Anda di halaman 1dari 16

SYARIFAH SSIT

 Kanker Serviks  Kasus kanker ketiga


terbesar pada perempuan
 Dialami 1,4 juta perempuan di dunia
 Setiap tahun, muncul 460.000 kasus baru
 Setiap tahun, 231.000 perempuan meninggal
karena penyakit ini
 Sekitar 80% kasus baru terjadi di negara-
negara sedang berkembang

 Perlunya Pencegahan
PENCEGAHAN
 PRIMER  VAKSIN

 SEKUNDER  DETEKSI DINI :

 Pap smear
 Penapisan Visual /IVA
 Tes HPV

 Pap smear adalah metode penapisan yang paling


banyak dilakukanmasalah dalam lingkungan
dengan sumberdaya/sarana yang rendah
 IVA minimal sama efektifnya dengan Pap smear dalam
mendeteksi penyakit
 IVA membutuhkan sedikit bahan/logistik dan sedikit
hambatan teknis
 Penelitian di Afrika Selatan, India dan Zimbabwe tahun
1990an  IVA sebagai alternatif yang baik selain Pap smear
 IVA merupakan pilihan yang sesuai untuk penapisan di
lingkungan dengan sumberdaya yang rendah

4
 Dapat dengan efektif mengidentifikasi sebagian
besar lesi prakanker
 Tidak bersifat invasif, mudah dilakukan dan
tidak mahal
 Dapat dilakukan oleh semua tenaga kesehatan
di hampir semua lingkungan/fasilitas
 Memberikan hasil segera yang dapat digunakan
untuk memberitahu keputusan dan tindakan
yang berkaitan dengan pengobatan
 Membutuhkan bahan dan perlengkapan yang
mudah didapat di daerah setempat

5
 Pemeriksaan serviks secara langsung tanpa
menggunakan alat pembesar ( mata
telanjang) setelah pengusapan serrviks
dengan asam asetat 3-5 %
 Mendeteksisecara dini adanya lesi prakanker
atau kanker melalui perubahan warna epitel
serviks menjadi putih yg disebut acetowhite.
 Akurasi tes IVA pada beberapa penelitian terbukti
cukup baik
 Sensitivitas setara dengan tes Pap untuk
mendeteksi lesi derajat tinggi
 Pelatihan IVA untuk tenaga medis lebih cepat dan
sederhana dibandingkan sitoteknisi
 Hasil pemeriksaan dapat segera diketahui
 Murah dan sederhana
 Dapat dikerjakan pada fasilitas kesehatan dg
sumber daya terbatas
 Dapat dikerjakan kapan saja, tidak perlu
persiapan klien
1. Report of WHO Consultation,2002
2. ACCP. A Manual for Managers,2004
 Spesifisitas lebih rendah dari tes Pap
(positif palsu lebih tinggi)
 Angka hasil tes positif tinggi (10-35 %)
 Nilai Prediksi Positif untuk hasil tes positif
rendah (10-30%)
 Terapi akan cenderung berlebihan pada
kondisi dimana dilakukan skrining dan
terapi sekaligus
 Kemampuan yang amat terbatas untuk
mendeteksi lesi pada endoserviks
1. Report of WHO Consultation,2002
2. ACCP. A Manual for Managers,2004
 Meja periksa
 Sumber cahaya (lampu atau senter)
 Spekulum cocor bebek (Cusco or Graves)
 Rak atau wadah peralatan
 Kapas lidi besar
 Sarung tangan periksa yang baru atau
sarung tangan bedah yang telah di DTT
 Spatula dari kayu dan/atau kondom
 Larutkan cairan asam asetat (3–5%) (cuka
putih dapat digunakan)
 Larutan klorin 0.5% untuk dekontaminasi
peralatan dan sarung tangan
 Formulir catatan untuk mencatat temuan
Lesi Prakanker Kanker

HPV ---------------------------

DplasiaDD Displasia DIS Kanker Kanker


DD sedang Displasia Insitu invasif
ring
Dlasia
NIS I NIS II NIS III
ran
 Menampakkan serviks
 Menentukan apakah ada kanker serviks atau
tidak
 Menentukan apakah ada kelainan lain pada
serviks
 Mengenali sambungan skuamokolumnar
(syarat !!!)
 Membasahi serviks dengan asam asetat
 Mengenali adanya epitel putih
MATURNUWUN

Anda mungkin juga menyukai