Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

KELAINAN KETUBAN

Dibuat oleh :
MAUDY AULYA FATAYANY
1816023

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANCA BHAKTI


BANDAR LAMPUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
laporan pendahuluan kelainan ketuban ini bisa selesai tepat pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen pembimbing yang telah memberikan
materi dan pengarahan dalam penulisan laporan ini serta teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga laporan ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya laporan selanjutnya yang lebih baik lagi.

Bandar Lampung, oktober 2020


DAFTAR ISI

JUDUL.................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR..........................................................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................................................3

BAB I...................................................................................................................................4

PENDAHULUAN................................................................................................................4

A. Latar belakang..........................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.....................................................................................................4

C. Tujuan Penulisan......................................................................................................4

BAB II..................................................................................................................................5

TINJAUAN TEORI..............................................................................................................5

A. Macam Kelainan Air Ketuban......................................................................................5

1. Ketuban Pecah Sebelum Waktunya..........................................................................5

2. Polihidramnion.........................................................................................................7

3. Oligohidramnion...........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat,
patologi kehamilan adalah penyulit atau gangguan atau komplikasi yang menyertai
ibu saat hamil. Sekarang ini secara umum sudah diterima bahwa setiap kehamilan
membawa resiko bagi ibu. WHO memperkirakan bahwa sekitar 15% dari wanita
yang hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan
kehamilannya, serta dapat mengancam jiwanya. Sebagian besar wanita hamil di
indonesia mengalami komplikasi atau masalah yang menjadi fatal, sekitar 26&
wanita dengan kelahiran hidup mengalami komplikasi. Sebagai bidan akan
menemukan wanita hamil dengan komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam
jiwanya.
Kelahiran bayi merupakan peristiwa penting bagi kehidupan ibu dan
keluarga kita sebagai bidan berada diposisi untuk meningkatkan kemampuan ibu
untuk melahirkan sebagaimana juga kemampuan menemani ibu dalam proses
kelhiran untuk memberikan dukungan dan dorongan.
Perlu diingat bahwa persalinan merupakan proses yang normal, serta
merupakan suatu kejadian yang sehat. Akan tetapi ;otensi komplikasi yang
mengancam nyawa juga akan selalu ada xsehingga bidan harus mengamati ibu dan
bayi dengan ketat sepanjang kehamilan dan kelahiran, sehingga sangan penting
bagi bidan untuk mengetahui bagaiman cara mendeteksi dini penyulit dan
komplikasi selama masa kehamilan dan masa persalinan, sebagai upaya
menurunkan angka mortalitas dan morbiditas pada ibu dan bayi.

B. Rumusan Masalah
1. Macam-macam kelainan air ketuban disertai etiologi, diagnosis, komplikasi
dan penataklasanaan.
2. Asuhan kebidanan

C. Tujuan Penulisan
1. Agar kita mampu mengidentifikasi macam-macam kelainan air ketuban
disertai etiologi, diagnosis, komplikasi dan penataklasanaan.
2. Agar kita dapat mengaplikasikasi sebuah masalah atau kasus menjadi
sebuah asuhan kebidanan
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Macam Kelainan Air Ketuban

1. Ketuban Pecah Sebelum Waktunya


a. Definisi
Ketuban pecah sebelum waktunya atau sering disebut ketuban pecah dini
( KPD) atau ketuban pecah prematur (KPP) adalah keluarnya cairan dari jalan
lahir atau vagina sebelum proses persalinan.
Ketuban pecah prematur pada preterm yaitu pecahnya membran chorio amnoin
sebelum onset persalinan usia kehamilan kurang dari 37 minggu.
b. Etiologi
Masih belum diketahui secara jelas sehingga usaha preventif tidak da[pat
dilakukan, kecuali dalam usaha menekan infeksi. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan meningkatnya insiden KPD adalah sbb
a. Fisiologi selaput amnion atau ketuban yang abnormal
b. Inkompetensi serviks
c. Infeksi vagina atau serviks
d. Kehamilan ganda
e. Polihirdramnion
f. Trauma
g. Distensi uteri
h. Stres maternal
i. Stress fetal
j. Infeksi
k. Serviks yang pendek
l. Prosedur medis

c. Diagnosis.
1. Secara kilinik
Diagnosis KPD tidak sulit untuk dibuat anamesis. Dengan keluarnya air seperti
urin dengan tanda-tanda yang khas sudah dapat menilai bahwa hal tersebut

5
mengarah ke KPD. Untuk menentukan ketuban pecah dini bisa dilakukan
dengan cara-cara sbb
a) Adanya cairan yang berisi mekonium (kotoran janin) serviks kaseosa (lemak
putih), rambut lanugo ( bulu-bulu halus) dan dimana bila telah terinfeksi akan
tercium bau.
b) Pemeriksaan inspeulo, lihat dan perhatikan apakah air ketuban dari kanalis
servikalis pada bagian yang sudah pecah atau terdapat cairan ketuban pada
forniks posterior.
c) USG : volume cairan amnion berkurang atau oligohidramnion
d) Terdapat infeksi genital ( sistemik).
2. Maternal
Demam dan takikardi, cairan amnion yang keruh dan berbau, leokositosis
(peningkatan sel darah putih) meninggi, leukosit estrase meningkat, kultur darah
atau urin.
3. Fetal
Takikardia, kardio topografi, volume cairan ketuban berkurang.
4. Cairan amnion
Tes cairan amnion, diantaranya dengan kultur atau garamstain, glukosa, leokosit
ekstrase, dan sitokin. Jika terjadi chorioamnionitis, maka angka mortalitas
menjadi empat kali lebih besar, angka distres pernapasan, sepsis neonatal, dan
perdarahan intrafertikular tiga kali lebih besar.
a) Dilakukan tes valsava, tes intrazin dan tes fern.Nilai normal pH cairan vagina
adalah 4,5-5,5 dan pH normal cairan amnion 7,0-7,5.
b) Dilakukan uji kertas lakmus/tes nitrazine
- Jadi biru (basa) : air ketuban
- Jadi merah (asam) :urin

d. Komplikasi.
Pengaruh ketuban pecah dini terhadap ibu dan janin adalah sebagai berikut
1. ibu
a) Infeksi intrafartal dalam persalinan. Jika terjadi infeksi dan kontraksi saat
ketuban pecah, dapat menyebabkan sepsis yang selanjutnya dapat
mengakibkan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas.
b) Infeksi masa nifas
c) Partus lama
d) Perdarahan postpartum
e) Meningkatkan tindakan operatif obstetri ( khususnya SC)
f) Morbilitas dan mortalitas maternal

1. Pronogsis janin
a) PrematuritasMasalah yang dapat terjadi pada persalinan prematur
diantaranya adalah hipotermuia, gangguan makan neonatus, perdarahan
intrafertikular, gangguan otak, hiperbilirubinnemia, anemia dan sepsis.
b) Penurunan tali pusat
c) Hipoksia dan asfeksi sekunder (kekurangan oksigen pada bayi)
d) Mengakibatkan kompresi tali pusat, prolaps uteri, partus lama, skor afgar
rendah, perdarahan intrakranial, gagal ginjal, distres pernafasan.
e) Sindrom defornitas janin terjadi akibat oligohidramnion. Diantaranya terjadi
hipoplasia paru, depornitas, ekstremitas dan pertumbuhan janin terhambat.
f) Morbiditas dan mortalitas perinatal
e. Penatalaksanaan
Langkah-langkah dalam penatalaksaan KPD adalah sbb
1) Penatalaksanaan KPD bergantung pada umur kehamilan dan tanda infeksi
intrauteri.
2) Sebaiknya pasien dengan KPD dirawat di RS dan melahirkan bayi yang
berumur > 37 minngu dalam 24 jam dari pecahnyaketuban untuk
meminimalkan resiko infeksi intrauteri.
3) Tindakan konservatif (mempertahankan kehamilan) kolaborasi dengan dokter
diantaranya dalam pemberian antibiotik dan cegah infeksi, topolisis,
pemantangan paru, evitelisasi, monitoring fetal dan maternal. Tindakan aktif
(terminasi atau mengakhiri kehamilan) yaitu dengan SC ataupun partus
pervaginam
4) Dalam penetapan langkah penatalaksanaan kegiatan yang dilakukan apakah
langkah conservatif ataukah aktif, sebaiknya perlu mempertimbangkan usia
kehamilan, kondisi ibu dan janin, fasilitas perwatan intensif, kondisi, waktu
dan tempat perawatan, fasilitas/kemampuan monitoring, kondisi/status
imunologi ibu, dan kemampuan finansial keluarga.

2. Polihidramnion
a. Definisi
Polihidramnion atau disebut juga dengan hidramnion adalah keadaan dimana air
ketuban melebihi 2000 ml. Hidramnion akut adalah penambahan air ketuban
secara mendadadak dan cepat dalam beberapa hari, biasanya terdapar pada
kehamilan yang agak muda. Bulan ke-5 dan 6. Hidramnion kronis adalah
penambahan air ketuban secara perlahan-lahan, biasanya terjadi pada kehamilan
lanjut. Diagnosis pasti bisa didapatkan dari pemeriksaan ultrasonografi (USG).
Insiden hidramnion adalah 1 % dari semua kehamilan.
Sampai sekarang penyebab hidramnion masih belum jelas. Pada banyak kasus
hidramnion berhubungan dengan kelainan malformasi janin, khususnya kelainan
sistem saraf puasat dan traktus gastrointestinal.
b. Etiologi

7
Namun secara teori, hidramnion dapat terjadi karena hal-hal berikut.
a) Produksi air ketuban bertambah
Diduga air ketuban dibentuk oleh sel-sel amnion, tetapi air ketuban dapat
bertambah cairan lain masuk kedalam ruangan amnion, misalnya urine janin
dan cairan otak anensefalus.
b) Pengaliran air ketuban terganggu
Air ketuban yang dibentuk, secara rutin dikeluarkan dan diganti dengan
yang baru. Salah satu cara pengeluaran adalah ditelan oleh janin, diabsorpsi
oleh usus kemudian dialirkan ke plasenta untuk akhirnya masuk kedalam
peredaran darah ibu. Ekskresi air ketuban ini akan terganggu bila janin tidak
bisa menelan seperti pada atresia esofagus dan anensefalus.
Diagnosis
Pada saat anamnesis didapatkan hal-hal sebagai berikut
a. Perut terasa lebih besar dan lebih berat dari biasa
b. Sesak nafas
c. Nyeri ulu hati dan siapnosis
d. Nyeri perut karena tegangnya uterus
e. Oliguria

Pada saat inspeksi didapatkan hal-hal berikut ini


1) Perut terlihat sangat buncit dan tegang, kulit perut mengkilat, retak-
retak kulit jelas dan kadang-kadang umbilikus mendatar
2) Ibu terlihat sesak dan sianosis, serta terlihat payah karena
kehamilannya
3) Edema pada kedua tungkai, vulva dan abdomen
Pada saat dilakukan palpasi didapatkan hal-hal berikut ini
1) Perut tegang dan terdapat nyeri tekan
2) Fundus uteri lebih tinggi dari usia kehamilan sesungguhnya
3) Bagian-bagian janin sukar dikenali
c. Pemeriksaan penunjang
1. Foto rontgen (bhahaya radiasi)
2. USG
Banyak ahli mendefinisikan hidramnion bila indeks cairan amnion
(ICA) melebihi 24-25 cm pada pemeriksaan USG.
Berdasarkan pemeriksaan USG, hidramnion terbagi menjadi sebagai berikut,
1. Mild hydramnion (hidramnion ringan) bila kantung amnion mencapai 8-11
cm dalam dimensi vertikal, insiden terbesar 80% dari semua kasus yang
terjadi.
2. Moderate hydramnion (hidramnion sedang), bila kantung amnion mencapai
12-15 cm dalamnya. Insiden sebesar 15 %.
3. Severe hydramnion (hidramnion berat), bila janin ditemukan berenang
dengan bebas dalam kantung amnion yang mencapai 16 cm atau lebih besar.
Insiden sebesar 5%.
Gambaran klinis dari oligohidramnion adalah sebagai berikut
a. Perut ibu kelihatan kurang membuncit
b. Denyut jantung janin sudah terdengar lebih dini dan lebih jelas
c. Ibu mersa nyeri diperut
d. Persalinan lebih lama dari biasanya
e. Sewaktu his/mules akan terasa sakit sekali
f. Bila ketuban pecah, air ketuban akan sedikit sekali bahkan tidak ada yang
keluar.

d. komplikasi
oligohidramnion tidak baik terutama untuk janin. Bila yterjadi kehamilan muda
akan mengakibatkan gangguan bagi pertumbuhan janin, bahkan bisa terjadi
foetus papyreceous, yaitu picak seperti kertas karena tekanan-tekanan. Bila
terjadi pada kehamilan akan terjadi cacat bawaan, cacat karena tekanan, atau
kulit menjadi tebal dan kering. Selain itu, dapat mengakibatkan kelainan
muskuloskeletal (sistem otot).
Oligohiramnion yang berkaitan dengan PPROM pada janin yang kurang dari 24
minggu dapat mengakibatkan terjadinya hipoplasia paru-paru. Ada 3
kemungkinan yang dapat terjadi, yaitu
1. Kompresi toraks, mengakibatkan pengembangan dinding dada dan paru-
paru terhambat.
2. Trbatasnya pernapasan janin menurunkan pengembangan paru-paru.
3. Terganggunya produksi serta aliran cairan paru-paru berakibat pada
pertumbuhan dan perkembangan paru-paru.
e. Penatalaksanaan
Penanganan oligohidramnion bergantung pada situasi klinik dan dilakukan pada
fasilitas kesehatan yang lebih lengkap mengingat prognosis janin yang tidak baik.
Kompresi tali pusat selama proses persalinan biasa terjadi pada oligohidramnion,
oleh karena itu persalinan SC merupakan pilihan terbaik pada kasus
oligohidramnion. Pertimbangan untuk melakukan SC adalah sebagai berikut
a. Indeks kantung hidramnion (ICA) 5 cm atau kurang
b. Deselerasi frekuesnsi detak jantung janin
c. Kemungkinan aspirasi mekonium pada kehamilan postterm

3. Oligohidramnion
a. Definisi

9
Jika air ketuban kurang 500cc, disebut oligohidramnion. Oligohidramnion kurang
baik untuk pertumbuhan janin karena pertumbuhan dapat terganggu oleh perlekatan
antara kulit janin dan amnion atau karena janin mengalami tekanan dinding rahim.

Gambaran Klinis
1. Rahim lebih kecil sesuai dengan tuanya kehamilan
2. Bunyi jantung anak sudah terdengar sebelum bulan ke-5 dan terdengar lebih
jelas dengan stetoskop.
3. Pergerakan anak dirasakan nyeri oleh ibu dan sering berakhir dengan partus
prematurus.
4. Ibu merasa nyeri diperut pada tiap pergerakan anak
5. Persalinan lebih lama dari biasanya
6. Sewaktu his akan terasa sakit sekali
7. Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali, bahkan tidak ada yang keluar
Diagnosis Banding
Ketuban pecah sebelum waktunya.
DAFTAR PUSTAKA

Feryanto, Ahmad. 2011. Asuhan Kebidan Patologis. Jakarta : Salemba medika

Mochtar, R.1998.Sinopsis ObstetriFisiologi dan Patologi Jilid II.Jakarta:EGC

Mansjoer, Arif M.1998.Sinopsis Obstetri Jilid I.Jakarta:EGC

Prawiroharjo, Sarwono.1976.Ilmu Kebidanan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka

Winkjosastro,H.1999.Ilmu Kebidanan.Edisi 3.Jakarta:YBPSP

11

Anda mungkin juga menyukai