DI SUSUN OLEH :
A. Data Subyektif
Kompilkasi yang dapat terjadi dalam kasus ketuban pecah dini ialah infeksi
intrapartal dalam persalinan, infeksi puerperalis meningkatnya tindakan operatif
obstetric, morbiditas, dan mortalitas maternal. Sedangkan pada janin yaitu
prematuritas, hipoksia dan asfiksia (Marnik, dkk 2016).
EVALUASI
Tanggal 15/01/2022, jam: 11.52 WITA
1. Bayi lahir spontan tanggal 15 januari
2022, jam: 11.50 WITA
2. Kontraksi uterus baik, teraba keras
dan bundar
3. Tinggi fundus uteri setinggi pusat
4. Perdarahan 300 ± cc
5. Kala II berlangsung selama ±15 menit
tanpa ada penyulit
KALA III KALA III
IMPELEMENTASI DATA SUBYEKTIF (S)
Tanggal 15-01-2022, jam 11.54 WITA a. Ibu lelah setelah melahirkan
1. Memeriksa kembali uterus untuk b. Ibu merasakan nyeri perut bagian bawah
memastikan janin tunggal.
DATA OBJEKTIF (O)
2. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik
a. Bayi lahir spontan tanggal 15 januari 2022,
oksitosin agar uterus berkontraksi baik
jam: 11.50 WITA
3. Dalam waktu 1 menit setelah bayi
b. Kontraksi uterus baik, teraba keras dan
lahir, menyunntikkan oksitosin 10 unit
bundar
via (IM) di 1/3 paha atas bagian distal
c. Tinggi fundus uteri setinggi pusat
lateral.
d. Perdarahan 300 ± cc
4. Menjepit tali pusat setlah 2 menit
e. Kala II berlangsung selama ±15 menit tanpa
persalinan, dengan klem kira-kira 3
ada penyulit serta tali pusat masih nampak
cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali
di vulva.
pusat ke arah (ibu) dan jepit kembali
tali pusat pada 2 cm distal dari klem ASSESMENT (A)
pertama. Perlangsungan kala III
5. Memotong dan mengikat tali pusat
PLANNING (P)
(dengan satu tangan mengangkat tali
Tanggal 15-01-2022, jam 11.53 WITA
pusat yang telah dijepit, kemudian
1. Memeriksa kembali uterus untuk
melakukan pengguntingan talu pusat
memastikan tidak ada lagi bayi dalam
sambil melindungi perut bayi diantara uterus.
2 klem. 2. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik
6. Mengikat tali pusat dengan benang oksitosin agar uterus berkontraksi baik
desinfeksi tingkat tinggi atau steril 3. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir,
pada satu sisi kemudian melingkarkan suntikan oksitosin 10 unit (IM) di 1/3
kembali benang tersebut dan paha atas bagian distal lateral (lakukan
mengikatnya dengan simpul kunci aspirasi sebelum menyuntikkan
pada sisi lainnya atau menjepit tali oksitosin).
pusat dengan penjepit tali pusat. 4. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali
7. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari
hangat dan memasang topi di kepala pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke
bayi. arah (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada
8. Memindahkan klem pada tali pusat 2 cm distal dari klem pertama
hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva 5. Memotong dan mengikat tali pusat
9. Meletakkan satu tangan diatas kain (dengan satu tangan mengangkat tali pusat
pada perut ibu, di tepi atas simfisis, yang telah dijepit, kemudian melakukan
untuk mendeteksi, sementara itu pengguntingan talu pusat sambil
tangan lain meregangkan tali pusat. melindungi perut bayi diantara 2 klem
10. Setelah uterus berkontraksi, 6. Mengikat tali pusat dengan benang
meregangkan tali pusat dengan tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril pada
kanan, sementara tangan kiri menekan satu sisi kemudian melingkarkan kembali
uterus dengan hati-hati kearah dorso benang tersebut dan mengikatnya dengan
krainal. Jika plasenta tidak lahir simpul kunci pada sisi lainnya atau
setelah 30 – 40 detik, hentikan menjepit tali pusat dengan penjepit tali
peregangan tali pusat dan menunggu pusat.
hingga timbul kontraksi berikutnya 7. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain
dan mengulangi prosedur. hangat dan memasang topi di kepala bayi.
11. Melakukan peregangan dan dorongan 8. Memindahkan klem pada tali pusat hingga
dorso kranial hingga plasenta terlepas, berjarak 5 -10 cm dari vulva
minta ibu meneran sambil penolong 9. Meletakkan satu tangan diatas kain pada
meregangkan tali pusat dengan arah perut ibu, di tepi atas simfisis,
sejajar lantai dan kemudian kearah untuk mendeteksi, sementara itu tangan
atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lain meregangkan tali pusat.
lakukan tekanan dorso kranial). 10. Setelah uterus berkontraksi, meregangkan
12. Setelah plasenta tampak pada vulva, tali pusat dengan tangan kanan,
teruskan melahirkan plasenta dengan sementara tangan kiri menekan uterus
hati-hati, pegang plasenta dengan dengan hati-hati kearah dorso krainal. Jika
kedua tangan dan lakukan putaran plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik,
searah untuk membantu pengeluaran hentikan peregangan tali pusat dan
plasenta dan mencegah robeknya menunggu hingga timbul kontraksi
selaput ketuban. berikutnya dan mengulangi prosedur.
13. Segera setelah plasenta lahir, 11. Melakukan peregangan dan dorongan
melakukan masase pada fundus uteri dorso kranial hingga plasenta terlepas,
dengan menggosok fundus uteri minta ibu meneran sambil penolong
secara sirkuler menggunakan bagian meregangkan tali pusat dengan arah sejajar
palmar 4 jari tangan kiri hingga lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti
kontraksi uterus baik (fundus teraba poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan
keras) dorso kranial).
Hasil : Plasenta dan selaput ketuban 12. Setelah plasenta tampak pada vulva,
lahir lengkap tanggal 15-01-2022, jam teruskan melahirkan plasenta dengan hati-
11.53 Wita hati, pegang plasenta dengan kedua tangan
14. Memeriksa bagian maternal dan dan lakukan putaran searah untuk
bagian fetal plasenta dengan tangan membantu pengeluaran plasenta dan
kanan untuk memastikan bahwa mencegah robeknya selaput ketuban.
seluruh kotiledon dan selaput ketuban 13. Segera setelah plasenta lahir, melakukan
sudah lahir lengkap, dan masukan masase pada fundus uteri dengan
kedalam kantong plastik yang menggosok fundus uteri secara sirkuler
tersedia. menggunakan bagian palmar 4 jari
15. Mengevaluasi kemungkinan laserasi tangan kiri hingga kontraksi uterus baik
pada vagina dan perineum. Melakukan (fundus teraba keras)
penjahitan bila laserasi menyebabkan 14. Periksa bagian maternal dan bagian fetal
perdarahan. plasenta dengan tangan kanan untuk
Hasil : Terjadi ruptur tingkat II. memastikan bahwa seluruh kotiledon dan
16. Memastikan uterus berkontraksi selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan
dengan baik dan tidak terjadi masukan kedalam kantong plastik yang
perdarahan pervaginam. tersedia.
Hasil : Tterus berkontraksi baik. 15. Evaluasi kemungkinan laserasi pada
17. Membiarkan bayi tetap melakukan vagina dan perineum. Melakukan
kontak kulit ke kulit di dada ibu penjahitan bila laserasi menyebabkan
paling sedikit 1 jam. perdarahan.
16. Memastikan uterus berkontraksi dengan
EVALUASI baik dan tidak terjadi perdarahan
Tanggal 15-01-2022, jam 11.57 Wita pervaginam.
1. TTV dalam batas normal 17. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak
2. Plasenta dan selaput ketuban lahir kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1
lengkap tanggal 15-01-2022, jam jam.
11.53 Wita
3. Ruptur telah dijahit luar dan dalam
dengan tehknik jelujur sebanyak 6
jahitan
4. Uterus berkontraksi dengan baik,
teraba bulat dan keras
5. TFU setinggi pusat
6. Perdarahan + 200 cc
7. Kandung kemih kosong
8. IMD telah dilakukan
9. Keadaan ibu dan bayi baik.
KALA IV KALA IV
IMPLEMENTASI DATA SUBJEKTIF (S)
Tanggal 15 januari 2022, jam: 11.57 Wita a. Ibu lelah setelah selesai persalinannya
1. Melanjutkan pemantauan kontraksi b. Ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah
dan mencegah terjadinya perdarahan
DATA OBJEKTIF (O)
pervaginam.
a. Ibu tampak lelah setelah menjalani
2. Mengajarkan ibu/ keluarga cara
persalinannya
melakukan masase uterus dan menilai
b. Plasenta lahir lengkap pada tanggal 15
kontraksi.
Januari 2022, jam: 11.50 WITA
3. Mengevaluasi dan estimasi jumlah
c. Kontraksi uterus baik (teraba keras dan
kehilangan darah, setiap 15 menit
bundar)
selam 1 jam pasca persalinan dan setiap
d. Tinggi fundus uteri setinggi pusat
30 menit selama jam ke 2 pasca
e. Perdarahan ± 200cc
persalinan
f. kandung kemih kosong
Waktu Perdarahan
11.50 ±50 cc ASSESMENT (A)
12.05 ±40 cc Perlangsungan kala IV dengan keadaan ibu
12.20 ±30 cc kelelahan
12.35 ±30 cc
PLANNING (P)
13.05 ±30 cc
Tanggal 15 januari 2022, jam: 11.55 WITA
13.35 ±20 cc
1. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan cegah
Total ±200 cc
terjadinya perdarahan pervaginam.
2. Ajarkan ibu/ keluarga cara melakukan
masase uterus dan menilai kontraksi.
4. Memeriksa tanda-tanda vital ibu 3. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan
(kecuali pernapasan), tinggi fundus darah, setiap 15 menit selam 1 jam pasca
uteri, kontraksi uterus, kandung kemih persalinan dan setiap 30 menit selama jam
setiap 15 menit selama 1 jam pasca ke 2 pasca persalinan
persalinan dan 30 menit pada 2 jam 4. Periksa tanda-tanda vital ibu (kecuali
pasca persalinan. pernapasan), tinggi fundus uteri, kontraksi
Waktu TD N S uterus, kandung kemih setiap 15 menit
(mmHg) (x/i) (oC) selama 1 jam pasca persalinan dan 30 menit
(Wita) pada 2 jam pasca persalinan.
I 11.50 110/80 83 36,8 5. Periksa kembali bayi untuk memastikan
12.05 110/80 83 bahwa bayi bernapas dengan baik.
12.20 110/80 84 6. Tempatkan semua peralatan bekas pakai
12.35 110/80 80 dalam larutan klorin 0,5% untuk
II 13.05 110/80 80 36,8 dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas
13.35 110/80 80 peralatan setelah di dekontaminasi.
7. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke
TFU Kontraksi Kandung tempat sampah yang sesuai.
kemih 8. Bersihkan ibu dengan menggunakan air
STP Baik Kosong desinfeksi tingkat tinggi. Membersihkan
STP Baik Kosong sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu
STP Baik Kosong ibu memakai memakai pakaian bersih dan
STP Baik Kosong kering.
STP Baik Kosong 9. Pastikan ibu merasa nyaman dan beritahu
1 jrbpst Baik Kosong keluarga untuk membantu apabila ibu ingin
minum.
5. Memeriksa kembali bayi untuk 10. Dekontaminasi tempat persalinan dengan
memastikan bahwa bayi bernapas larutan klorin 0,5%.
dengan baik. 11. Bersihkan sarung tangan di dalam larutan
Hasil : bayi bernapas dengan normal klorin 0,5%, melepaskan sarung tangan
yaitu 50 kali per menit. dalam keadaan terbalik dan rendam dalam
6. Menempatkan semua peralatan bekas larutan klorin 0,5.
pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk 12. Cuci tangan dengan sabun dan air
dekontaminasi (10 menit). Cuci dan mengalir.
bilas peralatan setelah di 13. Setelah satu jam, pakai sarung tangan dan
dekontaminasi. lakukan penimbangan/ pengukuran bayi,
7. Membuang bahan-bahan yang beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan
terkontaminasi ke tempat sampah vitamin K1 1mg intramaskular di paha kiri
yang sesuai. anterolateral.
8. Membersihkan ibu dengan 14. Setelah satu jam pemberian vitamin K,
menggunakan air desinfeksi tingkat berikan suntikan imunisasi hepatitis B di
tinggi. Membersihkan sisa cairan paha kanan anterolateral.
ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu 15. Lepas sarung tangan
memakai memakai pakaian bersih dan
kering. 16. Cuci tangan dengan sabun dan air
9. Memastikan ibu merasa nyaman dan mengalir
beritahu keluarga untuk membantu 17. Lengkapi partograf
apabila ibu ingin minum.
10. Mendekontaminasi tempat
persalinan dengan larutan klorin
0,5%.
11. Membersihkan sarung tangan di
dalam larutan klorin 0,5%,
melepaskan sarung tangan dalam
keadaan terbalik dan merendamnya
dalam larutan klorin 0,5.
12. Mencuci tangan dengan sabun dan
air mengalir.
13. Melakukan penimbangan/
pengukuran bayi, beri tetes mata
antibiotik profilaksis, dan vitamin
K1 1mg intramaskular di paha kiri
anterolateral.
14. Memberikan suntikan imunisasi
hepatitis B di paha kanan
anterolateral.
15. Melepas sarung tangan
16. Cuci tangan dengan sabun dan air
mengalir
17. Melengkapi partograf
EVALUASI
Tanggal 15 januari 2022, jam: 13.40
Wita
1. TTV dalam batas normal, TFU 1 jari
bawah pusat, kontraksi baik,
kandung kemih kosong.
2. Berat bayi lahir 2900 gram, panjang
bayi lahir 49 cm, lingkar kepala 33
cm, lingkar dada 34 cm, lingkar
perut 32 cm, APGAR score 8/10,
dan telah disuntik vitamin K1 (IM)
dipaha kiri anterolateral.
3. Hepatitis B telah disuntikkan dipaha
kanan anterolateral.
4. Ibu telah makan dan minum
2 No. Register IMPLEMENTASI SUBYEKTIF (S)
04. 79. 40 Tanggal : 15-01-2022, jam : 21.33 wita 1. Ibu mengatakan masih keluar darah
Tanggal /jam masuk 1. Melakukan observasi kontraksi sedikit-sedikit pervaginam
14-01-2022. 16.50 Wita uterus 2. Ibu mengatakan nyeri luka perineum
Tanggal / jam pengkajian 2. Melakukan observasi TTV
OBYEKTIF (O)
15-01-2022, jam 21.00 wita Hasil :
1. Keadaan umum ibu baik
TD: 120/70 mmhg S: 36,7C
2. Kesadaran composmentis
N : 80x/menit P:20x/i
3. Tanda- tanda vital ibu :
3. Memantau kemungkinan adanya
a. TD: 120/80 mmhg
tanda - tanda infeksi pada luka
b. N: 80x/menit
bekas jahitan perineum.
c. S: 36,9C
Hasil : tidak ditemukan adanya
d. P: 20x/menit
tanda -tanda infeksi.
4. Kontraksi uterus baik dan TFU 2 jari
4. Memantau pengeluaran lochea
bawah pusat
Hasil : pengeluaran pervaginam
5. Sudah makan makanan dan minuman
berupa lochea rubra
yang bergizi seimbang
5. Memberikan pelayanan, perhatian
6. Nampak pengeluaran lochea rubra
dan kenyamanan untuk ibu agar
7. nampak luka jahitan pada perineum
membantu penyembuhan ibu.
6. Terpasang Infus RL + Oxytosin ASSESMENT (A)
7. Menganjurkan ibu menjaga Post partum 0 hari dengan nyeri perineum
kebersihan personal hygienenya PLANNING (P)
dan mengkonsumsi makanan Tanggal : 15-01-2022, jam : 21.30 wita
bergizi. 1. Lakukan observasi kontraksi uterus
8. Melanjutkan hasil kolaborasi 2. Lakukan observasi TTV
pemberian obat. 3. Pantau kemungkinan adanya tanda- tanda
Hasil : infeksi pada luka bekas
Asam mefenamat 3x500 mg jahitan perineum.
Cefadroxil 2x500 mg 4. Pantau pengeluaran lochea
Promavit 1 x 1 5. Berikan pelayanan, perhatian dan
EVALUASI kenyamanan untuk ibu agar
Tanggal : 15-01-2022, jam : 21.37 Wita membantu penyembuhan ibu.
1. Keadaan umum ibu baik 6. Pasang Infus RL + Oxytosin
2. Kesadaran composmentis 7. Anjurkan ibu menjaga kebersihan personal
3. Tanda- tanda vital ibu : hygienenya dan mengkonsumsi makanan
TD: 120/70 mmhg S: 36,7C bergizi.
N : 80x/menit P:20x/ i 8. Lanjutkan hasil kolaborasi pemberian
4. Infuse masih terpasang di tangan obat.
kanan ibu
5. tidak ditemukan adanya tanda -
tanda infeksi pada jahitan perineum.
5. Kontraksi uterus baik dan TFU 3
jari bawah pusat
6. Sudah makan dan minum
7. Terdapat pengeluaran lochea rubra
A. Kesimpulan
1. Terdapat beberapa pengertian tentang KPD, jika dilihat dari pembukaan
serviks, maka KPD diartikan sebagai pecahnya ketuban sebelum inpartu
yaitu bila pembukaan serviks pada primipara kurang dari 3 cm dan pada
multipara kurang dari 5 cm (Sepduwiana, 2018 : 144). Sedangkan jika
dilihat dari kapan pecahnya ketuban, maka KPD dapat diartikan sebagai
pecahnya ketuban sebelum ada tanda-tanda persalinan dan ditunggu satu
jam belum dimulainya tanda persalinan (Aisyah dan Oktarina, 2019 : 1).
2. Setelah dilakukan pengkajian pada tanggal 14 januari 2022, maka
ditemukan bahwa tidak ada penyulit bagi ibu maupun janin dan keadaan
ibu dan janin baik yangdilihat bahwa tanda-tanda vital dalam batas normal,
tekanan darah: 110/80 mmHg, nadi: 83x/ menit, pernapasan: 24x/ menit, S:
36,7C, denyut jantung janin dengan frekuensi 132x/ menit. Ibu melahirkan
pada tanggal 15 anuari 2022 pukul 11.45 wita dengan berat bayi lahir 2900
gram, panjang bayi lahir 49 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 34 cm,
lingkar perut 32 cm.
3. Pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny “Y” mulai dari pengkajian
sampai tahap akhir tidak ditemukan adanya hambatan karena adanya
kerjasama antara klien dan petugas kesehatan sehingga semua tindakan
dapat terlaksana dengan baik.
4. Pendokumentasian sangat penting dilaksanakan pada setiap tahap dari
proses manajemen kebidanan.
B. Saran
1. Bagi klien
a. Menganjurkan kepada ibu untuk mengkomsumsi makanan yang bergizi
dan seimbang.
b. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat
c. Menganjurkan agar ibu menjaga kebersihan diri termasuk kebersihan
genitalia
d. Menganjurkan ibu untuk memberikan Asi kepada bayinya sesering
mungkin
2. Bagi Bidan
Bidan sebagai tenaga kesehatan diharapkan mampu memeberikan pelayanan
yang sesuai sehingga dapat membantu menurunkan angka kematian ibu (AKI)
dan angka kematian bayi (AKB).
3. Bagi Institusi Rumah Sakit
Untuk mendapatkan hasil manajemen asuhan asuhan kebidanan yang baik
perlu menyediakan tenaga bidan yang professional untuk menunjang
pelaksanaan tugas serta untuk meningkatkan keterampilan bidan.
DOKUMENTASI