Anda di halaman 1dari 29

ANTENATAL CARE

DENGAN KEHAMILAN SEROTINUS


DI PUSKESMAS KARANGAWEN I

KARYA ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Kenaikan Pangkat

OLEH :

KASMINAH, S.S.T
NIP : 19740606 199303 2003
2

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Asuhan Kebidanan
Antenatal pada Ny. A dengan kehamilan serotinus di Puskesmas Karangawen I.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Demak, 26 April 2018

KASMINAH, S.S.T
NIP.19740606 199303 2003
3

DAFTARISI

Halaman Sampul................................................................................................................... 1

Kata Pengantar............................................................................................... ...................... 2

Daftar Isi........................................................................................................ ...................... 3

BAB I........................................................................................................... ....................... 4

BAB II......................................................................................................... ....................... 10

BAB III........................................................................................................ ....................... 15

PEMBAHASAN......................................................................................... ....................... 25

KESIMPULAN.......................................................................................... ....................... . 29

a. SARAN.......................................................................................... ........................ 29

b. PENUTUP..................................................................................... ....................... .. 29

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. ....................... 31


4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kematian maternal merupakan salah satu masalah kesehatan yang terus menjadi

perhatian masyarakat dunia. Memasuki abad ke dua puluh satu, 189 negara menyerukan

Millennium Declaration dan menyepakati Millennium Development Goals. Salah satu Tujuan

Pembangunan Millennium (MDG) 2015 adalah perbaikan kesehatan maternal. Kematian

maternal dijadikan ukuran keberhasilan terhadap pencapaian tujuan tersebut. Dengan demikian,

akses dan kualitas pelayanan; memerangi kemiskinan; pendidikan dan pemberdayaan perempuan

atau perimbangan gender menjadi persoalan penting untuk dikelola dan diwujudkan. Millennium

Declaration menempatkan kematian maternal sebagai prioritas utama yang harus ditanggulangi

melalui upaya sistematikdan tindakan yang nyata untuk meminimalisasi risiko kematian,

menjamin reproduksi sehat dan meningkatkan kualitas hidup ibu atau kaum perempuan

(http://wwwkematianmaternal-dr.Seto Mulyono.co.id)

Dari data WHO pada tahun 2000, diperkirakan terjadi 529.000 kematian maternal dalam

setiap tahun. Data ini merupakan informasi paling mutakhir terkait dengan masalah kematian

ibu.(http://wwwkematianmaternal-dr.SetoMulyono.co.id)

Angka kematian ibu di Indonesia berada pada urutan teratas di ASEAN yakni

307/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2009 jika dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya

seperti Singapura angka kematian ibu (AKI) tercatat 95/100.000 kelahiran hidup, Malaysia

sebesar 30/100.000 kelahiran hidup, begitu pula dengan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia

yakni sebesar 35/1.000 kelahiran hidup dengan faktor penyebab asfiksia, BBLR, DLL (Hamilton,

2001).
5

Usia kehamilan dianggap normal jika persalinan terjadi dalam usia kehamilan 37 minggu

sampai dengan 42 minggu, melebihi batas usia tersebut dianggap kehamilan lewat waktu. Pada

tingkat tertentu bisa saja berdampak buruk bagi sang ibu maupun bayi yang dilahirkan, namun

bisa juga keterlambatan waktu kelahiran itu berakibat fatal. Data statistik menunjukkan angka

kematian ibu dalam kehamilan cukup bulan Cuma 1-2%, sedangkan yang dalam kehamilan lewat

waktu mencapai 5-7%.

(Manuaba, 2010)

Kehamilan lewat waktu bisa terjadi oleh beberapa sebab diantaranya adanya gangguan

siklus haid, jumlah kehamilan atau persalinan sebelumnya dan usia juga ikut mempengaruhi

terjadinya kehamilan lewat waktu, bahkan ras juga merupakan faktor yang berpengaruh.

(Manuaba, 2010)

Di Indonesia pada tahun 2008 tercatat 98 orang (0,30%) meninggal dari 31.855 ibu

hamil yang mengalami kehamilan lewat waktu. (Saifuddin, 2008)

Data sekunder yang diperoleh dari Dinas Kesehatan propinsi Sulawesi Selatan AKI

tahun 2009 yaitu 126/100.000 kelahiran hidup dengan penyebab yaitu perdarahan 59 orang

(51,75%) , preeklamsia/eklamsia 35 orang (30,70%), infeksi 8 orang (7,01%) dan lain-lain 12

orang (10,52%). Penyebab lain yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas seperti

komplikasi aborsi, partus lama dan kehamilan serotinus (Profil Dinas Kesehatan Sul-Sel, 2009)

Berdasarkan data yang diperoleh dari Medical Record (Rekam Medik) di RSIA Pertiwi

Makassar pada tahun 2011 diperoleh jumlah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya 4477

sedangkan kehamilan Serotinus 110 kasus (2,48%).

Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut dan

memaparkan dalam karya tulis ilmiah dengan judul Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal

Pada Ny.“A” Gestasi 42 Minggu dengan kehamilan Serotinus di Puskesmas Karangawen I.


6

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Melaksanakan manajemen kebidanan pada Ny “A” dengan kehamilan Serotinus di Puskesmas

Karangawen I yang dilaksanakan pada tangga 26 April 2018 dengan menggunakan manajemen

kebidanan sesuai wewenang Bidan.

2. Tujuan Khusus

a. Menentukan pengumpulan data dan analisa data sesuai dengan kehamilan Serotinus pada Ny

“A” dengan kehamilan Serotinus di Puskesmas Karangawen I yang dilaksanakan pada

tangga 26 April 2018

b. Menentukan dan merumuskan diagnosa/masalah aktual sesuai dengan kehamilan Serotinus

pada Ny “A” dengan kehamilan Serotinus di Puskesmas Karangawen I yang dilaksanakan

pada tangga 26 April 2018

c.Menentukan dan merumuskan diagnosa/masalah potensial sesuai dengan kehamilan

Serotinus Ny “A” dengan kehamilan Serotinus di Puskesmas karangawen I yang

dilaksanakan pada tangga 26 April 2018

d. Melaksanakan identifikasi perlunya tindakan segera sesuai dengan kehamilan Serotinus

pada Ny “A” dengan kehamilan Serotinus di Puskesmas Karangawen I yang dilaksanakan

pada tangga 26 April 2018

e.Menentukan rencana tindakan asuhan kebidanan sesuai dengan kehamilan Serotinus

f.Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan sesuai dengan kehamilan Serotinus pada Ny “A”

dengan kehamilan Serotinus di Puskesmas Karangawen I yang dilaksanakan pada tangga 26

April 2018
7

g.Melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan sesuai dengan kehamilan Serotinus padaNy “A”

dengan kehamilan Serotinus di Puskesmas Karangawen I yang dilaksanakan pada tangga 26

April 2018

h.Melaksanakan pendokumentasian asuhan kebidanan sesuai dengan kehamilan Serotinus pada

Ny “A” dengan kehamilan Serotinus di Puskesmas karangawen I yang dilaksanakan pada

tangga 26 April 2018

C. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan dalam penerapan proses Asuhan

Kebidanan Antenatal pada kasus kehamilan Serotinus

2. Manfaat Bagi Instansi Tempat Pengambilan Kasus

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan/informasi bagi tenaga kesehatan di Klinik A

khususnya yang berkaitan dengan kehamilan Serotinus

3. Manfaat bagi penulis

Sebagai tambahan pengalaman yang berharga bagi penulis untuk memperluas dan

menambah wawasan dalam Asuhan Kebidanan.

D. Metode Penulisan

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, berdasarkan teori ilmiah yang dipadukan dengan

praktek dan pengalaman, penulis memerlukan data yang objektif dan relevan dengan teori-

teori yang dijadikan dasar analisa dalam pemecahan masalah. Untuk itu penulis menggunakan

metode sebagai berikut:

1. Studi Pustaka
8

Bahan pustaka merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang teoritis penelitian, di

dalamnya tersimpan bahan bacaan dan informasi yang dapat mengarahkan kita dalam

menciptakan pemahaman yang tepat tentang kasus yang dibahas.

2. Studi Kasus

Dengan menggunakan pendekatan proses manajemen kebidanan komprehensif, data yang

dihimpun hingga evaluasi yang didapatkan dengan menggunakan metode:

a. Wawancara

Penulis mengadakan Tanya jawab dengan klien yang dapat memberikan informasi

yang dibutuhkan.

b. Observasi

Observasi meliputi status emosional, respon terhadap kondisi yang dialami dan pola

interaksi klien terhadap keluarga, petugas kesehatan, dan lingkungannya serta

pengetahuan tentang kesehatan.

c. Pemeriksaan Fisik

Pemerisaan fisik dilakukan secara sistematis yaitu inspeksi, palpasi, perkusi dan

pemeriksaan diagnostic lainnya dengan menggunakan format pengkajian.

3. Studi Dokumentasi

Studi ini dilakukan dengan mempelajari status kesehatan klien yang bersumber dari

catatan dokter, bidan maupun sumber lain yang menunjang yaitu hasil pemeriksaan

diagnostik.
9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal

adalah 280 hari atau 40 minggu atau 9 bulan 7 hari dihitung dari hari pertama haid

terakhir (Hanifa Winkjosastro, 2006).

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefenisikan sebagai

fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi

atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan

normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan

menurut kalender internasional (Saifuddin, 2008 hal).

2. Fatofisiologi Kehamilan Serotinus

Perubahan plasenta menunjukkan penurunan diameter dan panjang vilikoriasi

nekrosis fibrinoid dan terjadi arterosis pembuluh darah desidua dan korion. Perubahan

ini disertai dengan terjadinya gambaran infark hemoragik yang merupakan tempat

penimbunan kalsium dan pembentukan infark pada kehamilan lewat waktu infark

ditemukan 60-80% pada plasenta.

Apabila kehamilan berlangsung melampaui masa fungsi plasenta, maka janin mungkin

kekurangan nutrisioksigen akibat dari penurunan fungsi plasenta. Sindroma

postmatuns dapat terjadi hanya 10-20% dari bayi persalinan kehamilan lewat waktu.

Gawat janin dapat terjadi akibat penekanan tali pusat yang dihubungkan dengan

ollgohidramnion. Walaupun dapat bertumbuh menjadi postmaturitas, sebagian (25-

30%) janin juga dapat terus tumbuh dan melebihi 4000 gram (Sujiyatini, 2009)
10

3. Komplikasi kehamilan Serotinus

a. Komplikasi pada Ibu:

1) Morbiditas/mortalitas ibu: Dapat meningkat sebagai akibat dari makrosomia

janin dan tulang tengkorak menjadi lebih keras yang menyebabkan terjadi

distosia persalinan, partus lama, meningkatkan persalinan obstetric dan

persalinan traumatis/perdarahan post partum akibat bayi besar

2) Aspek emosi: ibu dan keluarga menjadi cemas bilamana kehamilan terus

berlangsung melewati taksiran persalinan. Komentar tetangga atau teman

seperti “belum lahir juga” akan menambah frustasi ibu.

b. Komplikasi pada Janin

1) Oligohidramnion: air ketuban normal pada kehamilan 34-37 minggu adalah

1.000 cc, aterm 800 cc dan lebih dari 42 minggu 400 cc. Akibat

oligohidramnion adalah amnion menjadi kental karena mekonium (diaspirasi

oleh janin), asfiksia intrauterine (gawat janin), pada in partu (aspirasi air

ketuban, nilai apgar rendah, sindrom gawat paru, bronkus paru tersumbat

sehingga menimbulkan atelektasis).

2) Warna mekonium: mekonium keluar karena reflex vagus terhadap usus.

Peristaltic usus dan terbentuknya sfingter ani membuat mekonium keluar.

Aspirasi air ketuban yang disertai mekonium dapat menimbulkan gangguan

pernafasan bayi/janin, gangguan sirkulasi bayi setelah lahir dan hipoksia

intrauterine sampai kematian janin

3) Makrosomia: dengan plasenta yang masih baik, terjadi tumbuh kembang janin

dengan berat 4500 gram yang disebut makrosomia. Akibatnya terhadap

persalinan adalah perlu dilakukan tindakan operatif seksio sesaria, dapat terjadi
11

trauma persalinan karena operasi vaginal, distosia bahu yang menimbulkan

kematian bayi atau trauma jalan lahir ibu.

4) Dismaturitas bayi: pada usia kehamilan 37 minggu, luas plasenta 11 m2

selanjutnya terjadi penurunan fungsi sehingga plasenta tidak berkembang atau

terjadi klasifikasi dan aterosklerosis pembuluh darah. Penurunan kemampuan

nutrisi plasenta menimbulkan perubahan metabolisme menuju anaerob

sehingga terjadi dismaturitas dengan gejala Clifford yang ditandai dengan:

a) Kulit: subkutan berkurang dan diwarnai meconium

b) Otot makin lemah

c) Kuku tampak panjang

d) Tampak keriput

e) Tali pusat lembek, mudah tertekan dan disertai oligohidramnion.

(Manuaba, 2009).

4. Penanganan Kehamilan Serotinus

a. Setelah usia kehamilan > 40 minggu yang penting adalah monitoring janin sebaik-

baiknya

b. Apabila tidak ada tanda-tanda insufiensi plasenta, persalinan spontan dapat

ditunggu dengan pengawasan ketat

c. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, kalau sudah

matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa amniotomi

d. Bila:

1) Riwayat kehamilan yang lalu ada kehamilan janin dalam rahim

2) Terdapat hipertensi, preeklampsi

3) Kehamilan ini adalah anak pertama karena infertilitas


12

4) Pada kehamilan lebih dari 40-42 minggu

maka ibu dirawat di rumah sakit.

e. Tindakan Operasi Sectio Cesarea dapat Dipertimbangkan pada:

1) Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang

2) Pembukaan yang belum lengkap

3) Persalinan lama

4) Terjadi tanda gawat janin

5) Primigravida tua

6) Kematian janin dalam kandungan

7) Preeclamsia

8) Hipertensi menahun

9) Infertilitas
13

BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal/jam : 26 Juni 2018

IDENTITAS PASIEN

Identitas

Nama Istri : Ny. A Nama Suami : Tn S

Umur : 21 Tahun Umur : 25 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekarjaan : Wiraswasta

Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa

Alamat : Karangawen 9/2 Alamat : Karangawen 9/2

A. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan kunjungan
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilanya
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan kehamilannya sudah lewat bulan dari hari perkiraan lahir

3. Riwayat mensturasi
Menarce : 26 tahun Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari Teratur: teratur
Sifat darah : cair Keluhan : tidak ada
4. Riwayat perkawinan
Status perkawinan : sah Menikah ke : 1
Lama :1 tahun Usia menikah pertama :20 tahun
14

5. Riwayat obstetrik

Persalinan Nifas
Hamil ke
Tgl UK jns prsalinanpenolong
kompl JK BB Laktasi kompl
1 Hamil ini

6. Riwayat kontrasepsi yang digunakan

Pasang Lepas
No Jenis kontrasepsi
tanggal Oleh tempat keluhan Tanggal oleh tempat alasan
1 Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi

7. Riwayat kehamilan sekarang


HPHT : 5-7-2018 HPL : 12-4-2019

ANC pertama umur kehamilan : 4 minggu

Kunjungan ANC

Trimester I

Frekuensi : 2x, Tempat :bidan , Oleh : bidan

Keluhan : tidak ada

Terapi : vitonal f 1×1/hari, vit C 1×1/hari

Trimester II

Frekuensi : 3x, Tempat : bidan , Oleh : bidan

Keluhan : tidak ada

Terapi : vitonal f 1×1/ hari, vit C 1×1/ hari


15

Trimester III

Frekuensi : 1x, Tempat : bidan,Oleh : bidan

Keluhan : rasa nyeri saat perut dipegang bagian atas

Terapi : FE, Vit C, Kalk

Pergeraakan janin selama 24 jam (dalam sehari )

Ibu mengatakan merasakan pergerakan janin 2x/ jam dalam sehari

8. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun dan menahun
ibu mengatakan tidak pernah / tidak sedang menderita penyakit menular
(TBC,hepatitis,HIV) penyakit menurun(hipertensi, asma) dan penyakit menahun
(jantung, paru-paru).
b. Penyakit yang pernah/sedanng diderita keluarga (menular, menurun dan menahun)
ibu mengatakakan keluarga tidak pernah / tidak sedang menderita penyakit
menular(TBC,hepatitis,HIV) penyakit menurun(hipertensi, asma) dan penyakit
menahun (jantung, paru-paru).
c. Riwayat keturunan kembar
ibu mengatakan tidak ada riwayat keturan kembar
d. Riwayat operasi
ibu mengatakan belum pernah operasi
e. Riwayat alergi obat
ibu mengatakan tidak ada riwayat alergi obat
9. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Sebelum hamil : Ibu mengatakan makan 3x/hari porsi 1 piring dengan nasi, sayur,
lauk dan selalu habis. Minum 6-7 gelas/hari dengan air putih, the dan jus
Selama hamil : Ibu mengatakan selama hamil makan 4-5 x/hari porsi 1 piring
sedang selalu habis dengan nasi, sayur, lauk dan cemilan. Minum 7-8 gelas/hari
dengan air putih dan susu coklat
16

b. Pola Eliminasi
Sebelum hamil : Ibu mengatakan BAB 1x/hari konsistensi lembek, warna kuning,
kecoklatan, BAK ± 4x/hari warna kuning jernih dan tidak ada keluhan saat BAB
Selama hamil : Ibu mengatakan selama hamil BAB 1x/hari warna kuning
kecoklatan. BAK 5-7x/hari warna kuning jernih, bau khas, tidak ada keluhan saat
BAB
c. Pola aktivitas
Sebelum hamil : Ibu mengatakan setiap hari melakukan pekerjaan rumah seperti
memasak, mencuci, membereskan rumah dilakukan dengan mandiri
Selama hamil : Ibu mengatakan setiap hari melakukan pekerjaan rumah dengan
bantuan keluarga
d. Pola Istirahat dan tidur
Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidak pernah tidur siang dan tidur malam ± 8
jam/hari dan nyenyak tidak ada gangguan selama istirahat
Selama hamil : Ibu mengatakan tidak pernah tidur siang dan tidur malam ± 7
jam/hari serta tidak ada keluhan selama hamil
e. Pola seksual
Sebelum hamil : Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 3x/minggu, tidak
ada keluhan yang dirasakan
Selama hamil : Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1x/minggu, tidak
ada keluhan yang dirasakan
f. Pola hygiene
Sebelum hamil : Ibu mengatakan mandi 2x/hari, gosok gigi 3x/hari, ganti pakaian
dan ganti pakaian dalam 2x/hari, kramas 3x/minggu
Selama hamil : Ibu mengatakan mandi 2x/hari, gosok gigi 3x/hari, ganti pakaian,
ganti pakaian dalam 3x/hari dan kramas 4x/minggu
g. Kebiasaan yang merugikan kesehatan
a) Merokok : ibu mengatakan tidak memiliki kebiasaan merokok,
b) Minuman beralkohol : ibu megatakan tidak memiliki kebiasaan meminum
minuman beralkohol
c) Obat-obatan : ibu mengatakan selama hamil ini ibu tidak meminum obat-
oabatan warung. Ibu hanya minum obat-obatan yang diberikan oleh dokter
17

atau bidan.

d) Jamu : ibu mengatakan tidak memiliki kebiasaan meminum jamu selama

hamil ini
18

B. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmetis

Status emosional : stabil

Tanda vital sign

Tekanan darah : 110/70 mMHg Nadi : 81x/ menit

Pernapasan : 21x/ menit Suhu : 36,5 C

Berat badan : 55 kg Tinggi bdn:155 cm

2. Pemeriksaan fisik

Kepala : mesosepal, tidak ada bekas luka, tidak ada benjolan, tidak nyeri tekan

Rambut : lurus, hitam, tidak rontok, dan tidak ketombe

Muka : oval, tidak pucat, tidak odem, tidak ada bekas luka

Mata : simetris, tidak starbismus, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada
tanda-tanda infeksi

Hidung : simetri, berlubang, tidak polip

Mulut : lembab, tidak pecah-pecah, gusi tidak epulis, tidak ada stomatitis, gigi tidak
karies

Telinga : simetris, pendengaran baik, tidak ada secret, gendang telinga tidak pecah

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar parotis, tiroid, limfe dan vena jugularis

Dada : simetris,tidak ada retraksi dinding dada,tidak ada wezing

Payudara : simetris, puting menonjol, hiperpigmentasi mamae, kolostrum sudah keluar

Abdomen : tidak ada bekas operasi, tidak ada linea alba, tidak ada striegravidarum
19

Palpasi leopod

Leopod I : teraba bulat, tidak melenting, lunak, berati letak(bokong)

Lepod II : bagian kanan teraba kecil-kecil,tidak ada tahanan berati ekstremitas, bagian
kiri teraba memanjang seperti papan,ada tahanan berarti punggung

Leopod III : bagian terendah janin teraba bulat, melenting, keras, tidak bisa digerakan
berarti kepala

Leopod IV :tanggan tidak bisa bertemu berarti kepala sudah masuk panggul(divergen)

Osborn test :–

TFU menurut Mc.Donald: 33 cm

TBJ : (33-11)x155=3410gr

Auskultasi DJJ : 155x/ menit

Ekstremitas atas : jumlah jari lengkap, kuku tidak pucat, tidak terdapat odem,
gerakan aktif

Ekstremitas bawah : jumlah jari lengkap, kuku tidak pucat, tidak odem, tidak
varises, reflek patela positif

Genetalia luar : bersih, tidak ada pembesaran kelenjar bartolini, tidak varises,

Anus : bersih, belubang, tidak hemoroid

Pemeriksaan panggul (bila perlu) : –

3. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laborat

HB : 13,5 gr%

HbsAG : Negativ

VCT : Negativ

4. Data penunjang

Tidak ada
20

C. INTEPRETASI DATA
1. Diagnosa kebidanan
Seorang Ny A umur 21 tahun G1P0A0 Uk 42minggu, janin tunggal,hidup intrauteri,
puki,preskep janin hidup intra uteri

Ds :

- ibu memgtakan ini kehamilan yang pertama

– ibu mengatakan berumur 21 tahun

– ibu mengatakan HPM : 5-7-2018

– ibu mengatakan hamilnya sudah lewat dari perkiraan lahir

Do :

- KU : baik

-Kesadaran : composmetis

– vital sign : TD :11O/70 mMHg S :36,5 C

N :21x/ menit R :81x/menit

– TFU :33 cm

-BB :55kg

– DJJ :155x/ menit, kuat

– Leopod I :teraba bokong

– Leopod II :teraba punggung disebelah kiri

– Leopod III :teraba kepala

– Leopod IV :teraba kepala sudah masuk panggul


21

2. Masalah
Tidak ada
3. Kebutuhan
Tidak ada
D. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
Potensial terjadinya fetal distres
Potensial terjadinya syok hipovolemik pada ibu
E. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
Lakukan rujukan ke dokter SPOG bila keadaan ibu dan janin memburuk
F. PERENCANAAN Pukul : 10.10 WIB

1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan/kondisi ibu


2. Anjurkan ibu untuk melakukan hubungan seksual
3. Anjurkan ibu untuk istirahat, rileks dan tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat
4. Beri KIE nutrisi ibu hamil
5. Pantau adanya tanda dan gejala syok hipovelemik
6. Lakukan pemeriksaan DJJ secara periodik
7. Lakukan rujukan
8. Dokumentasi

G. PELAKSANAAN Pukul : 10. 15 WIB

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan

TD:11O/70 mMHg S :36,5 C

N :21x/ menit R :81x/menit

TFU :33 cm DJJ :155x/ menit, kuat

2. Menganjurkan ibu untuk melakukan hubungan seksual, karena hormon prostaglandin


dapat merangsang kontraksi supaya terjadi tanda-tanda persalinan.
3. Menganjurkan ibu untuk perbanyak istirahat, rileks dan mengurangi aktifitas yang berat.
4. Memberitahu ibu untuk makan,makanan yang bergizi yang mengadung protein
misalnya tahu,tempe,telor dan ikan. Karbohidrat misalnya nasi, roti,jagung, singkong
22

dan lain-lain. Vitamin misalnya buah-buahan dan sayuran. Mineral misalnya susu dan
sayuran hijau-hijauan.
5. Memberitahu ibu agar tidak makan makanan yang mengganggu kesehatan misalnya
bahan makanan yang banyak mengadung bahan pengawet,minum minuman berakohol,
minum jamu dan merokok.
6. Memantau adanya tanda syok hipovelemik dengan cara melalukan pemeriksaan tanda-
tanda vital sign,KU.
7. Melakukan pemeriksaan/pemantauan DJJ secara periodik setiap 15 menit sekali
8. Melakukan rujukan ke dokter SPOG
9. Melakukan dokumentasi

H. EVALUASI Pukul : 10.45 WIB

1. Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang keadaanya


2. Ibu mengatakan sudah mengerti tentang anjuran yang diberikan oleh bidan
3. Ibu bersedia untuk melakukan istirahat total ditempat tidur dan mengurangi aktivitas
yang berat.
4. Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang nutrisi ibu hamil dan ibu dapat menjelaskan
kembali
5. Sudah dilakukan pemantuan pda ibu
6. Sudah dilakukan pemantauan DJJ
7. Sudah dilakukan rujukan ke dokter SPOG
8. Sudah dilakukan dokumentasi
23

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini akan diuraikan mengenai kesenjangan yang terjadi antara tinjauan

pustaka dengan tinjauan kasus dalam pelaksanan proses manajemen kebidanan pada Ny “ A”

dengan kehamilan serotinus di Puskesmas Karangawen I, tanggal 26 April 2019. Untuk

memudahkan pembahasan maka penulis akan menguraikan sebagai berikut :

Langkah I : Identifikasi Data Dasar

Pada tahap identifikasi data dasar, penulis tidak menemukan hambatan yang berarti karena

pada saat mengumpulkan data, klien memberikan informasi secara jelas dan terbuka sehingga

memudahkan penulis untuk memperoleh data-data yang sesuai dengan permasalahan yang diangkat.

Data yang diambil oleh penulis terfokus pada masalah yang dialami Ny “A”. Adapun tanda dan

gejala serotinus dalam tinjauan pustaka yaitu kehamilan belum berakhir setelah 42 minggu, gerak

janinnya berkurang dan kadang-kadang berhenti, berat badan menurun. Sedangkan pada studi kasus

Ny “A” di dapatkan HPHT tanggal 05 Juli 2018, HPL 12 April 2019, serta pemeriksaan

laboratorium dengan Hb 13,5 gram, BB 57 kg.

Dari hasil data yang diperoleh tidak ditemukan adanya kesenjangan antara tinjauan pustaka

dan studi kasus.

Langkah II : Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual

Dalam penjelasan Tinjauan pustaka dan Tinjauan Asuhan kebidanan tidak ada kesenjangan

pada diagnosa masalah aktual yang dapat diidentifikasi pada Ny “A” dengan serotinus yaitu: GI, P0,

A0, kehamilan 42 minggu , presentase kepala, divergen, punggung kanan, intara uterin, tunggal,

hidup, keadaan janin baik, ibu dengan masalah kecemasan.

Langkah III : Antisipasi Kemungkinan Masalah Potensial


24

Pada manajemen kebidanan, mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin akan terjadi

atau yang dialami oleh klien berdasarkan pengumpulan data dan observasi, apabila terdapat kondisi

yang tidak normal dan tidak mendapatkan penanganan segera dapat membawa dampak yang

berbahaya sehingga mengancam kehidupan Ny” A”, dari tinjaun pustaka kasus serotinus yang

ditangani segera akan berlanjut dengan terjadinya gawat janin.

Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian, tidak ada perbedaan masalah potensial

antara Tinjauan Pustaka dengan yang ditemukan pada studi kasus, dimana serotinus yang ditangani

segera berlanjut dengan terjadinya gawat janin.

Langkah IV : Melaksanakan Tindakan Segera dan Kolaborasi

Pada Tinjauan Manajemen Kebidanan, tindakan yang harus segera dilakukan oleh bidan

sesuai wewenangnya untuk mengidentifikasi kemungkinan terjadinya gawat janin. Bidan dapat

berkonsultasi ataupun kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain yang ahli ,sesuai dengan keadaan Ny

“A”. Pada tinjauan pustaka tindakan segera pada serotinus adalah dengan mengkonsultasikan

kepada dokter yang lebih ahli untuk dilakukan USG dalam pemantauan keadaan janin.

Dengan penjelasan pada Tinjauan Pustaka dan Studi kasus pada Ny “A” menunjukkan

adanya persamaan antara tinjauan pustaka dan studi kasus.

Langkah V : Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan

Dalam konsep manajemen kebidanan, menurut Varney Helen bahwa rencana tindakan harus

disetujui klien, oleh sebab itu sebelumnya harus didiskusikan dengan klien. Semua tindakan yang

diambil harus berdasarkan rasional yang relevan yang diakui kebenarannya serta situasi dan kondisi

tindakan harus dianalisa secara tourist (Jones and Bartlett, 2001)

Pada kasus Ny”A” penulis merencanakan tindakan asuhan kebidanan berdasarkan

diagnosa/masalah aktual dan potensial sebagai berikut :


25

Rencana tindakan :

1. Penyampaian hasil pemeriksaan bahwa ibu mengalami kehamilan serotinus dan janin dalam

keadaan baik.

2. Pantau keadaan janin

3. Berikan HE pada ibu :

a. Istirahat yang cukup

b. Mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, kalsium dan vitamin

c. Menjelaskan tentang tanda bahaya kehamilan

d. Ajarkan pada ibu untuk menghitung gerakan janin

e. Jelaskan tanda-tanda persalinan yang perlu ibu ketahui yaitu sakit perut tembus kebelakang,

keluar lendir dan darah atau air ketuban.

f. Diskusikan dengan ibu tentang persiapan-persiapan persalinan dan kelahiran bayinya.

4. Berikan support mental dan spritual pada ibu.

5. Anjurkan ibu untuk kembali memeriksakan kehamilannya.

Dalam Tinjauan Pustaka dan Asuhan Kebidanan Ny “A” berdasarkan dengan intervensi

yang dilakukan tidak ditemukan adanya kesenjangan antara apa yang ada dalam teori dengan yang

di lahan praktek seperti :

1. Dilakukan pemeriksaan USG

2. Penilaian keadaan janin

3. Konseling pasien dan keluarga tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.

Langkah VI : Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan

Dalam tahapan asuhan kebidanan pada Ny”A” dalam pelaksanaan tindakannya didasarkan

atas perencanaan yang telah ditetapkan. Penulis tidak menemukan permasalahan yang berarti, hal

itu karna tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disusun disamping adanya
26

kerja sama yang baik dengan petugas kesehatan yang lain ini menunjukkan adanya kesamaan antara

teori dan studi kasus. Ny “A”.

Langkah VII : Evaluasi Hasil Asuhan Kebidanan

Pada tinjauan manajemen asuhan kebidanan proses evaluasi kebidanan. Evaluasi ini

dilakukan pada setiap langkah asuhan kebidanan. Pada tahap evaluasi , bidan harus mengetahui

sejauh mana keberhasilan kebidanan yang diberiakan pada Ny “A”., pada tinjauan pustaka evaluasi

yang perlu dilakukan adalah memantau keadaan serta memantau kesejahteraan janin dan

pemeriksaan kehamilan yang teratur, sedangkan yang didapatkan di lahan praktek pada studi kasus

dibanding dengan tinjauan pustaka secara garis besar tampak ada persamaan sehingga penulis dapat

dengan mudah mengatasi masalah yang mungkin akan timbul.


27

BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN

1. Dari data yang diperoleh dari hasil anamneses pada Ny. “A” dilihat dari HPHT tanggal 05 Juli

2018, HPL 12 April 2019 menandakan bahwa kehamilannya sudah lewat bulan.

2. Berdasarkan data subjektif dan data objektif yang didapatkan maka penulis menegakkan

diagnose / masalah aktual pada Ny.”A” yaitu GI P0 A0 , gestasi 42 minggu, keadaan janin

baik, keadaan ibu baik dengan masalah kecemasan.

3. Data potensial antisipasi terjadinya gawat janin

4. Kolaborasi dengan dokter untuk mengetahui tindakan selanjutnya.

5. Rencana Tindakan pada Ny.”A” yaitu : memantau keadaan janin, memberi HE kepada ibu

tentang : istirahat yang cukup, gizi, 9 tanda bahaya, cara menghitung gerakan janin,tanda-

tanda persalinan, persiapan kelahiran dan persalinan, memberi support mental dan spiritual.

6. Dari hasil yang diperoleh diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan masih berlangsung dan

belum ada tanda-tanda inpartu.

7. Pendokumentasian sangat penting dilaksanakan pada setiap tahap dan proses asuhan

kebidanan, karena hal ini merupakan bukti pertanggungjawaban bidan terhadap asuhan

kebidanan yang telah diberikan kepada klien.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis dapat mengemukakan beberapa saran :

1. Bagi ibu hamil agar memeriksakan dirinya secara dini dan teratur untuk mendeteksi adanya

gangguan dalam kehamilan baik pada ibu maupun bayi sehingga petugas kesehatan dapat

melakukan tindakan yang cepat.


28

2. Seorang bidan perlu untuk meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan terutama dalam

mendeteksi adanya kelainan dan perlu peningkatan sumber daya manusia melalui program

pendidikan, pelatihan seminar agar menjadi tenaga bidan yang berkualitas sesuai dengan

kemajuan iptek.

3. Dalam hal pendidikan kesehatan perlu ditingkatkan kepada klien maupun keluarganya agar

mengerti dan mau bekerja sama untuk mengatasi masalah, serta partisipasi aktif keluarga

tersebut sangat diperlukan dalam menunjang proses penanganan masalah serotinus.

4. Dalam penanganan serotinus perlu kerjasama yang baik antara bidan dan keluarga agar dapat

dicegah terjadinya komplikasi.

5. Bidan sebagai tenaga medis harus peka terhadap pertolongan persalinan dan memantau

kehamilan. Pemerintah sebagai penentu kebijakan dalam pelayanan kesehatan masyarakat

diharapkan dapat menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang merata yang dapat

menjangkau seluruh lapisan masyarakat dipelosok misalnya penyediaan bidan desa.

6. Tenaga kesehatan khususnya bidan diharapkan dapat mengambil keputusan klinik secara tepat

untuk menghindari keterlambatan dalam merujuk yang dapat mencegah kematian ibu dan bayi

dengan menggunakan pendokumentasian Manajemen Asuhan Kebidanan setiap melakukan

pemeriksakan ibu hamil sebagai bukti pertanggung jawaban bidan atas pelayanan yang

diberikan kepada klien.


29

DAFTAR PUSTAKA

Hamilton, M. P. Dasar Keperawatan Maternis. EGC, Jakarta 2001

Manuaba, Ida Ayu Candranita., Manuaba, Ida Bagus Gde Fajar.,

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri untukMahasiswa Kebidanan.

Jakarta:EGC

Manuaba, Ida Ayu Candranita., Manuaba, Ida Bagus Gde Fajar.,

Neil, Wendi Rose. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. PT DianRakyat, Jakarta 2008

Nugroho, Taufan. Buku Ajar Obstetri untuk mahasiswa kebidanan.Nuha Medika, Yogyakarta 2010

Rukiyah, Ai Yeyeh. Asuhan Kebidanan IV Patologi Kebidanan. TIM,Jakarta 2010

Rukiyah, Ai Yeyeh. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). TIM, Jakarta2009

Saifuddin, Abdul Bari., Rachimdhadi., Trijatmo & Wiknjosastro,Hanifa.. Ilmu Kebidanan Sarwono

Prawirohardjo. PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2008

Saifuddin, Abdul Bari.dkk. Hanifa. Buku Acuan Nasional PelayananKesehatan Maternal dan

Neonatal. PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2006

Sastrawinata, Sulaiman. Ilmu Kesehatan Reproduksi:Obstetri PatologiEdisi 2. EGC, Jakarta 2005.

Anda mungkin juga menyukai