Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Askep ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah Askep ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kesalahan dalam makalah Askep
ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
.

Tasikmalaya, Januari 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan .................................................................. 1
BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT
A. Definisi.................................................................................. 2
B. Etiologi.................................................................................. 2
C. Tanda dan Gejala................................................................... 4
D. Patofisiologi.......................................................................... 5
E. Klasifikasi.............................................................................. 6
F. Data Fokus ............................................................................ 7
G. Riwayat Kesehatan ............................................................... 9
H. Pemeriksaan Fisik ................................................................ 9
I. Masalah Keperawatan yang mungkin muncul berhubungan
dengan Kebutuhan Dasar Manusia ....................................... 10
J. Rencana Tindakan dan Rasional .......................................... 11
K. Evaluasi ................................................................................ 16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 17
B. Saran ..................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal
dengan istilah “abortus” berarti mengeluarkan hasil konsepsi (pertemuan sel
telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Ini adalah
suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk
bertumbuh. Menurut buku ilmu kebidanan, istilah abortus dipakai untuk
menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar
kandungan (Wiknjosastro, 2010). Selain itu aborsi dapat juga didefinisikan
sebagai pengakhiran kehamilan sebelum fetus mencapai waktunya dan
biasanya terjadi sebelum kehamilan mencapai umur 20-24 minggu.   
Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk
menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam
rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya
seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan secara
berurutan, terus menerus, saling berkaitan dan dinamis. Agar dapat
memberikan asuhan keperawatan sebaik-baiknya, perlu dilakukan penggajian
dan pemberian intervensi  yang tepat. Kita juga mengetahui bahwa peran
perawat yang paling utama adalah melakukan promosi dan pencegahan
terjadinya gangguan kesehatan baik l, sehingga dalam hal ini perlu diberikan
pendidikan kesehatan yang efektif guna meningkatkan kualitas kesehatannya.

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang pengkajian pada klien dengan
abortus
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang  diagnosa yang muncul pada
klien dengan abortus
3. Untuk mengetahui dan memahami intervensai dan asuhan keperawatan
yang diberikan pada klien dengan abortus

1
BAB II
KONSEP DASAR PENYAKIT

A. Definisi
Abotus adalah suatu proses berakhirnya suatu kehamilan, dimana janin
belum mampu hidup di luar rahim (belum viable), dengan kriteria usia
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat badan janin kurang 500 gram.
Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana
masa gestasi belum mencapai usia 22 minggu dan beratnya kurang dari 500gr
(Derek Liewollyn & Jones, 2012).                                                                  
Abor-tus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di
dunia luar (FK UNPAD, Obstetri Patologi, Bandung: bagian Obstetri dan
Ginekologi FK UNPAD).
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500
gram (Mansjoer, Arif, dkk. 2007).
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang
dari 28 minggu atau berat janin kurang dari 1.000 gram. (Junaidi, Purnawan
2009).

B. Etiologi
Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab yaitu :
1.  Faktor Pertumbuhan  Hasil Konsepsi.
Kelainan pertumbuahan hasil konsepsi dapat menimbulkan  kematian
janin dan cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan,
gangguan pertumbuhan  hasil kosepsi dapat terjadi karena:
a.   Faktor kromosom.
Gangguan terjadi sejak sernula pertemuan kromosom, terinasuk
kromosorn seks.
b.   Faktor lingkungan endometritum.
1)    Endometrium belurn siap untuk menerima implasi hasil konsepsi.

2
2)   Gizi ibu kurang karena anemia atau terlalu pendek jarak
kehamilan.
c.    Pengaruh luar
1)   Infeksi endometrium, endometrium tidak siap menerima hasil
konsepsi.
2)   Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan
pertumbuhan hasil konsepsi terganggu.
2.  Kelainan Pada Plasenta
a.   Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga palsenta tidak
dapat berfungsi.
b.   Gangguan pembuluh darah palsenta, diantaranya pada diabetes
melitus.
c.   Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah palsenta sehingga
menimbulkan keguguran.
3.  Penyakit  Ibu
Penyakit ibu dapat secara langsung mempengaruhi pertumbuhan
janin dalam kandungan melalui plasenta:
a.   Penyakit infeksi seperti pneumonia, tifus abdominalis, malaria, sifilis.
b.  Anemia ibu melalui gangguan nutrisi dan peredaran O2 menuju sirkulasi
retroplasenter.
c.  Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit
hati, penyakit diabetes melitus.
4.   Kelainan Yang Terdapat Dalam  Rahim
Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai keadaan
abnormal dalam bentuk mioma uteri, uterus arkatus, uterus septus,
retrofleksi uteri, serviks inkompeten, bekas operasi pada serviks (konisasi,
amputasi serviks), robekan serviks postpartum.
a.   Penyebab Dari Segi Maternal
Penyebab secara umum:
1)   Infeksi Akut
a)      virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis.
b)      Infeksibakteri, misalnya streptokokus.

3
c)      Parasit, misalnya malaria.
2)   Infeksi Kronis
a)      Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua.
b)      Tuberkulosis paru aktif.
3)   Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa, dll.
4)   Penyakit kronis, misalnya :
a)      hipertensi
b)      nephritis
c)      diabetes
d)     anemia berat
e)      penyakit jantung
f)       toxemia gravidarum
5)      Gangguan fisiologis, misalnya Syok, ketakutan, dll.
6)      Trauma fisik.
b.  Penyebab Yang Bersifat Lokal:
a.       Fibroid, inkompetensia serviks.
b.      Radang pelvis kronis, endometrtis.
c.       Retroversikronis.
5.  Hubungan seksual yang berlebihan sewaktu hamil, sehingga
menyebabkan hiperemia dan abortus.
6.  Penyebab Dari Segi Janin
a.  Kematian janin akibat kelainan bawaan.
b.  Mola hidatidosa.
c.   Penyakit plasenta dan desidua, misalnya inflamasi dan degenerasi.

C. Tanda dan Gejala


1.      Tanda dan gejala pada abortus Imminen :
a.       Terdapat keterlambatan datang bulan
b.      Terdapat perdarahan, disertai sakit perut atau mules
c.       Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur
kehamilan dan terjadi kontraksi otot rahim

4
d.      Hasil periksa dalam terdapat perdarahan dari kanalis servikalis, dan
kanalis servikalis masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot
rahim.
e.       Hasil pemeriksaan tes kehamilan masih positif
2.      Tanda dan gejala pada abortus Insipien :
a.       Perdarahan lebih banyak
b.      Perut mules atau sakit lebih hebat
c.       Pada pemariksaan dijumpai perdarahan lebih banyak, kanalis
servikalis terbuka dan jaringan atau hasil konsepsi dapat diraba
3.      Tanda dan gejala abortus Inkomplit :
a.       Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan anemis.
b.      Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat
c.       Terjadi infeksi ditandai dengan suhu tinggi
d.      Dapat terjadi degenerasi ganas (kario karsinoma)
4.      Tanda dan gejala abortus Kompletus :
a.       Uterus telah mengecil
b.      pendarahan sedikit
c.       Canalis servikalis telah tertutup
5.      Tanda dan gejala Missed Abortion :
a.       Rahim tidak membesar, malahan  mengecil karena absorbsi air
ketuban dan maserasi janin
b.      Payudara mengecil kembali

D. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan
nerkrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan
dianggap benda asing dalam uterus.Kemudian uterus berkontraksi untuk
mengeluarkan benda asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus
desidua secara dalam jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya.Pada
kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga
plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan.

5
Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu
daripada plasenta hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong kosong
amnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya (blightes ovum),janin
lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau
fetus papiraseus.

E. Klasifikasi
1.   Abortus spontanea (abortus yang berlangsung tanpa tindakan) Yaitu:
a.   Abortus imminens : Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam
uterus, dan tanpa adanya dilatasiserviks.
b.  Abortus insipiens : Peristiwa perdarahanuterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang
meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
c.  Abortus inkompletus : Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam
uterus.
d.  Abortus kompletus : Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.
2.  Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat)
Yaitu menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar
tubuh ibu. Pada umumnya dianggap bayi belum dapat hidup diluar
kandungan apabila kehamilan belum mencapai umur 28 minggu, atau
berat badan bayi belum 1000 gram, walaupun terdapat kasus bahwa bayi
dibawah 1000 gram dapat terus hidup.

6
F. Data Fokus
1.      Data subjektif
a.     Biodata: mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi;
nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan, perkawinan ke- , lamanya perkawinan dan alamat
b.      Keluhan utama: pada pasien dengan abortus, kemungkinan pasien
akan datang dengan keluhan utama perdarahan pervagina disertai
dengan keluarnya bekuan darah atau jaringan, rasa nyeri atau kram
pada perut. Pasien juga mungkin mengeluhkan terasa ada tekanan
pada punggung, mengatakan bahwa hasil test kencing positif hamil,
merasa lelah dan lemas serta mengeluh sedih karena kehilangan
kehamilannya.
c.      Pola aktivitas sehari-hari: Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit,
eliminasi (BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan,
baik sebelum dan saat sakit.
d.     Data psikososial:
1)      Kaji orang terdekat dengan klien, bagaimana pola komunikasi
dalam keluarga, hal yang menjadi beban pikiran klien dan
mekanisme koping yang digunakan.
2)      Status sosio-ekonomi : Kaji masalah finansial klien
e.       Data spiritual: Kaji tentang keyakinan klien terhadap Tuhan YME,
dan kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan.
2.      Data Objektif
a.      Sirkulasi: pada pasien abortus terdapat perdarahan pervaginam yang
banyak sehingga dapat menimbulkan syok, pasien tampak pucat, akral
dingin, tekanan darah mungkin menurun, nadi teraba cepat dan kecil,
pasien tampak meringis atau kesakitan karena nyeri.
b.     Breathing : Kaji pola nafas apakah bernafas spontan/tidak, nafas
cepat/lambat. Kaji apakah ada sesak nafas/tidak, gerakan dinding dada
simetris/asimetris, pola nafas teratur/tidak, auskultasi bunyi nafas
normal/tidak, kaji frekuensi nafas serta penggunaan otot bantu
pernafasan.

7
c.       Circulation : pada pasien abortus terdapat perdarahan pervaginam
yang banyak sehingga dapat menimbulkan syok, pasien tampak pucat,
akral dingin, tekanan darah mungkin menurun, nadi teraba cepat dan
kecil, pasien tampak meringis atau kesakitan karena nyeri
d.     Integritas Ego: Dapat menunjukkan labilitas emosional dari
kegembiraan sampai ketakutan, marah atau menarik diri klien/
pasangan dapat memiliki pertanyaan atau salah terima peran dalam
pengalaman kelahiran. Mungkin mengekpresikan ketidak mampuan
untuk menghadapi suasana baru. Pada pasien abortus kemungkinan
terjadi kesadaran menurun, syncope, pasien tampak lemah.
e.      Eliminasi: Kateter urinarius mungkin terpasang : urin jernih pusat,
bising usus tidak ada. Makanan/ cairan: Abdomen lunak dengan tidak
ada distensi pada awal.
f.      Neurosensorik: Kerusakan gerakan pada sensori dibawah tindak
anestesi spinal epidural.
g.     Nyeri/ kenyamanan: Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari
berbagai sumber: misal nyeri penyerta, distensi kandung kemih/
abdomen, efek-efek anestesi: mulut mungkin kering.
h.     Keamanan: Jalur parenteral bila digunakan resiko terkena infeksi
karena pemasangan infus dan nyeri tekan.
i.       Seksualitas: Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus.
Analisa Data
No Data Etiologi MK
1. DS : klien mengeluh sedih terhadap Krisis situasional Berduka
hal yang menimpanya
2. DS : klien mengaku bingung Krisis situasional Cemas
dengan penyakitnya yang selalu
mengalami keguguran
DO : ekspresi wajah klien selama
menunggu tampak berkeringat
banyak
3. DS : Kontraksi uterus yang Gangguan rasa nyaman:
P : bertambah jika bergerak berlebihan nyeri
Berkurang bila klien duduk
R : nyeri di perut bawah
Skala nyeri : 4
Klien merasa mulas-mulas
DO : klien sesekali mendesis nyeri

8
G. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan, yang terdiri atas :
1) Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke
Rumah Sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di
luar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
2) Riwayat kesehatan masa lalu
a) Riwayat pembedahan : Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami
oleh klien, jenis pembedahan , kapan , oleh siapa dan di mana
tindakan tersebut berlangsung.
b) Riwayat penyakit yang pernah dialami : Kaji adanya penyakit yang
pernah dialami oleh klien misalnya DM , jantung , hipertensi ,
masalah ginekologi/urinary , penyakit endokrin , dan penyakit-
penyakit lainnya.
c) Riwayat kesehatan keluarga : Yang dapat dikaji melalui genogram
dan dari genogram tersebut dapat diidentifikasi mengenai penyakit
turunan dan penyakit menular yang terdapat dalam keluarga.
d) Riwayat kesehatan reproduksi : Kaji tentang mennorhoe, siklus
menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya
dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala serta keluahan
yang menyertainya
e) Riwayat kehamilan , persalinan dan nifas : Kaji bagaimana keadaan
anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana
keadaan kesehatan anaknya.
f) Riwayat seksual : Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis
kontrasepsi yang digunakan serta keluahn yang menyertainya.
g) Riwayat pemakaian obat : Kaji riwayat pemakaian obat-
obatankontrasepsi oral, obat digitalis dan jenis obat lainnya.
H. Pemeriksaan Fisik
a.       Inspeksi
Hal yang diinspeksi antara lain:
Mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi, lesi
terhadap drainase, pola pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan,

9
bahasa tubuh, pergerakan dan postur, penggunaan ekstremitas, adanya
keterbatasan fisik, dan seterusnya.
b.      Palpasi
1)      Sentuhan: merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat
kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi
uterus.
2)      Tekanan: menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema,
memperhatikan posisi janin atau mencubit kulit untuk mengamati
turgor.
3)      Pemeriksaan dalam: menentukan tegangan/tonus otot atau respon
nyeri yang abnormal.
c.       Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada
permukaan tubuh tertentu untuk memastikan informasi tentang organ atau
jaringan yang ada dibawahnya.
1)      Menggunakan jari: ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang
menunjukkan ada tidaknya cairan, massa atau konsolidasi.
2)      Menggunakan palu perkusi: ketuk lutut dan amati ada tidaknya
refleks/gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut
apakah ada kontraksi dinding perut atau tidak.
d.      Auskultasi
Mendengar : mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan darah,
dada untuk bunyi jantung/paru abdomen untuk bising usus atau denyut
jantung janin.

I. Masalah Keperawatan yang mungkin muncul berhubungan dengan


Kebutuhan Dasar Manusia
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus yang
berlebihan
2. Cemas berhubungan dengan krisis situasional
3. Berduka berhubungan dengan krisis situasional

10
J. Rencana Tindakan dan Rasional
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. Nyeri berhubungan dengan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama  Berikan informasi dan  Meningkatan pemecahan
kontraksi uterus yang 2 x 2 jam diharapkan klien dapat mengontrol petunjuk antisipasi mengenai masalah, membantu
berlebihan nyeri yang dibuktikan dengan Criteria hasil : penyebab ketidaknyamanan mengurangi nyeri berkenaan
 Klien menyatakan nyeri hilang/ dan intervensi yang tepat dengan ansietas dan
terkontrol ketakutan karena
 Ekspresi wajah tidak menunjukkan rasa ketidaktahuan dan
menahan sakit memberikan rasa control.
 Kualitas nyeri menunjukkan skala 0-3  Evaluasi tekanan darah (TD)  Pada banyak klien
 Perilaku relaksasi dan nadi. Perhatikan menyebabkan gelisah
 TD 120/80 – 130/90 mmHg perubahan perilaku (bedakan

 Nadi 90x/ menit antara kegelisahan karena

 Pola nafas efektif 24x/ menit nyeri atau kehilangan darah


akibat dari proses
pembedahan.
 Ubah posisi klien, kurangi  Merilekskan otot dan

rangsangan yang berbahaya mengalihkan perhatian dari

dan berikan gosokan sensasi nyeri, meningkatkan

punggung anjurkan kjetidaknyaman dan

penggunaan teknik menurunkan distraksi tidak

pernafasan dalam dan menyenangkan,

relaksasi dan distraksi meningkatkan rasa

11
(rangsangan jaringan kutan) ketidaksejahteraan.
 Palpasi kandung kemih,  Kembalinya kandung kemih
perhatikan adanya rasa penuh, normal memerlukan 4-7 hari
memudahkan berkemih dan over distena kandung
periodik setelah kemih menciptakan peranan
pengangkatan kateter dorongan dan
indwelling. ketidaknyamanan.
 Anjurkan penggunaan dengan  Mengangkat payudara
penyokong. kedalam dan keatas
mengakibatkan posisi lebih
nyaman dan menurunkan
kelelahan otot.
 Lakukan latihan nafas dalam,  Napas dalam meningkatkan
spirometri intensif dan batuk upaya pernafasan,
dengan menggunakan pembebatan menurunkan
prosedur-prosedur tepat, 30 regangan area insisi dan
menit setelah pemberian mengurangi nyeri dan
analgesic. ketidaknyaman berkenaan
dengan gerakan otot
abdomen, baruk
diindikasikan bila sekresi
atau ronki terdengar.
2. Cemas berhubungan dengan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama  Kaji respon psikologis  Makin klien mengatakan
12
krisis situasional 2 x 3 jam diharapkan klien dapat mengatasi kejadian dan ketersediaan ancaman makin besar
ansietas yang dibuktikan dengan Criteria system pendukung. tingkat ansietas
hasil:  Tetap bersama klien dan tetap  Membantu membatasi
 Klien mengungkapkan rasa takut dari bicara perlahan, tunjukkan transmisi ansietas
masalah empati. interpersonal dan
 Klien mengungkapkan rasa ansietas mendemonstrasikan
berkurang perhatian terhadap klien.
 Menggunakan mekanisme koping yang  Beri penguatan aspek positif  Memfokuskan pada
tepat. dari ibu kemungkinan keberhasilan
 Menunjukkan TTV normal hasil akhir dan membantu
membawa ancaman yang
dirasakan.
 Anjurkan klien atau pasangan
 Membantu mengidentifikasi
mengungkapkan dan
perasaan atau masalah
mengekspresikan perasaan
negative dan memberikan
kesempatan untuk
mengatasi perasaan berduka
 Dukung atau arahkan kembali
 Mendukung mekanisme
mekanisme koping yang
koping dasar otomatik,
diekspresikan
meningkatkan kepercayaan
diri dan penerimaan

 Berikan masa privasi, kurangi menurunkan ansietas.

rangsang lingkungan.  Memungkinkan kesempatan


13
bagi klien/ pasangan untuk
menginternalisasi informasi,
menyusun sumber-sumber
dan mengatasi dengan
efektik.
3. Berduka berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama Mandiri  Ansietas dan
kehilangan calon anggota 1 x 24 jam diharapkan klien mampu  Kaji status emosional depresimerupakan reaksi yang
keluarga menerima keadaan yang sebenarnya tentang umum terhadap kehilangan
kematian anaknya yang dibuktikan dengan : perubahan/kehilangan yang
1. mengidentifikasi dan menunjukkan diasosiasikan dengan penyakit
perasaan secara cepat jangka panjang atau kondisi
2. menunjukkan perkembangan melalui yang melemahkan
 Sediakan waktu untuk
proses duka  Akan lebih membantu jika
mendengarkan pasien. Dorong
3. menikmati masa sekarang dan rencana mengikuti perasaan ini untuk
ekspresi perasaan bebas, tidak
untuk masa depan, hari demi hari di ekspresikan dan kemudin
berdaya dan keinginan untuk
diterima daripada
mati
menyangkalnya.
 Kaji potensial untuk berdiri
 Dapat dihubungkan dengan
penyakit fisik
 Ikutsertakan orang terdekat
 Terdapat kemungkinan
dalam diskusi dan aktifitas
keberasilan lebih besar dalam
sampai pada tingkat yang
pemecahan masalah.
mereka inginkan

14
 Berikan sentuhan atau pelukan  Menyampaikan perasaan
bebas sesuai penerimaan perhatian atau keakraban
individu untuk mengurangi perrasaan
terisolasi dan meningkatkan
Kolaborasi perasaan harga diri.
 Rujuk pada sumber-sumber  Mungkin membutuhkan
lain sesuai indikasi, misalnya bantuan lebih lanjut untuk
special klinik, perawat, pekerja memecahka bebebrapa
social. masalah
Bantu dengan atau rencanakan  Terpecahnya masalah ini
dengan spesifik sesuai dapat membantu pasien ,atau
kebutuhan (misalnya instruksi orang terdekat berhadapan
lanjutan (untuk menentukan dengan proses berduka dan
status kode atau keinginan dapat menimbulkan pikiran
untuk hidup), membuat wasiat damai
pengaturan pemakaman)

15
K. Evaluasi
1.      Perdarahan berkrang -teratasi
2.     Tidak terjadi syok Gangguan Aktivitas b.d kelemahan, penurunan
sirkulasi
3.     Nyeri berkurang/terkontrol
4.     Tidak terjadi infeksi
5.     Cemas klien berkurang- hilang

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Abotus adalah suatu proses berakhirnya suatu kehamilan, dimana janin
belum mampu hidup di luar rahim (belum viable), dengan kriteria usia
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat badan janin kurang 500 gram.
Pengkajian meliputi status kesehatan, pemeriksaan fisik sampai dengan
pemeriksaan laboratorium. Adapun diagnosa yang muncul pada klien dengan
abortus antara lain:
4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus yang
berlebihan
5. Cemas berhubungan dengan krisis situasional
1. Berduka berhubungan dengan krisis situasional

B. Saran
Abortus hendaknya dilakukan jika benar-benar terpaksa karena
bagaimanapun didalam kehamilan berlaku kewajiban untuk menghormati
kehidupan manusia dan abortus hendaknya dilakukan oleh tenaga profesional
yang terdaftar.
A.

17
DAFTAR PUSTAKA

Derek Liewollyn &  Jones. 2012. Dasar – Dasar Obstetri & Ginekologi. Jakarta :
Hipokrates.
Junaidi, Purnawan. (2009). Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga. FKUI Jakarta:
Media. Aesculapius
Mansjoer, Arif, dkk. (2007). Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius.
Jakarta: FKUI.
Wiknjosastro.(2010). Buku panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan.
Neonatal, Edisi 1. Cet. 12. Jakarta: Bina Pustaka.

18

Anda mungkin juga menyukai