Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATAN

PEMBINAAN BIDAN DESA

PUSKESMAS KARANGAWEN I
JL.RAYA SEMARANG –PURWODADI KM.21
DEMAK
PANDUAN PEMBINAAN
BIDAN DI DESA

BAB I

DEFINISI

A. DEFINISI SECARA UMUM


Pembinaan bidan desa adalah semua upaya kegiatan untuk meningkatkan
kemampuan bidan dalam aspek kebidanan dan pelayanan KIA pada
umumnya (termasuk KB), manajemen pelayanan KIA di wilayahnya dan
peningkatan peran serta masyarakat dalam bidan KIA.

B. DEFINISI SECARA KHUSUS


Definisi secara khusus dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Meningkatkan kemampuan dalam pelayanan KIA yang berkaitan
dengan upaya penurunan AKI dan AKB.
2. Meningkatkan kemampuan dalam menejemen program KIA dan upaya
pendukungnya.

BAB II
RUANG LINGKUP

A. PEMBINAAN DALAM GEDUNG


1. Aspek pelayanan KIA yang berkaitan dengan upaya penurunan AKI
yaitu:
 ANC sesuai standar termasuk pengenalan dini tanda dan gejala
kehamilan beresiko,konseling sesuai resiko, konseling gizi dan
KB pasca persalinan.
 Pertolongan persalinan yang aman, termasuk pengenalan awal
tanda dan gejala yang membahayakan jiwa ibu dan janinnya
dan sistem rujukan.
 Perawatan nifas, terutama pasca persalinan, termasuk
pengenalan ndini tanda bahaya.
 Penanganan kehamilan beresiko dan rujukannya.
 Pertolongan pertama pada kegawatdaruratan kebidanan dan
rujukannya.
 Pengenalan faktor resiko dan keadaan bahaya pada kehamilan
serta persalinan.
 Pelayanan KB dan pertolongan pertama pada efek samping
sesuai kewenangan bidan.
2. Aspek klinik yang dibina berkaitan dengan upaya penurunan AKB
yaitu:
 Perawatan bayi baru lahir
 Penanganan neonatus beresiko, khususnya BBLR dan tetanus
neonatorum serta rujukan.
 Pertolongan pertama pada kegawatdaruratan neonatal
 Pelayanan kesehatan bayi
 Pertolongan pertama pada kesakitan yang sering ditemukan/
kejadian masalah kesehatan setempat.

B. PEMBINAAN LUAR GEDUNG


Aspek yang dibuna dalam menejemen program KIA dan upaya
pendukungnya, yaitu:
1. Pendataan sasaran KIA
2. Pendataan kelahiran dan kematian ibu dan bayi
3. Pemantauan cakupan pelayanan KIA di wilayah desa, dengan
penggunaan PWS KIA
4. Penggunaan format pencatatan dan pelaporan KIA
5. Penggerakan dan peningkatan peran serta masyarakat dalam program
KIA
6. Pengembangan dan pembinaan wahana/ forum peran serta
masyarakat (posyandu), KP-KIA,PKD, dasa wisma.
7. Pendekatan kepada pamong dan tokoh masyarakat setempat untuk
mendapatkan dukungan dalam pelayanan KIA, termasuk Kb di desa.
BAB III

TATA LAKSANA

A. PENGORGANISASIAN PEMBINAAN TEHNIS BIDAN DESA


Pembinaan teknis bidan desa pada tiap jenjang administratif
sebagai berikut:
1. Tingkat propinsi
2. Tingkat kabupaten
3. Tingkat puskesmas
Penanggung jawab pembinaan bidan desa tingkat
puskesmas adalah kepala puskesmas yang dalam
pelaksanaanya dibantu oleh bidan puskesmas. Selain itu
kepala puskesmas berfungsi sebagai pembina aspek teknis
medis. Pertolongan pertama pada kegawat daruratan
kebidanan dan neonatal serta kesakitan. Bidan puskesmas
berfungsi sebagai bidan koordinator bidan tingkat kecamatan
yang membina bidan di desa secara langsung dalam aspek
teknis kebidanan, manajemen program KIA, pembinaan
peran serta masyarakat (kader posyandu) dan pelayanan
KB.

B. PERAN PEMBINA
1. Peran tingkat propinsi
2. Peran tingkat kabupaten
3. Peran tingkat puskesmas
Puskesmas sebagai penanggung jawab pembinaan seluruh
bidan di desa di wilayah berperan dalam:
 Melaksanakan pembinaan bidan desa sesuai arahan
dinas
 Mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data
kinerja bidan di desa untuk dilaporkan ke dinas
kesehatan kabupaten, yang juga digunakan sebagai
bahan dalam memantau bidan di desa.
 Mengadakan pertemuan bidan di desa minimal 1 bulan
sekali, untuk membahas hasil kerja, peningkatan
pengetahuan dan keterampilan tehnis kebidanan
maupun pengetahuan program KIA.
 Melaksanakan bimbingan teknis terhadap bidan di
desa, terutama yang bermasalah.

C. KEGIATAN
Kegiatan pembinaan bidan di desa tingkat administratif sebagi
berikut:
1. Tingkat propinsi
2. Tingkat Kabupaten
3. Tingkat puskesmas
Tingkat puskesmas bersifat pelaksanaan pembinaan
langsung yaitu:
a. Bimbingan teknis pra penempatan yang dilakukan
melalui kegiatan magang selama 2 minggu di
Puskesmas.
b. Team kerja bulanan berkala di puskesmas yang dapat
memaparkan kegiatan dari minilolakarya.
c. Forum penyegaran pengetahuan, yang diadakan 1-2
kali per bulan, dipimpin oleh dokter/ bidan puskesmas.
d. Supervisi kepala/ bidan puskesmas dengan tingkat
kinerja kurang/ rendah yang antara lain dapat dilihat
dari data PWS KIA desa.
e. Penjagaan mutu pelayanan antenatal 2 persalinan
untuk nifas oleh bidan di desa melalui penilaian
terhadap hasil pelayanan yang tercatat dalam format
pencatatan standar. Hal ini akan memberi gambaran
mengenai titik bawah dari pelayanan tersebut, dan
dapat dipahami untuk masukan dalam mencatatkan
jenis penyegaran/ pelatihan yang diperlukan oleh para
bidan di desa, dapat dilakukan pada waktu supervisi
pada waktu pembahasan kasus.

D. PEMANTAUAN DAN EVALUASI


1. Pemantauan
Pemantauan pembinaan bidan di desa melalui:
 Laporan dan umpan baliknya, memahami sistem yang
sudah ada sebai dasar pelaporan yaitu:
 Register kohort ibu dan bayi
 Format pelayanan perorangan
 PWS-KIA
 Pertemuan berkala
 Minimal setiap 1 bulan di tingkat puskesmas dan 3
bulan di tingkat kabupaten.
 Supervisi
Dilakukan secara acak namun berdasarkan masalah
ada
 Evaluasi
Dilakukan secara berjenjang di TK dati I dan TK dati II
setiap semester berupa evaluasi tengan tahun dan
akhir tahun.
Minimal setiap 1 bulan di tingkat puskesmas dan 3
bulan di tingkat kabupaten.
2. Sumber
Pedoman Pembinaan Teknis Bidan di Desa Departemen
Kesehatan RI, Jakarta, tahun 1994

Anda mungkin juga menyukai