Oleh
Nama :Adu Angky Ratu
Nim :62602820
A. PENGERTIAN
Ketuban pecah dini adalah rupturnya membrane ketuban sebelum persalinan
berlangsung ( Manuaba, 2002 ). Ketuban pecah dini (KPD) di definisikan sebagai
pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir
kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD pretern adalah KPD
sebelum usia kehamilan 37 minggu KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi
lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan. Ketuban pecah dini adalah pecahnya
ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dan setelah di tunggu satu jam sebelum
terdapat tanda-tanda persalinan ( Ilmu kebidanan, penyakit kandungan, dan KB
2010 ).
Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah
kehamilan berusia 22 minggu sebelum proses persalinan berlangsung dan dapat
terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan
aterm (Saifudin, 2002)
Ketuban merupakan hal yang penting dalam kehamilan karena ketuban memiliki
fungsi seperti ; memproteksi janin, mencegah perlengketan janin dengan amnion,
agar janin bergerak dengan bebas, regulasi terhadap panas perubahan suhu dan
meratakan tekanan intra-uteri dan membersihkan jalan keluar saat melahirkan.
B. ETIOLOGI
Meningkatkan tekanan intra uteri. Berkurangnya kekuatan membran disebabkan
oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks, selain itu ketuban
pecah dini merupakan masalah kontroversi obstetri.
Penyebab lainnya adalah sebagai berikut :
1. Inkompetensi serviks ( leher rahim )
Inkompetensi serviks adalah istilah untuk meyebut kelainan pada otot-otot
leher atau leher rahim yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit membuka
ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu menahan desakan janin yang
semakin besar.
2. Peninggian tekanan intra uteri
Tekanan intra uteri yang meningkat secara berlebihan dapat menyebabkan
terjadinya ketuban pecah dini, misalnya :
a. Trauma : Berhubungan seksual , pemeriksaan dalam, amniosintesis.
b. Gamelli : Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dua janin atau
lebih. Pada kehamilan gamelli terjadi distensi uterus yang berlebihan,
sehingga menimbulkan adanya tegangan rahim secara berlebihan. Hal
ini terjadi karena jumlah janin lebih dari satu, isi rahim yang lebih besar
dan kantung ( selaput ketuban ) relative lebih kecil sedangkan di bagian
bawah tidak ada yang menahan sehingga mengakibatkan selaput ketuban
menjadi tipis dan mudah pecah ( Saifudin, 2002 ).
c. Makrosomia : adalah berat badan neonatus > 4000 gram kehamilan
dengan makrosomia menimbulkan distensi uterus yang meningkat atau
over distensi dan menyebabkan tekanan intra uteri bertambah sehingga
menekan selaput ketuban dan menjadi lebih renggang, tipis dan
kekuatan membrane berkurang dan akhirnya menimbulakan ketuban
pecah ( Winkjosastro, 2006 ).
d. Hidramion atau polihidramion adalah jumlah cairan amnion > 2000
ml uterus dapat mengandung cairan dalam jumlah yang sangat banyak.
Hidramnion kronis adalah peningkatan jumlah cairan amnion terjadi
secara berangsur-angsur. Hidramnion akut, volume tersebut meningkat
tiba-tiba dan uterus akan mengalami distensi nyata dalam waktu
beberapa hari saja.
3. Kelainan letak janin dan rahim : Letak sungsang, letak lintang
4. Kemungkinan panggul sempit : Bagian terendah belum masuk PAP
( sepalopevic disprosi ).
5. Koriamnionitis adalah infeksi selaput ketuban. Biasanya di sebabkan oleh
penyebaran organisme ke bagian atas vagina. Dua faktor predisposisi terpenting
adalah pecahnya selaput ketuban > 24 jam dan persalinan lama.
6. Penyakit infeksi adalah penyakit yang di sebabkan oleh sejumlah
mikroorganisme yang menyebabkan terjadinya proses memudahnya ketubab
pecah.
7. Faktor keturunan ( ion Cu serum rendah, Vitamin C rendah, Kelainan
genetik ).
8. Riwayat KPD sebelumnya
9. Kelainan atau kerusakan selaput ketuban
10. Serviks ( Leher rahim ) yang pendek < 25 mm pada usia kehamilan 23
minggu.
C. PATOFISIOLOGI
Adanya faktor penyebab seperti hipermotalitas rahim, selaput ketuban yang
terlalu tipis, infeksi dan faktor predisposisi, multi para, malposisi, servik, inkompeten,
gamelli, hidramnion dan persalinan. Jarak antara pecahnya ketuban dan permulaan
dari persalinan tersebut disebut periode laten atau large periode. Makin muda umur
kehamilan makin memanjang large periode sedangkan lamanya persalinan lebih
pendek dari biasanya yaitu pada premi 10 jam dan pada multi 20 jam. Pengaruh
ketuban pecah dini terhadap janin yaitu walaupun ibu belum menunjukan gejala-
gejala infeksi tetapi janin sudah terkena infeksi, karena infeksi intra uteri lebih dulu
terjadi (amnionitis). sebelum gejala dirasakan pengaruh terhadap ibu yaitu karena
jalan yang telah terbuka, maka dapat terjadi infeksi apalagi terlalu sering jalan yang
terbuka, maka dapat terjadinya infeksi saat pemeriksaan dalam. Selain itu juga dapat
dijumpai peritonitis dan septikemia ibu merasa lelah karena berbaring di tempat tidur
partus akan menjadi lama keluar dan terjadi peningkatan suhu tubuh lebih dari 37,5 C
nadi cepat dan nampaklah gejala infeksi yang akan meningkatkan angka kematian
ibu.
PATHWAY
J. INTERVENSI KEPERAWATAN
Untuk memberikan
Atur posisi klien kenyamanan pada
3 Ansietas berhubungan Tujuan : klien
dengan kurang nya klien pengetahuan klien
pengetahuan ataubertambah setelah Agar klien dapat
konfirmasi tentangdiberikan informasi beristirahat
penyakit mengenai penyakit nya Berikan Memberikan
lingkungan yangpengetahuan dasar
Kriteria Hasil : klien tidak nyaman dan batasidimana klien dapat
resah lagi dengan pengunjung membuat pilihan
peyakitnyamenunjukkan Tinjau proses
pemahaman akan proses penyakit dan
penyakit dan prognosis harapan masa
depan Agar klien tidak
merasa jenuh dan
Dorong periodemempercepat proses
istirahat yangpenyembuhan
adekuat dengan
aktifitas terjadwal
agar klien mengerti
Berikan pelayanandengan bahaya nya
kesehatan infeksi dan penyakit
mengenai penyakitnya
nya
Menunjukkan realitas
Jelaskan kepadasituasi yang
Tujuan : Kebutuhan klien apa yg
4 Gangguan kebutuhan istirahat tidur klien terjadi, Dapat membantu
istirahat tidurterpenuhi klien atau orang
berhubungan dengan Berikan terdekat menerima
adanya nyeri ,Kriteria Hasil : klien kesempatan untukrealitas dan mulai
peningkatan HIS dapat tidur dengan tenang bertanya danmenerima apa yang
dan tidak gelisah klien berikan jawabanterjadi
menunjukkan pola tidur yang terbuka dan
yang adekuat jujur
Agar dapat
memberikan
Lakukan gambaran sampai
pengkajian sejauh mana
terhadap gangguankebutuhan tidur
kebutuhan tidur terganggu
Agar kebutuhan
Tujuan : aktivitas kembali Bantu pasiensehari – hari klien
5 Intoleransi aktifitas b.d.sesuai kemampuan pasien. dalam memenuhidapat terpenuhi
kelemahan fisik kebutuhan sehari-seperti biasa nya
Kriteria hasil : Pasien bisahari seminimal
beraktivitas seperti biasa. mungkin
Agar klien merasa
Beri posisi nyaman nyaman dan tenang
Kelelahan dapat
Anjurkan menyebabkan lama
menghemat energynya proses
hindari kegiatanpenyembuhan
yang melelahkan. klien,,jadi dengan
menghindari kegiatan
yang melelahkan
dapat membantu
proses penyembuhan
proses penyembuhan
Jelaskan
pentingnya
mobilisasi diri.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida bagus Gede, 1998, Ilmu Kebidanan Penyaki Kandungan dan KB, Penerbit
Buku Kedokteran, EGC : Jakarta.
Sastrawinata, Suliman, 2005, Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi, Edisi 2, FKUP
: Jakarta.