan
Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion.
4. Kadar Sdp Resiko Infeksi Meningka t(>10.000 U/dl)
5. Kultur Kuman spesifik ditemukan kuman.
H. PENATALAKSANAAN
1. Abortus Imminens
a. Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan
merangsang mekanik berkurang.
b. Tes kehamilan dapat dilakukan.
c. Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C.
d. Bersihkan vulva minimalkan 2 kali sehari dengan cairan antiseptik
untuk mencegah infeksi.
e. Berikan obat penenang biasanya fenobarbital 3 x 30 mg.
2. Abotus Insipien
a. Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang disertai perdarahan
dengan pengosongan uterus memakai kuret vakUun atau cunam
abortus.
b. Pada kehamilan lebih dari 12 minggu berikan infuse oksitoksin 10 iu
dalam dekstrose 5% 500 ml dimulai 8 tetes permenit.
c. Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadi abortus spontan tanpa
pertolongan selama 36 jam dengan diberikan morfin.
d. Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan
pengeluaran plasenta secara manual.
3. Abortus Inkompletus
a. Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infuse cairan NaCI
fisiologi atau RL dan selekas mungkin di tranfusi darah.
15
b. Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajarn lalu
suntikkan ergometrin 0,2 mg intramuscular.
c. Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan
pengeluaran plasenta secara manual.
d. Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
4. Abortus Kompletus
a. Bila kondisi pasien baik berikan ergonometrin 3 x 1 tablet selama 3
sampai 5 hari.
b. Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau
tranfuse darah.
c. Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
d. Anjurkan pasien diet tinggi protein, vitamin dan mineral.
5. Abortus Infeksiosus Atau Septik
a. Abortus septik harus dirujuk ke Rumah Sakit
b. Penangulangan infeksi
c. Tingkatkan asupan cairan.
d. Bila perdarahan banyak maka lakukan tranfuse darah.
e. Dalam 24 jam sampai 48 jam setelah perlindungan antibiotik atau
lebih cepat lagi bila terjadi perdarahan, sisa konsepsi harus
dikeluarkan dari uterus.
6. Habitual Abortus
a. Penderita dianjurkan untuk banyak istirahat.
b. Makanan harus adekuat mengenai protein, hidrat arang, vitamin
mineral. Pembatasan obat-obatan yang diketahui mempuyai pengaruh
jelek kepada janin.
c. Memfasilitasi klien untuk dapat menciptakan kondisi emosional yang
tenang, dan menghilangkan rasa cemas.
7. Missed Abortion.
16
a. Bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan konsepsi
dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.
b. Bila kadar fibrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau segar
sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi.
c. Bila kehamilan kurang 12 rninggu lakukan pembukaan serviks
dengan gagang laminaria selama 12 jam lalu lakukan dilatasi serviks
dengan dilatator hegar.
d. Bila kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan dietilstilbestol 3 x 5 mg
lain infuse oksitoksin 10 iu dalam dekstrose 5 % sebanvak 500 ml
mulai 20 tetes per menit dan naikan dosis saznpai ada kontraksi
uterus. Bila fundus uteri sampai 2 jari bawah pusat, keluarkan hasil
konsepsi dengan menyuntik larutan garam 20 % dalam kavum uteri
melalui dinding perut
I. KOMPLIKASI
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi denga pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil
konsepsi dan jika perlInfeksiu pemberian transpusi darah, Kematian
karena perdarahan dapatb terjadi apabila pertolongan tidak diberikan
pada waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam
posisi hiperretrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini pendrita perlu diamati
dengan teliti. Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparotomi,
dan tergantung dari luas dan bentuk perforasi.
3. Infeksi
17
Keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau
toksinnya ke dalam peredaran darah atau peritonium.
4. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena pendarahan (syok Hemoragik) dan
karena infeksi berat (syok endoseptik).
18
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. PENGKAJIAN
menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan
bagi klien. Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah :
19
f. Riwayat kesehatan keluarga : Yang dapat dikaji melalui genogram dan
dari genogram tersebut dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan
dan penyakit menular yang terdapat dalam keluarga.
2. PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas
pada penglihatan tetapi juga meliputi indera pendengaran dan penghidung.
Hal yang diinspeksi antara lain :
mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi, lesi
terhadap drainase, pola pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan,
bahasa tubuh, pergerakan dan postur, penggunaan ekstremitas, adanya
keterbatasan fifik, dan seterusnya
Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan
jari.
20
Sentuhan : merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat
kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi uterus.
Tekanan : menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema,
memperhatikan posisi janin atau mencubit kulit untuk mengamati turgor.
Pemeriksaan dalam : menentukan tegangan/tonus otot atau respon nyeri
yang abnormal
Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada
permukaan tubuh tertentu untuk memastikan informasi tentang organ atau
jaringan yang ada dibawahnya.
Menggunakan jari : ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang
menunjukkan ada tidaknya cairan , massa atau konsolidasi.
Menggunakan palu perkusi : ketuk lutut dan amati ada tidaknya
refleks/gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah
ada kontraksi dinding perut atau tidak
Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bentuan
stetoskop dengan menggambarkan dan menginterpretasikan bunyi yang
terdengar. Mendengar : mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan
darah, dada untuk bunyi jantung/paru abdomen untuk bising usus atau
denyut jantung janin.
Pemeriksaan laboratorium :
Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang : rontgen, USG, biopsi, pap
smear. Keluarga berencana : Kaji mengenai pengetahuan klien tentang
KB, apakah klien setuju, apakah klien menggunakan kontrasepsi, dan
menggunakan KB jenis apa.
Data lain-lain :
Kaji mengenai perawatan dan pengobatan yang telah diberikan selama
dirawat di RS.
21
Data psikososial. Kaji orang terdekat dengan klien, bagaimana pola
komunikasi dalam keluarga, hal yang menjadi beban pikiran klien dan
mekanisme koping yang digunakan.Status sosio-ekonomi : Kaji masalah
finansial klien
Data spiritual : Kaji tentang keyakinan klien terhadap Tuhan YME, dan
kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan.
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Devisit Volume Cairan berhubungan dengan perdarahan
2. Gangguan Aktivitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan
sirkulasi
3. Gangguan rasa nyaman Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan
intrauteri
4. Resiko tinggi Infeksi berhubungan dengan perdarahan, kondisi vulva
lembab
5. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan
4. RENCANA TINDAKAN
1. Devisit Volume Cairan berhubungan dengan Perdarahan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Tidak terjadi devisit volume
cairan, seimbang antara intake dan output baik jumlah maupun kualitas.
Kriteria Hasil :
22
Intervensi :
Tujuan :
Intervensi :
Tujuan :
Intervensi :
24
Rasional : Meningkatkan koping klien dalam melakukan guidance
mengatasi nyeri
Tujuan :
Intervensi :
25
Rasional : Inkubasi kuman pada area genital yang relatif cepat dapat
menyebabkan infeksi.
Tujuan :
Intervensi :
26
3) Bantu klien mengidentifikasi penyebab kecemasan
5) Terangkan hal-hal seputar aborsi yang perlu diketahui oleh klien dan
keluarga
27
DAFTAR PUSTAKA
28
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
PADA KLIEN ANTENATAL, INTRANATAL, POSTNATAL DAN
PENYAKIT KANDUNGAN
I. DATA SUBJEKTIF
a. Identitas / Biodata
Nama Ibu : Ny. Q Nama Suami : Tn. F
Umur : 20 tahun Umur : 24 tahun
Suku/kebangsaan : Biak Suku/kebangsaan : Biak
Agama : Kristen Agama : Kristen
Pendidikan : SLTA Pendidikan : D3
Pekerjaan : Pedagang Pekerjaan : PNS
Alamat : Hamadi Pasar Alamat : Hamadi Pasar
d. Riwayat Obstetri
1. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
o Umur Lama
ke Penyulit Penolong Jenis Penyulit H/M JK BB/PB Penyulit Ya Jenis
Kehamilan Menyusui
1 1 12 minggu - - - - - - - - - - -
2
e. Riwayat Ginekologi :
1. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus Haid : 28 hari
31
Teratur/ tidak teratur : Teratur
Sifat darah : Kental
Banyak : 2 – 3 kali ganti pembalut
Lamanya : 3 – 4 hari
Dismenorhoe : Tidak
Keluhan : Tidak ada
Cara Mengatasi : Tidak ada
2. Riwayat Penyakit / Keluhan Pada System Reproduski
Keputihan : Tidak ada
Benjolan / Massa : Tidak ada
1. DIET
Makan
- Frekuensi : 3 x/hari
- Jenis Makanan : Nasi, sayur, ikan
Minum
- Frekuensi : 6 gelas/hari
- Minuman tambahan: Tidak ada
32
BAB
- Frekuensi : 1x/hari
- Warna : Kuning kecoklatan
- Konsistensi : Lembek
- Keluhan : Tidak ada
- Cara mengatasi : Tidak ada
4. Seksualitas
- Coitus/senggama : Tidak tentu
- Keluhan : Tidak ada
- Cara mengatasi : Tidak ada
6. Imunisasi
- TT1 : Kehamilan minggu ke :-
- TTII : Kehamilan minggu ke :-
9. Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada riwayat penyakit dalam keluarga
4. Rambut
- Jenis rambut : Hitam keriting
- Distribusi : Merata
- Kebersihan : Kulit kepala bersih
- Kelainan : Tidak ada
5. Wajah
- Cloasma gravidarum : Ada
- Oedema : Tidak ada
- Kelainan : Tidak ada
- Tampak meringis menahan nyeri
6. Mata
- Sklera : Normal
- Konjungtiva : Normal
- Kelopak mata : Tidak ada pembengkakan
34
- Kelainan : Tidak ada
7. Hidung
- Polip : Tidak ada
- Sekret : Tidak ada
- Sinositis : Tidak ada
- Kelainan : Tidak ada
8. Mulut dan gigi
- Lidah : Tampak bersih
- Tonsil : Tidak ada pembesaran
- Stomatitis : Tidak ada
- Epulsi : Tidak ada
- Gigi : Tidak tampak karies gigi
- Kelainan : Tidak ada
9. Telinga
- Letak : Tampak simetris
- Serumen : Tidak tampak serumen
- OMA : Tidak
- Kelainan : Tidak ada
10. Leher
- Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
- Kulit : Warna sawo matang
11. Dada
- Letak payudara : Simetris, membesar
- Areola mamae : Hiperpigmentasi
- Puting susu : Tampak menonjol
- Colostrum : Ada
- Massa/ benjolan : Tidak ada
- Kelainan : Tidak ada
12. Aksila
- Pembengkakan kelenjar : Tidak ada
- Kebersihan : Bersih
13. Abdomen
a. Inspeksi
- Bekas luka / operasi : Tidak ada
- Linea nigra : Ada
- Striae Albicans : Tidak ada
- Striae Livid : Ada
35
b. Palpasi
- Leopold I : Tidak ada
- Leopold II : Tidak ada
- Leopold III : Tidak ada
- Leopold IV : Tidak ada
- Letak : Tidak ada
- Presentasi : Tidak ada
- Kontraksi/his: Tidak ada
- Frekuensi : Tidak ada
- TBBJ : Tidak ada
c. Auskultasi
DJJ : Tidak ada
Frekuensi : Tidak ada
b. Perkusi
Nyeri : Tidak ada
15. Genetalia
a. Vulva dan Vagina
- Varices : Tidak ada
- Luka : Tidak ada
- Kemerahan : Tidak ada
- Kelainan : Tidak ada
b. Perineum
Bekas luka parut: Tidak ada
c. Anus
Hemoroid : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
16. Ekstremitas
- Ekstremitas Atas
a. Inspeksi
Tangan dan jari : Simetris, 10 jari
b. Palpasi
Kelainan : Tidak ada
36
a. Inspeksi
Tibia kaki : Simetris
Varices : Tidak ada
b. Palpasi
Kelainan : Tidak ada
c. Perkusi
Refleks patela : Kiri/kanan (+) / (+)
g. Pemeriksaan Laboratorium
- HB : 10 gram %
- Protein Urine :-
- Glukosa :-
DO : Tampak meringis
menahan nyeri
38
DO : ↓
- Pemeriksaan lab Defisit volume
Hb 10 gram % cairan
- TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 92 x/menit
S : 37C
RR : 20 x/menit
39
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN
40
NAMA : Ny. Q
UMUR : 20 tahun
JENIS KELELAMIN : Perempuan
TANGGAL/JAM MRS : 20 April 2020 / 06.00
NO RM : 17.04.123
TANGGAL/JAM PENGKAJIAN : 20 April 2020 / 08.00
1
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. Q No RM :17.04.123
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan 1.Kaji karakteristik 1. Pengukuran nilai 09.00 1. Mengkaji karakteristik S=
dengan kerusakan tindakan nyeri ambang nyeri dapat nyeri
jaringan intrauteri keperawatan dilakkan dengan Hasil : Pasien
Ditandai dengan: selama 1x24 jam 2. Observasi tanda skala maupun 09.30 - Skala 5 ( 1 – 10 ) mengatakan
skala nyeri klien tanda vital deskripsi nyeri sedikit
DS : berkurang 2. Mengobservasi TTV berkurang
Klien Mengatakan : dengan kriteria 3. Berikan posisi 2. Untuk mengetahui 10.00 Hasil :
tindakan yang akan O=
- Nyeri perut bagian hasil: yang nyaman TD : 110/70 mmHg
dilakukan 10.20 - Pasien tampak
bawah N : 92 x/menit
1. Nyeri sudah 4. Ajarkan pasien selanjutnya lebih rileks
P : Nyeri pada perut berkurang S : 37C
melakukan teknik 3. Agar klien merasa 10.50
Q : Tertusuk tusuk 2. Pasien lebih relaksasi RR : 20 x/menit - Skala
tenang nyaman berkurang dari 5
R : Perut bagian bawah
5.Kolaborasi 4. Teknik relaksasi ke 3
S:5 3. Memberikan posisi
pemberian obat membuat pasien
T : 3 menit yang nyaman - TD : 110/70
analgetik sedikit lebih rileks
Hasil : mmHg
5. Pemberian obat - Pasien lebih tenang N : 92 x/menit
DO : Tampak meringis
2
menahan nyeri analgetik untuk S : 37C
mengurangi nye 4. Mengajarkan pasien RR : 20 x/menit
melakukan teknik A=
relaksasi Masalah belum
Hasil : teratasi
- Pasien lebih rileks
P=
5. Mengkolaborasi Lanjutkan
pemberian obat analgetik intervensi
Hasil :
- Ketorolac 3 x 30 mg
2. Defisit volume cairan Setelah di 1. Kaji KU dan 1.Mengetahui 09.30 1. Mengkaji KU dan S=
berhubungan dengan lakukan tindakan TTV kondisi pasien TTV
kehilangan cairan keperawatan 2.Mengetahui 09.50 Hasil : Klien
( perdarahan ) selama 1 x 24 2.Kaji perdarahan karakteristik - KU baik mengatakan
ditandai dengan : jam di harapkan perdarahan dan - TTV keluar darah
volume cairan 3. Anjurkan klien tindakan yang akan TD : 110/70 mmHg sedikit lewat
DS : pasien terpenuhi untuk banyak dilakukan 10.00 vagina
N : 92 x/menit
-Keluar darah sedikit dengan kriteria minum selanjutnya
S : 37C
lewat vagina hasil : 3. Menyeimbangkan
output dan intake RR : 20 x/menit O=
1.Perdarahan
3
DO : berhenti 2.Mengkaji perdarahan Warna darah
- Pemeriksaan lab Hasil : merah segar
2.Intake dan - Warna darah merah
Hb 10 gram % TTV
output seimbang segar
- TTV TD : 110/70
TD : 110/70 mmHg 3. Menganjurkan klien mmHg
N : 92 x/menit untuk banyak minum N : 92 x/menit
Hasil :
S : 37C S : 37C
- Output dan intake
RR : 20 x/menit seimbang RR : 20 x/menit
A=
Masalah teratasi
sebagian
P=
Pertahankan
intervensi
3. Intoleransi aktivitas Setelah di 1. Anjurkan klien 1. Cepat pulih dalam 11.00 1. Menganjurkan klien S=
berhubungan dengan lakukan tindakan untuk tirah baring beraktifitas seperti untuk tirah baring
kelemahan umum keperawatan semula Hasil : Klien bersedia
ditandai dengan : selama 1x 24 jam 2. Motivasi klien 2. Agar pasien lebih 11.30 - Bed rest total untuk melakukan
di harapkan klien dalam melakukan semangat dan dapat tirah baring
DS : dapat beraktivitas aktivitas kecil beratifitas dengan 2. Memotivasi klien
- Jatuh dari kamar seperti semula normal dalam melakukan
mandi dengan kriteria aktivitas kecil O=
hasil : Hasil :
- Klien semangat dan Tampak dapat
DO : 1. Klien dapat dapat melakukan hal hal melakukan
4
- Bed rest total melakukan kecil aktivitas kecil
- TTV aktivitas secara
mandiri A=
TD : 110/70 mmHg
N : 92 x/menit 2. Tidak ada Masalah teratasi
S : 37C kelelahan P=
RR : 20 x/menit
Hentikan
intervensi
5
CATATAN PERKEMBANGAN HARI 1
I=
4. Ajarkan pasien melakukan
teknik relaksasi
2. Defisit volume S=
E:
cairan berhubungan
Klien mengatakan keluar
dengan kehilangan
Kamis, 23 darah sedikit lewat vagina Subjektif :
cairan
( perdarahan ) April Klien mengatakan
2020 O=
keluar darah sedikit
16.00 lewat vagina
Warna darah merah segar
WIT Objektif :
TTV
TD : 110/70 mmHg - Warna darah merah
segar
N : 92 x/menit
S : 37C TTV
RR : 20 x/menit TD : 110/70 mmHg
N : 92 x/menit
A= S : 37C
RR : 20 x/menit
Masalah teratasi sebagian
P=
Pertahankan intervensi 1 dan
3
I=
1. Kaji KU dan TTV
I=
4. Ajarkan pasien melakukan
teknik relaksasi
2. Defisit volume
cairan berhubungan
dengan kehilangan S= E:
Jumat, 24
cairan
( perdarahan ) April Klien mengatakan keluar Subjektif :
darah sedikit lewat vagina
2020
Klien mengatakan
11.00
keluar darah sedikit
WIT O= lewat vagina
I=
1. Kaji KU dan TTV
I=
S=
2. Defisit volume
Klien mengatakan keluar
cairan berhubungan
darah sedikit lewat vagina
dengan kehilangan E:
Sabtu, 24
cairan
( perdarahan ) April Subjektif :
O=
2020
Klien mengatakan
11.00 Warna darah merah segar
keluar darah sedikit
WIT TTV lewat vagina
TD : 110/70 mmHg
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU ABORTUS
4
N : 92 x/menit Objektif :
S : 37C
- Warna darah merah
RR : 20 x/menit segar
A= TTV
TD : 110/70 mmHg
Masalah teratasi sebagian
N : 92 x/menit
P= S : 37C
Pertahankan intervensi 1 dan RR : 20 x/menit
3
I=
1. Kaji KU dan TTV