OLEH :
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah
Fetomaternal yang berjudul “Ketuban Pecah Dini“ ini dengan baik. Dalam
kesempatan ini penulis menghanturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar
-besarnya kepada dosen yang telah membimbing.
Penulis juga mengakui bahwa dalam proses penulisan makalah ini, masih jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian penulis
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki.Dan oleh
karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan
kritik dan saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan makalah ini
dikemudian hari.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
C. Tujuan....................................................................................................... 2
B. Etilogi.......................................................................................................... 3
D. Patofisiologi................................................................................................ 4
E. Penatalaksanaan.......................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyebab ketuban pecah dini adalah karena infeksi. Infeksi berawal mula dari
mikroorganisme yang berasal dari vagina atau serviks, setelah menyebar dalam
jaringan (desidua dan mungkin selaput ketuban) dan atau menginvasi kantong
amnion. Dengan adanya bakteri tersebut mencetuskan pelepasan prostaglandin.
Dalam persalinan protaglandin mempengaruhi proses persalinan dan menimbulkan
kontraksi uterus. Dapat di simpulkan prostaglandin mempengaruhi kontraksi uterus
sehingga menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini. Upaya menurunkan tingkat
kematian maternal dengan adanya pencegahan.Pencegahan dengan adanya
pemeriksaan kehamilan dan pelayanan rujukan bagi kasus risiko tinggi dapat
menurun angka kematian maternal.
Petugas kesehatan harus mampu mengenal tanda – tanda dini infeksi, partus
lama, perdarahan berlebihan, dan mengetahui bilamana saat yang tepat untuk merujuk
ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap. Walaupun upaya pencegahan
dengan identifikasi faktor – faktor risiko, namun masih ada kemungkinan komplikasi
berat terjadi sewaktu – waktu.
Peran seorang bidan pada asuhan selama persalinan dan kelahiran dituliskan
dalam kompetensi bidan ke 4 yaitu bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu
persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaeueatan tertentu untuk
mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir. Pada kasus ketuban
pecah dini termasuk dalam menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk
mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
B. Etiologi
Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina.
Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau air seni. Alirannya tidak deras
keluar, kecuali bila ibu hamil dalam posisi berbaring. Bila ibu duduk atau berdiri,
kepala janin yang sudah terletak dibawah biasanya mengganjal atau menymbat
kebocoran untuk sementara. Selain itu, Karena tidak ada kontraksi yang mendorong
keluarnya cairan tersebut. Untuk lebih memastikan bahwa itu adalah cairan ketuban,
dilakukan dengan tes ferning atau tes nitrazie. Bila terdapat demam, bercak vagina
yang banyak, nyeri perut dan denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-
tanda infeksi yang terjadi.
D. Patofisiologi
Selaput ketuban yang membatasi rongga amnion terdiri atas amnion dan
korion yang sangat erat ikatannya. Lapisan ini terdiri atas sel epitel, sel mesenkrim
dan sel trofoblas yang terkait dalam matriks kolagen. Selaput ketuban berfungsi
menghasilkan air ketuban serta melindungi janin terrhadap infeksi. Ketuban pecah
pada ibu hamil disebabkan oleh adanya kontraksi uterus dan peregangan yang
berulang. Selaput ketuban pecah karena pada daerah tertentu terjadi perubahan
biokimia yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh. Selaput ketuban pada
kehamilan muda sangat kuat, sedangkan pada trimester tiga selaput ketuban mudah
pecah. Melemahnya kekuatan selaput ada hubungannya dengan pembesaran uterus,
kontraksi rahim dan gerakan janin. Ketuban pecah dini pada kehamilan preterm
disebabkan oleh faktor-faktor eksternal, misalnya infeksi yang menjalar ke vagina.
E. Penatalaksanaan
a. Penatalaksaan konservatif
- Beri antibiotic bila ketuban pecah > 6 jam berupa ampisilin 4 x 500 mg
atau gentamisin 1 x 80 mg
- Bila usia kehamilan < 32 - 34 minggu dirawat selama air ketuban masih
keluar sampai air ketuban tidak keluar lagi
- Berikan steroid 2 x 6 mg selama 2 hari untuk kematangan paru janin
b. Penatalaksanaan aktif
Bila usia kehamilan > 37 minggu dilakukan :
- Induksi oksitosin, jika gagal lakukan rujukan untuk penanganan seksio
sesarea
- Berikan misoprostol 50 mg intra vagina tiap 6 jam, maksimal 4 kali
pemberian, jika gagal lakukan rujukan untuk penanganan seksio sesarea
BAB III
TINJAUAN KASUS
Data Subjektif
Identitas
Umur : 29 Tahun
Suku : Melayu
Agama : Islam
Pendidikan : D3
Pekerjaan : Admin
Umur : 29 Tahun
Suku : Melayu
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Ibu mengatakan keluar air-air rembes sejak tadi pagi ( 8 Oktober 2020 ) jam 02.00
WIB. Ibu mengatakan bahwa air berhenti keluar ( 8 Oktober 2020 ) jam 05.00 WIB.
Namun, pada pukul 08.00 WIB ibu mengatakan mulai keluar air-air lagi yang
membasahi celana dan kain ibu. Ibu mengatakan sudah makan pukul 08.00 WIB.
Keluhan:
HPHT : 10-01-2020
TTP : 17-10-2020
Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
HR : 88 x/i
RR : 22 x/i
Suhu : 36,5 ̊ C
3. Pemeriksaan Fisik
BB : 66 Kg
TB : 160 cm
LILA : 35 cm
5. Auskultasi
Tampak cairan keluar melalui ostium uteri eksternum, kertas lakmus dimasukkan
dengan tang pontang, kertas lakmus berubah warna dari merah menjadi biru, ha linin
menandakan bahwa ketuban sudah pecah.
7. Pemeriksaan Dalam
Pembukaan : 2 cm
Presentasi : Kepala
Penurunan : Hodge II
Asessment
Diagnosa : GIP0A0 UK 38-39 minggu inpartu kala I fase laten dengan ketuban
pecah dini
Planning
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu dan janin
dalam keadaan baik
Ibu dan keluarga mengerti
2. Menjelaskan kepada ibu untuk tidak panik, agar bayi tidak stress. Karena pa
yang ibu pikirkan dan rasakan itu bisa dirasakan bayi juga.
Ibu mengerti dan mencoba untuk tidak panik
3. Anjurkan ibu untuk :
- Tidak berjalan-jalan kecuali ke kamar mandi
- Memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairann
- Miring ke kiri
Ibu mengerti dan mau melakukan yang dianjurkan
4. Memberitahu ibu untuk melakukan komunikasi pada bayinya untuk lahir sehat
dan dapat bekerja sama dalam proses persalinan bersama ibu.
Ibu mengerti dan melakukan komunikasi dengan bayinya
5. Pukul 11.00 WIB ibu diberikan obat amoxilin 10 mg secara oral sebagai obat
untuk mencegah infeksi
Sudah dilakukan
6. Pukul 12.00 WIB, memenuhi asupan nutrisi dan hidrasi ibu dengan
memberikan makanan berupa nasi dengan lauk ikan, tempe, dan sayur-
sayuran serta air putih.
Sudah dilakukan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ketuban pecah dini merupakan faktor penyebab terjadinya infeksi karena pecahnya
ketuban yang di sebabkan berbagai faktor seperti infeksi yang terjadi secara langsung
pada selaput ketuban atau infeksi pada cairan ketuban. Risiko terjadinya ketuban
pecah dini akan meningkat karena keterlambatan penanganan. Oleh karena itu
pemeriksaan dalam sebaiknya tidak dilakukan pada pasien yang belum dalam
persalinan, jika tetap dilakukan berisiko terkena infeksi. Jika sudah terjadi pecahnya
ketuban bakteri begitu mudah masuk melalui jalan lahir.
Penyebab ketuban pecah dini adalah karena infeksi. Infeksi berawal mula dari
mikroorganisme yang berasal dari vagina atau serviks, setelah menyebar dalam
jaringan (desidua dan mungkin selaput ketuban) dan atau menginvasi kantong
amnion. Dengan adanya bakteri tersebut mencetuskan pelepasan prostaglandin.
Dalam persalinan protaglandin mempengaruhi proses persalinan dan menimbulkan
kontraksi uterus.
B. Saran